BELAJAR DARI GEREJA EFESUS
Salah
satu gereja yang dibangun rasul Paulus dari awalnya adalah jemaat Efesus.
Gereja Efesus menjadi gereja yang perkembangannya sangat fenomenal, karena
dalam beberapa tahun dilatih oleh rasul Paulus mereka telah memberikan dampak
kepada kota Efesus dan firman tersebar di Asia .
Pada
gereja Efesus kita bisa melihat tahap-tahap pembentukan awalnya; sampai pada
akhirnya. Dia disebutkan pada KPR dan juga di kitab Wahyu. Itu menggambarkan
jemaat yang bisa memulai dan bisa mengakhiri. Kita jemaat Pamanukan harus bisa
memulai dan harus mengerti dan bisa bagaimana mengakhirinya. Mengakhiri berarti
sampai kepada standar Tuhan yang dikatakan sebagai jemaat Kristus. Tanpa
standar kita sulit sampai pada tujuan. Ada
tujuan yang harus kita selesaikan. Ada
pesan pewahyuan dari Tuhan Yesus Kristus kepada tujuh jemaat. Dia memperhatikan
setiap jemaat. Jika kita tidak sampai pada standar yang Tuhan inginkan kita
tidak masuk hitungan jemaat Kristus. Kita harus memiliki kerinduan seperti ini.
Di
kitab KPR kita lihat bagaimana jemaat ini dibentuk. Dan mereka ada di kitab
Wahyu, kita lihat bagaimana mereka bertumbuh dan bagaimana mereka harus
bertobat. Dalam perkembangannya mereka dalam beberapa tahun bisa mempengaruhi Asia dengan hanya mulai dengan 12 orang. Kita harus
menjadi gerbang pintu sorga, bukan pintu gerbang neraka. Jika kita membiarkan
apa yang terjadi di kota
kita, kita menjadi pintu gerbang neraka, yang membiarkan terus-menerus
ketidakbenaran terjadi. Gereja Efesus sampai pada kitab Wahyu dan Tuhan
memperhatikan mereka, menegor mereka untuk mereka menjadi pemenang.
KPR
19:1-12
Act 19:1 Ketika
Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan
tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
Act 19:2 Katanya
kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi
percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum
pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
Act 19:3 Lalu kata
Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah
dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
Act 19:4 Kata
Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat,
dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang
datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
Act 19:5 Ketika
mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan
Yesus.
Act 19:6 Dan ketika
Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka,
dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
Act 19:7 Jumlah
mereka adalah kira-kira dua belas orang.
Act 19:8 Selama
tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani.
Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Act 19:9 Tetapi ada
beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan
mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan
mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di
ruang kuliah Tiranus.
Act 19:10 Hal ini
dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Act 19:11 Oleh
Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa,
Act 19:12 bahkan
orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan
meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan
keluarlah roh-roh jahat.
Jemaat
Efesus
1.
Mereka Setia Dalam Iman.
Efesus adalah kota perniagaan yang
besar, yang memiliki pelabuhan. Efesus juga memiliki bayak tempat-tempat
penyembahan kepada dewi Artemis. Segala kalangan dari yang terendah dan kaum
bangsawan menyembah berhala ini. Ketika Kerajaan Allah diberitakan oleh jemaat
Efesus dan Paulus, mereka tetap sabar menderita walau pun menghadapi tekanan.
Wahyu 2:3 Mereka bertekun
dalam iman, tetap sabar. Mereka dalam kondisi yang dituntut ketekunan, ditekan
oleh karena nama Tuhan. Mereka sabar dalam penderitaan. Kita harus bisa setia dalam iman, bukan
sekedar rajin beribadah, tapi terlihat ketekunanmu dalam hal menghidupi
kebenaran, belajar dari firman. Mungkin kita belum alami harus menderita oleh
karena nama Tuhan. Suasana kota , atmosfir kota membuat mereka
menderita. Dasar yang kuat dari jemaat Efesus adalah membangun dalam ketekunan.
Terbukti dari hal yang baru yang mereka dapatkan, mereka lalu setiap hari
selama dua tahun lamanya dididik, didisiplin. Paulus mengajarkan mereka dan
mereka selalu siap dan sabar dalam tekanan dan penderitaan mereka (ay3). Ada
jemaat Pergamus yang juga menderita, karena berada di tempatnya iblis. Mereka
juga setia. Tapi karena kondisi demikian, mereka juga mengikuti ajaran Bileam
(WAHYU 2:13).
Jika dalam penderitaan,
mudah sekali orang mencari ajaran lain. Balak adalah seorang nabi di Israel .
Spirit pengajara Bileam adalah mengambil keuntungan dalam situasi buruk
(mengail di ari keruh) yang mencoba membuat mereka beralih.
Tapi jemaat Efesus tetap
tekun dan sabar dalam penderitaan mereka. Apa pun penderitaan kita dalam
ekonomi, sakit penyakit dan apalagi oleh karena nama Tuhan, jangan mencoba
mencari ajaran di luar. Banyak orang mencari motivator semacam Mario Teguh
untuk keluar dari persoalan mereka. Wahyu 1:14 Yohanes melihat suatu pribadi
Anak Manusia yang kepala dan rambutNya putih metah. Itu menggambarkan pribadi
yang sudah matang yang dapat diandalkan.
Bukan hanya Tuhan memberikan
kelegaan, tapi juga Ia memasangkan kuk, artinya semua ada aturannya. Semua
harus bertekun dalam persoalan dan penderitaan, bukannya lari kemana-mana, tapi
taat akan hukum dan aturan Tuhan. Kalo kita mengenal Yesus Kristus sebagai
Pribadi yang sudah matang, yang sudah berpengalaman kita harus percaya
kepadaNya. Tiru dari pola para pemimpin, supaya kita bisa setia dalam iman
kita. Jemaat Efesus memulainya dengan setia dalam iman mereka. Yesus menyatakan
diriNya sebagai Pribadi yang berambut
putih. Jika kita kekurangan hikmat mintalah kepadaNya, sebab Ia adalah Pribadi
yang berpengalaman, yang sudah melewati segala penderitaan, dan Ia memberi
dengan murah hati. Dari mulutNya keluar pedang yang tajam yang bermata-dua.
Ibrani: Pedang yang memisah pikiran dan roh. Akurat. Ia adalah Pribadi yang
Alfa dan Omega. Kita harus datang dan minta nasihat yang akurat dariNya. Kita
tidak boleh mengandalkan pengalaman sendiri, tapi harus datang kepadaNya.
Marilah datang kepadaKu kamu yang letih dan berbeban berat. Dia mengundang kita
datang karena banyak orang yang tidak mau datang kepadaNya. Kita tidak boleh
stop hanya ketika sudah mendapatkan kelegaan, tapi kita harus mau mengenakan
dan memikul kuk yang Dia berikan. Kita harus mau mengikuti aturanNya. Kita
harus hidup dalam pola dan hukum-hukum Tuhan. Itu namanya bertekun; apabila
kita mau terus-menerus datang walau pun ada aturan yang harus kita ikuti. Itu
supaya persoalan yang sama tidak balik lagi. Tujuannya bukan untuk menekan,
tapi untuk melindungi. Jika kita tidak mau mengikuti aturan dan pola Tuhan,
kita tidak mendapat perlindungan Tuhan, sehingga masalah yang sama bolak-balik
terjadi. Jika kita datang kepada pemimpin dan bapa rohani, kita harus bersikap
demikian, mengikuti pola dan aturan Tuhan, dan aturan dalam rumah, sehingga
kita mendapatkan kelegaan dan perlindungan dari masalah yang sama.
Marilah kita memulai dengan
tahap, dimana kita bertekun dan setia, tetap datang kepadaNya karena kita
mengerti apa yang menjadi landasan kita sebagai gereja. Bukan datang hanya
untuk ibadah dan merasa benar; tapi kita
harus datang untuk dibawa sebagai pemenang.
Aliran Roh Kudus harus terus
mengalir. Harus dapat terus menerima pesan Roh Kudus.
2.
PERANAN ROH KUDUS. Walau pun jumlahnya hanya
sedikit, mereka bertekun. Paulus bisa melihat mereka demikian. KPR 19:2 Kita
harus sudah menerima Roh Kudus. Tujua kita menerima Roh Kudus bukan hanya bisa
berbahasa Roh. Tujuan berbahasa Roh supaya kita bisa membangun diri, naik
level. Ada tahapan selanjutnya. Jangan sampai orang
hanya ikut-ikutan berbahasa roh, tapi tidak terbangun. Banyak orang-orang
Karismatik dan Pantekosta yang hanya ikut-ikutan berbahasa roh, menjadi bagian
dari liturgi ibadah. Tapi kita harus menerima Dia supaya Dia memimpin kita,
menyiapkan diri kita untuk terus dibangun, mengalami Tuhan. Jangan sampai ada
yang menipu dirinya sendiri, menurut kebenaran diri sendiri. Menipu diri
sendiri adalah membangun dirnya menurut kebenaran dirinya sendiri. Sejauh mana
peranan Roh Kudus dalam hidupmu? Harusnya kita terus mengejar peranan Roh
Kudus. Apakah kita tidak mau menerima kuasa, mengenal Bapa dengan baik? Semua
peran Roh Kudus itu penting sekali bagi jemaat, oleh karena itu sadari
pentingnya peran Roh Kudus. Jangan hanya sampai dibatasi dan tertipu hanya
sampai berbahasa roh. Orang Israel
diperintahkan untuk menguduskan dirinya tiga hari sebelumnya. Mereka harus
mandi bersih dan menjauhkan diri dari hal-hal yang najis, sebab Tuhan akan
datang menjumpai mereka di gunung. Tapi ada pengajarkan yang menyesatkan yang
mengatakan “jika menjumpai Tuhan mereka akan mati.” Mereka termakan oleh
pengajaran sesat itu sehingga mereka memutuskan untuk tidak menjumpai Tuhan di
gunung dan menyuruh Musa sendiri, sehingga sejak itu Tuhan tidak mau berbicara
dengan mereka kecuali melalui perantara para nabi. Maka sampai hari ini Tuhan
tidak pernah berbicara langsung kepada manusia.
Sekarang Ibrani 1:1-2. mengatakan Allah berfirman hanya melalui
perantaraan AnakNya. Dan kita tau bahwa sekarang Roh Kudus lah yang berperan
dan berbicara kepada kita.
Pesan kepada tujuh jemaat
selalu diakhiri dengan: Barangsiapa yang
bertelinga hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan ROH. Dia Roh yang memimpin Yesus, sekarang
memimpin kita. Hanya dengan perantaraan
Roh Kudus saja kita bisa sampai pada tujuan akhirnya, sebab hanya Roh Kudus
yang menyatakan semua kebenaran, yang membuat kita tau apa yang terjadi dimasa
mendatang. Kita dimampukan oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi dengan kuasa.
Bertobatlah dari doktrinmu sendiri dan dari kebenaran sendiri yang mengatakan
Roh Kudus hanya untuk berbahasa roh dan menjadikan bahasa roh hanya untuk
liturgi gereja (bukan untuk membangun manusia rohmu).
Mulailah seperti jemaat Efesus, yang membangun
dirnya sehingga berdampak bagi Asia . Jangan
terus menipu dirimu sendiri, membangun dirimu dengan kebenaran sendiri (Roma
10:3). Kita harus terus dibawa Roh Kudus sampai selesai. Jika kita bisa mengetahui rencana Tuhan kita
tidak akan hidup dalam rutinitas, tapi akan hidup menurut firman dan
rencanaNya. Peranan Roh Kudus itu harus hidup dalam diri kita. Pada saat
berbahasa roh berarti saudara sedang
berbicara dengan Allah. Siap terima pewahyuan dariNya dalam diri kita. Mungkin
sekarang masih terima sedikit, tapi makin lama akan membuat roh kita ingin
lebih lagi ‘penasaran’ dan ingin datang lagi kepada Tuhan. Ia sedang
menyadarkan dirimu. Ia sedang menyatakan
keberanan dan mau membawamu kepada seluruh kebenaran, tahap demi tahap. Dalam
mendengar dan mencatat khotbah kita harus mendapatkan pesan pewahyuan dari Roh
Kudus. Ia tinggal dalam kita dengan tujuan dan perananNya. Jika kita belum bisa
merasakan peranan dan pekerjaaan Roh Kudus, kita harus bertanya, apakah kita
sudah dibaptis Roh? Dia harus yang pertama berperan dalam dirimu, yang bisa
menyempurnakan kita menjadi gereja menurut standar Tuhan.
Wahyu 2:7; 11,17,29. Wah
3:6,13,22. Siapa bertelinga, hendaklah
ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
Jadi Roh Kudus selalu berbicara; tanpa peran Roh Kudus
kita tidak akan sampai selesai. Jangan percaya Yesus hanya karena takut neraka dan ingin masuk sorga. Tapi
ingat selalu kasihmu yang mula-mula; artinya Dia pun tau hatimu, kerinduanmu,
motivasimu. Jangan sampai kau menipu dirimu sendiri. Biarkan Roh bebas berperan
dalam dirimu. Mulailah berpikir dan minimal mengetahui apa yang dikatakan Roh
buat hidupmu; ketika engkau berbahasa roh, dengan haus dan antusias. Apa pun
pesan yang kau dapat, tuls dan bagikan. Bukan apa yang cocok buat hidup kita
dan keadaan kita, tapi dengarkan dan perhatikan apa yang Roh katakan.
3.
DOKTRIN PENGAJARAN. Ini adalah prinsip
keyakinan/kehidupan yang mendasari apa yang kita lakukan, kerjakan, kita
bicaraka di dalam hidup kita. Itu akan terlihat sebenarnya dasar keyakinanmu di
mana. Ada orang
yang tidak punya dasar keyakinan. Setiap perkataan dia percaya. Dan itu
membuatnya bingung, sebab ia tidak punya dasar keyakinan. Orang seperti ini
tidak mengenal Tuhan. Dari cara kita hidup dan kata-kata kita sehari-hari. Mungkin
kita berkata kepada anak kita: Kamu harus belajar, sehingga hidupmu berhasil.
Tanpa dasar keyakinan, orang itu akan diombang-ambingkan, bingung dan tidak
punya keyakinan. Itu sebabnya kita harus menerima pengajaran yang sehat,
doktrin yang sehat. Doktrin itu bisa menurun dari satu generasi ke generasi.
Juga akan beredar di dalam satu masyarakat. Jadi sebenarnya kita bisa mengubah
suatu generasi. Dan bisa mempengaruhi kota .
Doktrin yang sehat yang kita terima harus kita bawa ke rumah.
Yoshua dan Kaleb memiliki
hati yang berbeda. Tapi tidak cukup 1-2 orang, bukan berarti Tuhan tidak bisa
pakai. Tapi doktrin dan keyakinan kita harus hidup dalam jemaat; secara
korporat sehingga kita bisa berdampak. Prinsip-prinsip dari doktrin kebenaran
itu harus kita aplikasikan diseluruh bidang kehidupan kita, di mana pun, kapan
pun. Kita juga harus mengaplikasikannya juga pada bidang keuangan,
menjelaskannya dengan tepat. Miliki hikmat sehingga apa yang kita dapatkan
tidak akan mungkin terjadi bentrok di luar.
Bergaulan terus dengan Roh Kudus untuk memperoleh hikmat. Apa yang kita
dapatkan di sini, pasti disukai juga oleh orang luar. Kita pulihkan pengertian
doktrin. Kita tidak mengambil doktrin dari kebudayaan, tapi doktrin dari
Kerajaan Allah. Jemaat Efesus memiliki doktrin yang kuat; pengajaran yang kuat;
memiliki satu bentuk kehidupan yang berbeda. Kota yang dbangun di atas bukit tidak akan
tersembunyi, pasti terlihat. Banyak orang yang sudah merasa nyaman dengan
pengajaran tertentu; dan merasa puas; sehingga tidak maju-maju lagi. Tuhan
terus bergerak maju. Kita harus bergerak maju dan tidak “stuck” pada posisi
posisi tertentu. Mungkin pernah ada kegerakan Tuhan yang habis-habisan; tapi
sesudah itu stop. Tidak mungkin kita hidup dengan jatuh-bangun. Tuhan terus
bergerak; jangan terperangkap dengan damai-sejahtera dan sukacita. Terus
upgrade dirimu; jangan stagnant, sebab kau dibangun bukan hanya untuk dirimu,
tapi untuk Tuhan.
4.
BUKTI IKAT-JANJI. Hubungan dengan bapa
rohani.
5.
GEREJA HARUS BERGERAK KELUAR. Jemaat di Yerusalem tidak
bergerak keluar, sampai mengalami penganiayaan. Ingat gereja adalah untuk kota dan bangsa. Kau harus
bisa keluar dan berdampak.
6.
MUJIZAT. Gereja yang sudah dibangun
dengan fondasi yang benar akan dikonfirmasi dengan mujizat.
Di
KPR 20; Paulus mengingatkan akan adanya “srigala” di tengah domba.
Mereka
yang tekun dan setia itu luarbiasa; tapi juga harus dikonfirm dengan mujizat;
bukan hanya soal kesembuhan; tapi juga pemulihan.
Ps.Tetty
Timorlinda_26Feb2017