Pra TLC 2025 Sesi 5 berfokus pada Kitab Wahyu dan rencana Tuhan bagi gereja-Nya. Pembicara memulai dengan visi Rasul Yohanes tentang takhta Allah di surga, lalu beralih untuk menjelaskan makna rohani angka dan peristiwa yang dijelaskan di Wahyu. Khotbah ini juga menghubungkan wahyu biblika dengan penemuan ilmiah, menyangkal konflik antara keduanya dan menegaskan bahwa ilmu pengetahuan justru dapat mendukung kebenaran Alkitab. Terakhir, pembicara membandingkan Taman Eden dengan Yerusalem Baru sebagai representasi proses penyempurnaan gereja oleh Roh Kudus, menekankan bahwa rencana Allah untuk gereja-Nya tidak akan pernah gagal.
Berikut adalah catatan lengkapnya:
Sesi ini melanjutkan pembahasan sebelumnya, mengantar pendengar memahami gambaran keyakinan dan pengertian yang benar bahwa gereja Tuhan selalu dibicarakan mulai dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu. Gereja adalah umat Tuhan, termasuk setiap individu pendengar yang merasa layak di hadapan-Nya.
Visi Rasul Yohanes dalam Wahyu Pasal 4 Rasul Yohanes diberi penglihatan mengenai hal-hal yang pasti dan tidak dapat diubah. Penglihatan ini dimulai ketika ia "dikuasai oleh Roh". Kondisi ini memungkinkan Yohanes melihat realitas yang tidak bisa diubah. Pentingnya hal ini ditekankan untuk menghindari keraguan dan posisi rohani yang "gambling" atau seperti perjudian.
Dalam penglihatan tersebut, Yohanes melihat:
Pintu terbuka di surga, melambangkan keabadian dan hal-hal abadi yang harus dibuka dalam hidup seseorang.
Tahta di surga dengan Seseorang yang duduk di atasnya, digambarkan seperti permata Yaspis dan Sardis, serta pelangi bagaikan zamrud melingkupi tahta itu.
24 tahta lain mengelilingi tahta utama, diduduki oleh 24 tua-tua yang mengenakan pakaian putih dan mahkota emas. Para tua-tua ini melambangkan orang-orang yang memiliki pengalaman rohani mendalam bersama Tuhan. Angka 24 (4x6) menunjukkan seluruh dunia (4 penjuru mata angin) dan manusia (6, karena manusia diciptakan pada hari ke-6), yang berarti ada peran serta manusia dalam keabadian.
Kilat, guruh, dan tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan tahta, yang disebut sebagai ketujuh roh Allah. Tujuh melambangkan kesempurnaan Tuhan. Angka-angka di sini bersifat rohani, bukan numerik lahiriah. Misalnya, kerajaan 1000 tahun bukan 1000 tahun kalender manusia, melainkan waktu Tuhan yang tak terhingga dan abadi.
Lautan kaca bagaikan kristal di hadapan tahta.
Empat makhluk hidup yang penuh dengan mata di muka dan belakang, masing-masing seperti singa, anak lembu, bermuka manusia, dan seperti burung nazar. Mereka memiliki enam sayap dan terus-menerus berseru, "Kudus, kudus, kudus!". Keempat makhluk ini juga menunjukkan peran serta manusia dalam keabadian.
Para tua-tua melemparkan mahkota mereka di hadapan tahta sambil berkata bahwa Tuhan layak menerima pujian, hormat, dan kuasa karena Dia telah menciptakan segala sesuatu. Mahkota melambangkan kemenangan dan kehormatan, namun di hadapan kemuliaan Tuhan yang lebih besar, mahkota menjadi tidak layak dan menunjukkan kesadaran diri serta kerendahan hati. Ini juga mengingatkan bahwa otoritas yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah karena kerja sama dengan Roh Kudus, dan itu tidak membuat manusia lebih tinggi dari-Nya.
Karya Roh Kudus dan Kepastian Rencana Allah Penguasaan oleh Roh Kudus memungkinkan Yohanes melihat hal-hal yang pasti, yang tidak akan pernah diubah oleh Tuhan. Roh Kudus adalah kunci untuk memahami dan mengalami ini. Fungsi roh manusia meliputi intuisi, hati nurani, dan persekutuan (komunion) dengan Tuhan, memungkinkan kita menyembah dan menjadi satu dengan-Nya. Ketika seseorang membiasakan diri untuk mengakses kehidupan dari dalam roh, tidak ada masalah, karena roh sangat diberkati oleh Tuhan.
Rencana Allah tidak pernah gagal. Allah telah menetapkan rencana-Nya sebelum dunia dijadikan, dan Dia akan menggenapinya.
Bilangan 23 ayat 19 menegaskan bahwa Allah bukanlah manusia yang berdusta atau menyesal; Dia akan melakukan apa yang difirmankan-Nya dan menepatinya. Firman Tuhan yang datang kepada kita akan terwujud dalam hidup, bukan melalui kekuatan manusia, melainkan melalui pekerjaan Roh Kudus.
Harmoni Ilmu Pengetahuan dan Alkitab Sesi ini menekankan bahwa ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan Alkitab; justru keduanya saling mendukung dan dapat dibuktikan. Beberapa contoh yang diberikan:
Adanya manusia purba (sebelum Adam dan Hawa) telah dikonfirmasi oleh sains melalui analisis DNA fosil dengan akurasi tinggi. Teori Charles Darwin tentang evolusi manusia telah ditinggalkan karena tidak benar; manusia purba memang ada dan kemudian punah, tetapi bukan evolusi ke Adam. Adam berbeda karena ia menerima "nafas hidup Allah".
Disebutkannya dinosaurus dalam Kitab Ayub.
Penemuan jenis ikan paus yang menelan Yunus; jenis paus ini sudah punah pada zaman Yunus, memiliki kantung oksigen sehingga Yunus bisa bertahan hidup.
Peristiwa Yosua menghentikan matahari selama peperangan, yang dicari dan ditemukan "waktu yang hilang" dalam perhitungan kalender canggih.
Langit dan bumi akan "lenyap" bukan berarti dihancurkan, melainkan dijadikan baru.
Proses Gereja: Dari Taman Eden ke Yerusalem Baru Rencana Allah untuk gereja-Nya bersifat progresif, dari kondisi awal yang terbatas menuju kesempurnaan akhir.
Keinginan Allah untuk berdiam bersama manusia: Sejak awal, Allah ingin berdiam bersama manusia.
Taman Eden: Gambaran gereja pada awalnya.
Allah hanya "sewaktu-waktu" hadir di Taman Eden.
Ada empat sungai (Pison, Gihon, Tigris, Efrat) yang menunjukkan lokasinya di bumi.
Ada dua pohon: Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat. Keberadaan Pohon Pengetahuan melambangkan bahwa gereja awal masih rentan godaan dan pencobaan, seperti anak balita.
Ada ular di Taman Eden, yang melambangkan musuh yang dapat keluar masuk dan menipu manusia.
Yerusalem Baru (Wahyu 21-22): Gambaran gereja final, produk akhir Allah.
Allah akan berdiam secara permanen di tengah-tengah manusia; tidak lagi sekadar visitasi.
Hanya ada satu sungai kehidupan yang jernih bagaikan kristal, mengalir dari tahta Allah dan Anak Domba, melambangkan pemerintahan Allah yang mengalirkan kehidupan.
Hanya ada satu pohon: Pohon Kehidupan, yang berbuah setiap bulan dan daunnya menyembuhkan bangsa-bangsa. Ini melambangkan Kristus sebagai satu-satunya sumber hidup dan tidak ada lagi kebingungan.
Tidak ada ular: Kota Yerusalem Baru memiliki tembok yang tinggi (sikap hidup dan cara berpikir yang benar) sehingga ular tidak dapat masuk. Mendobrak tembok (kompromi dengan dosa atau pikiran yang salah) akan menyebabkan ular (iblis) masuk dan memagut.
Tidak ada lagi malam, cahaya lampu, atau matahari; Tuhan Allah akan menjadi penerang, seperti terang awal penciptaan sebelum matahari ada.
Tidak akan ada lagi laknat, air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita.
Allah memproses gereja-Nya dari Taman Eden menuju Kota Yerusalem, menjadikan umat-Nya "segambar dan serupa" dengan diri-Nya dan Anak Domba, di mana mereka tidak dapat dibedakan lagi dari Bait Suci itu sendiri. Proses ini sepenuhnya ada dalam tangan Bapa, dikerjakan oleh Roh Kudus.
Ajaran-ajaran Palsu yang Harus Dikalahkan Untuk "menang" (mengalahkan dunia dan godaan), seseorang harus mengenali dan mengatasi ajaran-ajaran palsu yang dibenci Tuhan. Ada tiga ajaran utama yang dibahas:
Ajaran Nikolaus: Melambangkan pemimpin yang menaklukkan kaum awam dan meminta penundukan diri yang palsu. Tuhan membenci perbuatan ini. Ini adalah pemalsuan yang sangat mirip dengan yang asli.
Ajaran Bileam: Melambangkan orang-orang yang melayani dengan motif upah atau mencari keuntungan pribadi, seperti perdagangan di Bait Suci. Mereka meninggalkan jalan yang benar dan menyesatkan orang lain demi uang. Memberi harus berasal dari hati yang digerakkan oleh Tuhan, bukan karena paksaan atau iming-iming balasan berlipat ganda secara materi.
Ajaran Isabel (Izebel): Melambangkan pemimpin wanita (atau roh) yang merebut otoritas Kristus sebagai kepala gereja dan menyesatkan hamba-hamba Tuhan untuk berbuat zinah rohani atau makan persembahan berhala. Ini adalah upaya merampas otoritas Tuhan atas domba-domba-Nya. Tuhan meminta umat-Nya untuk "keluar dari Babel" (kebingungan) dan fokus pada Dia.
Secara keseluruhan, pesan ini menegaskan optimisme Allah terhadap umat-Nya. Dia tidak pernah lelah atau putus asa karena kebebalan manusia, melainkan terus memproses dan mempercayai Roh Kudus serta Firman-Nya untuk mewujudkan rencana-Nya menjadikan manusia sebagai gambaran gereja-Nya yang sempurna, segambar dan serupa dengan Dia.
Ini seperti seorang seniman ulung yang punya visi jelas tentang mahakaryanya. Meskipun kanvas awalnya mungkin kosong dan ada percikan tak terduga, atau bahkan goresan salah di tengah jalan, seniman itu tidak pernah membuang karyanya. Dia terus membentuk, memperbaiki, dan menambahkan detail hingga gambaran akhir yang sempurna itu terwujud, persis seperti yang ada dalam pikirannya sejak awal. Kita adalah bagian dari mahakarya itu, dan Roh Kudus adalah tangan seniman yang mengerjakannya.
Apa rencana Tuhan bagi gereja-Nya?
Rencana Tuhan bagi gereja-Nya, seperti dijelaskan dalam Kitab Wahyu dan didukung oleh kitab-kitab lain, adalah sebuah perjalanan progresif dari keadaan awal yang terbatas menuju kesempurnaan akhir, di mana umat-Nya sepenuhnya mencerminkan gambar dan rupa-Nya. Gereja di sini diartikan sebagai umat Tuhan, termasuk setiap individu yang merasa layak di hadapan-Nya.
Berikut adalah gambaran lengkap mengenai rencana Tuhan bagi gereja-Nya:
1. Visi Rasul Yohanes dan Kepastian Rencana Allah Rasul Yohanes diberi penglihatan mengenai "hal-hal yang pasti dan tidak dapat diubah" ketika ia "dikuasai oleh Roh". Penguasaan oleh Roh Kudus ini memungkinkannya melihat realitas ilahi yang tidak bisa diubah, menghilangkan keraguan dan posisi rohani yang "gambling".
Dalam penglihatan tersebut, Yohanes melihat:
Pintu terbuka di surga, melambangkan keabadian dan hal-hal abadi yang harus dibuka dalam hidup seseorang.
Takhta di surga dengan Seseorang yang duduk di atasnya, digambarkan seperti permata Yaspis dan Sardis, serta pelangi bagaikan zamrud.
24 takhta lain mengelilingi takhta utama, diduduki oleh 24 tua-tua yang mengenakan pakaian putih dan mahkota emas. Para tua-tua ini melambangkan orang-orang yang memiliki pengalaman rohani mendalam bersama Tuhan. Angka 24 (4x6) menunjukkan seluruh dunia (4 penjuru mata angin) dan manusia (6, karena manusia diciptakan pada hari ke-6), yang berarti ada peran serta manusia dalam keabadian.
Kilat, guruh, dan tujuh obor yang menyala-nyala di hadapan takhta, yang disebut sebagai ketujuh roh Allah. Angka tujuh melambangkan kesempurnaan Tuhan. Angka-angka di sini bersifat rohani, bukan numerik lahiriah. Sebagai contoh, kerajaan 1000 tahun bukan 1000 tahun kalender manusia, melainkan waktu Tuhan yang tak terhingga dan abadi.
Lautan kaca bagaikan kristal di hadapan takhta.
Empat makhluk hidup yang penuh dengan mata di muka dan belakang, masing-masing seperti singa, anak lembu, bermuka manusia, dan seperti burung nazar. Mereka memiliki enam sayap dan terus-menerus berseru, "Kudus, kudus, kudus!". Keempat makhluk ini juga menunjukkan peran serta manusia dalam keabadian.
Para tua-tua melemparkan mahkota mereka di hadapan takhta sambil berkata bahwa Tuhan layak menerima pujian, hormat, dan kuasa karena Dia telah menciptakan segala sesuatu. Mahkota melambangkan kemenangan dan kehormatan, namun di hadapan kemuliaan Tuhan yang lebih besar, mahkota menjadi tidak layak dan menunjukkan kesadaran diri serta kerendahan hati. Ini juga mengingatkan bahwa otoritas yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah karena kerja sama dengan Roh Kudus, dan itu tidak membuat manusia lebih tinggi dari-Nya.
Rencana Allah tidak pernah gagal. Bilangan 23 ayat 19 menegaskan bahwa Allah bukanlah manusia yang berdusta atau menyesal; Dia akan melakukan apa yang difirmankan-Nya dan menepatinya. Firman Tuhan yang datang akan terwujud dalam hidup melalui pekerjaan Roh Kudus, bukan kekuatan manusia. Tuhan bahkan "menekuk lutut-Nya" (istilah Ibrani barak) untuk melayani dan memberkati kita, memastikan rencana-Nya terwujud dalam hidup kita.
2. Transformasi Gereja: Dari Taman Eden menuju Yerusalem Baru Rencana Allah bagi gereja-Nya bersifat progresif, dari kondisi awal yang terbatas menuju kesempurnaan akhir.
Keinginan Allah untuk berdiam bersama manusia: Sejak awal, Allah ingin berdiam bersama manusia.
Taman Eden: Menggambarkan gereja pada awalnya.
Allah hanya "sewaktu-waktu" hadir di Taman Eden.
Ada empat sungai (Pison, Gihon, Tigris, Efrat) yang menunjukkan lokasinya di bumi.
Ada dua pohon: Pohon Kehidupan dan Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat. Keberadaan Pohon Pengetahuan melambangkan bahwa gereja awal masih rentan godaan dan pencobaan, seperti anak balita.
Ada ular di Taman Eden, yang melambangkan musuh yang dapat keluar masuk dan menipu manusia.
Yerusalem Baru (Wahyu 21-22): Menggambarkan gereja final, produk akhir Allah.
Allah akan berdiam secara permanen di tengah-tengah manusia; tidak lagi sekadar visitasi.
Hanya ada satu sungai kehidupan yang jernih bagaikan kristal, mengalir dari takhta Allah dan Anak Domba, melambangkan pemerintahan Allah yang mengalirkan kehidupan.
Hanya ada satu pohon: Pohon Kehidupan, yang berbuah setiap bulan dan daunnya menyembuhkan bangsa-bangsa. Ini melambangkan Kristus sebagai satu-satunya sumber hidup dan tidak ada lagi kebingungan.
Tidak ada ular: Kota Yerusalem Baru memiliki tembok yang tinggi (sikap hidup dan cara berpikir yang benar) sehingga ular tidak dapat masuk. Mendobrak tembok (kompromi dengan dosa atau pikiran yang salah) akan menyebabkan ular (iblis) masuk dan memagut.
Tidak ada lagi malam, cahaya lampu, atau matahari; Tuhan Allah akan menjadi penerang, seperti terang awal penciptaan sebelum matahari ada.
Tidak akan ada lagi laknat, air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, atau dukacita.
Allah memproses gereja-Nya dari Taman Eden menuju Kota Yerusalem, menjadikan umat-Nya "segambar dan serupa" dengan diri-Nya dan Anak Domba, di mana mereka tidak dapat dibedakan lagi dari Bait Suci itu sendiri. Proses ini sepenuhnya ada dalam tangan Bapa, dikerjakan oleh Roh Kudus.
3. Mengalahkan Ajaran Palsu untuk Mempercepat Penggenapan Rencana Untuk "menang" (mengalahkan dunia dan godaan) dan menikmati Pohon Kehidupan (Kristus), seseorang harus mengenali dan mengatasi ajaran-ajaran palsu yang dibenci Tuhan. Ada tiga ajaran utama yang dibahas:
Ajaran Nikolaus: Melambangkan pemimpin yang menaklukkan kaum awam dan meminta penundukan diri yang palsu. Tuhan membenci perbuatan ini. Ini adalah pemalsuan yang sangat mirip dengan yang asli.
Ajaran Bileam: Melambangkan orang-orang yang melayani dengan motif upah atau mencari keuntungan pribadi, seperti perdagangan di Bait Suci. Mereka meninggalkan jalan yang benar dan menyesatkan orang lain demi uang, mendorong pemberian karena iming-iming balasan berlipat ganda secara materi, bukan dari hati yang digerakkan oleh Tuhan.
Ajaran Isabel (Izebel): Melambangkan pemimpin wanita (atau roh) yang merebut otoritas Kristus sebagai kepala gereja dan menyesatkan hamba-hamba Tuhan untuk berbuat zinah rohani atau makan persembahan berhala. Ini adalah upaya merampas otoritas Tuhan atas domba-domba-Nya. Tuhan meminta umat-Nya untuk "keluar dari Babel" (kebingungan) dan fokus pada Dia.
Allah optimis terhadap umat-Nya. Dia tidak pernah lelah atau putus asa karena kebebalan manusia, melainkan terus memproses dan mempercayai Roh Kudus serta Firman-Nya untuk mewujudkan rencana-Nya menjadikan manusia sebagai gambaran gereja-Nya yang sempurna, segambar dan serupa dengan Dia.
Ini seperti seorang seniman ulung yang punya visi jelas tentang mahakaryanya. Meskipun kanvas awalnya mungkin kosong dan ada percikan tak terduga, atau bahkan goresan salah di tengah jalan, seniman itu tidak pernah membuang karyanya. Dia terus membentuk, memperbaiki, dan menambahkan detail hingga gambaran akhir yang sempurna itu terwujud, persis seperti yang ada dalam pikirannya sejak awal. Kita adalah bagian dari mahakarya itu, dan Roh Kudus adalah tangan seniman yang mengerjakannya.