FAMILIAR SPIRIT
MENGATASI FAMILIAR SPIRIT
Galatia 2:11 Tetapi waktu Kefas [Petrus] datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya,
sebab ia salah. 2:12 Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus
datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi
setelah mereka datang, ia mengundurkan
diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.
2:13 Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia,
sehingga Barnabas sendiri turut terseret
oleh kemunafikan mereka. 2:14 Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan
kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua:
"Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi,
bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk
hidup secara Yahudi?
gbr: kjvasia.com |
Bangsa Israel secara
keseluruhan adalah jalan masuk Kristus ke dalam dunia yang sudah dikuasai
kejahatan. Dengan karya penebusan dan kematian-Nya, Yesus menjadi benih
Kerajaan dan Pemerintahan Tuhan, merebut kembali kedaulatan atas bumi dan manusia.
Ke-Yahudian Petrus
pada waktu itu lebih kuat daripada kebenaran firman yang telah dilihat dengan
mata dan kepalanya. Petrus adalah saksi langsung bagaimana Yesus menjadi
Kristus, namun belum bisa memahami dasar dari kasih Bapa yang tidak membedakan
suku, ras dan bahasa. Mengapa?
Akar penyebab dari mengapa sampai Petrus sebagai
rasul melakukan kesalahan mendasar yang tidak sesuai dengan kebenaran Injil (GAL 2:11-14) dikarenakan
pengaruh dari FAMILIAR SPIRIT.
Paulus tidak menegur
sikap munafik Petrus untuk menyerang pribadinya, tetapi lebih mengedepankan bagaimana pada
waktu itu sebagian orang-orang percaya seperti yang diyakinkan oleh golongan
Yakobus lebih mementingkan sunat dan tradisi Yahudi yang berdasarkan Taurat
daripada iman kepada Yesus Kristus (Gal 2:12, 16).
Kita akan melihat
sikap keras bangsa Yahudi oleh karena
akar permasalahan yang sama. Ada
tekanan dan pengaruh FAMILIAR SPIRIT
yang begitu kuat terjalin dengan Taurat dan "tradisi-tradisi"
seperti tidak bergaul dengan orang kafir
dan sunat. Karena itu Paulus menekankan hidup oleh iman dan bukan melakukan
hukum Taurat.
Familiar Spirit dan Karunia dan Panggilan
Petrus adalah seorang
rasul, bukan seorang jemaat atau pastor biasa, tapi begitu kuatnya familiarity
spirit itu menekannya, sehingga ia menjadi seorang yang munafik. Jadi *tidak tergantung seberapa besar karunia
dan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita, tetap harus mewaspadai
familiarity ini.*
Akibat lanjutan dari
sikap munafik rasul Petrus telah menyebabkan ia *menjadi batu sandungan* bagi Barnabas yang ikut terseret dengan
kemunafikan mereka (Gal 2:13).
Bayangkan akibat
nyata dari kerja spirit of familiarity seperti itu. Dan kita akan melihat lagi
beberapa contoh lainnya.
Namun sekarang kita
lihat dulu apa spirit of familiarity ini. Kita akan membahasnya secara luas
dan mendalam.
SPIRIT of FAMILIARITY
*Familiarity berarti kita merasa mengenal
seseorang atau mengetahui suatu hal sedemikian rupa sehingga berkurang hormat kita terhadap orang itu dan menganggap
biasa akan hal itu.*
Yang termasuk dalam
hal itu misalkan tradisi dan adat-istiadat, kepercayaan lama, keterikatan dengan masa lalu (pengalaman traumatis) dan
lain sebagainya.
*Masalah familiar spirit ini sangat penting yang
selama ini tidak kita sadari, tidak melihatnya dan mengabaikannya.*
*Pertama*, kita harus sadari,*familiarity
merupakan roh, salah satu bentuk roh jahat yang berkamuflase.* Roh ini seolah-olah biasa saja, tidak jahat,
tetapi jangan menganggap enteng, kerusakan yang diakibatkannya bahkan sangat
luarbiasa.
Dalam hubungan antara anggota keluarga dalam rumah
rohani (gereja)... Spirit of familiarity menyebabkan kurangnya rasa
hormat kepada bapa rohani dan para pemimpin lainnya, juga antara satu dengan
yang lainnya.* Beberapa orang menjadi mudah
tersinggung, yang lain mudah menghakimi. Sebagian sulit melakukan apa yang
menjadi tugas dan tanggung-jawabnya.* Latihan dan penggemblengan memang
sangat diperlukan, tetapi memberi diri dengan sukarela lebih berharga.
Dalam hubungan
antara anggota keluarga di rumah masing-masing.... mirip.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kita tengking spirit of familiarity.
Ketika kita menyadari kerja roh jahat ini dan tidak lagi membiarkan dia ada di
antara kita; maka kita Semua akan saling menghargai dan saling menghormati,
kasih agape itu mudah mengalir, semua anggota keluarga akan melakukan bagiannya
masing-masing dengan senang-hati.
Jika masih ada
familiar spirit ini beroperasi dengan bebas, maka kasih kita sebatas kasih
filea bukan agape....
Dalam ibadah dan dalam pujian dan penyembahan. Seringkali kita sulit datang kepada hadirat
Tuhan, bukan hadirat Tuhan tidak ada; tetapi spirit of familiarity ini selalu
mencoba menghalangi kita. Pikiran kita melayang kemana-mana. Terasa ada
beban, yang sulit kita lepaskan maka
kita tidak bisa fokus; seperti ada selaput yang menyebabkan kita tidak bisa
sunggung-sungguh datang ke Tahta Kasih Karunia Tuhan.
*Familiarity akan menjadikan ibadah kita itu hanya
rutinitas belaka, sebab familiar spirit. Ini dikarenakan familiar spirit
bekerja sama dengan roh agamawi.*
Contoh-contoh dari
kerja spirit of familiarity ini.
*1. Penolakan Yesus di kampung halaman-Nya sendiri
di Nazareth.*
Mar 6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan
tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 6:2 Pada hari
Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika
mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan
kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh
tangan-Nya? 6:3 Bukankah Ia ini
tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah
saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa
dan menolak Dia.
Mereka kecewa karena melihat Yesus hanya
dipermukaan saja, hanya secara lahiriah saja.
Mereka tau siapa keluarga besar Yesus yang tidak lebih dari mereka, keluarga
tukang kayu. Tidak ada istimewanya. Mereka malahan termasuk keluarga miskin,
mungkin sekarang istilahnya termasuk keluarga pra sejahtera.
Penolakan ini berarti
menolak Dia, yang menjadi karunia Bapa. Barangsiapa menolak Yesus, berarti juga
menolak Bapa yang mengutus-Nya. Secara
gamblang, penolakan ini berarti juga menolak pengenalan akan Tuhan.
2. Penolakan Yohanes Pembaptis untuk membaptis
Yesus.
Mat 3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke
Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. 3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia,
katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang
kepadaku?" 3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal
itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak
Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
Mengapa Yohanes
mencegah Yesus? Kita lihat perkataan Yohanes sebelumnya. Mat 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi
Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya.
Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Familiar spirit mengacaukan pikiran kita dengan
perkara-perkara lahiriah, *menghalangi penggenapan dari tujuan Tuhan dan
kehendak Bapa yang sebenarnya.* Dan ini juga bukan masalah level rohani,
siapa pun hendaknya dan sepatutnya menggenapi perintah dan kehendak Bapa.
*Contoh-contoh lain dari Bahaya Menjadi Terlalu
Familiar dengan Tuhan:*
Imamat 10: 1-4
*Kematian Nadab dan Abihu putra-putra Harun*
10:1 Kemudian anak-anak Harun, Nadab dan Abihu,
masing-masing mengambil perbaraannya, membubuh api ke dalamnya serta menaruh
ukupan di atas api itu. Dengan demikian mereka
mempersembahkan ke hadapan TUHAN api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya
kepada mereka. 10:2 Maka keluarlah
api dari hadapan TUHAN, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan TUHAN.
Sangat natural....dan
sangat familiar bagi kita untuk main-main dengan api pembakaran atau main
air... tapi tidak di hadapan Tuhan yang Maha Kudus.
10:3 Berkatalah Musa kepada Harun: "Inilah
yang difirmankan TUHAN: *Kepada orang
yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu
akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku." Dan Harun berdiam diri.*
Dalam kisah ini kita
melihat bahwa putra-putra Harun, Nadab dan Abihu telah menjadi terlalu familiar
dengan Tuhan karena mereka berpikir
bahwa mereka dapat menawarkan sesuatu kepada-Nya kapan saja. Mereka sudah ada
di sekitar Mezbah Tuhan untuk beberapa waktu lamanya dan karena familiarity mereka dengan Tuhan mereka kehilangan rasa takut
mereka kepada Tuhan.
Dalam Imamat pasal 7:
34-36, kita membaca bahwa Keturunan Harun adalah orang-orang pilihan, yang
dipilih oleh Allah untuk melayani-Nya sebagai Imam dan karunia-karunia khusus
yang dipersembahkan kepada Tuhan oleh orang Israel telah ditetapkan bagi Harun
dan keturunannya sejak saat itu. Mereka
dikhususkan untuk melayani Tuhan sebagai Imam.
Mungkin perasaan
sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan untuk melayani Dia
sebagai Imam, membuat
mereka berpikir bahwa mereka terlalu istimewa bagi Tuhan untuk melakukan apa
pun yang mereka inginkan. Tidak dengan Yahweh, Tuhan, Dia bukan seorang yang menghormati Manusia; Anda harus mengikuti
petunjuknya dengan hati-hati dengan takut dan hormat kepada nama-Nya.
*Familiarity Spirit Menerpa Musa dan Tuhan Hampir
Membunuhnya*
Setelah Tuhan
memanggil Musa untuk membebaskan umat-Nya dari kekuasaan Mesir, Musa lalai
melaksanakan tanda perjanjian, yaitu sunat atas anaknya sendiri. Hal ini
dipandang sebagai tanda ketidaktaatan yang terang-terangan di pihak Musa dan
istrinya.
Kel 4:24-25;
4:24 Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat
bermalam, *TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.* 4:25
Lalu Zipora mengambil pisau batu, dipotongnya kulit khatan anaknya, kemudian
disentuhnya dengan kulit itu kaki Musa sambil berkata: "Sesungguhnya
engkau pengantin darah bagiku."
*Familiarity Spirit Di Padang Gurun*
Peperangan terdahsyat
yang dilakukan anak-anak Israel di dalam diri mereka selama Perjalanan mereka
ke Tanah Perjanjian adalah familiarity dengan Tuhan. Dan itu salah satu masalah terbesar mereka
selama 40 tahun di padang gurun. Mereka dengan mudah menjadi familiar dengan
Yahweh dan membuat berhala. Dan mereka terlalu familiar dengan pemimpin mereka,
Musa. Pada titik tertentu mereka bahkan tidak bisa menunjukkan rasa hormat
kepadanya sebagai pemimpin pilihan Tuhan.
Bil 12:7 Bukan
demikian hamba-Ku Musa, seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. 12:8
Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan
teka-teki, dan ia memandang rupa TUHAN. Mengapakah
kamu tidak takut mengatai hamba-Ku Musa?" 12:9 Sebab itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka,
lalu pergilah Ia. 12:10 Dan ketika awan telah naik dari atas kemah, maka
tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada
Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
*Familiar Spirit Di Gereja Masa Kini*
Saat ini, peperangan terbesar
yang dihadapi Gereja adalah "roh yang terlalu akrab dengan Tuhan,” Orang-orang
pilihan Allah, yang dipilih untuk memimpin komunitas dan bangsa-bangsa ke dalam
kehadiran-Nya tidak lagi memiliki rasa takut dan hormat kepada-Nya. Apa
yang menyedihkan, adalah bahwa beberapa pemimpin gereja bahkan tidak peduli
bahwa Tuhan tidak bergerak dalam kehidupan mereka, di gereja-gereja mereka dan
dalam kehidupan orang-orang yang mereka pimpin selama mereka mendapatkan gaji
mereka.
Sebagian besar orang Kristen kehilangan fokus,
kehilangan api, kehilangan keinginan, hasrat, dan rasa lapar mereka kepada
Tuhan dan kehadiranNya. Mereka
mengalami jamahan dan kekuasaannya pada satu waktu, tetapi hari ini mereka
berjalan kosong dan tanpa kekuatan Tuhan. Kita orang-orangnya Tuhan telah lupa
bahwa Dia Maha Tinggi, *Tuhan yang harus kita hormati dan takut kepada-Nya oleh
karena siapa Dia dan bukan untuk apa yang Dia berikan atau dapat Dia lakukan
kepada kita.*
Kita bertindak
religius di depan umum, tetapi sikap dan perbuatan kita jauh dari Tuhan dan
dari hadirat-Nya. Kita membutuhkan
kebangunan rohani tidak hanya ketika kita berada di Gereja tetapi setiap hari
dan setiap tempat di mana kita pergi. Kita membutuhkan Yesus untuk membuka
kembali gairah, fokus, keinginan dan kelaparan kita untuk Dia dan untuk
firman-Nya. Waktunya sekarang dan jangan biarkan itu berlalu begitu saja.
Hidupkan hatimu kepada Tuhan.
*Bahaya familiar spirit adalah:*
*Familiarity menyebabkan kita terikat dengan
keberhasilan masa lalu, melihat ke
belakang pada apa yang berhasil di masa lalu untuk menyalin dan kemudian
menciptakannya kembali* (menciptakan
metode-metode dan bukannya masuk kepada pola ilahi). Ini adalah cara yang
mematikan dalam hal kerajaan Allah karena Kerajaan Allah selalu maju
(progresive) kepada hal-hal yang baru. (Yesaya 43: 18-19).
*Familiarity akan menyebabkan kita terpenjara di
zona nyaman.*
*Familiarity menyebabkan kita kehilangan rasa
hormat dan takut akan Tuhan dan para pemimpin pilihannya.*
*Familiarity menyebabkan kita kehilangan rasa
hormat dan hormat kepada Tuhan dan rumahNya*
(Yohanes 2:16). Yesus menegur orang-orang yang telah mengubah rumah Allah
menjadi pasar.
*Familiarity menyebabkan orang percaya berpikir
bahwa Tuhan bersama mereka namun Dia telah meninggalkan mereka.* Ini seperti yang terjadi pada raja Saul setelah
Roh Tuhan undur daripadanya.
*Familiarity mencegah Roh Kudus bekerja dengan
efektif baik di Gereja maupun dalam kehidupan orang Kristen.*
*Familiarity adalah penghalang terbesar bagi
aliran kehidupan ilahi, aliran air hidup dan pengurapan.* Penghalang kita untuk menerima impartasi dan kuasa Tuhan. Semua itu seolah-olah *dinetralisir oleh familiar spirit.*
KELUAR DARI LINGKUP FAMILIAR SPIRIT
Zona nyaman mencegah
saudara melangkah keluar dari familiar spirit. Familiar spirit membatasi
kemampuan saudara untuk berjalan dalam potensi penuh. Namun Tuhan mengubah
perspektif saya dan memperkuat kepercayaan diri saya.
Bagaimana kita dapat
menghindari familiarity spirit dalam Kehidupan kita:
1. INGATLAH KASIH YANG MULA-MULA
Ingatlah hari pertama
Anda memberikan hidup Anda kepada Tuhan. Yang Anda inginkan hanyalah Tuhan dan
kata-katanya; Anda tidak bisa pergi sehari tanpa membaca Alkitab, menyembah dan
berdoa. Anda selalu datang ke Gereja bergegas dan mengharapkan kekuatan Tuhan
untuk menyentuh dan mengubah hidup Anda dan mengisi hidup Anda dengan
kehadiran-Nya. Tetapi apa yang telah terjadi dengan hasrat Anda untuk Tuhan?
Saudara mungkin telah
mengizinkan familiar spirit (roh keakraban dengan Tuhan) untuk mengambil-alih
hidup Anda. Ini belum terlambat dan belum berakhir untuk Anda, kembalilah
kepada Yesus dan berikan hidup saudara, waktu Anda, dan Anda sepenuh hati.
2. Dengan memperbarui pikiran kita dengan firman
Allah secara konstan dan progressive (Mazmur 26: 2).
Contoh Perempuan
Samaria
Yohanes 4:6 Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus
sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari
kira-kira pukul dua belas. 4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak
menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." 4:8 Sebab
murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Yoh 4:9 Maka kata perempuan Samaria itu
kepada-Nya: *"Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku,
seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang
Samaria.)* 4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang
karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum!
niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air
hidup."
Perempuan Samaria itu
tidak kenal siapa Yesus. Ia sama sekali bebas dari familiarity. Dan perempuan ini begitu antusias meresponi
begitu ia mengenal sedikit demi sedikit siapa Yesus itu sesungguhnya. Ia
memberikan respon setiap apa yang dibukakan oleh Tuhan Yesus. Secara progresif
Yesus membukakan dan menyatakan pribadi-Nya oleh karena respon positif dari
perempuan itu. Dan karena respon yang antusias dan percayanya, maka perempuan
ini menerima kehidupan dengan mata air yang mengalirkan aliran air hidup di dalam hatinya sampai
melimpah sehingga ia bisa memberitakan kabar baik tentang Mesias kepada semua
penduduk kota.
3. Dengan meresponi dan tertuju terus pada
panggilan dan destiny kita.
Tujuan panggilan
hidup setiap orang percaya adalah untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus.
Dia yang sulung di antara banyak saudara. Destiny yang sudah ditetapkan
(predestined / takdir) hidup kita adalah sebagai mitra kerja Tuhan.
Semua itu untuk
menggenapi apa yang sudah Tuhan rencanakan sebelum dunia ini dijadikan. Firman
yang Tuhan sudah lepaskan harus ada yang menggenapinya. Kita berusaha bukan
untuk diselamatkan dari maut - sebab kita hidup oleh iman - tetapi kita
berusaha supaya ditemukan Tuhan kita adalah orang-orang strategis-Nya, menjadi alat di tangan-Nya sehingga penggenapan
firman
terjadi.
YES 46:10. yang memberitahukan dari mulanya hal
yang kemudian dan dari zaman purbakala
apa yang belum terlaksana, yang berkata: Keputusan-Ku
akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan
Yesaya 45:23 Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah,
dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik
kembali: dan semua orang akan bertekuk
lutut di hadapan-Ku, dan akan bersumpah
setia dalam segala bahasa.
4.
Beribadah yang sungguh-sungguh Dengan selalu menanggapi / meresponi
kehadiran Tuhan dan perkataan-Nya.
Tujuan kita beribadah
adalah untuk datang dan sampai
kepada-Nya. Fokus kita harus diarahkan HANYA kepada-NYA. Dalam keadaan apa pun, singkirkan semuanya.
Kita harus belajar datang kepada Bapa
tanpa agenda pribadi, tanpa keluhan, tanpa klaim apa pun. Datang dengan
hati yang lapang, dengan tenang. Kita menyembah Tuhan karena keberadaan-Nya,
karena Dia adalah Pencipta Segala-Nya, karena keagungan dan kemuliaan-Nya. Kita
datang bukan karena berkat-berkat-Nya, tapi karena kita adalah ciptaan baru
dalam Kristus. Karena kita berasal dari pada Kristus. Kita menyembah dan memuji
Bapa karena Kristus.
*Masuk lebih dalam lagi*
Kesampingkan semua
yang lahiriah saat kita datang kepada-Nya - masuk lebih dalam lagi. Padamkan segala kebisingan bagi dari luar mau
pun terjangan gelora dari dalam jiwa kita.
Ketika kita berada di kedalaman bersama Dia, maka kebisingan akan sirna.
Ketika kita masuk
lebih dalam lagi berarti telinga rohani kita di-tune, frekuensi roh kita
di-tune menjadi sama dengan frekuensi sorgawi. Alam sorgawi menjadi lebih
'real' .
Dan kita akan
merasakan hadirat-Nya dan dapat mendengarkan suara-Nya. Perkataan yang segar
yang keluar dari mulut Bapa (proceeding word). Kita akan menerima impartasi
aliran-aliran kehidupan. Bapa adalah sumber kehidupan (fountain of living
water), karena itu semua yang ada di sekitar Bapa itu hidup. Aliran-aliran air
kehidupan itu menyucikan, menyegarkan, menguatkan, menyembuhkan, memulihkan
(restore our inner person) dan
menghidupkan.
Menyembah berarti
mengekpresikan kasih, ketaatan, penghormatan, pujian, pengagungan,
memproklamasikan kebaikan-Nya dan kasih setia-Nya dan meninggikan Dia demi
nama-Nya yang kudus.
Kedalaman akan memanggil kedalaman. Roh Kudus akan membawa kita kepada Hikmat dan
Pengertian yang akan membimbing kita kepada Jalan, Kebenaran dan Hidup yang
berkelimpahan.
Mari belajar dan
miliki gaya hidup Kerajaan untuk selalu datang kepada Bapa dalam kekudusan,
dalam kebenaran dan roh, maka kita akan menerima kehidupan ilahi dari Bapa.
Semua orang yang
memiliki kesaksian Yesus Kristus adalah para penyembah. Miliki hati seorang
penyembah yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.
5. Dengan mencari Tuhan dan menjadikannya nomor
satu dalam hidup kita.
Galatia 2:20 namun aku hidup,
tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam
aku.
Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman
dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Kita harus bisa
keluar dari pengaruh FAMILIAR SPIRIT sebelum kita bisa mencapai level kehidupan
rohani seperti yang dikatakan pada Gal
2:20.
Inilah level Galatia
2:20 yang harus kita capai. Semua harus datang ke tempat ini. Dengan beribadah yang disertai passion yang
kuat, selalu terkonek dengan sorga - barulah kita bisa dipenuhi oleh kehidupan
ilahi. Dipenuhi dengan kehidupan ilahi yang
melimpah sehingga dapat mengalirkannya kepada orang-orang sekitar kita.
Ibadah adalah gaya
hidup Kerajaaan bukan gaya-gayaan, bukan rutinitas, bukan untuk mendapatkan
penghiburan atau mengisi waktu luang.
Kita harus memenuhi kriteria sebagai orang-orang yang menantikan Tuhan. Bukan Tuhan yang
menanti-nantikan kita.
Ibadah kita bukan
untuk membawa pergumulan dan masalah kepada Tuhan; semua harus dibereskan oleh
kita sendiri. Ketika kita sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya, Dia akan
memimpin dan mengarahkan, memberi hikmat dan kekuatan dan kuasa untuk *dibebaskan dari lembah pergumulan dan
kekalahan, kekecewaan, kelemahan,
tragedi, kehilangan, dan keterbatasan ke
lembah berkat, kelimpahan, peningkatan dan kedamaian.*
Yesus keturunan dari
suku Yehuda (Judah); melambangkan keperkasaan Tuhan dalam melaksanakan Firman;
perintah dan kehendak Bapa. Pelaksana Firman yang kuat (Yoel 2:11). Yesus
sebagai Singa dari Yehuda. Auman Singa Yehuda yang memekikkan peperangan dan
kemenangan, menghancurkan tembok-tembok dan benteng-benteng pertahanan musuh
sampai tidak bersisa.
POKOK RENUNGAN
*Familiar spirit
adalah lawan daripada roh takut akan Tuhan.*
_Yesaya 11:2 Roh
TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan,
roh pengenalan dan takut akan TUHAN;_
Rahasia daripada
ketaatan Yesus kepada Bapa adalah karena Yesus memiliki roh takut akan Tuhan. Karena roh pengenalan
dan takut akan Tuhan, Ia mudah menerima apa yang sorga alirkan. Dan apa yang
diterimanya yang berasal dari Bapa itu menjadi mudah Dia berikan kepada kita
karena kasih Yesus kepada kita adalah kasih agape.
_Yesaya 11:3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia
tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan
menurut kata orang._
Takut akan Tuhan itu
merupakan kesenangan-Nya Yesus, sehingga manusia Yesus memiliki passion yang
tinggi akan hal-hal yang spiritual dan ilahi.
Walaupun berasal dari
Bapa dan dari sorga, manusia Yesus di bumi ini sangat passionate akan
ke-ilahian Bapa (lordship of the Father)
sehingga Ia bisa mendemonstrasikan keputraan-Nya (the sonship) itu melalui
pekerjaan-Nya.
Dengan demikian Ia bisa menyaksikan: Aku dan Bapa adalah satu.
Hidup Nya Yesus di
muka bumi benar-benar merepresentasikan dan mempresentasikan Bapa sorgawi yang
tidak bisa kita lihat.