Dari YESUS sampai KRISTUS
Lewat hidupNya, Ia menghancurkan pekerjaan iblis.
Lewat kematianNya, Ia menghancurkan kuasa si iblis.
Melalui kebangkitanNya, Ia menghabisi benih-benih kejahatan iblis.
Kita harus pertama-tama mendengar perkataan Tuhan dari
sorga, karena segala sesuatu dimulai dengan perkataan Tuhan. Ia menciptakan
sorga-sorga dan bumi dengan perkataanNya. Saudara-saudara yang sedang berdiri
di hadapan hadirat Tuhan, marilah kita belajar menghidupi budaya Kerajaan
Sorga.
Kau berdiri di hadapanNya, artinya kau adalah orang-orang
yang mau mendengar perkataanNya dan mau melakukan kehendakNya. Kau memiliki
Batu Penjuru yang dikirim Bapa dari sorga. Batu Penjuru itu adalah Kristus. Kau
menjadikan Kristus sebagai Batu Penjuru untuk membangun manusia rohanimu. Sebab
seperti bangunan yang dibangun selalu dimulai dengan peletakan batu pertama
yaitu batu penjuru, sehingga dari situ dipakai sebagai acuan, sebagai standar,
sebagai ukuran. Ukuran yang akan terus berkembang ke kanan, ke kiri, ke atas
bahkan ke bawah. Ketika bangunan itu telah selesai semua akan terbangun seperti
gambar yang sudah ditentukan sebelumnya.
Gambar kita adalah untuk menjadi serupa dengan pencipta
kita. Marilah Kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita. Batu Penjuru
itu adalah Yesus Kristus. Di mulai dengan Firman, sebab pada mulanya ialah
Firman. Firman itu adalah Allah. Yesus adalah Firman yang menjadi manusia di
muka bumi ini. Ketika kita mendengar perkataan Yesus dan mempercayaiNya sebagai
perkataan yang berasal dari sorga, berarti kita mengimani perkataan Yesus. Dia
adalah Firman itu. Dia Firman yang hidup. Dia bukan terdiri dari perkataan yang
tercetak di kertas. Dia adalah Firman yang Hidup yang berasal dari sorga.
Firman tidak pernah berasal dari mana pun kecuali dari sorga.
>>> Ukurannya
adalah Kristus
Dari Yesus yang menjadi acuan dan ukuran kita terus
dibangun. Kita dibangun juga oleh
perkataanNya. Lewat perkataanNya atau FirmanNya kita dibangun dan dibentuk.
Lewat perkataanNya semua yang ada pada kita itu mulai terbentuk; yaitu: pikiran
kita; sudut pandang kita; persepsi kita; akal kita; pola pikir kita; perasaan
kita, kesenangan kita dan seluruh keberadaan jiwa kita;tujuan hidup kita,
rencana kita, agenda kita; standar hidup kita; ukuran-ukuran keberhasilan kita;
penilaian kita terhadap apa pun termasuk menilai diri sendiri dan menilai orang
lain, menilai uang, menilai takaran, menilai kesuksesan, menilai pekerjaan; dan
seterusnya; semua itu acuannya adalah Kristus. Kita terus dibangun, disempurnakan
dan diperlengkapi sehingga kita mencapai kepenuhan Kristus.
- Ukurannya Kristus
- Caranya Kristus
- Tujuannya akhirnya juga Kristus
Firman itu dimulai
dari Yesus sampai Dia menjadi Kristus (Mat 1:17, Yoh 1:1-18).
Yesus harus membuktikan ketaatanNya sebagai Anak Manusia.
Dia adalah Allah yang mengambil rupa manusia, sebab hanya manusia yang dapat
mengerti manusia. Tidak ada satu jenis mahluk hidup mana pun di bumi ini yang
bisa kita mengerti manusia. Dan manusia yang sudah terputus hubungan dengan
penciptanya, juga hanya dapat mengerti dan melihat manusia. Yesus adalah Allah
yang sempurna mengambil rupa sebagai manusia yang sempurna. Manusia yang
pertama, Adam, sudah gagal. Yesus adalah Adam yang terakhir. Bukan Adam yang
kedua, karena kalau dikatakan Adam kedua, mungkin ada Adam ketiga dan
seterusnya.
Yesus tidak mungkin gagal, sebab Dia adalah Alfa dan Omega.
Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Dia tau seluruh rencanaNya yaitu rencana
kekekalan Allah. Dia tau kuasaNya sebab seluruh kuasa yaitu kepenuhan
ke-Allah-an ada padaNya.
Oleh karena itu Ia mengosongkan diriNya sedemikan rupa
dengan mengambil rupa manusia Adam untuk membuktikan kepada seluruh mahluk dan
alam semesta bahwa manusia yang sejati, yaitu Anak Manusia memang berasal dari
Allah dan Dia dapat mengalahkan apa pun. Dia mengalahkan dosa dan maut.
Lewat hidupNya, Ia
menghancurkan pekerjaan iblis.
Lewat kematianNya, Ia
menghancurkan kuasa si iblis.
Melalui
kebangkitanNya, Ia menghabisi benih-benih kejahatan iblis.
Dan ketika Yesus
ditinggikan, kita dapat merebut kembali dominasi dari segala aspek kehidupan
seperti ekonomi, politik, seni dan budaya, media pemberitaan, perdagangan,
hukum dan keadilan, pendidikan dlsb.
Ketika Yesus
ditinggikan kita bisa merebut kembali kota-kota dan bangsa-bangsa menjadi
bagian daripada kerajaan sorga, sebab iblis tidak punya urusan lagi dengan
kita. Begitu kita datang ke daerah itu, iblis harus angkat kaki.
(Mat 8:28-29) Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang
Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus.
Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan
itu. Dan mereka itupun berteriak,
katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari
untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
>>> Tujuan
Penciptaan, Tujuan Hidup Manusia
Ketika manusia diciptakan, ia memang mahluk yang sempurna.
Namun ada mahluk lain yang juga adalah ciptaanNya yang kemudian memberontak
daripadaNya, yaitu malaikat yang jatuh, si iblis itu; mengganggu keberadaan
manusia sebagai bagian dari rencana kekekalan Allah. Bagaimana pun rencana
Tuhan tidak pernah dan tidak boleh gagal. Manusia pada hakekatnya adalah rekan
kerja dan mitra Tuhan untuk menghancurkan kuasa dan kerajaan kegelapan. Ada kerajaan terang. Ada kerajaan kegelapan. Ada kerajaan sorga dan ada
juga kerajaan kegelapan. Kerajaan kegelapan menyerang kerajaan sorga. Dosa
menyerang sorga dengan anak panah kesombongan dan iri hati. Panah itu mengenai
Lucifer yang ada di seputar Tahta Allah. Oleh sebab itu Lucifer tidak pernah
mengakui ia bersalah(Ayub 9:29). Saya percaya ada anugrah pengampunan dari
Allah jika Lucifer mau mengakui kesalahannya. Tapi dia menuntut keadilan
daripada Allah. Lucifer menantang Allah
dan menuntut diadakannya pengadilan dengan para saksi (Ayub 9:32b, 33-35).
Manusia yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan adalah para saksi itu. Para pengikut Kristus adalah mereka yang
memiliki kesaksian Yesus Kristus. Para saksi itu terus diburu oleh iblis sampai
pada akhir zaman (Wahyu 12:17). Kita membangun diri kita untuk menjadi
saksi Kristus. Oleh karena itu tuntutan kwalifikasinya dan standarnya adalah
Kristus. Tidak bisa kurang daripada itu. Kita harus mulai dari Firman, melalui
Firman dan dijadikan oleh Firman. Rahasia
besar itu mulai tersingkap. Kita pun bukan sekadar menjadi saksi Kristus, tapi
kita juga menjadi seperti Kristus. Kesaksian kita itu yang akan mengalahkan
kuasa si jahat, menghancurkan pekerjaan si jahat, melenyapkan benih-benih
kejahatan dari muka bumi ini di mana kita diutus. Hanya oleh darah Anak Domba dan kesaksian kita maka iblis dapat
dikalahkan. Mengalahkan Iblis bukan hanya ditengking-tengking. Tanpa
ditengking, iblis harus enyah dari hadapan kita, karena kita adalah saksi
Kristus. Ketika kita memperkatakan kesaksian kita atas pengenalan kita akan
Kristus, iblis akan tunduk. Hanya dengan memperkatakan mengenai Kristus yang
kita ada bersamaNya selalu.
(Rev 12:11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak
Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa
mereka sampai ke dalam maut.
>>> Tujuan Akhir /
Final Destination
(sampai dengan saat ini, seperti pewahyuan yang
dibukakanNya)
Dan pada akhirnya oleh perkataan kesaksian kita, kita akan
mengadili si iblis dan Tuhan akan menghukumnya untuk selama-lamanya.
Bumi ini adalah Tahta
Pengadilan Tuhan yang khusus dibentuk untuk tujuan itu dan kita adalah para
saksi yang dipakai Tuhan untuk mengadili musuh-musuhNya pada hari penghakiman
terakhir itu. Oleh karena itu sekali lagi, kualitas yang dituntut daripada
saksi Kristus adalah sebanding dengan kualitas Kristus dalam segala hal. Ini
bukan untuk menyamakan diri kita dengan Kristus, sebab kedudukan Kristus tidak
pernah ada yang menyamainya. Dia adalah yang Sulung dari banyak saudara.
(1Co 15:23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya:
Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada
waktu kedatangan-Nya.
Jadi saudara, kita
harus mengetahui siapa kita ini sebenarnya di hadapan Allah, sehingga kita
dapat mengetahui tujuan Tuhan menciptakan kita. Kita ada di bumi ini bukan sekadar
memenuhi bumi. Bukan sekadar menjadi kaya, menjadi terkenal, menjadi berkat,
lalu setelah mati masuk sorga. Itu pikiran yang sederhana sekali ketika kita
belum dibukakan rahasia ini. Itu pikiran anak-anak rohani. Kita bukan juga
sekadar memelihara bumi dan menguasai bumi. Bukan sekadar menguasai
domain-domain atau aspek-aspek dan bidang-bidang kehidupan di dunia ini.
Bukan sekadar menjadi garam dan terang dunia. Itu baru
sebagian dari peranan kita yang sangat penting. Tapi ada tujuan lain yang maha
penting. Oleh sebab itu, kita harus tetap setia sampai akhir, sampai kita
benar-benar mewujudkan kehendak Bapa.
Inilah kehendak Bapa
yang menjadi tujuan hidup kita yang maha penting.
(Act 2:35) Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat
musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.
(1Co 15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut,
di manakah sengatmu?"
Ini adalah hari kemenangan itu. Kita harus memastikan
bersama Tuhan, karena itu kita harus selalu berdiri di hadapanNya dengan siap
sedia, dan dengan setia menanti-nantikan sambil melakukan pekerjaan-pekerjaan
baik yang sudah disediakanNya untuk sampai pada hari kemenangan itu.
(1Co 15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan
yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat
mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
>>>
Yesus dan PeranNya
Jadi saudara-saudara sekarang telah dapat membedakan tujuan
hidup kita dengan peran-peran yang harus kita jalankan. Dia Yesus sudah
mengambil peran. Dia mengambil peran
Yang Awal dan Dia juga yang akan mengambil peran Yang Akhir, termasuk pada waktu kedatanganNya yang kedua
nanti. Sementara hanya sampai di sini pengetahuan saya atau saudara. Mungkin
nanti akan dibukakan lebih lagi. Lebih jelas lagi, lebih detil lagi, lebih jauh
lagi akan peran Yesus.
Sementara itu, kita tau sekarang Yesus ada di sorga dan
duduk di TahtaNya. Sedang Bapa dan Roh Kudus turun ke bumi ini. Kitalah yang
ditugaskan Bapa untuk mengambil peran Yesus di muka bumi ini. Selalu unsurnya harus lengkap: Bapa, Anak
dan Roh. Sekarang Sang Putra Yang Sulung itu sedang menanti-nantikan
waktuNya untuk Dia kembali ke bumi ini. Kitalah yang harus meneruskan dan
menggenapkan peranNya di bumi ini. Kita ada sebagai utusan-utusan sorgawi, sebagai
imamat yang rajani.
Kita harus bertekun
membangun manusia rohani kita dan bukan hanya manusia jasmani kita. Yang
jasmani tidak akan lebih dari yang rohani. Yang memiliki nilai kekekalan
adalah roh kita, karena ia berasal dari Allah sendiri. Roh kita berasal dan
dilahirkan kembali dari sorga. Ketika kita telah menjadi saudara-saudara bagi
Kristus, maka kita memiliki otoritas yang sama dengan Kristus. Demikian juga
kita memiliki kemuliaan yang sama dengan kemuliaan Kristus. Itu disebabkan kita
menerima Roh yang sama. Roh itu yang mengadopsi kita menjadi anak-anakNya
sehingga kita dapat memanggilNya Abba Bapa. Kita diadopsi sebagai anak-anakNya,
tapi itu belum cukup dan belum sempurna. Oleh karena itu level rohani kita
harus meningkat dan meningkat terus sehingga bertumbuh dari anak-anak menjadi
dewasa. Kita harus menjadi putra-putri Kerajaan yang siap menerima kunci-kunci
Kerajaan Sorga.
>>> Kedewasaan
Penuh dan Iman Kristus
Kita harus mencapai kedewasaan penuh seperti Kristus
sehingga kita dapat mereprensentasikan pribadi Kristus melalui diri kita. Orang
tidak akan lagi dapat membedakan antara pribadi kita dengan pribadi Kristus.
Pribadi kita tersembunyi dalam Kristus. Kita makin kecil, peran kita makin
kecil, keakuan dan ego kita makin kecil. Nama kita makin kecil. Keinginan kita
makin kecil. Kedagingan kita makin kecil. Jiwa kita yaitu pikiran dan perasaan
kita mengikuti Roh Kristus yang makin besar dalam diri kita. Iman kita mungkin
masih kecil, tapi bukan iman kita yang kita pakai untuk pekerjaan-pekerjaan
besar. Iman kita yang kecil itu, yang sebesar biji sesawi itu, kita pakai untuk
menempel erat dengan iman Kristus. Kita tidak lagi memakai iman kita tapi kita
pakai iman Kristus dalam setiap gerak-langkah kita. Kita sendiri tanpa
menyadarinya tidak bisa melihat iman kita, karena Kristus sudah menjadi
sedemikian menguasai dan mengontrol hidup kita.
Kita tidak dapat melihat iman kita yang sedemikian
tersembunyi, karena iman Kristus yang begitu besar sudah membungkus iman kita.
Hidup kita dan pribadi kita secara total tersembunyi dan terbungkus dalam
Kristus. Adakah yang lebih besar dari Kristus Yesus?
>>> Iman dan
Mentalitas Kerajaan, dasar bangunan Gereja
Jadi salah satu mentalitas kerajaan yang harus kita miliki
adalah: jangan merisaukan imanmu yang sebesar biji sesawi. Tapi jika iman kita
sudah terbungkus dengan iman Kristus, kita dapat memindahkan gunung dan
membuatnya tercampak ke laut.
Bagaimana kita membangun? Dari perkataan Tuhan, dari
pewahyuan mengenai Yesus Kristus oleh Bapa di sorga.
Di atas batu karang
ini Aku akan mendirikan (membangun) gerejaKu. Batu karang itu bukan Petrus
sendiri. Ada Bapa yang menyampaikan pewahyuan. Ada Yesus Kristus sebagai subyek
pewahyuan. Ada Roh Kudus yang menyampaikan pewahyuan mengenai Yesus itu. Dan
yang ada Petrus atau engkau sebagai pribadi yang menerima (penerima) pewahyuan
itu. Jadi 4 unsur itu membentuk batu karang yang tidak akan goyah. Tidak cukup
satu titik (hanya Petrus atau hanya kau) yang menjadi batu karang. Harus ada 4
titik yang membentuk bidang. Harus ada empat dimensi yang membentuk batu
karang. 4 dimensi.
1. Ke-Allah-an Bapa
(Fathership)
2. Ke-Allah-an Anak
(Sonship)
3. Ke-Allah-an Roh (Adoption
Spirit)
4. Manusia (Sons and Daughter of God)
Harus ada dua pihak yang meneken perjanjian yaitu kau dan
Tuhan, baru bisa terjadi hubungan ikat-janji yang kuat.
Bapa yang mengutus Yesus. Anak yang mengenalkan pribadi
Bapa. Anak yang membawa kita sampai kepada Bapa. Yesus yang mengutus RohNya
kepada manusia. Roh ini yang mengadopsi mereka yang namanya sudah tercatat di
dalam Kitab Kehidupan.
>>> Kita yang
menarik kerajaan sorga turun ke bumi
Tuhan sedang menanti-nantikan saat itu. Orang-orang kudus
sedang menanti-nantikan saat itu. Orang-orang dunia juga sedang
menanti-nantikan saat itu. Bahkan seluruh mahluk sedang menanti-nantikan saat
itu.
(Rom 8:19) Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Gereja Yesus Kristus lah yang akan menentukan saat itu.
Ketika kita bertumbuh dalam ketaatan sampai pada tingkat kepenuhan Kristus maka
anak-anak Allah menjadi nyata. Itu akan menarik sorga turun ke bumi.