Musim Yang Baru
Sesi khotbah kali ini menjelaskan metafora musim sebagai siklus kehidupan dan akses spiritual yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya melalui Kristus. Papa Djonny menganalisis ayat-ayat Kitab Suci, khususnya dari Kitab Kidung Agung, untuk menggambarkan karakteristik ideal gereja sebagai setia, memiliki iman yang kuat, dan menghasilkan buah rohani dalam berbagai musim kehidupan. Penekanan diberikan pada pentingnya menyimpan firman Tuhan dan menanggapi panggilan-Nya untuk memasuki musim-musim baru dengan harapan dan penyerahan diri.
Pendahuluan
Saudara-saudara diyakinkan telah menantikan Firman kebenaran. Pada sesi lalu telah disampaikan bahwa setiap saudara memiliki akses khusus kepada Allah Bapa melalui Kristus, di mana Allah Bapa dapat mengakses saudara dengan cepat dan tanpa gangguan dari iblis, seperti yang dialami Ayub.
Hari ini akan dilanjutkan mengenai karakteristik gereja yang diharapkan Tuhan menjadi kekasih-Nya.
Gereja yang dulunya bukan umat, dijadikan umat dan kemudian menjadi kekasih Tuhan.
Pembahasan Sesi ini dari Kidung Agung 2:10-13
Kid 2:10 Kekasihku mulai berbicara kepadaku: "Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! 11 Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. 12 Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita. 13 Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah!
Ayat 10-13 Kidung Agung kekasih (gereja) yang membayangkan kekasihnya (Tuhan) berbicara. Ini dipahami sebagai pemahaman rohani tentang kehidupan gereja.
"Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah" adalah ajakan kekasih untuk bersama-sama memasuki musim yang baru.
"Lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu": Ini menandakan berakhirnya masa sulit atau gangguan.
"Di ladang telah nampak bunga-bunga": Ini melambangkan munculnya pengharapan baru karena bunga adalah cikal bakal benih. Musim yang baru berisi pengharapan baru.
"Tiba musim memangkas".
"Bunyi tekukur terdengar di tanah kita": Ini menunjukkan kehidupan yang semarak.
"Pohon ara mulai berbuah": Bagi manusia, ini adalah indikator pergantian musim seperti yang dikatakan Yesus dalam Matius 24:32.
Mat 24:32 Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara: Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat.
Si gadis Sunam memahami ini sebagai ajakan kekasih untuk berjalan bersama di musim yang baru.
"Bunga pohon anggur semerbak baunya": Ini juga merupakan bagian dari gambaran musim baru.
Ajakan "Marilah" menunjukkan keinginan untuk berjalan bersama-sama.
Gembala yang baik tidak akan membiarkan dombanya mati kedinginan atau sakit karena hujan.
Musim yang baru selalu menimbulkan pengharapan baru dan melahirkan sikap berserah penuh kepada Tuhan.
Kapasitas Gereja sebagai Kekasih Tuhan
Kekasih Tuhan (gereja) harus memiliki kapasitas atau potensi untuk hidup dalam akses yang Tuhan berikan, yaitu menyembah Allah dalam roh dan kebenaran. Iblis tidak bisa hidup dalam roh dan kebenaran.
Gereja harus mengenali kepribadian kekasihnya (Tuhan) dan yakin akan perkataan-Nya.
Musim yang baru akan selalu melahirkan pengharapan yang baru.
Sebagai kekasih Tuhan, gereja diharapkan untuk selalu memasuki musim yang baru dan tidak berulang-ulang dalam masa kekelaman.
Allah menginginkan pergantian musim untuk meng-upgrade dan membuat gereja lebih kokoh.
Gereja harus memiliki kemampuan untuk menyimpan Firman nubuatan dan menggenapinya tepat pada waktunya. Yesus sendiri menggenapi semua yang tertulis tentang Dia dalam Kitab Taurat, Kitab Nabi-nabi, dan Kitab Mazmur (Lukas 24:44).
Luk 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
Ajakan Tuhan adalah untuk melupakan masa lalu dan memiliki iman yang teguh untuk masa depan.
Perlindungan Tuhan membuat gereja tetap setia dan teguh dalam setiap musim.
Musim yang baru akan menjadi masa tuaian besar (Wahyu 14:14-16). Gereja dipersiapkan untuk melanjutkan momentum dan kesempatan Tuhan di musim yang baru untuk menuai.
Why 14:14 Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya. 15 Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak." 16 Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah.
Gereja bekerja untuk suatu musim, tetapi juga untuk musim yang akan datang.
Tuhan menjadikan gereja sebagai istri-Nya dalam kesetiaan (Hosea 2:18). Allah akan memfasilitasi hidup gereja dengan kemampuan untuk siap menghadapi setiap musim.
Pembahasan dari Kidung Agung 2:14
Kid 2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Setelah musim hujan selesai, dikatakan "Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu".
Dulu kekasih berkata "matamu seperti merpati", namun sekarang dikatakan "merpatiku", menunjukkan jati diri gereja yang setia dan teruji.
"Di celah-celah batu" atau "tempat rahasia" (in the secret place) adalah tempat di mana iblis tidak dapat mengakses, seperti saat bersedekah, berdoa, dan berpuasa secara tersembunyi (Matius 6:4, 6, 18).
Mat 6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
"Perdengarkanlah suaramu": Suara merdu adalah suara doa, pujian, dan penyembahan yang datang dari batin yang tulus tanpa kepahitan (seperti merpati yang tidak memiliki empedu). Roh Kudus sendiri berdoa untuk kita dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26).
Rm 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
"Elok wajahmu": Allah melihat gereja elok seperti Musa yang dilihat elok oleh orang tuanya yang beriman (Ibrani 11:23, Kisah Para Rasul 7:20). Keelokan ini karena iman (Ibrani 11:6). Manusia ditakdirkan seperti cermin yang menggambarkan rupa Allah.
Kristus telah memerdekakan kita (Galatia 5:1), dan kemerdekaan ini harus digunakan untuk melayani dengan kasih (Galatia 5:13, 1 Petrus 2:16).
Gal 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.
Gal 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
1Ptr 2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Gereja sebagai kekasih Tuhan memiliki karakteristik kesetiaan dan iman yang teguh, tanpa kepahitan, sehingga suaranya menyukakan Tuhan. Hanya gereja yang dapat mengakses Allah di tempat rahasia roh dan kebenaran.
Kesimpulan
Gereja dipanggil untuk memasuki jati diri yang baru sebagai merpati Tuhan, memasuki musim yang baru sebagai kekasih Tuhan.
Allah terus bekerja mencapai tujuan-Nya dalam hidup gereja.
Panggilan "merpatiku, kekasihku, jelitaku, manisku" adalah kata-kata kasih yang membawa peningkatan pemahaman tentang Tuhan.