DIMENSI SPIRITUAL
MASUK KE DALAM
DIMENSI SPIRITUAL
By Ps.Yappy Widjaya, 17Jul2016
Betapa pentingnya
kita membangun manusia roh kita, sehingga kita bisa mengalami dinamika ROH,
mecapai garis-akhir dan menyelesaikan destiny kita dengan kuat tidak pernah tergoyahkan
dan tidak pernah menyimpang ke kanan dan ke kiri tapi makin lama makin kuat.
Yeh47:1-5
(Ezekiel
47:1) Kemudian ia membawa aku kembali ke
pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci
itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan
air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah
selatan mezbah.
(Ezekiel
47:2) Lalu diiringnya aku ke luar
melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju
pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari
sebelah selatan.
(Ezekiel
47:3) Sedang orang itu pergi ke arah
timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan
menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
(Ezekiel
47:4) Ia mengukur seribu hasta lagi dan
menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut;
kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke
dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
(Ezekiel
47:5) Sekali lagi ia mengukur seribu
hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat
berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang,
suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
Wah 22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan,
yang jerih bagaikan Kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta
Anak Domba itu;
Wahyu 11:3 Ada
tiga hal yang Tuhan ukur: Bait Allah, mezbah dan orang-orang yang beribadah di
dalamnya.
Tuhan mengukur
kita, yaitu level air ROH dalam kehidupan kita. Apakah hanya semata kaki, selutut,
sepinggang atau sudah seperti aliran sungai yang tidak bisa diseberangi lagi.
Air sungai
kehidupan ini keluar dari takhta Allah. Ini adalah air yang murni, yang tidak
terkontaminasi. Kuasa dari air sungai
kehidupan sangat luarbiasa dampaknya. Ia mengalirkan kehidupan ketika melewati
daerah-daerah yang tidak ada kehidupan. Ketika air ini mengalir ke Laut Mati
yang tinggi kadar garamnya dan tidak ada makhluk hidup di dalamnya, maka air
Laut Mati itu menjadi tawar. Dan di sana ada sangat banyak ikan berkeriapan.
Pohon-pohon di tepi sungai itu tidak pernah kering daunnya. Ini berbicara
tentang Firman dan Roh dalam hidup kita.
Jadi seberapa
dalam dan seberapa besar Firman dan Roh itu ada di dalam diri saudara. Seberapa
dalam IA mengontrol hidup kita, seberapa jauh Roh itu memimpin, mempengaruhi
dan mengontrol kehidupan kita. Itu yang akan Tuhan ukur dalam diri kita.
Yoh 7:38-39
(John
7:38) Barangsiapa percaya kepada-Ku,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir
aliran-aliran air hidup."
(John
7:39) Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh
yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum
datang, karena Yesus belum dimuliakan.
Mereka yang
percaya kepada Yesus, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air
hidup. Air yang mengalir dari Tahta
Allah dari Bait Suci juga bicara mengenai aliran-aliran air Roh Kudus yang
keluar dari kehidupan saudara. Air itu bicara mengenai kehidupan Firman dan
kehidupan Roh. Jadi yang Tuhan akan ukur adalah kehidupan Firman dan Roh dalam
hidup saudara. Seberapa dalam Roh Kudus menguasai, mempengaruhi, mengontrol dan
memimpin dan memerintah hidup kita.
Tuhan ingin kita
masuk ke level air Roh yang seperti sungai di mana kita tidak bisa menjejakkan
kaki lagi, tidak memiliki pijakan sendiri lagi, kecuali mengikuti aliran Roh
Kehidupan. Tidak bisa lagi kita
mengikuti kemauan sendiri, pikiran dan kehendak sendiri, tapi hanya mengikuti
aliran air itu menuju.
Banyak yang cukup
puas dengan level air semata-kaki; cukup senang menjadi orang Kristen. Senang
menerima berkat-berkat dan apa yang
saudara dapatkan. Di level itu saudara masih bisa hidup dengan ego saudara,
hidup semaunya, dengan pikiran dan terikat dengan faktor-faktor lahiriah. Itu
seperti Abram yang ikut saja perkataan Sarai untuk mengambil Hagar. Dia masih
medirikan mezbah di antara Bethel dan Ai. Masih plin-plan. Itu karena level
airnya masih semata-kaki.
Tuhan tidak ingin
kita tinggal di sana dengan pemahaman yang begitu dangkal. Kau harus maju dan
bergerak lebih dalam lagi. Ada level-level baru yang Tuhan ingin kau capai.
Respon Yehezkiel
adalah taat. Dia masuk lagi sampai air setinggi lututnya. Dia masih bisa ambil keputusan menurut selera sendiri atau
menurut kata orang. Kita masih bisa menentang firman. Lalu kita masuk lagi;
taat ikut konferensi, ikut camp, membuat notes dsb. Tapi banyak bagian dalam
hidup kita yang masih kita pegang erat-erat. Firman itu belum menjadi daging,
belum menjadi perbuatan saudara. Saudara masih membawa kemauan saudara, agenda
saudara, kepentingan sendiri dan ambisi pribadi, cita-cita pribadi, bukan atas
kehendak dan rencana dari Tuhan.
Tuhan terus
memerintah lagi. Kita harus masuk lagi; sehingga air mencapai level sepinggang,
Pengertian dan panggilan makin dalam, tapi makin dirasakan berat. Makin kuat
aliran itu membawa saudara. Jadi kita masih bisa bergerak dengan keinginan
saudara dan saudara masih bisa berontak, tapi semakin banyak tuntunan dan
arahan Roh. Jangan berhenti sampai di situ. Sekarang kita disuruh masuk lagi,
sehingga aliran itu sudah seperti sungai, sehingga tidak bisa lagi kita
kendalikan. Seluruh keberadaan saudara itu tenggelam dalam aliran sungai kehidupan,
di dalam kuasa Firman dan Roh. Bukan hanya menguasai roh, tapi juga menguasai
tubuh dan jiwa, pikiran, perasaan, kemauan dan kehendak saudara, kepentingan
saudara, selera saudara (termasuk selera makan), keputusan saudara, apa yang
saudara lihat, apa yang saudara denganr, apa yang saudara rasakan, sekarang
dikuasai oleh Firman dan Roh Kudus. Kita hanya terhanyut dan terbawa aliran
sungai dan membiarkan dibawa oleh tujuan aliran sungai itu. Mengikuti apa yang
jadi kehendak Tuhan, rencana Tuhan, kepentingan Tuhan. Apa yang menjadi agenda
Tuhan itu menjadi agenda saudara. Bukan lagi kepentingan saudara, tujuan kita
dan bukan kehendak kita lagi. Ini ukuran yang harus kita capai. Kuncinya adalah
responi, terus taat, terus bergerak, terus maju. Belajar menghidupinya apa pun
resikonya dan apa pun harganya.
Dan saudara akan
menjadi anugerah dan menjadi ucapan syukur yang luarbiasa sekali atas buah-buah
ketaatan saudara dalam mentaati setiap kebenaran Firman Tuhan. Buah-buah ketaaatan itu kami lihat mulai muncul.
Tapi jangan berpuas diri, karena Tuhan terus mengukur kedalam level air yaitu
Firman dan Roh dalam setiap kita.
Hal-hal yang bisa
membuat orang itu gagal dalam perjalanan mengikuti Tuhan. Ketika dia mulai
menerima Yesus secara pribadi menurut pemahamannya, setelah 10-15 tahun
tiba-tiba dia bisa berhenti, menjadi orang yang sangat buruk, menentang Firman
kebenaran dan sangat duniawi kehidupannya. Mungkin tetap menjadi orang Kristen
dan tetap aktif, tapi sebenarnya dia sudah terhenti. Penyebabnya adalah: Dia
mulai fokus kepada hal-hal yang natural. Dia tidak lagi fokus kepada hal-hal
yang spiritual, tidak lagi terus mengevaluasi dirinya, seberapa level air dalam
hidupnya. Ketika dia mulai puas dengan apa yang dia terima, dengan apa yang dia
dapatkan dari Tuhan dia akan kehilangan panggilan utama dalam hidupnya - yaitu
menjadi segambar dan serupa dengan Kristus; Yesus menjadi yang sulung di antara
banyak saudara.
Ketika saudara
merasa panggilan utama hidup saudara adalah menjadi berkat dan memperoleh berkat;
menjadi orang Kristen yang baik yang berkelimpahan, maka suatu saat saudara
akan meninggalkan Tuhan.
Jika level air
saudara hanya selutut atau sepinggang, datang Firman kebenaran, kadang-kadang
saudara taat, kadang tidak. Kalo itu menyenangkan dan menguntungkan saudara
taat, tapi ketika itu artinya berkorban,
saudara mulai pilih-pilih, mulai kompromi dan mulai tawar-menawar. Kita harus berhati-hati. Saudara bisa berhenti atau terhenti, sebab Firman dan
Roh itu belum menguasai hidup saudara. Bisa saja Firman hanya menjadi
pengetahuan (bukan menjadi kebenaran dan menjadi daging) di pikiran dan bahkan
belum menjadi benih di hati. Mungkin ia hanya mengenal Yesus sebagai
Juruselamat, sebagai Anak Allah dan bukan Anak Domba Allah (yang telah
disembelih).
Kita harus terus
bergerak masuk, sehingga level air itu menjadi seperti sungai, di mana seluruh
hidup kita dikuasai oleh Firman dan Roh, di mana hidup saudara tidak lagi
terikat pada faktor-faktor lahiriah. Tidak lagi terus hidup dalam kedagingan
(keterikatan, kelemahan, dosa, egoisme, keadaan sulit, merasa mampu sendiri),
tapi mati terhadap diri saudara sendiri.
Tuhan terus
menginginkan level air itu meningkat dan saudara terus dipenuhi oleh Roh-Nya.
Dia ingin roh saudara menjadi kuat, menjadi satu dengan frekuensinya sorga.
Tuhan ingin saudara meluap di dalam Roh. Naik di dalam Roh. Selalu hidup dalam
kepenuhan Roh dan dalam dimensi Roh.
Tuhan tetap
mengukur dan terus mengukur kedalaman Firman dan Roh setiap pribadi. Berbahaya
sekali jika kita tetap focus kepada hal-hal lahiriah dan mulai mengejar hal-hal
yang lahiriah. Saudara akan bisa tiba-tiba terhenti, kehilangan panggilan
hidup, tiba-tiba memberontak dan saudara bisa meninggalkan Tuhan. Jadi jangan berhenti sebelum air Firman dan
Roh itu menguasai hidupmu. Jangan berhenti pada level sebelumnya, Anda masih
bisa kompromi dan mengutamakan pikiran kita. Kita harus keluar dari
faktor-faktor lahiriah, dari dunia natural masuk ke alam spiritual, untuk
menggenapkan seluruh kehendak Bapa.
Tuhan ingin kita terus bangun dalam rohmu, dan tidak kembali lagi ke
faktor-faktor lahiriah. Hargai dimensi roh ini.
Kita lihat betapa
dahsyat dampaknya kepada sekitar kita
jika aliran-aliran itu mengalir dari dalam roh dan dari dalam hati
saudara.
Yeh 47Ay6-12
(Ezekiel
47:6) Lalu ia berkata kepadaku:
"Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian ia membawa aku
kembali menyusur tepi sungai.
(Ezekiel
47:7) Dalam perjalanan pulang, sungguh,
sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah
sana.
(Ezekiel
47:8) Ia berkata kepadaku: "Sungai
ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di
Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
(Ezekiel
47:9) sehingga ke mana saja sungai itu
mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan
akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ
menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
(Ezekiel
47:10) Maka penangkap-penangkap ikan
penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi
penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan
di laut besar, sangat banyak.
(Ezekiel
47:11) Tetapi rawa-rawanya dan
paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
(Ezekiel
47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh
bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak
habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu
mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi
obat."
Itulah gambaran
dari orang yang kehidupannya dikuasai Firman dan Roh. Gereja yang level airnya
seperti sungai kehidupan; dampaknya akan menjadi berkat kehidupan bagi kota dan
bagi bangsa. Kehidupan itu harus meningkat. Pemahaman Firman harus meningkat.
Saudara harus mengulang lagi firman yang saudara dengar, selidiki lagi,
sehingga pemahaman firman itu meningkat. Saudara harus terus intensive-kan kehidupan
rohani saudara, tingkatan doa dan penyembahan, waktu pribadi untuk keintiman
dengan Tuhan. Jangan hanya berbahasa roh di gereja, lakukan itu juga di rumah.
Intens hubunganmu dengan Tuhan.
Selalu
deklarasikan Firman. Ketika firman dan Roh menguasai hidup kita, betapa
dahsyatnya dampak yang kita terima.
Kis 2: 42-47
(Acts
2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran
rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa.
(Acts
2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang
rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(Acts
2:44) Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(Acts
2:45) dan selalu ada dari mereka yang
menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai
dengan keperluan masing-masing.
(Acts
2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati
mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di
rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati,
(Acts
2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka
disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan
orang yang diselamatkan.
Lihat betapa
dahsyatnya dampaknya, ketika hidup kita dikuasai oleh Firman dan Roh. Bukan
cuma dirasakan pribadi orang-orang itu: bagaimana dia berubah karakternya,
perobahan mentalitas, cara pikir, cara pandang bahkan seluruh sel dalam
tubuhnya. Itu terjadi ketika Roh dan Firman kita ijinkan memimpin, mengontrol,
memimpin, mengarahkan dan menguasai hidup saudara. Jaga terus level air, Firman
dan Roh. Jangan puas hanya sampai sepinggang, jangan biarkan aliran-aliran
sungai itu berhenti mengalir. Sebab itu Amsal 4:2 mengatakan: Jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan, karena di situlah terpancar aliran-aliran kehidupan.
Jaga hati yang
tempat lembut, hati tetap haus akan firman, hati yang dilatih, kadang-kadang
dihajar oleh Roh Kudus melalui para pemimpin. Ijinkan hal itu. Jangan hati kita
menjadi seperti trotoar, atau jangan juga menjadi tanah yang tipis. Itulah yang
akan menjagai kita.
Mereka bertekun
dalam pengajaran rasul-rasul, mereka meningkatkan level kehidupan Firman dalam
diri mereka, meningkatkan pemahaman firman, bertekun berarti berusaha
menyelaraskan hidup saudara dengan firman. Pekerjaan, pikiran, selera
diselaraskan dengan firman. Bertekun berarti mendengar, memikirkan dalam-dalam,
membicarakan dan menghidupinya dan mentaatinya. Semua dalam konteks rumah
rohani, bukan secara individu-individu saja. Itulah yang dilakukan pada jemaat
mula-mula.
Mereka mendoakan
tujuan kerajaan, supaya rencana Tuhan digenapi, semua yang belum pernah mereka
doakan. Bukan untuk mendoakan kebutuhan dan keluarga mereka, tapi kepentingan
Tuhan. Mereka berdoa dalam roh; menangkap pesan-pesan sorga; berdoa sesuai
dengan kehendak dan menyelaraskan dengan kehendak Bapa. Mereka bertekun dalam
kehidupan Roh dan Firman, sehingga ada dinamika Roh.
Ketika Roh dan
Firman menguasai kita banyak hal berobah: hidup dalam nilai-nilai dan budaya
Kerajaan.
Roh dan Firman
itu menguasai mereka dan membentuk mereka; mereka tidak memiliki hubungan
kekeluargaan secara fisik, tapi sekarang saling berbagi seperti saudara-saudara
sekeluarga. Level air itu sudah seperti sungai; bukan budaya dan nilai-nilai
mereka sendiri yang mereka pegang; sekarang sudah pakai budaya dan nilai-nilai
kerajaan.
Jika firman dan
Roh menguasai hidup kita tidak lagi kita berhitung untung-rugi, tidak mengukur
dari hal-hal sementara, tapi mengejar yang kekal. Pusat aktivitas jemaat mula-mula
bukan hanya di Bait Allah, tapi di rumah-rumah mereka; sehingga mereka disukai
semua orang dan Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Gaya hidup mereka secara total sudah berubah.
Mereka menanggalkan identitas dan kepribadian mereka. Mereka mengenakan
budaya dan gaya hidup kerajaan Allah.
Yes 59:21 Adapun
Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi
engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu
dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai
selama-lamanya, firman TUHAN.
RohKu dan
FirmanKu; itu harus menguasai hidup kita. Terus Roh Kudus mengarahkan dan
mengajar, menguasai, menuntun. Dan biarkan firman membentuk hidup kita. Roh dan
Firman itu selalu bekerja sama.
Kis 4:32-35;
(Acts
4:32) Adapun kumpulan orang yang telah
percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa
sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah
kepunyaan mereka bersama.
(Acts
4:33) Dan dengan kuasa yang besar
rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua
hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
(Acts
4:34) Sebab tidak ada seorangpun yang
berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau
rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
(Acts
4:35) dan mereka letakkan di depan kaki
rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan
keperluannya.
Luk 14:25-27
(Luke
14:25) Pada suatu kali banyak orang
berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia
berkata kepada mereka:
(Luke
14:26) "Jikalau seorang datang
kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak
dapat menjadi murid-Ku.
(Luke
14:27) Barangsiapa tidak memikul
salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.
Mark
3:20-21,31-35
(Mark
3:20) Kemudian Yesus masuk ke sebuah
rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka
tidak dapat.
(Mark
3:21) Waktu kaum keluarga-Nya mendengar
hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras
lagi.
(Mark
3:31) Lalu datanglah ibu dan
saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang
memanggil Dia.
(Mark
3:32) Ada orang banyak duduk
mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan
saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
(Mark
3:33) Jawab Yesus kepada mereka:
"Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"
(Mark
3:34) Ia melihat kepada orang-orang yang
duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan
saudara-saudara-Ku!
(Mark
3:35) Barangsiapa melakukan kehendak
Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah
ibu-Ku."
Tuhan menghendaki
kita mengutamakan hubungan spiritual jauh lebih daripada hubungan keluarga atau
kekerabatan, bahkan supaya kita jangan menyayangkan nyawa kita sendiri :
kepentingan kita, kebutuhan kita, dlsb.
Yesus berjalan
dalam kuasa Roh Kudus sejak Ia dibaptiskan, tidak terikat pada faktor-faktor
lahiriah. Ia mengutamakan Bapa. Yesus tidak bisa di-intervensi oleh ibunya
sendiri, Maria (air menjadi anggur di Kana), menolak intervensi keluarga-Nya
(Maria dan saudara-saudaranya).
Apa yang mereka lakukan:
1.
Mereka secara total menyerahkan diri mereka
kepada Tuhan; hak pribadi, hak untuk menikmati hasil jerih-payah, hak memakai
uang, hak untuk menikmati kenyamanan,
2.
Mereka
secara TOTAL mengabdikan hidup kita kepada Firman perkataa Tuhan.
3.
Kita
harus menghidupi kehidupan yang simple
dan bersahaja berdasarkan kebenaran dan prinsip-prinsip kerajaan.
4.
Mereka
dimotivasi oleh kasih Kristus.
5.
Mereka
mengabdikan diri mereka satu kepada yang lain (sehati-sejiwa-sepikir).
6.
Mereka
memiliki kuasa dan power untuk mengatasi keterbatasan dan pencobaan.
7.
Mereka
mengenal dan mengetahui bagaimana memberdayakan Roh Kudus (bebas berkarya).
Jemaat mula-mulai
berkumpul dan belajar firman setiap hari, selalu, tetap
bersatu, bertekun, sehati-sejiwa, membagi segala sesuatu, tidak ada yang
berkurangan, disukai semua orang. Itu
artinya total. Kehidupan mereka secara total dikuasai oleh Firman dan Roh.
Mereka bukan
menjalani kehidupa agamawi. Buka gaya hidup yang dibuat-buat. Bukan jaim. Bukan
karena tampilan. Gaya hidup yang simple berdasarkan gaya hidup kerajaan dan
kebenaran, sehingga kehidupan mereka disukai semua orang. Kehidupan mereka menyentuh yang lain, dengan
tampil apa adanya, tidak ada kesenjangan, tidak ada penghalang dan tembok
pemisah. Inilah yang terhilang dari gereja, tidak bisa menyentuh masyarakat
sekitarnya, ekslusive. Mereka member
kepada yang kekurangan supaya mereka bisa melanjutkan destiny mereka –
perjalanan rohani mereka; bukan supaya mereka cukup makan dan pakai
(sosial).
Pohon-pohon itu
tidak pernah kering, selalu berbuah, aliran sungai kehidupan membuat ikan-ikan
berkeriapan. Air Laut Mati menjadi tawar.