KIDUNG AGUNG - Hawa Terakhir BAGIAN 1
Kristus akan datang
untuk Pengantin-Nya, kekasih hati-Nya. Orang percaya harus dipersiapkan,
bukan hanya menjadi umat-Nya, anak-anak-Nya yang percaya, tetapi menjadi
Gereja-Nya, kekasih hati-Nya.
Why 19:7 Marilah kita
bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak
Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Para sahabat Mempelai
Pria, mereka lah yang diutus Tuhan untuk mempersiapkan mempelai-Nya.
Yoh 3:29 Yang empunya
mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai
laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita
mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang
sukacitaku itu penuh.
Sahabat mempelai laki-laki mempersiapkan Mempelai Wanita dengan
pemahaman dan pengenalan yang lebih dalam tentang kasih Mempelai Pria.
Pesan pertama ini terdapat dalam Kidung Agung. Bapa hendak
menggambarkan KASIH-Nya dan kasih sayang-Nya yang istimewa kepada Mempelai-Nya
yang Terkasih (kita).
Melalui padang gurun,
kita belajar bahwa Bapa sangat menghendaki kita memilih Dia di atas SEGALA hal
dan melalui ini kita menjadi “PENGANTIN”-Nya yang sepenuhnya bersatu dalam
kesatuan.
Kidung Agung
Kidung Agung, Salomo memaparkan hidupnya gadis Sulam atau
gadis Sunem dengan cara yang tersembunyi agar kita dapat menemukan kekasihnya,
Sang Gembala. Kidung Agung sendiri tidak memberikan gambaran Salomo yang
menjalani kehidupan barunya menurut roh, tapi justru ia hendak mencari
bagaimana gadis Sunem itu sampai begitu sangat mengasihi kekasihnya, Sang
Gembala. Ia tidak tergoda sedikit pun dengan rayuan dan puisi romantis raja.
Juga tidak terpengaruh cintanya kepada kekasihnya, walau pun raja memamerkan
segala kekayaan, kemegahan, keagungannya dengan para pengawal yang merupakan
para pahlawan yang gagah perkasa dan kereta kerajaan dan terutama hikmat raja
yang nyata berasal dari Tuhan.
Kid 3:7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh
enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel. 8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang,
masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam. 9 Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu
dari kayu Libanon. 10 Tiang-tiangnya
dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, tempat duduknya berwarna ungu,
bagian dalamnya dihiasi dengan kayu arang. Hai puteri-puteri Yerusalem, 11 puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah
raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari
pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Dalam perjalanan dari padang gurun kembali ke istananya yang
megah, raja hendak membawa gadis Sunem itu masuk kedalam imaginasinya
seolah-olah ia sedang berada dalam iring-iringan pengantin. Raja telah
mengenakan mahkota yang pernah dikenakan ibunya pada hari pernikahannya
terdahulu. Ibunya raja adalah Batsyeba, telah menikahinya dengan Naama, seorang
perempuan Amon.
1Raj 14:21 Adapun Rehabeam, anak Salomo, ia memerintah
di Yehuda. Rehabeam berumur empat puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja,
dan tujuh belas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem, kota yang dipilih
TUHAN dari antara segala suku Israel untuk membuat nama-Nya tinggal di sana.
Nama ibunya ialah Naama, seorang perempuan Amon.
Pernikahan Pertama Salomo – Kawin Campur
Salomo menikah sebelum dia ditahbiskan menjadi raja Israel,
menggantikan raja Daud. Sebab Salomo memerintah sebagai raja selama 40 tahun,
sedangkan Rehabeam sudah berumur 41 tahun waktu naik tahta. Jadi 1 atau 2 tahun
sebelum Salomo diangkat sebagai raja, ia sudah dinikahkan dengan Naama, ibu
Rehabeam, seorang perempuan Amon. Itulah
hari kesukaan hatinya.
1Raj 11:42 Lamanya
Salomo memerintah di Yerusalem atas seluruh Israel ialah empat puluh tahun.
Pada umumnya Kidung Agung, dibaca sebagai puisi atau surat
cinta antara Salomo dan gadis Sunem. Padahal Kidung Agung adalah kisah cinta segitiga antara raja, gadis Sulam dan
Sang Gembala.
Kidung Agung
menggambarkan berjalan bersama Tuhan sebagai "Pernikahan Anak Domba",
seperti dikatakan oleh Yohanes dalam Kitab Wahyu.
Why 19:9 Lalu ia
berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini
adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Saat kita mulai benar-benar mendalami kata-kata “kasih” Salomo
yang merupakan rayuan dan gombalan, juga kata-kata mesra gadis Sunem kepada
kekasihnya, serta kata-kata Sang Gembala; maka akan terungkap, sisi praktis Kitab Kidung Agung, dan
bagaimana itu memengaruhi kehidupan kita, dan bagaimana kita dapat membangun hubungan pernikahan yang kuat
dengan Kristus sebelum Kedatangan-Nya Kembali.
Pencobaan Berat
Gadis Sunem itu menemukan pencobaan, rintangan dan binatang
buas di padang gurun. Jika potensi risiko dan masalah ini tidak ditangani, hal
itu akan sangat mengganggu pertumbuhan rohani kita. Dan bahkan membuat kita
gagal dan terhenti perjalanan rohani kita bersama kekasih kita, Sang Gembala.
Walau pun tidak sekali pun ayat menyebut kata Tuhan, kita bisa mengetahui bahwa
kekasih hatinya si gadis Sunem yang berprofesi sebagai gembala, itulah Kristus
Yesus, Tuhan kita.
Pembaca Kidung Agung yang budiman harus dapat membedakan
manakah perkataan raja Salomo, perkataan si gadis Sulam (Sunem) dan perkataan
Sang Gembala.
Dalam perjalanan baru kita, kita akan membandingkan sikap
dan respon kita kepada TUHAN dengan sikap dan respon Sang Mempelai Wanita
(gadis Sunem) dan Sang Mempelai Pria (kekasihnya, sang gembala) dalam Kidung
Agung, sampai akhirnya terungkaplah tangga rohani yang tersembunyi untuk memasuki
hadirat dan Masa Pertunangan-Nya dengan Sang Mempelai Pria kita.
Ia menampilkan diri-Nya bukan hanya sebagai Tuhan, Penebus,
Juru Selamat, dan Raja kita, tetapi juga dalam hubungan yang paling intim dan
pribadi yang dapat dibayangkan.
Sungguh menakjubkan bahwa Bapa telah memberikan kita panduan
petunjuk rohani melalui daya imajinasi yang hampir seperti bertualang dari
hutan, gunung dan kota untuk membantu kita dalam percintaan kita yang sedang
tumbuh dewasa.
Ia mencari Mempelai Wanita yang disucikan untuk menjadi
nilai-nilai kasih antara suami (Sang Mempelai Pria) dan istri (Sang Mempelai
Wanita).
Kasih Kristus bagi Mempelai-Nya adalah kekal dan tidak akan
pernah pudar, karena Ia telah berjanji bahwa Ia TIDAK AKAN PERNAH meninggalkan
atau mengabaikan Mempelai-Nya.
Hos 2:19 (2-18) Aku
akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan
dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. 20 (2-19) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku
dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN.
Namun, kita tidak boleh lelah menunggu Kedatangan-Nya dan
lupa mengisi pelita kita dengan minyak. Kita akan tetap sibuk mempersiapkan
pakaian dan pelita pernikahan kita.
Awal Petualangan
Kidung Agung diawali dengan ungkapan kerinduan Sang Mempelai
Wanita kepada Sang Mempelai Pria:
Kid 1:2 —
Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada
anggur, 3 harum bau minyakmu, bagaikan
minyak yang tercurah namamu, oleh sebab itu gadis-gadis cinta kepadamu!
Kiranya Tuhan mempersenjatai, melengkapi kita dengan
kasih-Nya. Kasih setia Tuhan itu lebih
nikmat daripada karunia-karunia, termasuk karunia hikmat Salomo. Namun harum
bau urapan-Mu, karena Roh Kudus-Nya mengurapi kepalaku dengan minyak yang
tercurah atas nama-Mu, sebab itu umat-Nya akan makin mencintai Tuhan. Ia
melindungi pikiranku dan jiwa yang ada di kepala dari kecemaran pemikiran najis
dan jahat. Belzebul adalah pangeran lalat, kenajisan dan hawa nafsu kedagingan.
Itu adalah pernikahan yang penuh dengan kasih karunia yang
berdaulat dan tanpa syarat, karena Dia mengasihi Mempelai Perempuan-Nya dengan
belas kasihan, kasih dan anugerah yang kekal.
Pernikahan rohani dimulai dengan doa keinginan, dan
pernyataan kesediaan Sang Mempelai untuk menanggapi setiap langkah yang mungkin
diambil-Nya terhadapnya. Ada kekuatan Bapa yang menarik Mempelai Perempuan-Nya,
sehingga ia tertarik kepada Mempelai Pria.
Kid 1:4a Tariklah aku
di belakangmu, marilah kita cepat-cepat pergi!
Kekuatan Bapa telah dilepaskan sebelum ia mengutus
hamba-hamba-Nya dengan otoritas-Nya.
Yoh 6:44 Tidak ada
seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
Karena: Sang raja [Salomo] telah membawa aku ke
dalam maligai-maligainya [bilik-bilik kamarnya].
Raja Salomo telah memiliki banyak isteri dan gundik.
Tetapi: Kami akan bersorak-sorai dan bergembira
karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari pada anggur! Layaklah mereka
cinta kepadamu!
Gadis Sunem dan harusnya semua kekasih Tuhan hidup bersuka
cita karena kekasih kita, lebih daripada berkat yang kita dapatkan, meski pun
fasilitas yang disediakan adalah fasilitas dari seorang raja Salomo.
" Tariklah aku " berhubungan dengan rasa lapar
rohani kita yang harus melampaui segala hal dalam hidup kita. Keinginan jasmani
kita tidak dapat memiliki pengaruh dan semuanya harus dilepaskan atau
dimatikan.
Kita harus mengkondiskan diri kita, sehingga memungkinkan
munculnya motivasi dalam diri kita oleh Dia, dan hanya Dia. Bukan karena
berkat-berkat dan perlindungan, pengurapan kesembuhan atau Inilah sifat sejati
kita, kerinduan agar Dia saja yang memberi makan dan memuaskan saat kita karunia
ilahi lainnya. Kita mempersiapkan diri untuk dibawa ke Kamar-Nya sebagai
Pengantin-Nya dan bukan ke kamar raja Salomo.
Bagaimana kita
mencapainya?
Bapa akan segera mengamankan keselamatan (to secure the
safety) Mempelai Wanita-Nya untuk menarik cinta mereka kepada-Nya dengan
membebaskan mereka masing-masing dari dosa daging mereka.
Dosa-dosa kita dan kelemahan kita menghalangi kita memasuki
ruang pernikahan ini, bahkan hanya sebagai tamu undangan. Yang tidak membuat
kita tidak layak, hanya karena tidak mengenakan pakaian pesta.
Mat 22:12 Ia berkata
kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan
pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. 13
Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan
campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan
terdapat ratap dan kertak gigi. 14 Sebab
banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Jadi banyak orang percaya, umat Tuhan di dalam Kerajaan-Nya
yang ternyata tidak layak, karena tidak mengenakan pakaian pesta. Mereka telah
menerima undangan Sang Raja pada pesta perjamuan kawin Anak Domba. Mereka telah
merespon dengan baik, tapi tidak hidup dalam kebenaran, tidak hidup dalam
kekudusan, tidak mencuci pakaian mereka. Mereka tau cara memanipulasi orang-orang,
bahkan di dalam Kerajaan-Nya. Sebenarnya Tuhan hanya membutuhkan kemurnian hati
dan ketulusan untuk Dia dapat meluruskan jalan-jalan kita dan mengikuti-Nya ke
mana Roh Kudus menuntun.
Setelah mengalami kelahiran baru tidak berarti kita sudah
menjalani hidup sebagai Ciptaan Baru. Semua unsur sebagai Ciptaan Baru sudah
dipenuhi dan dianugerahkan Tuhan di dalam hidup kita, tapi itu tetap menjadi
pilihan kita apakah kita mau melakukannya atau tidak. Tuhan tetap menghormati
kehendak bebas kita sebagai manusia merdeka.
Setelah dilahirkan baru tidak berarti kita mengasihi Tuhan,
kecuali dengan ketaatan melakukan perintah dan kehendak Tuhan. Awalnya, kita tidak mencintai-Nya
sebagaimana yang Dia inginkan, karena kita adalah Mempelai-Nya yang belum siap.
Seharusnya dan sewajarnya atau sepatutnya kita mempersembahkan
diri kita kepada Sang Bapa, dan secara aktif mencari Dia dengan menantikan Dia,
dengan tenang menghadapkan diri kita di hadapan-Nya sehingga rasa lapar rohani
kita dapat tercipta dan diaktifkan di dalam diri kita.
Rm 12:1 Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Mempersembahkan diri bukan hanya dengan ide, kekuatan dan
kemampuan kita. Pola penyembahan selalu seperti itu sejak Kain dan Habil
melakukan persembahan. Semua yang baik dan benar dan menyenangkan dan berkenan
itu hanya bersumber dari kehidupan Tuhan sendiri. Oleh kasih karunia-Nya kita
dapat melakukannya dengan akurat.
Biarlah kasih akan Tuhan memenuhi hati kita.
Yes 62:5 Sebab seperti
seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang
membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang
mempelai melihat pengantin perempuan,
demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Dia yang telah memulainya dalam kasih, biarlah Dia juga
mengakhirinya dalam kasih. Kasih yang kekal tidak pernah terputus, tidak pernah
berhenti.
Yer 31:3 Dari jauh TUHAN menampakkan diri kepadanya: Aku
mengasihi engkau dengan kasih yang kekal, sebab itu Aku melanjutkan kasih
setia-Ku kepadamu.
Tuhan Yang Mahatinggi, Bapa Semesta Alam, Raja segala raja,
Engkau telah menunjuk Kristus sebagai Mempelai Pria kami.
Why 21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat
yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu,
lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan
kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
Bapa akan memamerkan pengantin perempuannya, Gereja sebagai mempelai Kristus.