RANGKUMAN Tentang ALLAH EL SHADDAI
Abram taat pada panggilan Tuhan, walaupun Allah tidak memberitahukan negeri yang akan dituju. Hal ini dimaksudkan supaya Abram tetap berjalan dalam pimpinan Allah dan mendapatkan pengalaman-pengalaman bersama Allah. Sebab pengalaman-pengalaman bersama Allah akan membawa kita kepada pengenalan akan Allah lebih lagi.
Namun Allah kesulitan membangun Abram, sebab Abram berubah-rubah sikap terus, antara hidup secara natural dan spiritual. Demikian juga Sarai. Allah harus melakukan suatu hal dan tindakan, sebab Allah melihat bahwa Abram sama sekali tidak bisa melakukan janji itu sesuai harapan Allah, sementara itu iman belum datang.
Sikap Abram itu menyebabkan kehidupan rohaninya dan hubungannya dengan Allah terus mengalami pasang surut, naik turun.
Ia taat pada panggilan pertama-tama. Tapi ketika ia berada di Negeeb dan terjadi kelaparan di sana, Abram mulai tidak taat. Ia berbohong kepada Firaun tentang Sarai, sehingga menimbulkan persoalan bagi Firaun dan Allah harus mengintervensi untuk meluruskan jalan dan rencana-Nya.
Kej 12 - Kej 15 mencatat beberapa pengalaman, sampai dengan Abram bertemu atau dijumpai Melkisedek.
Walaupun ada pengalaman demi pengalaman dilalui Abram bersama Allah, banyak kejadian menggambarkan kehidupan Abram secara natural, secara lahiriah. Karakter jiwani (living soul) lebih menonjolkan hasil pemikiran dan kehendak sendiri atau kehendak bebasnya daripada melakukan kehendak Tuhan. Daripada menjadi living soul kita harus menjadi living stone.
Kejadian 17:1 (TB) Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa [God Almighty, sovereign God, El Shaddai] hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Pertamakali Allah El Shaddai dinyatakan kepada Abram.
El Shaddai adalah karakteristik asli dari keilahian-Nya. Ia menyatakan sifat dasar-Nya. Masalahnya pada waktu zaman Abraham, iman itu belum datang. Namun demikian Allah punya cara yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.
El adalah Elohim atau Allah.
Shaddai berarti Maha Kuasa. Namun dalam bahasa Ibrani Shaddai berarti payudara ibu.
El Shaddai dari bahasa aslinya berarti Allah payudara. Penekanannya adalah payudara yang berguna untuk membangun hidup Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Yehuda generasi kepada generasi dari keturunan selanjutnya, terus sampai pada Gereja. Ef 3:20,21.
Efesus 3:20-21 (TB) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Sifat payudara seorang ibu adalah mengalirkan hal-hal yang berguna, yang berkualitas, yang berkuasa.
Tidak semua payudara wanita berguna seperti payudara wanita, seorang ibu yang memiliki anak. Satu-satunya cara agar anak bisa bertumbuh, sehat dan kuat adalah minum dari susu ibunya, karena anak yang baru lahir tidak berdaya.
Allah melihat dari perjalanan pertama sampai ke Mesir, Abram itu tidak berdaya untuk melakukan bagiannya dalam ikat-janji. Maka Allah sekarang membuka dirinya sebagai Allah payudara. Si anak akan digendong supaya ia dapat menyusu dan mendapatkan makanan dan aliran nutrisi yang dibutuhkannya. Ia adalah Allah yang menggendong kita walaupun sudah memutih rambut kita.
Yesaya 46:4 (TB) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Sebenarnya Abram mengalami masa krisis ketika ia mengambil Hagar dan memperoleh Ismael membuat hubungannya dengan Allah menjadi kritis dan pada level yang terendah. Namun kasih-karunia-Nya jauh lebih besar dari segala keadaan. Kekuatan Allah akan semakin nyata, ketika kita lemah dan tiada berdaya.
Allah masih punya pengharapan pada Abram dan kasih-karunia-Nya memelihara serta mengampuni, sehingga pada titik kritis itulah Allah menampakkan dan menyatakan Pribadi-Nya sebagai El Shaddai.
Setiap kali umat pilihan-Nya mengalami suatu krisis atau harus menghadapi suatu peristiwa yang berpeluang untuk menyerongkan kehidupan mereka dari perjalanan destiny yang sudah Tuhan tetapkan, saat mereka berseru-seru kepada Tuhan, Dia-pun menyatakan Diri-Nya dan melakukan intervensi demi tergenapinya firman!
Dalam hal Abram, ia tidak berseru-seru karena ia tidak menyadari posisinya di titik kritis itu dan potensi bahayanya. Bahkan Abram merasa sudah melakukan firman dan sedang menggenapi janji Allah untuk memperoleh keturunan.
Abram dan Sarai melakukannya dengan cara dan jalannya sendiri. Padahal Bilangan 23:19 mengatakan: Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?
Dalam hal ini Allah bertindak berdasarkan KASIH-KARUNIA-NYA. Tidak ada yang tidak dapat memisahkan kasih Allah kepada kita, dari PribadiNya sendiri!
Inilah tindakan dari Pribadi-Nya sebagai Allah El Shaddai, seperti kita melihat bagaimana seorang ibu rela melakukan apapun untuk anak bayinya yang ia sayangi bahkan dengan nyawanya.
Keluaran 6:2 (FAYH) Akulah TUHAN, Allah Yang Mahakuasa, yang menampakkan diri kepada Abraham, Ishak, dan Yakub—walaupun Aku tidak mengungkapkan nama-Ku, yaitu Yahweh, TUHAN, kepada mereka.
Banyak dimensi-dimensi Allah El Shadai yang belum terungkap.
Ketika iman dinyatakan secara lengkap dengan kedatangan Yesus Kristus dan dikaruniakan. Iman menjadi nyata oleh karena Yesus menyempurnakan pengharapan para pahlawan iman terdahulu. Pengharapan mereka adalah janji Allah tentang Roh Kudus dan itu hanya terjadi dan dimungkinkan karena Yesus Kristus berhak menerima Roh Kudus dari Bapa. Tapi apa yang menjadi dasar dari iman itu datang itulah yang harus kita bertanya-tanya dan renungkan.
Iman mengandung pengharapan dari apa yang sudah terjadi di alam roh dan sudah diperkatakan Allah. Apa pun yang sudah terjadi di alam roh, El Shaddai ingin kita mengalami dan mengeksekusi pengharapan dan janji yang belum dinyatakan itu bersama Roh Kudus, berdasarkan pekerjaan-Nya Yesus Kristus yang telah selesai. Dia akan menepati janji Nya, karena bagaimana pun semua sudah dijadikan, sudah genap di alam roh oleh Yesus Kristus. Allah tidak punya hutang. Hutang kita sudah dibayarkan Yesus Kristus, sudah lunas.
Jadi iman tidak akan pernah datang tanpa kedatangan Yesus Kristus di bumi ini. Dan iman tidak akan diberikan kepada kita, tanpa kehadiran Yesus Kristus. Itu sebabnya Iman hanya bisa dimiliki mereka dan kita yang telah mengundang Yesus Kristus ke dalam hidupnya.
Alasan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Pertamakali Allah El Shaddai dinyatakan kepada Abram, berarti Yesus telah diperkenalkan kepada Abram, yang merupakan wujud kasih Allah El Shaddai yang paling utama, yang paling dibutuhkan umat manusia.
Pengharapan dan janji-janji Allah yang belum dieksekusi dan dinyatakan diantaranya adalah nubuat tentang anak-anak Allah akan dinyatakan. Dan kita sekarang hidup pada masa penggenapannya. Oleh karena itu pp Djonny mengatakan bahwa kita hampir mencapai destiny, supaya kita berhati-hati, jangan sampai mengaborsi destiny kita, padahal kita sudah mencapai tahap akhir. Jangan hidup sembrono, atau berbicara sembarangan atau bersikap tidak benar. Bukti dan hasil pertama dari iman adalah karakter dan sikap yang dinyatakan dengan hidup tidak bercela di hadapan Tuhan.
Semua kita yang telah mengalami penderitaan karena mengiring Yesus harus bersyukur. Masa penderitaan itu akan segera berakhir, tapi akan ditandai dengan erangan seorang ibu yang mengalami sakit beranak.
Saya percaya banyak diantara kita yang telah dan segera keluar dari gua Adulam. Kita yang dulu mengalami 3D (debt, depress, ... ). Mereka yang telah keluar dari gua baru mengerti dan menyadari di posisi mana sekarang mereka berada. Cela 3d itu ditanggalkan di dalam gua oleh firman yang disampaikan Daud. Mereka dipimpin dan diarahkan oleh Daud yang mengenal hati-Nya Allah.
Daud adalah anak yang tersingkir di padang penggembalaan, tapi menjadi kesayangan Isai, bapa rohaninya. Walaupun secara fisik berada di luar rumah, tidak diperhitungkan atau dianggap, secara jasmani; Daud mendapatkan pengajaran praktek lapangan dari Roh Tuhan dan secara langsung menghadapi singa dan beruang. Itu bukti pelatihan yang diberikan Roh Tuhan secara nyata.
Posisi Daud yang tersingkir di padang penggembalaan, tidak diperhitungkan justru menguntungkannya secara spiritual, karena berarti ia telah keluar dari faktor lahiriah, terbebas dari spirit familiar. Itu bisa terjadi oleh karena iman dan sikap optimisnya melahirkan karakter yang disukai Tuhan. Daud selalu menyusu dari Allah El Shaddai, sehingga mendapatkan kekuatan, pengertian dan hikmat. Semua merupakan sumber daya oleh karena kasih karunia Allah, yang diterima Daud.
Dan setiap tetes sumberdaya dari Allah El Shaddai bisa langsung dimanifestasikan, diekspresikan, digunakan, diaplikasikan dan dieksekusi langsung, tanpa menunggu menjadi tua.
Tindakan Tuhan menyatakan Diri-Nya dan melakukan intervensi Ilahi seringkali dinyatakan dengan Dia menyebutkan Nama-Nya kepada umat-Nya tersebut.
Tindakan Tuhan menyebutkan nama-Nya sebagai EL SHADDAI adalah sama seperti Dia memberikan suatu password yang kelak akan dapat diakses oleh generasi berikut dari umat Tuhan kalamana mereka membutuhkan terjadinya intervensi Ilahi di jaman mereka. Manifestasi nama Tuhan adalah merupakan suatu dimensi pewahyuan tentang keberadaan Tuhan yang dapat dijadikan sebagai fondasi kehidupan -membangun dasar keyakinan dan menetapkan sudut pandang kehidupan - sehingga memberi posisi rohani kepada umat pilihan-Nya untuk meminta terjadinya kembali intervensi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
1. Ketika Israel hidup dalam penindasan bangsa Amon dan Gideon mengalami perjumpaan dengan Tuhan yg berniat memakai hidupnya membebaskan Israel, Gideon mengutip pewahyuan tentang keberadaan Yahwe yang membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir dan ia berkata: "Tuan, " jawab Gideon, "kalau TUHAN menyertai kami, mengapa kami ditimpa keadaan seperti ini? Di manakah semua mujizat yang diceritakan oleh nenek moyang kami—seperti yang telah dialami mereka ketika Allah menuntun mereka keluar dari Mesir? Sekarang TUHAN telah membuang kami dan membiarkan bangsa Midian menghancurkan kami. " (Hak 6:13 terj FAYH)
Gideon mencoba mengakses dimensi pewahyuan tentang keberadaan Tuhan sebagai sang pembebas umat-Nya karena mereka sekarang sedang dalam keadaan ditindas oleh Midian.
Tindakan Gideon mempergunakan 'password' yang dahulu pernah diberikan oleh Tuhan kepada umat pilihan-Nya, membuat dirinya mengalami perjumpaan yang baru dengan Tuhan dan Tuhanpun memakai dirinya untuk menjadi pembebas bagi Israel!
2. Ketika Daud menghadapi Goliat di medan peperangan, Daud juga mengakses nama Tuhan yang juga adalah pemilik, penentu segala sesuatu atas alam semesta ini - Jehova Tsebaoth (1 Sam 17:45-47)
1 Sam 17:45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.
Apapun pernyataan tentang nama Tuhan yang dahulu pernah Tuhan nyatakan kepada umatNya, hingga hari ini masih tetap tersedia bagi kita.
Yang harus kita lakukan hanyalah meminta Roh Kudus untuk menyatakan 'password rohani' tentang keberadaan Tuhan kepada kita. Dengan menerima password rohani tersebut, kita akan dapat membangun dasar keyakinan kita tentang apa yang memang Tuhan sudah sediakan bagi kita untuk mengkondisikan kita selalu alami terobosan dan berkemenangan dalam setiap aspek kehidupan; juga menolong kita untuk menata, membangun kembali, mensetting ulang sudut pandang yang kita miliki dalam kita menghadapi berbagai situasi, keadaan yang memang harus kita hadapi dalam menjalani perjalanan destiny ini.
Nama-nama Tuhan yang pernah Dia singkapkan kepada umatNya tetap berlaku, karena kasih-karunia-Nya tidak akan membiarkan umat Nya jatuh tergeletak! Dan Ia adalah Allah El Shaddai yang menyatakan dan mengubahkan situasi dan keadaan, bahkan jatidiri umatNya selama umatNya masih mau dibentuk oleh firman dan tidak keluar dari bingkai firman.
Allah El Shaddai bersedia mengokohkan tindakannya dengan janji. Ia menyediakan diriNya menjadi menara yang kuat bagi umat pilihan-Nya; menjadi tempat perlindungan dan sekaligus jaminan kemenangan yang umatNya terima dari Tuhan!
Itulah yang dialami oleh Abram ketika ia berjumpa dengan Allah El Shaddai.
Sebelumnya dia mengalami kehidupan pasang surut, tapi setelah Allah El Shaddai menyatakan diri-Nya di Kej 17, Abram mengalami perubahan hidup, perubahan jati diri menjadi Abraham, mengalami pembaharuan ikat-janji dan mengalami naik dan naik posisi rohani nya.
Ini juga pasti menjadi passion kita semua.
Sekarang ia selalu dapat menyajikan hidupnya sesuai apa yang dibutuhkan Tuhan, tepat pada waktunya. Dia terus menerus mengalami pembaharuan hidupnya, mengalami hal-hal yang baru. Ia orang pertama yang melakukan penyunatan.
Hanya Allah El Shaddai yang dapat menjadikan Abraham dan orang percaya bisa menggambarkan karakter dan pribadi Allah sesuai dengan rupa Nya (Kej 1:26). Allah yang berinisiatif membuka diri Nya untuk kita dengan menyatakan Pribadi-Nya sebagai Allah El Shaddai.
Bukan kita yang menjadikan Dia sebagai menara yang kuat atau Allah penyembuh atau apa pun, berdasarkan keinginan kita. Kita tidak bisa menjadikan hal yang demikian untuk kepentingan pribadi kita pada saat dibutuhkan. Jika kita sendiri hendak menjadikan Allah sesuai kebutuhan kita, maka hidup kita akan selalu mengalami pasang surut, sebab kita tidak mau menerima pengharapan Allah. Kita hanya inginkan Dia menerima pengharapan kita sendiri. Pengharapan Allah adalah iman Allah. Bagaimana mungkin kita menolak iman yang demikian? Iman Allah mengatakan setiap Firman-Nya pasti terlaksana dan tidak akan kembali kepada Nya dengan sia-sia (Yes 55:12). Hanya iman Allah yang membuat kita masuk ke dalam tempat perhentian Nya (Ibr 4:3-11).
Tapi kita harus dapat mengenali Allah kita sebagai Allah El Shaddai, sehingga Pribadi El Shaddai nyata termanifestasi dalam hidup kita. Dan itu hanya dapat terjadi jika kita terus menyusu pada Allah payudara seperti seorang bayi baru dilahirkan. Inilah satu-satunya cara untuk menjadikan kita sesuai dengan kasih karunia Nya.
Kej 11 sd 15 adalah gambaran ketidakpastian dan ketidak-berdayaan Abram. Kita harus dapat menemukan apa yang disediakan Allah yang maha kuasa, Allah penyedia, Allah penyembuh dan Allah semesta alam. Dia adalah Allah payudara ibu, pemberi hidup yang kuat. Hidupku menjadi kuat, perkasa dan berkuasa.
Mazmur 91:1(TB) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa
Duduk berarti senantiasa ada dalam lingkup hadirat Tuhan, gaya hidup berdoa dalam roh, merenungkan firman dan memperkatakan firman, berdialog dengan Firman. Firman dan Roh-Nya adalah BUKTI KASIH-NYA untuk selalu membentuk, melindungi, menyertai, menjadikan kita sebagai putra-putra-Nya.
Mazmur 91:2 (TB) akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
Tempat perlindungan berarti aman dalam lindungannya, pertahanan yang terkuat, menghalau musuh: emosi dan pikiran negatif. Menghindari distraksi. Tetap fokus pada destiny. Memandang hanya kepada Allah dan selalu bergairah terhadap firman dan perkataan. Tidak pernah mengabaikan perkara-perkara rohani dan tujuan Tuhan. Menjadi mitra bagi penggenapan Firman sesuai dengan bingkai yang ditetapkan dan hidup menurut kasih karunia Nya.
Kita berperang melawan musuh bukan untuk merebut sesuatu dari musuh, tapi untuk mempertahankan apa yang telah kita miliki yang sudah dikaruniakan Allah kepada kita, sebab musuh kita berusaha mencuri, membunuh dan membinasakan. Ia berusaha mencuri damai sejahtera dan sukacita, mencuri benih. Ia berusaha membunuh karakter kita, sikap kita. Dan membinasakan iman kita. Namun jika kita mengikatkan diri pada Allah El Shaddai iman kita itu yang mengalahkan dunia, sebab kita sudah menjadi satu roh dengan Dia.
1 Korintus 6:17 (TB) Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.
Kita mengambil apa yang disediakan Allah payudara, lewat Roh Kudus-Nya yang mengalirkan air susu, nutrisi, kekuatan, sehingga kita beroleh pengetahuan, pengertian dan hikmat. Kita beroleh nasihat dan keperkasaan. Kita beroleh pengenal dan takut akan Tuhan. Hidup kita tidak pernah sama lagi, selalu mengalami upgrade, naik dan naik ke posisi rohani lebih tinggi yang didasarkan pada janji yang lebih mulia.
Yakobus 4:5-7 (TB) Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
Ada bukti yang kuat ketika kita sudah mengalami perjumpaan dengan Allah El Shaddai. Ada upah yang kita terima. Bukan karena upaya manusia, tapi kita akan berubah dan berbuah. Tidak lagi hidup secara natural, tapi hidup hanya secara spiritual. Tidak juga berjejak pada satu kaki saja. Tidak naik turun atau mengalami pasang surut lagi.
Abraham hidup dalam satu tenda dengan Ishak dan Yakub untuk memastikan regenerasi kehidupan ilahi terus berlanjut. Ia percaya dengan teguh ia akan menjadi bapa banyak bangsa, walaupun hal-hal yang natural dan lahiriah tidak mendukung sama sekali.
Abraham yang pertama mengalami perjumpaan dengan Allah El Shaddai mampu mengalami terobosan, mengatasi segala kelemahan dan hidup tidak bercela lagi. Hidup yang supranatural dan berkuasa.
Roma 4:18-21 (TB) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Sejak berjumpa Allah El Shaddai, ia hanya minum dari Allah payudara saja. Abraham telah memasuki posisi rest, masuk ke tempat perhentian Allah, yaitu imannya Allah walaupun iman belum dinyatakan kepadanya.
Abraham tinggal menapaki destiny saja dan ia berjalan mengelilingi negeri itu dengan membuat batas-batasnya secara imajiner sebab setiap area yang diinjak kakinya akan menjadi milik keturunannya. Dari Bersyeba ke Hebron, dan seterusnya. Abraham memetakan negeri itu atau membuat plot-nya setiap jengkal batasan wilayah.
Bukan itu saja. Tidak ada lagi penyimpangan dan cela yang dilakukan Abraham dalam perjalanan hidupnya. No margin of error, sejak ia berjumpa El Shaddai.
Abraham sempat mencoba bernegosiasi dengan Allah, supaya mengesahkan Ismael sebagai anak perjanjian, tapi Allah tidak mau berkompromi. Solusi hidup Abraham bukan untuk punya anak menjadi ahli warisnya, tapi solusinya adalah kau harus berobah menjadi manusia sorgawi! Yang hidupnya di alam supranatural.
Ini adalah bukti dan buah pertama oleh karena iman: hidup tidak bercela dan selalu minum susu dari Allah payudara, yaitu hidup yang mengandalkan firman. Firman bersifat supranatural. Jadi hidupnya Abraham adalah hidup yang supranatural.
Ketika kita berjumpa dengan Allah El Shaddai maka kita akan mendapatkan solusi hidup kita menjadi manusia sorgawi, yang hidup di alam supranatural.
Ia berjalan makin lama makin kuat. Ia bersedia mengorbankan Ishak anak satu-satunya. Ini adalah karakter berkorban yang dimiliki Allah. Ia mengorbankan Yesus, Putra-Nya yang tunggal. Abraham telah memiliki DNA Nya Allah El Shaddai, yang diterimanya karena minum dari sumber satu-satunya itu, yang membuat dia makin kuat dan kokoh.
Jika kita mengalami perjumpaan dan minum dari Allah El Shaddai:
1. Tidak lagi melakukan hal-hal di luar cara Tuhan. Dia menyediakan jalan dan tujuan. Tidak akan kita menyimpang dari jalan untuk mencapai tujuan. No margin of error.
2. Yakub berjumpa dengan Allah El Shaddai di Betel dan di Mahanaim (Kej 28, 32) dan bergumul dengan Allah yang direpresentasikan oleh Malaikat. Yakub menang. Ketika kau berjumpa dengan Allah El Shaddai dan kau memiliki iman, maka bukan saja kau tidak akan menyimpang (no margin of error), memiliki keakuratan perjalanan rohani, juga tidak ada kekuatan apa pun yang dapat mengalihkan, mengalahkan, merebut hidupmu atau pun memindahkan posisi saudara. Tidak ada kekuatan apa pun termasuk Allah.
3. Tidak ada yang dapat merebut iman mu karena itu adalah kehendak Tuhan bagi manusia dan musuh tidak bisa menjamah saudara.
2 Korintus 4:13 (TB) Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.
1 Yohanes 5:18 (TB) Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
Kita lahir dari Allah. Apa yang lahir dari Allah? Roh kita, bukan tubuh atau jiwa kita. Roh kita tidak bisa berbuat dosa. Dosa tidak dapat menjamah roh kita.
Ishak dapat membuktikan ketaatan mutlak untuk berkorban dan taat kepada suara Allah untuk tidak ke Mesir oleh karena ia memegang password ilahi yang diberikan dari Abraham dengan otoritas yang lebih tinggi. Dan dia mendapatkan tuaian 100 kali lipat oleh karena ketaatannya. Bukan 30 kali atau 60 kali, tapi tuaian sempurna.
Yakub menggunakan password ilahi yang sama, tapi dengan otoritas yang lebih tinggi lagi. Bukan hanya mengenal Allah ayahnya, tapi menerima otoritas pengutusan dari bapa rohaninya.
Titik yang belum pernah disentuh oleh Abraham dan oleh Ishak dilalui oleh Yakub, yaitu titik Bethel. Ini tingkat pengenalan yang lebih presisi lebih tinggi, karena sebelumnya Abraham membangun tenda antara Bethel dan Ai, tidak menyentuh Bethel.
Bethel adalah titik yang sudah diplot oleh Allah di dalam bingkai supranatural yang dibentuk Firman Nya untuk membangun iman. Titik yang sama dilalui oleh Daud dan akhirnya oleh Yesus. Yesus Kristus menjadi titik sentral dalam bingkai supranatural Allah. Setiap orang percaya harus mengalami perjumpaan di titik sentral Yesus Kristus.
Yakub di Bethel mengalami sorga yang terbuka dan melanjutkan hidup di bawah sorga terbuka, sehingga ia dapat mengalahkan manusia dan mengalahkan Allah! Mengalahkan manusia yaitu mengalahkan dirinya sendiri. Mengalahkan Allah berarti merebut hati Allah dan memperoleh perkenanan Nya.
Yakub memberkati Yusuf dengan semua berkat kehidupan yang dimanifestasikan adalah karena Allah Yakub dari Allah El Shaddai.
Kejadian 49:25-26 (TB) oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan.
Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.
Berkat yang diterima oleh Yusuf oleh karena ia selalu menyedot buah dada El Shaddai.
Perjumpaan dengan El Shaddai pada perjalanan hidup Abraham Ishak Yakub Yusuf Daud membuat mereka kuat seperkasa Allah.
Jadi bukan Allah yang perkasa yang mengerjakan perjalanan hidup mereka di dan menghalau musuh-musuh mereka, tetapi mereka itu sendiri yang menyelesaikan masalah demi masalah, dalam ketaatan penuh, karena setiap hari mereka makin kuat dan makin kuat.
Dia Allah yang ingin menjumpai mu sebagai Allah El Shaddai. Selama ini bapa rohani mu dan gembala mu selalu berdoa dengan mencucurkan keringat darah supaya kau berjumpa dengan Allah El Shaddai.
Itu doa Yakub.
Jika kita minum dan makan makanan rohani hanya dari Allah El Shaddai maka ini yang akan terjadi:
1. Keperkasaan Allah akan bisa dimanifestasikan dalam kehidupan kita.
Orang Israel yang tadinya budak dan tidak punya apa-apa, ketika mereka pada malam itu hendak keluar dari Mesir telah merampasi bangsa Mesir dengan Allah membuat orang-orang Mesir menjadi bermurah hati kepada orang Israel. Mereka memperoleh emas, perak, tembaga, kulit, kain-kain yang semuanya cocok untuk membangun tabernakel. Mereka yang tadinya budak dan tidak punya apa-apa, lalu Allah membuat mereka memiliki kekayaan luar biasa itu. Lalu Allah ingin melihat dan menonton mereka. Apa kah mereka bersedia menyerahkan harta yang mereka peroleh itu bagi pembangunan Tabernakel? Ternyata mereka melakukannya. Mereka memberikan persembahan yang berlebihan, sehingga Musa harus menghentikan mereka memberikan persembahan lagi. Berarti mereka bisa memanifestasikan kemahakuasaan, hal-hal yang hanya bisa dilakukan Allah saja, melalui hidup mereka.
Keluaran 36:5-7 (TB) dan berkata kepada Musa: "Rakyat membawa lebih banyak dari yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan TUHAN untuk dilakukan."
Lalu Musa memerintahkan, supaya dimaklumkan di mana-mana di perkemahan itu, demikian: "Tidak usah lagi ada orang laki-laki atau perempuan yang membuat sesuatu menjadi persembahan khusus bagi tempat kudus." Demikianlah rakyat itu dicegah membawa persembahan lagi.
Sebab bahan yang diperlukan mereka telah cukup untuk melakukan segala pekerjaan itu, bahkan berlebih.
2. Soal keahlian bangsa Israel yang keluar dari Mesir. Mereka punya 3 keahlian sebagai bidan, gembala ternak dan kuli bangunan. Semua keahlian ini tidak ada hubungannya dengan pembangunan Tabernakel. Mereka tidak bisa mengandalkan keahlian mereka. Allah ingin menonton Israel bagaimana memanifestasikan kekuatan dan keperkasaan Allah. Ialah yang mengijinkan Israel menjadi budak untuk menghancurkan kekuatan lahiriah mereka.
Tabernakel (tabut perjanjian) itu terwujud. Allah berkenan dan Dia hadir. Ukuran dan kualitas nya sesuai dengan keinginan hati Tuhan. Allah menonton bagaimana Israel menjadi aktor dan pemeran yang membuat Allah bersukacita. Inilah arti penting berjumpa dengan Allah El Shaddai. Kita bukan hanya sekedar menonton kemaha-kuasaan Allah dan kedahsyatan Nya, tapi juga kita yang akan menjadi pelaku firman, yang menjadi akan ditonton oleh Allah dan menjadi saksi iman. Kita yang memperagakan, memanifestasikan kemahakuasaan itu hidup di dalam kita, TANPA BATAS. Kalau kita mencoba membatasinya, itu akan terjadi penyimpangan dan kekeliruan.
Kedahsyatan itu ditampilkan di padang gurun oleh Israel. Mereka bisa wujudkan Tabernakel di dalam ketaatan mereka. Bukan karena kemampuan mereka. Ketaatan yang sama akan firman yang diberikan di dalam rumah rohani, tanpa membatasinya, tanpa bergumul akan membuat kita bisa memanifestasikan kedahsyatan Allah di dalam hidup kita dan mewujudkan firman Tuhan.
Kejadian 17:1 (TB) Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Kita harus mengenal dan terhubung dengan Allah El Shaddai (live habitually with El Shadday and showing life with integrity, always in His presence, be blameless and complete in obedience to Him).
Terjemahan bebasnya:
Ketika Abraham berumur 99 tahun, Tuhan menampakkan diri kepada nya dan berkata: Akulah Tuhan yang maha kuasa. Berjalanlah sebagai mana biasanya.
Kita perlu Allah El Shaddai menampakkan diri Nya kepada kita. Menampakkan Pribadi-Nya supaya Abraham memahami-Nya sehingga hidupnya lengkap, dengan segenap hatinya, utuh, dan sempurna. Selama ini hidupmu walaupun bersama Aku, tidak sempurna seperti standard yang Aku inginkan.
Menampakkan itu bukan perjumpaan. Tapi dalam bahasa Yunani nya horao G3708, artinya supaya Abraham memahamiNya, mengenal-Nya lewat pengalaman menjadi partaker atau pelaku firman.
Yohanes 5:37 (TB) Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat,
Jika tidak pernah mendengar suara-Nya, maka dia tidak bisa melihat penampakannya.
Yohanes 8:38 (TB) Apa yang Kulihat (horao) pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu."
Jelas bahwa menampakkan diriNya berarti Ia memberikan tujuan. Dan apa yang tidak kau lihat dan tidak kau pahami Ia akan mengatakannya dengan suara. Kamu tidak mendengar suara, tidak mengerti firman, tidak menerima firman, maka kau tidak akan bisa mengerti dan memahami El Shaddai.
Jadi di Kej 17:1 Allah menampakkan diriNya atas apa yang belum dilihat oleh Abraham, karena menurut Yoh 5 ,8 hanya apa tersingkap yang bisa kau lihat itu yang akan menjadi perbuatanmu dan langkah-langkahmu yang akan mengubah hidupmu. Hidup dan berjalanlah dengan tidak bercela, dengan komplit oleh karena pengenalan akan Allah El Shaddai.
Allah tau dimensi mana yang belum pernah terungkap dan disentuh oleh Abram. Dimensi ini membantu Abram dalam pengenalan dan pemahaman Abram secara lengkap dari rupa Allah.
Kita harus mengalami, menyentuh dan selalu bergairah kepada dimensi roh yang Allah singkapkan untuk kita dapat memahami El Shaddai secara lengkap dan komplit. Dia Allah yang menggendong kita dan kita harus memeluk Nya, merangkul pengertian dan hikmat, mengandalkan suara nasihat dan mengambil sifat keperkasaan Allah untuk hidup dan tinggal dalam dimensi pengenalan dan takut akan Tuhan.
Sikap-sikap dan cara berpikir Abram telah ditransformasikan dengan karakter yang serupa dengan karakter Allah, bukan lagi bersikap seenaknya sendiri, memakai ukuran sendiri, yang sangat menyimpang dari maksud dan tujuan Allah. Dan transformasi ini hanya ketika kita mengenal dan memahami Allah sebagai Allah El Shaddai dengan mengambil karakter keperkasaan Allah dari semua yang disediakan-Nya.
Tidak lagi mencla-mencle, tidak membuat celah dan alasan-alasan, tidak berargumen, tidak berliku-liku dan berakal bulus, tapi bersikap tulus, berpikir benar dan berbicara lurus. Hidup berjalan bersama Allah tanpa cela. Bukan karena mampu, bisa, cerdas atau berbakat. Tapi karena mau hidup lurus, bersikap tulus dan berkenan kepada Allah. Ini bukan perkenanan yang dicari-cari, bukan dengan cara menyogok dengan persembahan atau berusaha menyenangkan Allah. Sama sekali bukan usaha, tapi sikap yang tulus karena mengasihi Allah El Shaddai.
Allah cemburu jika kita mengutamakan yang lain lebih daripada Nya. Jika kita tidak bekerja sama dengan Roh Kudus, Allah cemburu. Jika kita hidup secara lahiriah, Allah cemburu. Karakter jiwani (soulish living) tidak sejalan dengan keinginan Allah. Jiwa adalah alat berinteraksi secara natural, bukan untuk berhubungan dengan Allah El Shaddai. Kita hanya dapat terhubung dengan Allah dalam roh dan kebenaran. Soulish living mengambil apa yang dari dunia dan berjalan mengikuti cara-cara dunia, tapi spiritual living mengambil apa yang berasal dari Allah dan mengikuti jalan-jalan Allah. Hidup dan berjalanlah dengan tidak bercela hanya dapat kita praktekkan dalam kehidupan rohani (spiritual living).
Ini adalah satu-satunya jalan yang Allah lihat dari sisi kebutuhan manusia dan Dia singkapkan kepada Abram dan kepada kita di dalam rumah rohani supaya kita juga melihat dan mengambil jalan yang Allah sediakan ini. Itu sebabnya Dia membuka diriNya sebagai Allah payudara buat anak-anakNya yang berasal daripada Nya sendiri.
Apa hubungannya dengan Yesus?
Yohanes 1:18 (TB) Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Hanya Anak yang pernah melihat (horao) rupa Allah, rupa Bapa seutuhnya, sebab Ia sejak semula ada di pangkuan Bapa.
Yohanes 14:8-9 (TB) Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Hanya Anak yang telah melihat Bapa seutuhnya bisa mewujudkan semua perbuatan Bapa yang di alam sorgawi atau alam roh. Apa yang Yesus perbuat adalah menyatakan rupa Bapa yang telah dan selalu Ia lihat.
Kita melihat di Kej 22 bagaimana Allah menonton Abraham sekarang telah mengambil karakter Allah sendiri. Ia tidak segan-segan untuk mengorbankan anaknya yang tunggal.
Roma 8:32 (TB) Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Apa yang hanya bisa dikerjakan oleh Allah ternyata bisa dikerjakan oleh Abraham, oleh manusia. Allah kagum kepada Abraham ketika melihat apa yang sanggup dilakukannya memanifestasikan keperkasaan Allah yang maha kuasa.
Sampai di sini kita melihat para tokoh iman yang hidupnya mengandalkan El Shaddai. Abraham, Ishak, Yakub telah menyelaraskan diri mereka menurut kehendak Allah sesuai dengan rupa Allah. Mereka hidup di dalam kemah-kemah sebagai orang asing di negeri yang dijanjikan Tuhan. Yusuf diutus mendahului mereka ke Mesir untuk terwujudnya sebuah bangsa. Ini adalah gambaran daripada apa yang kita alami sekarang. Sebab kita juga adalah orang-orang asing di bumi ini. Sebab kita bukan berasal dari dunia ini, tapi berasal dari Allah.
Kita ada dalam posisi diutus, on a mission, sama seperti Yusuf. Oleh karenanya kita diperlengkapi dengan Roh Kudus, sebagai "uterus" langsung terhubung dengan Allah untuk akhirnya kita dilahirkan sebagai bangsa. Bangsa itu adalah Gereja. Dan bapa rohani sedang dan terus mempersiapkan kita.
Dengan posisi pengutusan ini, bagaimana mungkin kita bisa hidup tanpa mengandalkan Allah saja? Kita harus menyusu pada Allah El Shaddai, supaya kehidupan spirit kita terus berlangsung. Misi itu dapat berjalan di dunia ini. Yusuf tidaklah mungkin dia sendiri. Cara pengutusan memang tidak menyenangkan, bukan untuk kita mengumpulkan pengalaman demi pengalaman, tapi bagaimana Yusuf mampu melakukan tanggung jawab misi yang Allah percayakan. Ia mampu memanifestasikan kehidupan ilahi sebab Firaun dan semua orang di lingkungannya dapat melihat ada Allah maha kuasa pada diri Yusuf.
Kita adalah generasi Yusuf dimana Tuhan melakukan percepatan. Sebab ia telah mendahului Yakub dan saudara-saudaranya. Generasi Yusuf tidak lagi bicara soal makanan dan minuman, tapi bagaimana menyediakan makanan bagi seluruh dunia ini.
Daud satu-satunya dinasti yang diperkenan Allah.
Mazmur 91:1-2 (TB) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."
1. Daud tidak hanya menjumpai Allah di dalam hadirat Nya, tapi ia tinggal pada Allah sendiri, menjadi tempat perlindungan dan bagaimana ia dapat bertahan terus dan terus dan terus. Allah menjadi tempat tinggalnya Daud. Hidupnya Daud ada di dalam hidupnya Allah. Dengan kata lain, Daud menempatkan dan menempel pada hidupNya Allah. Itulah yang membuatnya merasa aman dalam lindungan Tuhan. Sama seperti bayi yang baru lahir, satu-satunya cara ia berlindung dan bertumbuh hanya dengan meminum ASI dari ibunya. Daud mengkonsumsi hidupnya Allah yang lengkap, sehingga terlindung bahaya dari semua musuh-musuhnya.
Daud kenal Allah seutuhnya, bukan hanya Allah penyembuh dan penyedia. Tapi juga sebagai Allah yang menyelidiki hati, yang mengetahui keinginan dan cita-cita. Itulah sebabnya Daud menasehati Salomo. Daud tidak khawatir tentang pembangunan Bait Suci, tapi ia lebih lagi memperhatikan bagaimana Salomo harus membangun hidupnya dan hubungannya dengan Allah El Shaddai, supaya Salomo dapat beribadah kepada Allah dengan sikap tulus hati dan rela hati. Tidak mencla-mencle.
1 Tawarikh 28:9 (TB) Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab TUHAN menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya.
2. Daud sudah memiliki di dalam dirinya sendiri apa yang disediakan Allah. Dia menyimpannya semuanya itu menjadi perbendaharaan yang sangat berharga, termasuk kehendak Allah, supaya ia bisa melakukan dan mewujudkan kehendak Allah itu.
Ini kebalikan dari kebanyakan kita supaya Allah menyediakan dulu segala sumberdaya terutama uang, kesehatan dan kekuatan baru mencari apa yang menjadi kehendak Allah. Di luar segala kebutuhan kita, kita harus bisa menangkap kehendak Allah seperti Daud, yang mengkonsumsinya dan mengarahkan pikiran, dan setiap apa yang diperolehnya, dari persembahan atau pun rampasan perang, untuk menjawab kebutuhan Allah.
Daud sangat concern atau perhatian terhadap orang-orang muda. Dan usia muda Salomo yang sangat rentan dengan kekuatan lahiriahnya, nafsunya, daya pikirnya, dagingnya, semuanya.
Mazmur 119:9 (TB) Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.
Firman itu harus sudah ada dan selalu tersedia di dalam hati kita, menjadi perbendaharaan yang paling berharga dan terus berkembang, bertumbuh menjadi pusaka.
Bagaimana firman itu dengan perintah-perintah, janji-janji Allah dan kehendak Nya bisa kita simpan di dalam hati kita?
Mazmur 119:10-11 (TB) Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.
Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.
Bagaimana supaya ada di dalam? Seperti bayi yang minum susu ibunya, maka energi, kekuatan, perlindungan, DNA, antibiotik itu sekarang mengalir ke dalam anak. Kehendak Allah ketika Daud masih muda adalah untuk mempertahankan kelakuannya bersih, tidak menyimpang, tapi menyimpan janji-Nya. Maka kekuatan dan kuasa yang terkandung dalam firman itu yang akan melaksanakan.
1 Petrus 2:2 (TB) Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Inilah sikap yang permanen yang harus terus dihidupi. Bayi yang baru lahir ini bukan bicara tentang posisi rohani sebagai bayi rohani, tapi sikap untuk konsisten hanya minum dan makan apa yang berasal dari bapa rohani.
Daud bisa tau apa yang menjadi kehendak Allah karena ia menyerap ASI dari Allah yaitu membangun Bait Suci bagi Allah yang waktu itu masih berdiam di tenda di dalam Tabernakel. Daud mengenal Allah seutuhnya. Keperkasaan Allah ditunjukkan kepada Daud dengan dia tularkan kepada orang-orangnya menjadi orang-orang yang perkasa, para pahlawan Daud. Mereka yang telah terbangun hidupnya.
Kita harus keluar dari gua-gua persembunyian dan memulai hari yang baru dan memulai menuliskan sejarah yang baru seperti para pahlawan Daud. Masa Daud adalah masa kerajaan, masa kelimpahan. Allah memiliki maksud untuk menyatakan Kerajaan-Nya ditampilkan lewat keperkasaan Daud, yang diturunkan dari Yehuda. Daud menjadi lebih perkasa dari Yehuda. Namun Roh keperkasaan Allah pertama kali diterima oleh Singa Yehuda, Yesus sendiri. Dia menganugerahkan Roh keperkasaan kepada Yakub yang mewariskannya kepada Yehuda, lalu kepada Daud.
Daud memulai dibentuk dalam ketaatan kepada Isai, bapa rohaninya. Daud memulai pelayanannya secara fenomenal dengan mengalahkan raksasa. Namun El Shaddai telah mengasahnya terlebih dahulu sebagai gembala yang baik. Dalam pandangan manusia dan sejak sekolah Minggu kita lebih mengenal Daud sebagai pembunuh raksasa, the giant slayer, tetapi lebih sedikit yang mengenal Daud sebagai gembala yang baik, sebab ia telah lebih dulu menyelamatkan kambing domba yang digembalakannya dari mulut singa dan dari taring beruang. Yesus mengambil nilai kelebihan ini dari Daud dan melanjutkannya sebagai gembala yang baik, bukan sebagai giant slayer! Hanya setelah menjadi gembala seseorang baru bisa menjadi pahlawan yang berhadapan langsung dengan musuh.
Apa yang dilakukan Allah melalui hidup Daud akan membawa generasi selanjutnya kepada level hubungan yang lebih tinggi. Dan itu hanya dapat dilakukan lewat pengorbanan.
Kej 22 Pengorbanan Yesus Kristus telah berhasil digambarkan oleh Abraham.
Pengorbanan akan membawa kita kepada kemuliaan, dan setelah menerima janji Allah atas Roh Kudus, Yesus menerima kembali kemuliaan Nya yang sejak semula Dia miliki, kemuliaan Kristus.
Ketika Bait Suci sudah terbangun sesuai ukuran Allah, Dia memenuhi mezbah dengan kemuliaan. Pembangunan Tabernakel dan Bait Suci, di mana Tabernakel ditempatkan, memerlukan pewahyuan dan hikmat, serta pengorbanan. Yesus merombak Bait Suci yang dibangun ini dan menggantikannya dengan diriNya lewat ketaatanNya untuk mati di salib. Itu sebannya Yesus sebagai Anak Manusia berhak menerima segala kuasa, kehormatan dan kemuliaan atas pengorbananNya yang besar bagi seluruh dunia.
Kemuliaan Kristus rela dikaruniakanNya kepada mereka yang berkorban bagi Allah dalam membangun Tabernakel di mana Allah berdiam. Bukan di dalam bangunan yang dibuat oleh manusia, tapi di dalam Bait Suci buatan tangan Nya sendiri.
Masa Daud adalah masa dimana Allah sendiri mengokohkan tahta Daud dan sedianya Allah akan mengokohkan kerajaannya. Namun Salomo hanya berhasil membangun secara fisik. Kemuliaan Allah memenuhi Bait Suci oleh karena firmanNya kepada Daud, bukan karena Salomo. Karena itu kemuliaan Tuhan sudah memenuhi Bait Suci sebelum Salomo mengucapkan sepatah kata pun untuk meresmikan Bait Suci.
Bukti nyata keperkasaan El Shaddai:
1. Tidak ada mezbah cukup besar untuk menampung pengorbanan hidup saudara. Hanya kau yang sanggup melakukan seperti itu. Tidak ada ruangan dalam hidup kita yang mampu menampung apa yang disediakan Tuhan.
2. Efesus 1:7, 17-19 (TB) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya,
Mata rohani kita harus terbuka dan melihat, memahami apa yang Allah sediakan atas panggilan hidup kita, itu jauh melampaui segala pengharapan, yang kita pikirkan, melampaui keinginan, dan doakan. Yang bekerja adalah kekuatan kuasa Allah, Dia yang mahakuasa.
Pengorbanan kita tidak bisa dan tidak boleh diukur atau dibatasi oleh pikiran dan perhitungan kita, hanya oleh roh dan intuisi kita. Sebab oleh hanya karena kelimpahan kasih Allah, berkelimpahan kemurahan, kesetiaan dan berkelimpahan sifat-sifat Allah di dalam hidup kita yang bisa memanifestasikan dan melakukan pengorbanan dan pemberian kepada Allah tanpa batas.
Ketika kita berjumpa dan melihat (horao)Allah El Shaddai,, maka pengenalan akan kemahakuasaan-Nya akan menyingkirkan segala batasan karena kita tidak memakai pikiran kita yang terbatas.
3. Apa artinya memanifestasikan keperkasaan Allah? Kita melihat hidup Abraham membangun hidup 318 orang, dari budak dan hamba, dari orang biasa-biasa akhirnya mereka menjadi pahlawan yang gagah perkasa yang dapat mengalahkan raja-raja.
Hidup yang memanifestasikan keperkasaan El Shaddai adalah dirinya Abraham. Daud menjadi jawaban dan solusi buat mereka yang kekurangan. Mereka yang kekurangan pengetahuan Firman, kekurangan pengertian dan hikmat, kurang pewahyuan akan Allah dan pengenalan akan Allah. Gereja harus menjadi jawaban dan solusi buat mereka yang membutuhkan.
Hanya ketika kita hidup berkelimpahan kita bisa memberikan dan menolong orang lain. Kekuatan yang dimiliki Abraham, dia pakai untuk menolong Lot. Kelimpahan karunia Yusuf menolong seluruh dunia mengatasi bencana kelaparan. Semua kebanyakan dan kelimpahan itu dimaksudkan Tuhan untuk menolong orang lain, bukan hanya untuk dirinya.
Itu juga yang dilakukan Daud. Ia mendapatkan banyak kelimpahan untuk menolong dan membangun mereka yang ada bersama-samanya. Ia membangun mereka keluar dari masalah mereka, keluar dari gua persembunyian dan membuat mereka kuat menjadi para pahlawan Daud yang gagah perkasa.
Daud diam pada Allah tempat perlindungan. Ruang Maha Kudus adalah gambaran tempat Allah berdiam. Di situlah orang berbuah 100x lipat.
Ruang Kudus di mana para imam melayani adalah gambaran orang berbuah 60x lipat.
Dan halaman Bait Suci di mana orang memberikan persembahan dan korban, tempat yang disinari cahaya alami dan orang mencari perkenanan Tuhan menggambarkan tempat berbuah 30x lipat.
Perumpamaan tentang benih yang dikatakan di Matius dan Markus menekankan pentingnya kehidupan yang berbuah. Tapi Lukas menegaskan tujuan Tuhan, jangan hanya puas berbuah, tapi harus berbuah 100x lipat sebagai gambaran kau berdiam di tempat di mana Allah tinggal. Kau menunjukkan keperkasaan Allah, kemaha-kuasaan Allah, kemaha-kudusan Allah; maka kau sudah berada di ruang Maha Kudus.
Hidup kita harus berdampak pada orang lain bukan sekedar berbuah. Oleh karenanya kita harus berdiam di tempat dimana Allah berdiam. Kita menerima firman yang murni, yang segar.
4. Luk 5. Menceritakan bagaimana sebenarnya keberadaan Simon Petrus dan teman-temannya para nelayan di danau Galilea. Semalam-malaman mereka tidak mendapatkan ikan. Mereka menepi dan sedang membersihkan jaring mereka yang cuma dapat sampah dan kotoran, tanpa ikan. Yesus naik ke atas perahu dan memakainya sebagai mimbar untuk berbicara kepada orang banyak di tepi danau itu. Setelah selesai ia menyuruh Simon menolakkan perahunya ke tempat yang dalam. Simon ragu tapi karena Yesus yang mengatakannya adalah anak tukang kayu, bagaimana mungkin bisa mengajari mereka para nelayan yang telah berpengalaman di situ? Ternyata mereka mendapatkan begitu banyaknya ikan sehingga jala mereka hampir robek, jika saja tidak ada perahu rekan mereka membantu mengisi ikan yang berlimpah itu di perahu-perahu mereka. Simon, Yohanes dan juga Yakobus anak-anak Zebedeus itu sekarang menyadari bahwa ada kemaha-kuasaan Allah yang dialirkan melalui Yesus. Mereka kemudian meninggalkan segala sesuatunya dan mengikut Yesus.
Seringkali Tuhan mengijinkan kita kembali berada di titik nol, supaya kita menyadari bahwa dalam kelemahan kita kuasa-Nya dan kasih karunia-Nya bekerja luar biasa pada diri kita. Seringkali Ia ingin menyederhanakan hidup kita, supaya kita dapat melihat. Apapun kondisi kita, ini saat yang tepat bagi Allah El Shaddai mengalirkan kemahakuasaan Nya ke dalam kita.
2 Korintus 12:9 (TB) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Kuasa Allah yang sempurna di dalam Kristus menaungi kita. Dalam hal ini Paulus telah menarik turun seluruh kasih karunia Tuhan sampai pada batas maksimum. Dia tidak pernah kekurangan kasih karunia Tuhan.
Yesus katakan kepada Simon, Yohanes dan Yakobus: Jangan takut. Mulai sekarang kau akan menjadi penjala manusia. Ia alirkan kemahakuasaan, firman dan juga kasih karunia Allah kepada mereka untuk menjadikan mereka. Apa yang diperkatakan lewat firman sudah dipersiapkan segala sesuatu supaya terjadi di bumi seperti di sorga.
Setiap orang harus menyadari titik nolnya, nol KMnya, supaya bisa berbalik dan menjalani hidup menurut cara dan jalan Tuhan. Di titik nol lah, Dia meletakkan dasar yang kokoh, yang teguh, sebagai fondasi hidup kita, berdasarkan kasih karunia, Dia alirkan kemaha-kuasaan-Nya.
Kondisi titik nol ini seperti bayi yang baru lahir, tidak berdaya. Ini adalah Kairos Tuhan dari firman yang mendatangi kita. Ini awalnya musim yang strategis, waktu yang tepat untuk menghasilkan buah 100x lipat, ketika kita merespon dan mentaati nya segera. Maka, dimensi El Shaddai itu terbentuk pada pribadi kita.
Kita seringkali lebih mengharapkan mujizat terjadi pada hidup kita, pada saat kita merasa sangat membutuhkan pertolongan Tuhan, supaya beres segala persoalan kita, terutama yang berkaitan dengan penghidupan dan uang. Sangat disayangkan jika orang tidak segera menyadari titik nol dalam hidupnya, sehingga El Shaddai dapat membangun fondasi hidupnya di bawah segala kebutuhan. Fondasi yang membuat kita diberdayakan, dimampukan, diberikan pengertian dan hikmat untuk melakukan terobosan, membuat solusi buat diri sendiri dan menjadi jalan dan solusi buat orang lain.
Simon, Yohanes dan Yakobus segera menyadari keberadaan dan ketidakberdayaan mereka dan dengan siapa mereka sedang berhadapan. Mereka tidak lagi tertarik mujizat yang Yesus buat. Mereka meninggalkan ikan dan perahu mereka yang telah menjadi saksi mujizat, peristiwa yang historis yang tercatat di Alkitab, harusnya bernilai ekonomis sangat-sangat tinggi. Tapi mereka segera memutuskan meninggalkan semua itu dan mengikut Yesus. Apa artinya? Mereka tinggalkan cara berpikir yang lama, cara hidup yang lama, profesi mereka dan keahlian mereka, ijazah mereka. Yesus telah menghentikan reputasi mereka sebagai kelompok nelayan yang profesional, yang berprestasi, yang berpengaruh dan menguasai danau itu. Di saat puncak karir mereka, mereka telah mengukir sejarah sebagai nelayan yang menjala ikan sebanyak 2 perahu penuh. Bagaimana mungkin orang menjala ikan dengan satu kapal sebesar apapun lalu mendapatkan hasil sebanyak 2 kapal penuh hampir tenggelam dalam 1 kali tangkapan? Teknologi modern tercanggih sekarang pun tidak pernah menyamai rekor ini!
Itu yang mereka tinggalkan dan ketertarikan mereka kepada Yesus melebihi apa pun. Bagaimana jika istri dan keluarga mereka memprotes keputusan mereka? Tidak ada yang bisa mencegah mereka dan mereka seterusnya mengikuti Yesus ke manapun Ia pergi. Alkitab mencatat selalu saja Petrus, Yohanes dan Yakobus bersama Yesus. Mereka sudah melihat dengan mata telanjang mereka siapa Yesus yang di dalamnya ada Allah El Shaddai termanifestasi.
Orang-orang Israel mengalami mujizat setiap hari dan mereka menjadi ahli dalam meminta dan menuntut terjadinya mujizat. Mereka mendapatkan manna, tapi minta daging juga. Mereka minta air dengan memaksa Musa dan menggusarkannya, yang menyebabkan ia bercela di hadapan Allah dan menyebabkan ia tidak boleh masuk ke Tanah Perjanjian. Mujizat itu baik, tapi jangan sampai mata kita tertutup dari melihat Dia dan menutup jalan kepada destiny dan malah mengaborsi perjalanan menuju destiny.
Kita terpanggil bersama-sama sebagai kawanan dan sebagai mitra destiny sama seperti Simon Petrus, Yohanes dan Yakobus. Itu membuat kita perkasa dan menjadi dasar untuk kita naik terus kepada posisi kemuliaan. Petrus, Yohanes dan Yakobus melihat di depan mata mereka bagaimana Yesus Kristus menampakkan kemuliaan Nya bersama Musa dan Elia di atas sebuah gunung yang tinggi.
Ayub 32:7-9 (TB) Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat. Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan.
1. Ada kekuatan yang paling menentukan di dalam roh. Ada kecerdasan dalam intuisi manusia sebab ada nafas Allah yang maha kuasa yang memberikan pengertian firman.
2. Setiap Firman-Nya adalah nafas kehidupan Allah. Firman yang dibawa oleh roh itu menjadi kehidupan. Tanpa inspirasi dan pewahyuan, firman itu menjadi firman yang tertulis. Kita harus diberikan inspirasi dan pewahyuan di dalam roh kita sehingga firman menjadi kehidupan.
3. Yehezkiel 37:5-6 (TB) Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali. Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."
Nafas hidup Allah bisa memberikan kehidupan kepada tulang-tulang yang kering melalui inspirasi Roh Allah. Ini sesuai dengan 1 Pet 2:2.
1 Pet 2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan, 3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.
Yohanes 20:21-23 (TB) Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada."
Kemaha-kuasaan Allah yang mengampuni dosa diberikan kepada Gereja Nya. Itu sebabnya jika ada orang yang mengaku dosanya di hadapan Gereja-Nya, jemaat-Nya; setelah dipanggil 2 saksi, maka dosanya diampuni. Maka saudara bisa melakukan pemulihan.
Yesus memberikan kita Roh Kudus, karena hanya Roh Kudus yang dapat meng-inspirasikan firman. Nafas Tuhan itu adalah Roh Kudus yang memberikan pengertian dan Ilham dari firman-Nya dan juga membawa DNA sifat kemaha-kuasaan-Nya melalui firman dan Roh-Nya itu. Dia juga memberikan otoritas dan kewenangan yang sama dalam pengampunan dosa. Yesus Kristus mengajarkan kepada Gereja kewenangan yang Mahakuasa untuk melepaskan pengampunan.
Matius 16:19 (TB) Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
Gereja memiliki otoritas melepaskan mereka dari keterikatan pada dosa berdasarkan kasih karunia Tuhan dan melepaskan pengampunan di dunia ini, sehingga pengampunan yang dari Tuhan dilepaskan Nya di sorga.
Berarti apa pun yang telah dikaruniakan dan berasal dari Allah bisa diwujudkan dalam kehidupan. Menghembusi Roh dan ASI yang berasal dari El Shaddai menggunakan prinsip yang sama.
2 Timotius 3:16-17 (TB) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.
Setiap firman yang diilhami dari Roh Kudus akan memberikan instruksi, menegur, mengajar, mengoreksi, mendisiplinkan orang dalam ketaatan serta melatih orang hidup dalam kebenaran dan kekudusan sesuai dengan kehendak Allah. Semua harus termanifestasi dalam pikiran, motivasi atau tujuan dan tindakan kita. Itulah yang mengubah sifat dasar kita supaya sifat dasar Allah yang termanifestasi.
Kejadian 1:26 (TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus yang Maha Kudus, Maha Tinggi dan Maha Kuasa menciptakan manusia dan menjadikan manusia secara fisik dan moral bisa menggambarkan sifat dan rupa Allah yang tidak kelihatan, yang berupa roh dengan kepribadian yang spiritual.
Itu tujuan Allah menciptakan manusia. Hanya manusia satu-satunya mahluk yang bisa menggambarkan rupa Allah secara fisik dan alamiah. Itu sebabnya manusia yang tadinya berdosa dan sudah mengalami kelahiran baru dikatakan Alkitab sebagai mahluk ciptaan baru.
Mahluk ciptaan baru bukan sekedar istilah dan penamaan saja, tetapi mengandung semua unsur yang alamiah dan juga unsur ilahi di dalam batinnya, sebagaimana yang menjadi tujuan Allah menciptakan manusia supaya bisa menggambarkan sifat dan rupa Allah di dunia ini.
Hanya dengan menempel pada Allah El Shaddai saja manusia ciptaan baru dapat dijadikan dan mewujudkan cita-cita dan kehendak Allah, sebab manusia demikian selalu menerima infus unsur-unsur keilahianNya.
Efesus 3:20 (TB) Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Filipi 4:13 (TB) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Pada kegenapan waktunya maka tubuh jasmani yang fana ini akan digantikan dan mengenakan tubuh kemuliaan yang masih tersimpan di sorga. Maka lengkaplah dimensi Allah terwujud pada manusia ciptaan baru sesuai dengan Kej 1:26.
Kej 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Ibrani 1:3 (TB) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Yesus menjadi Anak Manusia yang pertama yang mewujudkan Kej 1:26 secara nyata.
Kolose 2:9-10 (TB) Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan, dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.