Langsung ke konten utama

MEMBANGUN GEREJA DI ATAS PILAR SION – Bagian2

PILAR PERTAMA – DIMENSI PERKATAAN – bagian 2
By Dr. Jonathan David 6 Juli 2014

Seringkali gereja membangun dengan pertemuan-pertemuan (meetings) bukan dengan perkataanNya.Kita sedang membangun orang-orang yang tidak percaya dan tidak sepenuhnya mempercayai perkataanNya. Gereja dipenuhi oleh orang-orang yang tidak taat dan orang yang hanya taat sebagian. 

Tuhan telah memiliki cetak biru (blueprints) dan siap untuk membangun rumah. Rencana sudah disetujui dan tidak seorang pun dapat menghentikannya. Ketika kita akan membangun rumah kita merasa begitu bersemangat seperti juga ketika kita merenovasi rumah. Tembok-tembok baru dibangun dan tembok-tembok lama diruntuhkan. Jangan menjadi sentimentil akan bagian tertentu dari rumah itu. Untuk Tuhan dapat membangun sesuai dengan patron, tembok-tembok lama harus diruntuhkan atau jika tidak kita tidak akan melihat hal yang baru. Apakah kita siap untuk bangunan yang baru dan pewahyuan yang baru? Aktivitasnya bukanlah aktivitas yang natural. Semua terhubung dengan sorga, Tuhan, sumber-sumberNya, anugerahNya, dll. Kita tidak melihat kemampuan sendiri atau rekening bank.

Tangkap itu dari sorga, sebab Sion bukanlah dalam bentuk natural biasa. Kita harus bergerak lebih tinggi. Pilar Sion bukan keduniawian. Fondasinya bukan di bumi. Fondasinya di sorga.

Apa yang telah kita pelajari di GLS dan ITIP tidak bisa mundur lagi tapi terus bergerak maju.

Kita harus merestrukturisasi gereja untuk meletakkan dasar bagi hal-hal yang baru ini. Banyak hal-hal baru akan terjadi. Orang-orang baru dan keluarga-keluarga baru akan datang. Teman-teman karib kita akan dijamah oleh kuasa Tuhan. Mereka yang tidak mengenal Tuhan akan mengenalNya, mereka yang sudah mengenalNya akan bertumbuh lebih lagi di dalamNya. Membuat gereja menjadi siap. Untuk hal-hal yang baru terjadi, harus ada koordinasi yang tepat. Kita membutuhkan kekuatan baru dibangkitkan. Kita tidak membutuhkan orang-orang di belakang layar untuk mendukung, tapi orang-orang yang berdiri di samping kita.

(Mat 13:3)  Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

(Mat 13:4)  Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

(Mat 13:5)  Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

(Mat 13:6)  Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

(Mat 13:7)  Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.

(Mat 13:8)  Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

(Mat 13:9)  Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Buatlah hidup ini menjadi berarti buat orang lain. Mudah untuk hidup bagi diri sendiri, tapi merupakan pengorbanan lebih jika kita hidup bagi orang lain. Untuk hidup yang sembrono kita tidak butuh hikmat, tapi untuk menjalankan hidup yang berarti kita harus berhikmat.

Ada 2 macam rumah yang bisa kita bangun: rumah yang akan bertahan atau rumah yang akan roboh. Dunia ini dipenuhi dengan rencana-rencana. Kita membangun rumah bukan untuk masa sekarang tapi untuk masa depan. Pernikahan bukan untuk sekarang tapi untuk masa depan.Ketika kita membangun rumah dan merencanakannya berarti kita sedang membangun masa depan. Ketika kita membangun suatu bisnis itu bukan untuk sekarang tapi untuk masadepan. Bangunlah sesuatu yang akan bertahan; keluarga, pikiran, karakter, tingkah-laku, dll. Bangun sesuatu yang tidak dapat hancur.

Lima tahun kedepan dari sekarang sampai tahun 2020, kita mempunyai tugas penting untuk membangun gereja. Tuhan mengatakan: Ambil 5 atau 6 tahun mendatang ini untuk membangun ulang gereja. Kita harus melindungi setiap orang di dalam rumah. Nuh telah membangun bahtera untuk melindungi setiap orang. Cara kita membangun gereja akan melindungi seluruh keluarga. Jika kita tetap berada dalam bahtera, kita akan terlindungi. Ada beberapa hal yang Tuhan sedang bangun dan Dia ingin membawa kita masuk. Jangan tinggal di luar, jika tidak maka angin dan badai akan berdampak buruk bagi kita.

Tuhan akan membawa masuk orang-orang baik yang memiliki talenta dan skil ke dalam rumah. Orang-orang luar akan menolong pembangunan kembali gereja.

Dengan perkataan Tuhan kita dilahirkan kembali dan belajar dan menerima kuasa. Jika kita tidak mengetahui perkataanNya maka kita tidak akan mendapatkan material dan makanan. Jika kita tidak mengenal perkataanNya kita tidak dapat membangun. Jika ingin membangun karakter, kita membutuhkan perkataanNya. Kita tidak menghendaki orang-orang yang tidak berharga. Itu sebabnya kita membutuhkan perkataan untuk mengubahkan pola pikir mereka.

Ketika karakter mereka sudah terbangun kita bisa membangun kehidupan dan dari sana membangun keluarga-keluarga. Itu sebabnya di waktu mendatang akan ada keluarga-keluarga muda karena kita membangun karakter mereka. Dari keluarga-keluarga kita akan memiliki angkatan kerja. Tidak ada gunanya memiliki 1000 keluarga tapi mereka tidak bekerja. Lebih banyak pekerja maka kita akan menjadi lebih produktiv. Dengan 1 orang menjangkau, 1 orang terselamatkan, gereja kita akan berlipat ganda. Adalah para pekerja yang akan membuat perbedaan. Kita harus membangun karakter dan kehidupan dan keluarga dan angkatan kerja. Jika tidak ada angkatan kerja tidak akan ada masyarakat. Jika kita tidak mengubahkan masyarakat kita tidak dapat membangun kota.

Aspek Pertama Membangun Adalah Membangun Dengan PerkataanNya
Seringkali gereja membangun dengan pertemuan-pertemuan (meetings) bukan dengan perkataanNya.Kita sedang membangun orang-orang yang tidak percaya dan tidak sepenuhnya mempercayai perkataanNya. Gereja dipenuhi oleh orang-orang yang tidak taat dan orang yang hanya taat sebagian. Mereka datang ke gereja tapi tidak secara regular. Bagaimana gereja menjadi beres jika kriteria pertama dari gereja saja sudah salah? Jangan katakan kita bisa meneruskan perkataan Tuhan kepada generasi selanjutnya oleh karena usia kita sudah lebih tua. Kita mewarisi kepada yang lain oleh karena kita sedang melakukan sesuatu yang lebih besar. Jika tidak bekerja, maka kita tidak memiliki anugrah. Jika kita tidak memiliki anugrah kita tidak akan dapat mengambil hal-hal yang baru. Kita harus mengambil-alih tanggung-jawab yang tidak dilakukan orang-orang lain sehingga kita bisa mengingkat pada level berikutnya. Bapa tidak pernah berhenti bekerja.

(Mat 7:24)  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

(Mat 7:25)  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Jika kita membangun gereja tidak berdasarkan perkataan Tuhan kita tidak akan bertahan. Begitu banyak kesaksian orang-orang sukses selama GLS. Banyak di antara kita yang tidak melihat hal-hal terjadi dalam hidupnya karena tidak percaya perkataan papa. Kita mendengar namun tidak percaya. Itu kegagalan kita. Kita harus mendengar, terkait dengan dan memberikan perhatian apa yang Tuhan katakan.
Apa pun yang kita bangun akan diuji.

Proses, praktekkan dan patronkan perkataan Tuhan
Jika memang kita memegang erat perkataan dalam hidup kita, proses, praktekkan dan jadikan diri kita sebagai patron kehidupan. Kita mendengar begitu banyak hal namun kita perlu memproses datanya. Kita tidak mempunyai waktu untuk melakukan semuanya. Kita harus memilih informasi yang benar.
Contoh: kita harus makan lebih banyak buah tapi informasinya tidak lengkap. Jika kita hanya makan buah, sayuran dan itu saja, kita akan mendapatkan masalah. Itu bukan sekedar informasi. Kita harus tau bagaimana memprosesnya. Jangan hanya mendengarkan apa yang dikatakan setiap orang. Begitu banyak orang Kristen yang mempunyai informasi yang tidak lengkap. Kita harus memprosesnya dan mendapatkan informasi yang benar.

Ada 4 hal yang harus diproses:
1. Dengarkan dengan tujuan.
Mengapa kita perlu mendengar? Jika tidak mendengar kita tidak mempunyai kehidupan. Tidak mendengar berarti kita tidak bisa menyelaraskan diri. Tanpa mendengar tidak ada iman. Buka telinga kita untuk mendengar. Jika kita menangkap apa yang Tuhan katakan, iman akan bertambah-tambah. Jika kita mendengar, namun tidak peduli, kita kehilangan kesempatan untuk berubah dan menang.Kadang-kadang bukan karena Tuhan tidak memberikan jawaban, tapi karena kita tidak mencarinya dan kita tidak bisa melihatnya.
2. Membedakan dengan bijak.
Kita bisa mendengarkan banyak hal dan harus tau apa yang diperlukan. Di konferensi banyak hal-hal yang dikatakan tapi di mana poin awalnya? Apa langkah pertamanya? Orang mendengarkan tapi tidak dapat bertindak karena mereka tidak dapat membedakan dengan bijak.
3. Terima dan Perbaharui Pikiran
Setelah kita mendengar apa yang Tuhan katakan dan ini sangat penting, kita gunakan informasi itu untuk merobah cara kita berpikir. Pasti ada 2 pemikiran:  pikiran Tuhan dan pikiran sendiri. Dua orang tidak dapat berjalan bersama-sama kecuali mereka sepakat. Kita harus menetapkan untuk menerima dan memperbaharui pikiran kita. Hanya ada satu pemikiran: Pikiran Tuhan, jalan-jalan Tuhan. Jika Tuhan mengatakan tentang doa, berdoalah tanpa memikirkan cara-cara lain. Dalam memproses kita harus memastikan hanya ada satu pemikiran.
4. Percaya sepenuh hati.
Jika ke-4 hal ini tidak kita kerjakan, kita tidak menjalankan proses dan hanya mendengarkan saja.Kita dapat menyediakan semua jenis makanan di atas meja dan tidak memakannya, kita akan tetap lapar dan tidak mendapatkan nutrisi. Kita harus bertobat dari tidak memproses informasi. Kita mengetahui begitu banyak, namun belum melakukan apa pun. Jika informasi sudah ada di dalam hati kita dan sudah pasti, kita sudah mendengarnya dan percaya, kita akan memprosesnya.

Latihan
Jika kita tidak menerima perkataan, bagaimana kita melakukannya? Jika kita tidak melakukan, tidak akan ada perobahan.
1. Putuskan dengan segera.
Jangan menunda-nunda. Kita harus segera bertindak, jika kita menyimpannya sampai besok, tidak akan terjadi. Jika kita ingin memberikan perpuluhan atau persembahan lakukan segera, sebab jika tidak, pikiran kita akan sangat cepat berobah. Jangan menundanya sampai besok, jika kita dapat melakukannya hari ini. Jika kita hendak berdoa, lekas berdoa daripada menentukan waktunya.
2. Rencana Kerja
Sekali kita telah memutuskan, buat rencana kerja dan mulai mengerjakannya. Jika kita telah memutuskan untuk melakukan penginjilan, mulai dan pergi, ketika roh kita bebas, buat rencana kerja untuk melanjutkannya. Banyak orang Kristen kehilangan kesempatan, karena tidak bertindak segera atau lambat dalam bertindak. Buat rencana kerja sehingga kita tidak berhenti mempraktekkan dan tetap melakukan apa yang seharusnya kita kerjakan.
3. Doakan Perkataan itu
Mohon kepada Tuhan supaya perkataan itu menjadi realitas. Jika Tuhan berbicara mengenai kemakmuran dan perlindungan, doakan hal itu. Terus berdoa, perkatakan dan deklarasikan sehingga pikiran, roh, hati dan bahasa kita menjadi satu. Jika kita tidak berdoa, itu tidak akan pernah menjadi bagian hidup kita. Terus gunakan perkataan Tuhan yang mendatangi kita sehingga menjadi lebih mudah untuk menjadikannya sebagai model perkataan. Kita harus menghidupi perkataan. Ketika menghidupi perkataan, kita dapat menjadi saksi dan menantang kesalahan. Banyak sekali orang Kristen yang hidup tidak benar, sehingga mereka tidak dapat menentang apa yang salah. Jika kita menghidupi perkataan kita memiliki kuasa untuk mengajar orang lain. Itu sebabnya para pemimpin tidak dapat berdiri teguh karena tidak mempraktekkan apa yang mereka katakan.
4. Anugerah
Sekali kita melakukan perkataan tanpa gagal, kita akan menerima anugerah itu. Jika akan merasa lebih kuat, lebih percaya diri untuk melakukan hal itu. Jika kita memulai, tidak akan berhenti. Jika kita berhenti mempraktekkannya hanya sebentar, kita akan merasa lelah dan bosan. Jika kita mendoakan perkataan, maka kita akan bergairah dan anugerah akan mendatangi kita dan kita akan menjadi lebih percaya diri, lebih bergairah dan menjadi lebih mudah. Kita akan mampu melakukan segala sesuatu lebih cepat.

Kita harus menemukan apa yang kita perlukan dalam hidup ini dan menjadikan perkataan Tuhan sebagai jawaban atas hidup kita. Kita harus belajar memproses perkataan buat kita sendiri. Jangan hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Pilih apa yang menjadi kebutuhan dalam hidup kita sehingga kita dapat mempraktekkannya. Ketika papa berbicara selama 1 jam, ambil apa yang diperlukan dan letakkan dalam hidup kita dan praktekkan. Jika membutuhkan pertolongan, bicarakan dengan seseorang.
End of Part-2: Building the pillars of Zion by Dr.Jonathan David






Postingan populer dari blog ini

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Kehidupan Berkualitas Yang Yesus Berikan Yoh 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,    dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. gbr: opernarmautralia.org Yesus datang supaya kita akan memiliki kehidupan yang melampaui arus seluruh aspek kehidupan, lebih dari cukup, mencapai setiap bagian dari roh manusia kita, setiap bagian dari alam jiwa kita, pikiran, kehendak dan emosi, mencapai setiap bagian dari tubuh fisik kita, mencapai setiap bagian dari keuangan kita, hubungan dan semua yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual kita. Dalam bahasa Yunani,   ada tiga kata yang berbeda -bios, psuche, dan zoe- diterjemahkan sebagai "hidup", dan masing-masing memiliki arti yang berbeda. Bios – adalah kehidupan biologis kita. Semua makhluk hidup memiliki bios. Bioskop artinya gambar hidup. Biologi ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Psuche adal...

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

Kor 5:17        Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat di atas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi benarkah demikian?   Dan yang lama sudah berlalu? Sebab kata ‘sesungguhnya’ menunjukkan kita belum bisa melihat yang baru itu. Mari kita telaah. Ef 4:24            dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. MANUSIA BARU kita telah   diciptakan menurut kehendak Allah SECARA SEMPURNA di dalam KEBENARAN DAN KEKUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA yaitu DI DALAM KRITUS YESUS.   KEBENARAN DAN KEKUDUSAN INI TELAH TERUJI yaitu Yesus sendiri yang dalam rupa-Nya sebagai manusia – TELAH TERBUKTI SUDAH MENGALAHKAN DOSA DAN MAUT. Ef 2:10        ...

KUASA IKAT JANJI (Bagian 2)

Upper Room 180 - 4 Maret 2025 Dr. Jonathan David "Perjalanan ikat janji" adalah perjalanan di mana Allah membawa Abraham masuk ke dalam hubungan yang mendalam, di mana Allah menjadi sumbernya dan berjanji untuk menyertai serta mengubah segala sesuatu di mana pun Abraham berada. Dalam perjalanan ini, identitas Abraham tidak lagi didasarkan pada latar belakang lahiriahnya. Yesus mengatakan ini untuk menekankan bahwa hubungan spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Allah lebih penting daripada hubungan darah. Bahayanya adalah jika kita terlalu terikat pada kewajiban dan identitas lahiriah sehingga menghalangi kita untuk menyelesaikan tugas Tuhan. "Penebusan sejati" adalah pembebasan dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir lama, dan identitas yang dibentuk oleh hal-hal duniawi. Identitas sejati kita ada di dalam Kristus, dan tujuannya adalah untuk semakin serupa dengan-Nya, melepaskan keakuan agar dapat memperoleh Kristus. Tuhan ingin mengubah bangsa-bangsa mel...

EIDO dan GINOSKO

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: *"Jikalau engkau tahu (eido) tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:*  Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Gbr: youtube.com Eido di sini artinya memiliki pengetahuan. Mungkin tau dari orang lain atau pernah melihat-Nya. Pernah mendengar khotbah atau melihat perbuatan dan mujizat yang Yesus lakukan. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan disebut orang bodoh dan bahkan sebagai pelaku kejahatan, karenanya mereka menolak karunia Allah dan menolak Yesus yang diutus oleh-Nya. Orang bodoh tidak melihat apa yang disediakan Allah dan akan berakhir kepada hidup yang sia-sia walau sesukses apa pun di dunia ini menurut anggapan orang. Yohanes 1:11-12 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu merek...

Kuasa Ikat Janji – bagian 4: Berjalan dalam Kemitraan

Kuasa Ikat Janji: Berjalan dalam Kemitraan dengan Tuhan Upper Room 182 – 18 Maret 2025 Dr. Jonathan David Khotbah ini menggunakan perjanjian Allah dengan Abraham sebagai contoh utama, menjelaskan bahwa ikat janji (covenant) itu melampaui iman manusia dan berakar pada sifat kesetiaan (faithfulness) Allah untuk menggenapi firman-Nya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa keterlibatan aktif dan kepatuhan manusia dalam ikat janji, yang disimbolkan dengan sunat (peran kekuatan dan usaha sendiri manusia dikurangi), mengundang intervensi ilahi yang lebih besar dan memberdayakan umat beriman serta keturunan mereka. Khotbah ini mendorong pendengar untuk mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak-Nya sebagai mitra dalam ikat janji. Bagaimana Konsep  ikat janji mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan? Konsep "kuasa ikat janji" secara fundamental mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan dengan menjadikannya lebih dari sekadar hubungan biasa, melainkan se...

Preparing the Bride - Session 08

Karakteristik Gereja Sebagai Kekasih Tuhan - Sesi 08 Tema masih membahas tentang karakteristik gereja yang diidamkan Tuhan sebagai kekasih-Nya , menggunakan Kidung Agung dan perumpamaan bunga bakung di antara duri . Analogi utama yang digunakan adalah kisah Gadis Sunem dalam Kitab Kidung Agung dan hubungannya dengan Kekasihnya dan Raja Salomo. Membandingkan kecantikan lahiriah seorang gadis dengan keindahan batiniah yang dikerjakan oleh Tuhan sendiri , menekankan bahwa Allah lebih tertarik pada hati dan kesetiaan rohani daripada penampilan luar atau upaya manusia. Lebih lanjut, Kidung Agung mengilustrasikan prinsip ini melalui kisah Raja Salomo, gadis Sunem, pemilihan Daud sebagai raja, dan ajaran Yesus tentang bunga bakung di ladang , yang menunjukkan bahwa nilai sejati di mata Tuhan terletak pada kualitas batin yang ilahi . Kid 2:1 [Gadis Sunem] Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. 2  —  [Salomo] Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah m...

ROMA 15:1-7

MENANGGUNG KELEMAHAN ORANG YANG TIDAK KUAT 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemulia...

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?  Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebagai seorang rasul Tuhan, Paulus mengambil SIKAP TEGAS untuk tidak mencari perkenanan manusia. Tujuannya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menggenapinya. gbr: knowing-jesus.com Ini adalah suatu MASALAH SERIUS dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang cemburu. Ketika kita mulai mengandalkan orang dalam hidup kita atau dalam melayani Tuhan, maka kita akan mulai kehilangan pengharapan di dalam Tuhan. Saul sangat mengutamakan orang Israel dibandingkan Tuhan. Ketika Samuel terlambat sedikit datang ke Gilgal, Saul menjadi tidak taat dan mempersembahkan korban bakaran sendiri; karena ia melihat rakyat mulai meninggalkannya. Walau pun Samuel menegurnya dan mengecam perbuatannya yang bodoh, Saul tidak menyesal.  Saul juga...

Preparing the Bride - Session 04

Gereja sebagai Kekasih Tuhan Khotbah ini membahas karakteristik gereja yang ideal menurut pandangan Tuhan. Kitab Kidung Agung menjadi fokus utama kita untuk menganalisis hubungan antara mempelai wanita dan kekasihnya sebagai analogi untuk hubungan antara gereja dan Kristus. Kita akan melihat perbandingan Adam pertama dan Adam terakhir dari 1 Korintus, serta peran wanita dalam kejatuhan dari 1 Timotius, untuk menekankan pentingnya kesetiaan dan ketahanan gereja terhadap godaan. Selain itu khotbah ini menggali peran Kristus sebagai Gembala melalui berbagai ayat Perjanjian Lama dan Baru, menyoroti kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat-Nya. Tema Utama: Karakteristik Kehidupan Gereja yang Diharapkan Tuhan sebagai Kekasih-Nya Pendahuluan: Pembahasan ini penting bagi pengikut Tuhan dan umat-Nya. Tujuan Tuhan lebih dari sekadar menyelamatkan; Ia ingin gereja menjadi kekasih-Nya yang sejati dan hidup manunggal dengan-Nya. Firman Tuhan (Rhema) membimbing perjalanan iman. Gereja sebagai Kekas...

PREPARING THE BRIDE - SESSION 03

❤️ Kidung Agung: Gambaran Gereja Sebagai Kekasih Kristus Khotbah ini mengacu pada kitab Kidung Agung dalam Alkitab untuk menggambarkan  hubungan kasih antara Kristus (Sang Mempelai Pria) dan Gereja (Sang Mempelai Wanita). Kisah cinta dalam Kidung Agung adalah gambaran untuk kesetiaan dan pengorbanan dalam hubungan spiritual ini. Khotbah juga menyinggung tokoh-tokoh Alkitab lainnya, seperti Adam, Hawa, dan Raja Salomo, untuk memperkuat poin-poin teologis (logika Tuhan) tentang dosa, penebusan, dan hikmat ilahi. Inti dari khotbah ini adalah untuk mendorong pendengar agar memiliki hati yang haus akan Tuhan dan merespons pekerjaan Roh Kudus dalam hidup mereka, seperti mempelai wanita yang setia menantikan kedatangan mempelai prianya.                                              Pendahuluan Saudara-saudara diharapkan memiliki hati yang haus dan lapar aka...