Sesi 7 TLC Medan 27-30 Des 2024
Pendahuluan
Kemarin kita membahas bagaimana Tuhan mewujudkan janji-Nya, khususnya dalam Yesaya 59:21.
Yesaya 59:21: "Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya."
Kita melihat bagaimana janji ini digenapi. Iblis juga mengetahui jalan ini dan berusaha menyabotase agar kita mempercayai jalan lain yang bukan dari Allah.
Pikiran dan Pilihan: Medan Perang Rohani
Iblis tidak mencobai kita secara langsung, tetapi ia mencoba mensabotase dengan menawarkan cara, metode, atau jalan lain yang bukan dari Tuhan.
Pikiran kita adalah medan pertempuran. Iblis tidak memiliki kendali atas pikiran kita, tetapi ia memanfaatkan pilihan-pilihan kita.
Kita seringkali memilih jalan alternatif menurut pendapat kita sendiri, yang terlihat baik dan berhasil di mata dunia, tetapi sebenarnya menjauhkan kita dari rencana Allah.
Jalan Tuhan adalah melalui Yesus. Tidak ada jalan lain untuk sampai kepada kesempurnaan Bapa (Bapa adalah gambaran keutuhan dan kesempurnaan).
Kita harus menjalani apa yang Yesus telah jalani.
Konsep Berpikir: Kunci Penting dalam Warisan
Konsep berpikir adalah bagian paling kritis dalam menerima warisan rohani. Kita gagal bukan karena faktor luar atau iblis, tetapi karena kita berpendapat lain.
Apa yang dianggap baik oleh dunia seringkali tidak baik bagi Tuhan. Dunia dapat membelokkan rencana agung Allah.
Allah telah memberitahukan hukum-hukum-Nya, kebaikan-Nya, dan menuntut keadilan serta kesetiaan dari kita (Mika 6:8). Kita memiliki hati nurani untuk membedakan yang baik dan benar, tetapi persoalannya adalah memiliki kemampuan untuk memilah yang benar.
Iblis memanfaatkan kesempatan ketika kita masih berada dalam posisi untuk memilah antara yang baik dan benar. Kita akan menjadi korban sabotase iblis untuk menggagalkan rencana agung Allah.
Pengecekan Konsep: Belajar dari Matius 16
Yesus selalu melakukan pengecekan konsep berpikir kita melalui firman, hamba Tuhan, dan situasi yang kita hadapi. Ini adalah bagian dari pengecekan.
Ketika kita menyadari konsep berpikir kita salah, kita harus segera melakukan pergeseran atau shifting.
Yesus bertanya tentang konsep orang-orang Yahudi dan murid-murid-Nya tentang Mesias (Matius 16).
Banyak dari kita (kaum muda) memilih sekolah karena teman atau keinginan orang tua, bukan karena panggilan Tuhan.
Tujuan sekolah bukan untuk membuktikan diri, tetapi untuk membuktikan siapa yang hidup dalam diri kita (seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego). Kita harus memiliki jalan dan metode Tuhan.
Dunia selalu mencari orang-orang terbaik di gereja, tetapi seringkali iblis berada di belakangnya untuk memanipulasi.
Kita harus bisa menempatkan diri dan mengerti mengapa kita ditempatkan di posisi tertentu. Kita harus membuktikan siapa kita.
Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tahu bahwa Babel bukanlah sistem kehidupan mereka. Mereka menggunakan fasilitas yang ada untuk melayani raja, tetapi tetap setia pada Tuhan.
Di dunia pendidikan, kita tidak hanya memilah antara mencontek atau tidak, tetapi sistem kepercayaanlah yang diubah-ubah. Ini sangat berbahaya.
Pengecekan Yesus: Mengenal Mesias Sejati
Yesus melakukan pengecekan: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" (Matius 16:13)
Murid-murid melaporkan pendapat orang:
Yohanes Pembaptis (spiritual, tidak membawa senjata, tidak melakukan mukjizat).
Elia (tidak mati, terangkat ke surga).
Yeremia (nabi besar, bernubuat tentang pembuangan Babel).
Pendapat-pendapat ini menunjukkan penilaian manusia, bukan kebenaran sejati tentang Mesias.
Yesus bertanya kepada murid-murid, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (Matius 16:15)
Simon Petrus (satu dari 12 murid) menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16)
Jawaban Petrus akurat, sesuai dengan pikiran Allah. Ini adalah pendapat Allah.
Yesus menyatakan bahwa Petrus diberkati karena pernyataan itu bukan berasal dari manusia, melainkan dari Bapa di surga (Matius 16:17). Ini adalah proses yang berkesinambungan.
Matius menulis tentang Simon Petrus karena ia melihat dua sisi: sisi manusiawi dan sisi akhir hidupnya sebagai Petrus. Kita juga mengalami kedua dimensi ini.
Petrus: Batu Karang dan Kunci Kerajaan
Yesus mengatakan kepada Simon, "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Matius 16:18).
Petrus (Petros) adalah bongkahan dari Petra (Yesus, batu karang). Kita memiliki zat dan karakter yang sama dengan Kristus.
"Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga." (Matius 16:19)
Yesus mengajarkan doa, "Bapa Kami," (The King's Prayer) yang isinya adalah datanglah kerajaan-Mu, yang menunjukkan bahwa kerajaan surga bisa hadir di bumi. Kita memiliki kunci untuk membukanya bagi orang lain.
Doa bukanlah sekadar ritual, tetapi komunikasi setiap hari dengan Allah. Kita bisa berdoa setiap saat.
Ikat dan lepas berarti kunci dan buka. Kita punya kunci dan Tuhan akan wujudkan.
Yesus melarang murid-murid memberitahu siapa pun bahwa Ia adalah Mesias.
Mengapa Yesus Melarang Bersaksi?
Yesus melarang bersaksi karena Ia melihat sisi manusiawi dalam diri Simon (Petrus) yang bisa bertubrukan dengan kebenaran.
Konsep berpikir manusia bisa muncul saat bersaksi dan membuat penyesuaian demi kepentingan pribadi. Kita bisa hidup dalam dua alam (dunia dan rohani) dan sering bertubrukan.
Allah tidak akan mempercayakan warisan kepada orang-orang yang seperti ini.
Warisan Sejati: Bukan Hanya Materi
Kita perlu melihat apa yang bisa diwariskan oleh Allah, yaitu sifat Allah yang merasuk dalam seluruh perjalanan hidup kita, seperti dalam kisah gadis sunami (wanita sunami).
Kita harus berdamai dengan kenyataan ini.
Konsep Mesias: Mengapa Ada Beragam Pendapat?
Orang Yahudi beranggapan Mesias itu Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, dll karena nubuatan dalam Alkitab.
Mereka memiliki passion yang kuat untuk melihat nubuatan Tuhan terjadi dalam hidup mereka.
Penderitaan mereka adalah akibat ulah mereka sendiri, karena dosa.
Nubuatan: Kejadian 3:15 dan Generasi Tumit
Kejadian 3:15: "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Ini adalah bahasa Allah, yang harus diterjemahkan dengan jelas oleh Roh Kudus.
Yesus lahir dari perempuan, benih Roh Kudus.
"Meremukkan kepala" (tengkorak) menggambarkan Yesus mati di Golgota.
"Meremukkan tumit" menggambarkan penderitaan.
Mengapa Mesias harus meremukkan kepala? Karena ular (iblis) menyebarkan kejahatan dari sana.
Tuhan memberikan clue: Nuh memulai dunia baru. Dari Nuh ada tiga anak dan seterusnya. Tuhan terus memberikan petunjuk.
Generasi yang akan meremukkan kepala disebut generasi dari tumit (heel). Heepl adalah dasar kata yang menjadi Yakub.
Yakub punya 12 anak. Banyak yang terpesona oleh Yusuf. Tetapi Yakub di hari tuanya mengatakan bahwa dirinya adalah generasi tumit.
Banyak orang di gereja adalah keturunan Esau, yang mementingkan penghidupan dan takut mati.
Esau dan Yakub: Gambaran Gereja
Esau dan Yakub adalah gambaran gereja. Keduanya adalah keturunan Abraham.
Maleakhi 1:2-3: "Aku mengasihi kamu, firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami? Bukankah Esau itu kakak Yakub? demikianlah firman TUHAN. Namun Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Ada kebencian Tuhan pada orang-orang yang hidup dalam gereja yang memilih cara hidup yang salah.
Nubuatan Yakub: Kejadian 49
Yakub memanggil anak-anaknya dan memberitahukan apa yang akan terjadi pada kemudian hari (Kejadian 49:1).
Ruben, anak sulung, kehilangan kesulungannya karena melanggar kesucian ayahnya dan merampas kehormatan bapaknya (Kejadian 49:3-4). Kita harus sabar dan menunggu instruksi bapa rohani.
Yehuda: "Tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu; kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu." (Kejadian 49:8)
Tangan Yehuda menekan tengkuk musuh berarti musuh sudah takluk, siap disembelih.
Generasi tumit akan menaklukkan musuh.
Allah menunjukkan arah yang lebih sempit: Mesias dari suku Yehuda.
Yehuda seperti anak singa (Kejadian 49:9-10).
Berbagai kondisi, ia tetap singa.
Gereja Tuhan adalah singa betina yang berburu mangsa untuk Tuhan.
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda.
"Sampai dia datang yang berhak atasnya [Shiloh], maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa." (Kejadian 49:10)
Mengapa Orang Yahudi Menerima Yohanes Pembaptis, dll?
Mereka bergantung pada apa yang mereka lihat dan alami, yang membentuk konsep berpikir mereka.
Mereka kehilangan pengertian Roh Kudus.
Bagaimana Nubuatan Seharusnya Terjadi?
2 Petrus 1:16-21:
"Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus, sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya." (2 Petrus 1:16)
Kebesaran Tuhan adalah penderitaan dan kematian Yesus.
"Kami menyaksikan bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suatu suara dari Yang Maha Mulia yang mengatakan: 'Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.'" (2 Petrus 1:17)
Pengakuan ini terjadi ketika Yesus di gunung Tabor, bukan di sungai Yordan.
"Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung kudus." (2 Petrus 1:18)
Firman yang disampaikan oleh para nabi adalah nubuatan.
Nubuatan seharusnya memberi semangat karena kita tahu kita akan mengalami perubahan hidup dan sikap dengan Tuhan saat nubuatan itu digenapi.
Nubuatan seharusnya menjadi Pelita yang bercahaya di tempat gelap, sampai fajar menyingsing (2 Petrus 1:19).
Kita butuh Pelita ketika gelap, tetapi tidak saat fajar sudah tiba. Kita tidak butuh Pelita ketika sudah ada Kristus (terang dunia) dalam hidup kita.
Ulangan 29:29 dan Matius 13:11: Rahasia Allah
Ulangan 29:29: "Hal-hal yang tersembunyi adalah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."
Hal-hal rahasia adalah bagi Allah, tetapi hal-hal yang dinyatakan untuk kita.
Matius 13:11: "Maka jawab Yesus: 'Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.'"
Kita diberikan karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga.
Nubuatan: Objek yang Sebelumnya Tidak Terlihat
Nubuatan membuat objek yang sebelumnya tidak terlihat menjadi terlihat.
Nubuatan memampukan kita melihat banyak hal, tetapi belum sepenuhnya jelas.
Rasul Petrus ingin memberikan arahan dari pikiran masa lalu kepada sesuatu yang jelas.
Dalam kegelapan, nubuatan memberikan semangat karena kita tahu bahwa nubuatan yang digenapi akan membawa perubahan hidup.
Kita hidup dalam dua kurun waktu: dari kekekalan sampai kekekalan. Hidup di bumi adalah bagaimana menggenapi di bumi apa yang sudah final di kekekalan.
Nubuatan adalah seperti pemandu. Allah memberikan clue.
Lampu sekecil apapun juga sangat berharga di dalam kegelapan.
Ketika terang sudah tiba, kita tahu jalan yang benar.
Bintang Timur dalam Hati: Kristus yang Bersinar
Sampai Bintang Timur terbit bersinar dalam hatimu.
Bintang Timur adalah Kristus. Dia memberikan jaminan dalam batin kita.
Bintang Timur memimpin hari-hari kita.
Orang Majus melihat bintang di timur (Indonesia).
Indonesia adalah bangsa yang bisa memberkati keturunan Abraham.
Wahyu 2:28: "Dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur."
Wahyu 22:16: "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang."
2 Petrus 1:19: Memperhatikan Nubuatan
"Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap, sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu." (2 Petrus 1:19)
Kita akan dibuat oleh Tuhan hari-hari kita.
Bintang Timur akan memberikan tanda-tanda.
Kita bisa tahu bahwa kerajaan Allah sudah datang ketika kita siap.
Kondisi kita saat ini adalah untuk membuktikan kerajaan Allah.
Kita tidak boleh ragu.
Banyak orang bingung dan meneruskan kebingungan kepada anak cucu.
Kita hidup sebagai Finish Generation, bukan Finishing Generation.
Elia dan Elisa: Warisan Sejati
Kita harus melihat apa yang dilihat oleh Elisa setiap hari pada diri Elia.
Elisa meminta dua kali lipat roh Elia.
Dia melihat wujud Elia menurut penilaian Tuhan, kehormatan Tuhan, kemuliaan Tuhan.
Ketika Elisa melihat Elia terangkat ke surga, dia mendapatkan apa yang diminta (2 Raja-raja 2).
Elisa memungut jubah Elia, memukul Sungai Yordan, dan sungai itu terbelah.
Elisa berkata, "Di manakah Tuhan Allah Elia?" (2 Raja-raja 2:14). Dia ingin dimensi Allah yang ada dalam diri Elia.
Elisa tidak melihat pelayanan Elia, tetapi dia melihat Allah dalam diri Elia.
Ini bukan tentang materi, tapi tentang warisan rohani.
Banyak orang hanya menginginkan berkat, bukan warisan Allah.
Kita tidak perlu meratap mengapa nubuatan belum digenapi dalam hidup kita. Kita harus fokus pada perwujudan Kristus dalam hidup kita.
Kita harus terus membangun karakter Kristus dalam diri kita.
Warisan adalah dimensi Allah yang luar biasa yang harus kita dapatkan.
Kesimpulan
Pikiran kita mudah disabotase.
Kita harus mengalami pergeseran (shifting) agar siap menerima warisan.
TLC (Training Leaders Conference) adalah pelatihan untuk para pemimpin, yang bisa mengerti bagaimana warisan sejati diberikan.
Seorang pemimpin adalah orang yang kehidupannya diikuti oleh banyak orang.
Kita harus fokus pada warisan yang kekal, bukan pada yang sementara.
Kita tidak akan membawa harta dunia ini ke surga, tetapi karakter Kristus yang kita bangun dalam diri kita.
Beranda (Home)