Langsung ke konten utama

BELAJAR DARI GEREJA EFESUS

Salah satu gereja yang dibangun rasul Paulus dari awalnya adalah jemaat Efesus. Gereja Efesus menjadi gereja yang perkembangannya sangat fenomenal, karena dalam beberapa tahun dilatih oleh rasul Paulus mereka telah memberikan dampak kepada kota Efesus dan firman tersebar di Asia.



Pada gereja Efesus kita bisa melihat tahap-tahap pembentukan awalnya; sampai pada akhirnya. Dia disebutkan pada KPR dan juga di kitab Wahyu. Itu menggambarkan jemaat yang bisa memulai dan bisa mengakhiri. Kita jemaat Pamanukan harus bisa memulai dan harus mengerti dan bisa bagaimana mengakhirinya. Mengakhiri berarti sampai kepada standar Tuhan yang dikatakan sebagai jemaat Kristus. Tanpa standar kita sulit sampai pada tujuan. Ada tujuan yang harus kita selesaikan. Ada pesan pewahyuan dari Tuhan Yesus Kristus kepada tujuh jemaat. Dia memperhatikan setiap jemaat. Jika kita tidak sampai pada standar yang Tuhan inginkan kita tidak masuk hitungan jemaat Kristus. Kita harus memiliki kerinduan seperti ini.
Di kitab KPR kita lihat bagaimana jemaat ini dibentuk. Dan mereka ada di kitab Wahyu, kita lihat bagaimana mereka bertumbuh dan bagaimana mereka harus bertobat. Dalam perkembangannya mereka dalam beberapa tahun bisa mempengaruhi Asia dengan hanya mulai dengan 12 orang. Kita harus menjadi gerbang pintu sorga, bukan pintu gerbang neraka. Jika kita membiarkan apa yang terjadi di kota kita, kita menjadi pintu gerbang neraka, yang membiarkan terus-menerus ketidakbenaran terjadi. Gereja Efesus sampai pada kitab Wahyu dan Tuhan memperhatikan mereka, menegor mereka untuk mereka menjadi pemenang.
KPR 19:1-12
Act 19:1  Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.

Act 19:2  Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."

Act 19:3  Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."

Act 19:4  Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."

Act 19:5  Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.

Act 19:6  Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.

Act 19:7  Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang.

Act 19:8  Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.

Act 19:9  Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.

Act 19:10  Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.

Act 19:11  Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa,

Act 19:12  bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.

Jemaat Efesus
1.     Mereka Setia Dalam Iman.
Efesus adalah kota perniagaan yang besar, yang memiliki pelabuhan. Efesus juga memiliki bayak tempat-tempat penyembahan kepada dewi Artemis. Segala kalangan dari yang terendah dan kaum bangsawan menyembah berhala ini. Ketika Kerajaan Allah diberitakan oleh jemaat Efesus dan Paulus, mereka tetap sabar menderita walau pun menghadapi tekanan.
Wahyu 2:3 Mereka bertekun dalam iman, tetap sabar. Mereka dalam kondisi yang dituntut ketekunan, ditekan oleh karena nama Tuhan. Mereka sabar dalam penderitaan.  Kita harus bisa setia dalam iman, bukan sekedar rajin beribadah, tapi terlihat ketekunanmu dalam hal menghidupi kebenaran, belajar dari firman. Mungkin kita belum alami harus menderita oleh karena nama Tuhan. Suasana kota, atmosfir kota membuat mereka menderita. Dasar yang kuat dari jemaat Efesus adalah membangun dalam ketekunan. Terbukti dari hal yang baru yang mereka dapatkan, mereka lalu setiap hari selama dua tahun lamanya dididik, didisiplin. Paulus mengajarkan mereka dan mereka selalu siap dan sabar dalam tekanan dan penderitaan mereka (ay3).  Ada jemaat Pergamus yang juga menderita, karena berada di tempatnya iblis. Mereka juga setia. Tapi karena kondisi demikian, mereka juga mengikuti ajaran Bileam (WAHYU 2:13).
Jika dalam penderitaan, mudah sekali orang mencari ajaran lain. Balak adalah seorang nabi di Israel. Spirit pengajara Bileam adalah mengambil keuntungan dalam situasi buruk (mengail di ari keruh) yang mencoba membuat mereka beralih.
Tapi jemaat Efesus tetap tekun dan sabar dalam penderitaan mereka. Apa pun penderitaan kita dalam ekonomi, sakit penyakit dan apalagi oleh karena nama Tuhan, jangan mencoba mencari ajaran di luar. Banyak orang mencari motivator semacam Mario Teguh untuk keluar dari persoalan mereka. Wahyu 1:14 Yohanes melihat suatu pribadi Anak Manusia yang kepala dan rambutNya putih metah. Itu menggambarkan pribadi yang sudah matang yang dapat diandalkan.
Bukan hanya Tuhan memberikan kelegaan, tapi juga Ia memasangkan kuk, artinya semua ada aturannya. Semua harus bertekun dalam persoalan dan penderitaan, bukannya lari kemana-mana, tapi taat akan hukum dan aturan Tuhan. Kalo kita mengenal Yesus Kristus sebagai Pribadi yang sudah matang, yang sudah berpengalaman kita harus percaya kepadaNya. Tiru dari pola para pemimpin, supaya kita bisa setia dalam iman kita. Jemaat Efesus memulainya dengan setia dalam iman mereka. Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi  yang berambut putih. Jika kita kekurangan hikmat mintalah kepadaNya, sebab Ia adalah Pribadi yang berpengalaman, yang sudah melewati segala penderitaan, dan Ia memberi dengan murah hati. Dari mulutNya keluar pedang yang tajam yang bermata-dua. Ibrani: Pedang yang memisah pikiran dan roh. Akurat. Ia adalah Pribadi yang Alfa dan Omega. Kita harus datang dan minta nasihat yang akurat dariNya. Kita tidak boleh mengandalkan pengalaman sendiri, tapi harus datang kepadaNya. Marilah datang kepadaKu kamu yang letih dan berbeban berat. Dia mengundang kita datang karena banyak orang yang tidak mau datang kepadaNya. Kita tidak boleh stop hanya ketika sudah mendapatkan kelegaan, tapi kita harus mau mengenakan dan memikul kuk yang Dia berikan. Kita harus mau mengikuti aturanNya. Kita harus hidup dalam pola dan hukum-hukum Tuhan. Itu namanya bertekun; apabila kita mau terus-menerus datang walau pun ada aturan yang harus kita ikuti. Itu supaya persoalan yang sama tidak balik lagi. Tujuannya bukan untuk menekan, tapi untuk melindungi. Jika kita tidak mau mengikuti aturan dan pola Tuhan, kita tidak mendapat perlindungan Tuhan, sehingga masalah yang sama bolak-balik terjadi. Jika kita datang kepada pemimpin dan bapa rohani, kita harus bersikap demikian, mengikuti pola dan aturan Tuhan, dan aturan dalam rumah, sehingga kita mendapatkan kelegaan dan perlindungan dari masalah yang sama.
Marilah kita memulai dengan tahap, dimana kita bertekun dan setia, tetap datang kepadaNya karena kita mengerti apa yang menjadi landasan kita sebagai gereja. Bukan datang hanya untuk ibadah  dan merasa benar; tapi kita harus datang untuk dibawa sebagai pemenang.
Aliran Roh Kudus harus terus mengalir. Harus dapat terus menerima pesan Roh Kudus.

2.     PERANAN ROH KUDUS. Walau pun jumlahnya hanya sedikit, mereka bertekun. Paulus bisa melihat mereka demikian. KPR 19:2 Kita harus sudah menerima Roh Kudus. Tujua kita menerima Roh Kudus bukan hanya bisa berbahasa Roh. Tujuan berbahasa Roh supaya kita bisa membangun diri, naik level.  Ada tahapan selanjutnya. Jangan sampai orang hanya ikut-ikutan berbahasa roh, tapi tidak terbangun. Banyak orang-orang Karismatik dan Pantekosta yang hanya ikut-ikutan berbahasa roh, menjadi bagian dari liturgi ibadah. Tapi kita harus menerima Dia supaya Dia memimpin kita, menyiapkan diri kita untuk terus dibangun, mengalami Tuhan. Jangan sampai ada yang menipu dirinya sendiri, menurut kebenaran diri sendiri. Menipu diri sendiri adalah membangun dirnya menurut kebenaran dirinya sendiri. Sejauh mana peranan Roh Kudus dalam hidupmu? Harusnya kita terus mengejar peranan Roh Kudus. Apakah kita tidak mau menerima kuasa, mengenal Bapa dengan baik? Semua peran Roh Kudus itu penting sekali bagi jemaat, oleh karena itu sadari pentingnya peran Roh Kudus. Jangan hanya sampai dibatasi dan tertipu hanya sampai berbahasa roh. Orang Israel diperintahkan untuk menguduskan dirinya tiga hari sebelumnya. Mereka harus mandi bersih dan menjauhkan diri dari hal-hal yang najis, sebab Tuhan akan datang menjumpai mereka di gunung. Tapi ada pengajarkan yang menyesatkan yang mengatakan “jika menjumpai Tuhan mereka akan mati.” Mereka termakan oleh pengajaran sesat itu sehingga mereka memutuskan untuk tidak menjumpai Tuhan di gunung dan menyuruh Musa sendiri, sehingga sejak itu Tuhan tidak mau berbicara dengan mereka kecuali melalui perantara para nabi. Maka sampai hari ini Tuhan tidak pernah berbicara langsung kepada manusia.  Sekarang Ibrani 1:1-2. mengatakan Allah berfirman hanya melalui perantaraan AnakNya. Dan kita tau bahwa sekarang Roh Kudus lah yang berperan dan berbicara kepada kita.
Pesan kepada tujuh jemaat selalu diakhiri dengan: Barangsiapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan ROH.  Dia Roh yang memimpin Yesus, sekarang memimpin kita. Hanya dengan perantaraan Roh Kudus saja kita bisa sampai pada tujuan akhirnya, sebab hanya Roh Kudus yang menyatakan semua kebenaran, yang membuat kita tau apa yang terjadi dimasa mendatang. Kita dimampukan oleh Roh Kudus untuk menjadi saksi dengan kuasa. Bertobatlah dari doktrinmu sendiri dan dari kebenaran sendiri yang mengatakan Roh Kudus hanya untuk berbahasa roh dan menjadikan bahasa roh hanya untuk liturgi gereja (bukan untuk membangun manusia rohmu).
 Mulailah seperti jemaat Efesus, yang membangun dirnya sehingga berdampak bagi Asia. Jangan terus menipu dirimu sendiri, membangun dirimu dengan kebenaran sendiri (Roma 10:3). Kita harus terus dibawa Roh Kudus sampai selesai.  Jika kita bisa mengetahui rencana Tuhan kita tidak akan hidup dalam rutinitas, tapi akan hidup menurut firman dan rencanaNya. Peranan Roh Kudus itu harus hidup dalam diri kita. Pada saat berbahasa roh berarti  saudara sedang berbicara dengan Allah. Siap terima pewahyuan dariNya dalam diri kita. Mungkin sekarang masih terima sedikit, tapi makin lama akan membuat roh kita ingin lebih lagi ‘penasaran’ dan ingin datang lagi kepada Tuhan. Ia sedang menyadarkan dirimu.  Ia sedang menyatakan keberanan dan mau membawamu kepada seluruh kebenaran, tahap demi tahap. Dalam mendengar dan mencatat khotbah kita harus mendapatkan pesan pewahyuan dari Roh Kudus. Ia tinggal dalam kita dengan tujuan dan perananNya. Jika kita belum bisa merasakan peranan dan pekerjaaan Roh Kudus, kita harus bertanya, apakah kita sudah dibaptis Roh? Dia harus yang pertama berperan dalam dirimu, yang bisa menyempurnakan kita menjadi gereja menurut standar Tuhan.
Wahyu 2:7; 11,17,29. Wah 3:6,13,22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.
Jadi Roh Kudus selalu berbicara; tanpa peran Roh Kudus kita tidak akan sampai selesai. Jangan percaya Yesus hanya karena takut neraka dan ingin masuk sorga. Tapi ingat selalu kasihmu yang mula-mula; artinya Dia pun tau hatimu, kerinduanmu, motivasimu. Jangan sampai kau menipu dirimu sendiri. Biarkan Roh bebas berperan dalam dirimu. Mulailah berpikir dan minimal mengetahui apa yang dikatakan Roh buat hidupmu; ketika engkau berbahasa roh, dengan haus dan antusias. Apa pun pesan yang kau dapat, tuls dan bagikan. Bukan apa yang cocok buat hidup kita dan keadaan kita, tapi dengarkan dan perhatikan apa yang Roh katakan. 
3.     DOKTRIN PENGAJARAN. Ini adalah prinsip keyakinan/kehidupan yang mendasari apa yang kita lakukan, kerjakan, kita bicaraka di dalam hidup kita. Itu akan terlihat sebenarnya dasar keyakinanmu di mana. Ada orang yang tidak punya dasar keyakinan. Setiap perkataan dia percaya. Dan itu membuatnya bingung, sebab ia tidak punya dasar keyakinan. Orang seperti ini tidak mengenal Tuhan. Dari cara kita hidup dan kata-kata kita sehari-hari. Mungkin kita berkata kepada anak kita: Kamu harus belajar, sehingga hidupmu berhasil. Tanpa dasar keyakinan, orang itu akan diombang-ambingkan, bingung dan tidak punya keyakinan. Itu sebabnya kita harus menerima pengajaran yang sehat, doktrin yang sehat. Doktrin itu bisa menurun dari satu generasi ke generasi. Juga akan beredar di dalam satu masyarakat. Jadi sebenarnya kita bisa mengubah suatu generasi. Dan bisa mempengaruhi kota. Doktrin yang sehat yang kita terima harus kita bawa ke rumah.
Yoshua dan Kaleb memiliki hati yang berbeda. Tapi tidak cukup 1-2 orang, bukan berarti Tuhan tidak bisa pakai. Tapi doktrin dan keyakinan kita harus hidup dalam jemaat; secara korporat sehingga kita bisa berdampak. Prinsip-prinsip dari doktrin kebenaran itu harus kita aplikasikan diseluruh bidang kehidupan kita, di mana pun, kapan pun. Kita juga harus mengaplikasikannya juga pada bidang keuangan, menjelaskannya dengan tepat. Miliki hikmat sehingga apa yang kita dapatkan tidak akan mungkin terjadi bentrok di luar.  Bergaulan terus dengan Roh Kudus untuk memperoleh hikmat. Apa yang kita dapatkan di sini, pasti disukai juga oleh orang luar. Kita pulihkan pengertian doktrin. Kita tidak mengambil doktrin dari kebudayaan, tapi doktrin dari Kerajaan Allah. Jemaat Efesus memiliki doktrin yang kuat; pengajaran yang kuat; memiliki satu bentuk kehidupan yang berbeda. Kota yang dbangun di atas bukit tidak akan tersembunyi, pasti terlihat. Banyak orang yang sudah merasa nyaman dengan pengajaran tertentu; dan merasa puas; sehingga tidak maju-maju lagi. Tuhan terus bergerak maju. Kita harus bergerak maju dan tidak “stuck” pada posisi posisi tertentu. Mungkin pernah ada kegerakan Tuhan yang habis-habisan; tapi sesudah itu stop. Tidak mungkin kita hidup dengan jatuh-bangun. Tuhan terus bergerak; jangan terperangkap dengan damai-sejahtera dan sukacita. Terus upgrade dirimu; jangan stagnant, sebab kau dibangun bukan hanya untuk dirimu, tapi untuk Tuhan.

4.     BUKTI IKAT-JANJI. Hubungan dengan bapa rohani.
5.     GEREJA HARUS BERGERAK KELUAR. Jemaat di Yerusalem tidak bergerak keluar, sampai mengalami penganiayaan. Ingat gereja adalah untuk kota dan bangsa. Kau harus bisa keluar dan berdampak.
6.     MUJIZAT. Gereja yang sudah dibangun dengan fondasi yang benar akan dikonfirmasi dengan mujizat.
Di KPR 20; Paulus mengingatkan akan adanya “srigala” di tengah domba.
Mereka yang tekun dan setia itu luarbiasa; tapi juga harus dikonfirm dengan mujizat; bukan hanya soal kesembuhan; tapi juga pemulihan.
Ps.Tetty Timorlinda_26Feb2017


Postingan populer dari blog ini

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Kehidupan Berkualitas Yang Yesus Berikan Yoh 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,    dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. gbr: opernarmautralia.org Yesus datang supaya kita akan memiliki kehidupan yang melampaui arus seluruh aspek kehidupan, lebih dari cukup, mencapai setiap bagian dari roh manusia kita, setiap bagian dari alam jiwa kita, pikiran, kehendak dan emosi, mencapai setiap bagian dari tubuh fisik kita, mencapai setiap bagian dari keuangan kita, hubungan dan semua yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual kita. Dalam bahasa Yunani,   ada tiga kata yang berbeda -bios, psuche, dan zoe- diterjemahkan sebagai "hidup", dan masing-masing memiliki arti yang berbeda. Bios – adalah kehidupan biologis kita. Semua makhluk hidup memiliki bios. Bioskop artinya gambar hidup. Biologi ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Psuche adal...

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

Kor 5:17        Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat di atas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi benarkah demikian?   Dan yang lama sudah berlalu? Sebab kata ‘sesungguhnya’ menunjukkan kita belum bisa melihat yang baru itu. Mari kita telaah. Ef 4:24            dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. MANUSIA BARU kita telah   diciptakan menurut kehendak Allah SECARA SEMPURNA di dalam KEBENARAN DAN KEKUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA yaitu DI DALAM KRITUS YESUS.   KEBENARAN DAN KEKUDUSAN INI TELAH TERUJI yaitu Yesus sendiri yang dalam rupa-Nya sebagai manusia – TELAH TERBUKTI SUDAH MENGALAHKAN DOSA DAN MAUT. Ef 2:10        ...

KUASA IKAT JANJI (Bagian 2)

Upper Room 180 - 4 Maret 2025 Dr. Jonathan David "Perjalanan ikat janji" adalah perjalanan di mana Allah membawa Abraham masuk ke dalam hubungan yang mendalam, di mana Allah menjadi sumbernya dan berjanji untuk menyertai serta mengubah segala sesuatu di mana pun Abraham berada. Dalam perjalanan ini, identitas Abraham tidak lagi didasarkan pada latar belakang lahiriahnya. Yesus mengatakan ini untuk menekankan bahwa hubungan spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Allah lebih penting daripada hubungan darah. Bahayanya adalah jika kita terlalu terikat pada kewajiban dan identitas lahiriah sehingga menghalangi kita untuk menyelesaikan tugas Tuhan. "Penebusan sejati" adalah pembebasan dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir lama, dan identitas yang dibentuk oleh hal-hal duniawi. Identitas sejati kita ada di dalam Kristus, dan tujuannya adalah untuk semakin serupa dengan-Nya, melepaskan keakuan agar dapat memperoleh Kristus. Tuhan ingin mengubah bangsa-bangsa mel...

Preparing the Bride - Session 2

Persiapan gereja sebagai Mempelai Wanita Kristus untuk pernikahan dengan Anak Domba - Sesi 2 Ps. Djonny Tambunan Pada sesi ini papa membahas konsep menjadi kudus dan setia sebagai istri Kristus. Pembicara menekankan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya untuk mengatasi godaan dan mencapai kekudusan. Ia menarik garis paralel antara pencobaan yang dialami Y esus dan pencobaan yang dihadapi orang Kristen masa kini. Papa mengilustrasikan lebih jauh dengan tokoh Musa sebagai teladan keteguhan iman. Berikut adalah rangkumannya, yang akan membantu Anda memahaminya dengan mudah: Tujuan Tuhan dalam Hidup Orang Percaya : Tuhan berharap umat-Nya menjadi kudus dan mencapai kekudusan seperti Kristus. Ini bukan hanya menjadi umat Tuhan, tetapi juga menjadi kekasih atau istri-Nya. Untuk mencapai ini, Tuhan memberikan Roh Kudus. Peran Roh Kudus : Roh Kudus memberikan kemampuan untuk merespon kehendak Roh, bukan keinginan daging. Roh Kudus memberikan identitas bahwa orang percaya adal...

EIDO dan GINOSKO

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: *"Jikalau engkau tahu (eido) tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:*  Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Gbr: youtube.com Eido di sini artinya memiliki pengetahuan. Mungkin tau dari orang lain atau pernah melihat-Nya. Pernah mendengar khotbah atau melihat perbuatan dan mujizat yang Yesus lakukan. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan disebut orang bodoh dan bahkan sebagai pelaku kejahatan, karenanya mereka menolak karunia Allah dan menolak Yesus yang diutus oleh-Nya. Orang bodoh tidak melihat apa yang disediakan Allah dan akan berakhir kepada hidup yang sia-sia walau sesukses apa pun di dunia ini menurut anggapan orang. Yohanes 1:11-12 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu merek...

Kuasa Ikat Janji – bagian 4: Berjalan dalam Kemitraan

Kuasa Ikat Janji: Berjalan dalam Kemitraan dengan Tuhan Upper Room 182 – 18 Maret 2025 Dr. Jonathan David Khotbah ini menggunakan perjanjian Allah dengan Abraham sebagai contoh utama, menjelaskan bahwa ikat janji (covenant) itu melampaui iman manusia dan berakar pada sifat kesetiaan (faithfulness) Allah untuk menggenapi firman-Nya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa keterlibatan aktif dan kepatuhan manusia dalam ikat janji, yang disimbolkan dengan sunat (peran kekuatan dan usaha sendiri manusia dikurangi), mengundang intervensi ilahi yang lebih besar dan memberdayakan umat beriman serta keturunan mereka. Khotbah ini mendorong pendengar untuk mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak-Nya sebagai mitra dalam ikat janji. Bagaimana Konsep  ikat janji mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan? Konsep "kuasa ikat janji" secara fundamental mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan dengan menjadikannya lebih dari sekadar hubungan biasa, melainkan se...

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?  Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebagai seorang rasul Tuhan, Paulus mengambil SIKAP TEGAS untuk tidak mencari perkenanan manusia. Tujuannya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menggenapinya. gbr: knowing-jesus.com Ini adalah suatu MASALAH SERIUS dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang cemburu. Ketika kita mulai mengandalkan orang dalam hidup kita atau dalam melayani Tuhan, maka kita akan mulai kehilangan pengharapan di dalam Tuhan. Saul sangat mengutamakan orang Israel dibandingkan Tuhan. Ketika Samuel terlambat sedikit datang ke Gilgal, Saul menjadi tidak taat dan mempersembahkan korban bakaran sendiri; karena ia melihat rakyat mulai meninggalkannya. Walau pun Samuel menegurnya dan mengecam perbuatannya yang bodoh, Saul tidak menyesal.  Saul juga...

Preparing the Bride - Session 1

Persiapan gereja sebagai Mempelai Wanita Kristus untuk pernikahan dengan Anak Domba - Sesi 1 Ps. Djonny Tambunan Kunci dari persiapan ini adalah kekudusan dan kesetiaan, yang dicapai melalui Roh Kudus, Firman, dan hamba-hamba Tuhan. Proses ini melibatkan transformasi dari sekadar umat Tuhan menjadi kekasih-Nya, yang siap dan berkontribusi pada perjamuan pernikahan.  Gereja dipanggil untuk hidup kudus, menolak dosa, dan memiliki iman yang memampukan umat untuk melihat upah kekal. Yesaya 54:5 menekankan peran Allah sebagai suami yang memproses umat-Nya menjadi istri, sementara Efesus 5:25-27 menyoroti Kristus memurnikan gereja melalui Firman. Intinya, sesi-sesi ini menekankan pentingnya kesiapan rohani dan transformasi pribadi untuk memenuhi panggilan sebagai mempelai Kristus. Wahyu 19 dan Roma 9 memiliki kesamaan dalam hal panggilan dan status orang percaya. Ayat kunci yang menjadi dasar tema Persiapan Mempelai Wanita Why 19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memulia...

Preparing the Bride - Session 08

Karakteristik Gereja Sebagai Kekasih Tuhan - Sesi 08 Tema masih membahas tentang karakteristik gereja yang diidamkan Tuhan sebagai kekasih-Nya , menggunakan Kidung Agung dan perumpamaan bunga bakung di antara duri . Analogi utama yang digunakan adalah kisah Gadis Sunem dalam Kitab Kidung Agung dan hubungannya dengan Kekasihnya dan Raja Salomo. Membandingkan kecantikan lahiriah seorang gadis dengan keindahan batiniah yang dikerjakan oleh Tuhan sendiri , menekankan bahwa Allah lebih tertarik pada hati dan kesetiaan rohani daripada penampilan luar atau upaya manusia. Lebih lanjut, Kidung Agung mengilustrasikan prinsip ini melalui kisah Raja Salomo, gadis Sunem, pemilihan Daud sebagai raja, dan ajaran Yesus tentang bunga bakung di ladang , yang menunjukkan bahwa nilai sejati di mata Tuhan terletak pada kualitas batin yang ilahi . Kid 2:1 [Gadis Sunem] Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. 2  —  [Salomo] Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah m...

Preparing the Bride - Session 04

Gereja sebagai Kekasih Tuhan Khotbah ini membahas karakteristik gereja yang ideal menurut pandangan Tuhan. Kitab Kidung Agung menjadi fokus utama kita untuk menganalisis hubungan antara mempelai wanita dan kekasihnya sebagai analogi untuk hubungan antara gereja dan Kristus. Kita akan melihat perbandingan Adam pertama dan Adam terakhir dari 1 Korintus, serta peran wanita dalam kejatuhan dari 1 Timotius, untuk menekankan pentingnya kesetiaan dan ketahanan gereja terhadap godaan. Selain itu khotbah ini menggali peran Kristus sebagai Gembala melalui berbagai ayat Perjanjian Lama dan Baru, menyoroti kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat-Nya. Tema Utama: Karakteristik Kehidupan Gereja yang Diharapkan Tuhan sebagai Kekasih-Nya Pendahuluan: Pembahasan ini penting bagi pengikut Tuhan dan umat-Nya. Tujuan Tuhan lebih dari sekadar menyelamatkan; Ia ingin gereja menjadi kekasih-Nya yang sejati dan hidup manunggal dengan-Nya. Firman Tuhan (Rhema) membimbing perjalanan iman. Gereja sebagai Kekas...