Dimensi Tuhan
Ukuran-ukuran Tuhan
by ps. Djonny Tambunan 17-Jan-2016
Ukuran-ukuran
Tuhan itu tidak pernah bisa ditawar. ukuranNya pasti. Apa pun kondisi kita, Dia
tidak pernah mengubahnya. Kita pun mencari yang pasti. Jangan berjalan menurut
ukuran kita, semau kita. Tanpa mencapai ukuran Tuhan kita tidak akan berkenan
di hadapan Tuhan.
Wahyu 11
(Rev 11:1) Kemudian
diberikanlah kepadaku sebatang buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan
kata-kata yang berikut: "Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah
dan mereka yang beribadah di dalamnya.
Targetnya bukan
supaya kita sama seperti Dia bisa menciptakan langit dan bumi yang baru. Bukan
itu. Setiap orang yang tidak mencapai ukuran Tuhan, akan kehilangan
perkenananNya. Sangat penting buat kita untuk bisa mengalami ukuran Tuhan.
Ayub 1:1
(Job 1:1) Ada
seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Kitab Ayub ditulis olehnya sendiri tentang dirinya. Dia mengakui ada 4 hal:
saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Sekarang kita melihat
apa yang Tuhan katakan di Ayub
1:8.
(Job 1:8) Lalu
bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku
Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan
jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Empat hal yang
dikatakan mengenai Ayub itu diakui Tuhan (ay8). Dan itu tidak hanya diakui,
tapi dipromosikan juga oleh Tuhan. Ayub di bumi. Allah di sorga. Ayub memiliki
dimensi dan ukuran-ukuran Tuhan. Ternyata bumi bisa mengadopsi dan mendownload
ukuran-ukuran Tuhan, sehingga Ayub bisa selalu terjaga. Yang terpenting bukan
berkat, tapi ukuran.
Kej 1:26
(Gen 1:26) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupaNya.
Jadi menurut ukuran Bapa, Firman dan Roh. Firman di bumi ini disebut Putra. Saudara diciptakan
bukan menurut ukuran ayah dan ibumu. Ayah dan ibu mungkin pemabuk dan pencuri.
Tapi Tuhan tidak menciptakanmu menurut ukuran mereka.
Saudara sudah
memiliki ukurannya Tuhan ketika kita diciptakan. Persoalannya lingkunganmu
berupaya merubah ukuranmu. Baca buku predestined.
Esau bergaul
menurut pandangannya. Menikahi orang Het, menikahi anak Ismail, suku Nebayot
dan itu merubah ukurannya. Jangan menghakimi orang lain, karena menghakimi itu
bukan ukuran Tuhan. Evaluasi diri saudara. KasihNya, kesetiaanNya dan
ketaatanNya memiliki ukuran. Ukurkan itu untuk hidup saudara.
Hal yang mendasar adalah, kita diciptakan menurut dimensi
Tuhan. Walau pun dilahirkan cacat, tetap
ada ukuran Tuhan dalam dirinya. Orang
yang sehat dan bugar belum tentu normal. Justru sekarang mereka melihat kau
tidak normal.
Wahyu 11
(Rev 11:1) Kemudian diberikanlah kepadaku sebatang
buluh, seperti tongkat pengukur rupanya, dengan kata-kata yang berikut:
"Bangunlah dan ukurlah Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang
beribadah di dalamnya.
Ada 3 hal yang diukur:
·
Bait Suci;
·
Mezbah, tempat kau berkorban dan bersyukur;
·
Mereka yang beribadah di dalamnya.
Kebanyakan orang
tidak bisa hidup bersama, akan terjadi kececokan. Kalo hidup sendiri mereka
ok-ok saja. Mezbah, korbanmu dan persembahanmu diukur oleh Tuhan. Bait Suci
juga diukur Tuhan.
Jika orang yang
tidak beres dalam kehidupannya, problem akan muncul. Akan timbul ego, jika kita
hidup bersama. Kadang-kadang tidak ada nalar lagi. Kita harus ikuti pemimpin,
sebenarnya bukan pemimpin, tapi hidupi keinginan Tuhan. Jadi pertama-tama
urusan personal ini beres, harus matang dan sempurna. Sehingga ketika kita
hidup dalam korporat itu tidak akan ada masalah. Tidak butuh seorang pemimpin,
orang yang diurapi Tuhan, untuk hidup sendiri. Tapi itu juga penyembahanmu
diukur, mezbahmu diukur. Banyak orang menyembah Tuhan atas apa yang Tuhan
kerjakan dalam hidupmu, termasuk karya keselamatan. Para
pengikut dewa-dewa juga sama. Jika demikian, orang Kristen yang demikian sama
levelnya dengan mereka. Orang Kristen itu tidak lebih hebat. Arti ayat ini: mezbah harus juga diukur, terutama
pribadi-pribadi yang beribadah di dalamnya.
Kau ditakdirkan
untuk hidup bersama. Mezbah
pengorbananmu itu diukur. Kita menyembah Tuhan karena apa yang diberikanNya
dalam hidup kita, apa yang Dia kerjakan, ada perlindungan, dst. Itu tidak beda
dengan mereka yang menyembah dewa-dewa seperti di Persia atau Cina. Sebenarnya mereka
menyembah apa yang mereka ciptakan. Kita harus menyembah Dia karena Dia itu
Allah dan Tuhan. Temui Dia sebagai Tuhan dan Allah. Kita menjadi kecewa karena
Tuhan tidak memberikan apa yang kita inginkan. Tuhan harus bersuara di sorga.
Dia berbicara kepada musuh saudara. Tidakkah dia itu saleh, jujur dan menjauhi
kejahatan. Diberkatilah engkau hai Maria, karena kau sangat disukai Tuhan
(highly favor one). Semua itu udah ada pada kita, karena manusia diciptakan
menurut ukurannya: ada dimensi-dimensi
Tuhan dalam diri saudara. Kasih, kesetiaan, kejujuran, kepedulian, dst. Itu
semua dimensi Tuhan yang ada pada diri kita. Tapi kita menuntut untuk orang
lain untuk peduli. Ketika kita sakit gigi, kita menuntut orang lain peduli pada
kita. Padahal kita harus peduli pada orang lain, karena itu sudah ada pada diri
kita. Jangan katakan susah, tapi katakan bisa karena semua itu ada pada diri
kita. Katakan berubah, karena semua itu ada pada kita. Kita sering mengingat
orang yang sering menyakiti kita, tapi seharusnya kita mampu untuk mengasihi
dia. Katakan: Tuhan aku mengasihi dia. Dengarkan sekali lagi Tuhan, aku
mengasihi dia. Walau pun sekali lagi dia menyakiti aku, aku mengasihi dia.
Jangan katakan berat. Yang berat adalah beban hidupmu. Tapi Yesus mengatakan : datanglah kepadaku semua yang letih lesu dan
berbeban berat. Tapi kemudian Dia memberikan beban lagi. BebanKu ringan.
Jadi yang berbeda adalah cara pandangmu. Maria takut karena dia hamil tanpa
suami. Tapi dia tega. Dan siapa yang sibuk? Malaikat yang sibuk. Malaikat masuk
ke dalam mimpi Yusuf. Yang berubah dari Maria adalah cara pandangnya dan
keyakinannya. Susah sekalipun masih ada
lubang. Lebih mudah seekor untuk masuk ke dalam lubang jarum, daripada orang
kaya masuk sorga. Bagaimana supaya unta tidak lari? Ada balok kayu dan ada lubangnya, dan orang
arab memasukkan kepala unta itu kedalam lubang tersebut. Itu maksudnya. Yesus
mengatakan lebih mudah. Jadi itu sebabnya banyak orang kaya yang masuk sorga.
Unta harus merendahkan dirinya untuk bisa masuk ke lubang itu. Dia butuh
majikannya untuk bisa menurunkan kepalanya lagi supaya dia bisa dipakai lagi.
Jangan katakan, beban itu tidak bisa diganti. Sebenarnya bebanmu sama, tapi
cara pandangmu yang diubah. Pribadi yang membangun roh saudara sudah saudara
miliki. Kalo kita hidup dalam gereja Tuhan, Tuhan ijinkan membuktikan apa yang sudah terbangun. Kadang-kadang
muncul masalah. Kita mudah panik. Apa yang kau pertama katakan itu menyatakan
apa yang kau bangun di dalam. Wah udah kiamat nih!? Itu artinya kau mengakaui
beban hidupmu lebih besar dari imanmu.
Kej 1:26 Baiklah kita menjadikan…
Dalam diri
manusia sudah dibangun dan disediakan untuk bisa masuk dalam kehidupan
korporat. Sangat aneh kalo kau tidak bisa hidup secara korporat. Dimana dimensi
korporat yang Tuhan berikan itu?
Cerita Ayub lebih
mengerikan lagi. Tapi jika kau hidup benar dan hidup dalam dimensi Tuhan, iblis
tidak tertarik pada hidupmu (Ay2:1-2).
Di pasal satu seluruh harta Ayub habis dan anak-anaknya juga habis dan
tinggal bersama istrinya. Tidak ada yang berobah dalam diri Ayub. Dimensi Tuhan
tetap ada pada dirinya. Tuhan memujinya dihadapan malaikat dan dihadapa setan.
Iblis minta ijin kepada Tuhan (ay2:5).
Tuhan selalu pegang kendali, iblis dibatasi. Apa yang terjadi? Kau harus bersyukur karena kakimu
hilang satu. Kau tetap hidup. Kau tidak punya uang, tapi nyawamu tidak dicabut.
Banyak orang yang nyawanya dicabut karena uang.
“Jamahlah tulang dan dagingnya…” Artinya lewat
istrinya. Ini bahasa roh, bukan bahasa natural. Bersyukurlah selalu, kata rasul
Paulus.
Ayub tetap bisa
bersyukur. Ay9: Istrinya (daging dan tulangnya) berkata: Masihkan engkau
bertekun dalam kesalehanmu?” Tapi demikian Ayub tidak berbuat dosa dan dimensi
Allah tetap padanya. Dalam hidup suami istri bukan hanya ada perbedaan
pandangan, tapi juga perbedaan kehidupan rohani.
Kedua Mezbah kita diukur. Sikap kita diukur, melayani Dia seperti apa, melayani
orang seperti apa. Tuhan punya ukuran. Ketika engkau bersikap menolong orang
lain itu diukur. Persembahanmu hari ini diukur. Sikap saudara dan hati saudara
diukur. Tuhan meminta untuk mengasihi Dia lebih dari apa pun termasuk uangmu
dan anakmu. Dia minta bukti itu. Kadang kita merasa tidak perlu membuktikan hal
itu. Ingat ukuran Tuhan.
Dalam diri kita
ada ukuran Tuhan. Kita harus bersikap dan bertindak menurut ukuran. Mezbah adalah
gambaran kekuatan kita. Itu pun diukur.
Yang ketiga
diukur adalah Bait Suci tempat Ia bersemayam.
I Pet2:4-5. Kita
harus datang kepada Sang Batu Hidup dan kita bisa menjadi batu-batu hidup. Kita
harus menjadi Betel bukan tumpukan batu seperti Ai. Ukuran kekudusanmu untuk
Tuhan dan untuk saudara yang lain, supaya Tuhan hadir. Kita tidak bisa
mengasihi menurut diri sendiri, tapi setia dan mengasihi menurut ukuran Tuhan,
supaya orang lain yang tidak setia bisa kita selamatkan.
Kebanyakan kita
melakukan segala sesuatu menurut kepentingan kita, menurut diri kita. Tapi
saatnya tiba kau harus bekerja bagi orang lain, sehingga dalam kerumunan orang
ini, Aku hadir. Ada
ukuran 12 hasta, selalu 12. Perlu sekali kepedulian saudara, kasih saudara,
perhatian saudara menurut ukuran Tuhan. Sering Tuhan menguji kita ketika kita
sedang sibuk. Mana yang lebih penting, pelayanan atau menghadiri kematian ibu
seorang teman. Kita harus memiliki kemampuan, ketika di situasi yang sulit.
Kadang-kadang membutuhkan pengorbanan. Dimensi Tuhan itu pengorbanan: demikian
Allah mengasihi isi dunia ini, sehingga diberikannya AnakNya yang tunggal. Itu
dimensi Tuhan ukuran Tuhan yang saudara miliki: pengorbanan.
Jadi yang diukur hidup pribadi, mezbah atau perbuatan dan
sikap;….
Kita sulit berkorban
karena kita biasa hidup ego. Hitungannya adalah matematik. 2-2=0. Kita tidak
suka angka nol.
·
Manusia bisa mencapai dan mewujudkan ukuran Tuhan dalam
dirinya. Yer9:23-24 Yang kita
banggakan adalah dimensi Tuhan ada dalam diriku. Aku diciptakan menurut rupa
dan gambarnya dan ukuranNya ada pada diriku. Kita mengenal Tuhan dan dimensiNya
ada pada diri kita.
·
Tuhan memberikan kapasitas atau kemampuan untuk
mendapatkan dimensi/ukuran tersebut yang hilang dan yang rusak. Yoh 16:13. Dia berikan Roh Kudus, Roh Kebenaran. Setiap
firman yang kau hidupi itu menjadi kebenaran.
Itulah kapasitas yang Tuhan berikan. Kej4:5-7. Manusia diberikan
kemampuan untuk meng-handel dosa. Firman akan menghampiri kalian.
·
Kita harus menggunakan cara Tuhan untuk mengembalikan ukuran/dimensi
Tuhan yang terhilang. Kej9:18-27.
Allah Sem…Nuh melihat dalam diri Sem ada dimensi Allah. Sem memprakasai
Yafet si bungsu untuk tidak melihat aurat ayahnya. Ham melihat kelemahan
ayahnya. Sem dan Yafet menutupi kelemahan ayahnya. Menutupi kelemahan adalah
dimensinya Tuhan. Kita harus merebut dimensi Tuhan dengan benar, dengan cara
ilahi, bukan dengan cara kekuatan manusia. Bukan dengan rajin berdoa, tapi
harus mengenal Dia, melihat dimensi yang hilang dan merebutnya. Ada orang-orang tertentu
dalam hidup saudara yang diutus oleh Tuhan, untuk merebut dimensi yang hilang.
2Tim1:1-7. Lois neneknya memberikan dimensi iman. 1Taw28:2 Salomo masih muda
untuk membangun proyek Bait Suci. Bagaiaman supaya Salomo berhasil? Ay7:
Kenallah Allahnya ayahmu.. Kenalilah dimensi Allahnya Daud. Bukan harta yang
menentukan. Tapi dimensi pengenalan akan Allah ini. Bapa rohanimu yang
bertanggung-jawab.
Hab2:220 Diam dalam baitNya yang kudus.
b. Jangan jadi orang liar. Diam dalam rumah, setia dalam
rumah, taat dalam rumah sehingga kau bisa mendapatkan dimensi Tuhan yang hilang
dalam dirimu. Dia diam dalam BaitNya, di mana kau bisa dapatkan
dimensiNya. Ayub28:23 Allah mengetahui
jalan ke sana .
Kita bersyukur Tuhan memberikan jalannya.
c. Hasrat. Ini cara yang ilahi. Maz27:4 Diam dalam rumah
Tuhan dan menikmati semua dimensiNya.
Ukuran Tuhan itu absolute. Mutlak. Tidak bisa diubah, tidak bisa ditolak.
Kau bisa memancarkan dan bisa hidup menurut ukuran Tuhan.