Sesi ini berfokus pada pentingnya pembentukan spiritual bagi umat Kristen. Tujuan utama Allah adalah agar manusia menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, Yesus Kristus, sebuah proses yang diyakini tidak akan gagal meskipun ada kejatuhan manusia ke dalam dosa. Proses pembentukan tersebut, mengacu pada kisah penciptaan Adam di Taman Eden—termasuk ujiannya dengan Pohon Pengetahuan—Selain itu, pembicara juga menyoroti bahaya hidup menurut kedagingan dan pandangan jangka pendek, serta pentingnya memiliki "pikiran Kristus" agar berkenan kepada Allah.
Catatan lengkap ini disusun berdasarkan inti ajaran dan poin-poin penting yang disajikan dalam sumber yang diberikan, dengan merujuk pada ayat-ayat Alkitab dan konsep teologis yang dibahas.
I. Pembukaan dan Peran Roh Kudus
- Penyampaian firman merupakan kelanjutan dari minggu lalu mengenai manusia kerajaan surga.
- Kebenaran yang disampaikan diyakini akan tersebar luas, sama seperti ketika Yesus kembali dari pencobaan di padang gurun dalam kuasa Roh (Lukas pasal 4), di mana kabar tentang Dia tersiar di seluruh Galilea. Ini adalah pekerjaan Roh Kudus yang bebas untuk menyadarkan banyak orang bahwa Mesias telah datang.
- Berdoa memohon hikmat Tuhan adalah bentuk komitmen untuk mendengarkan suara Tuhan (bukan suara lain) dan untuk segera mewujudkannya—baik di batin, jiwa, maupun melalui perbuatan.
- Jalan Tuhan untuk menata dan mewujudkan langit baru dan bumi baru adalah melalui manusia. Oleh karena itu, tidak perlu ada kekhawatiran, sebab rencana Allah tidak akan pernah gagal. Rencana ini akan tetap terwujud, tidak bergantung pada situasi manusia atau kejahatan yang mereka perbuat.
II. Pembentukan dan Lahir Baru
A. Konsep Pembentukan
Proses lahir baru adalah proses penciptaan ulang, di mana kita menjadi ciptaan baru-Nya. Yang lama telah berlalu dan tidak perlu menjadi dasar.
Allah membentuk manusia dari debu tanah (unsur bumi) dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, sehingga manusia menjadi makhluk yang hidup (atau dalam bahasa Ibrani/King James: a living soul — jiwanyalah yang memberikan kehidupan/menentukan langkah hidup).
Allah perlu menguji apa yang telah dibentuk-Nya untuk menyingkapkan apakah rencana agung-Nya di Kejadian 1:26 telah terwujud.
Ujian dan pembentukan adalah suatu proses (menggunakan kata Ibrani asah, yang berarti Allah berkarya/memproses) menggunakan hukum dan prinsip agar rencana-Nya terwujud.
B. Hidup dalam Daging vs. Roh (Roma 8)
Mereka yang hidup dalam daging (berpikiran daging) tidak mungkin berkenan kepada Allah (Roma 8:8). Perkenanan Tuhan didapati apabila cara berpikir seseorang adalah ekspresi dari iman yang ada di dalam rohnya.
Hidup yang didasarkan pada kemampuan jiwa atau kehebatan tubuh (daging) tidak berkenan kepada Allah.
Orang percaya di Roma diperingatkan: "Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam roh". Jika seseorang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Jika Kristus ada di dalam, tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
C. Tujuan Pembentukan: Menjadi Serupa dengan Kristus
Roh Kudus memimpin kehidupan, dimulai dari dalam roh. Roh Kudus akan bekerja menembus jiwa sehingga pikiran (pada jiwa) memiliki pikiran yang sama dengan Kristus.
Roh Kristus adalah patron dan pola. Filipi 2:5 menyatakan agar kita memiliki perasaan/emosi yang terdapat pada diri Kristus.
Tujuan pembentukan adalah agar seluruh aspek—pikiran, kehendak, perasaan, dan tubuh—menjadi benar.
Membawa orang kepada Kristus (lahir baru) mudah karena Roh Kudus bekerja menyadarkan dosa. Namun, membentuk Kristus di dalam hidup membutuhkan pertolongan Roh Kudus dan kerja sama dengan roh yang kudus.
Roma 8:29: Semua orang yang dipilih-Nya ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Tujuannya agar Kristus menjadi sulung di antara banyak saudara (memiliki DNA yang sama/identifikasi kehidupan sama).
Mereka yang ditentukan, dipanggil, dibenarkan, juga dimuliakan (seperti Kristus). Kemuliaan adalah hidup Allah yang nyata pada hidup seseorang, di mana prinsip hidupnya berbeda dari dunia.
Roh Kudus mengutus hamba-hamba Tuhan untuk membentuk Kristus dalam hidup jemaat, dan hamba Tuhan harus mengikuti instruksi serta prinsip Tuhan, tidak boleh membawa dunia psikologis atau kejiwaan.
III. Ujian di Taman Eden dan Pohon Pengetahuan
A. Kehendak Bebas dan Pengujian
Manusia ditempatkan di Taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara (to dress and to keep) taman itu.
Yesus sendiri, sebagai Anak Manusia (memiliki kehendak pada jiwa menurut Kejadian 2:7), berdoa: "Bukan kehendakku, tapi kehendak-Mu yang jadi," menunjukkan bahwa kehendak bebas harus tunduk pada kehendak Allah.
Manusia harus membuktikan diri sebagai penggenapan rencana Allah (Kejadian 1:26-28) dengan membawa pemerintahan kerajaan surga ke bumi melalui tindakannya, yang dilakukan oleh kehendak bebasnya.
B. Pohon Pengetahuan yang Baik dan Jahat
Allah sendiri yang menumbuhkan Pohon Pengetahuan tentang yang Baik dan yang Jahat di tengah taman.
Manusia harus mengusahakan (Ibrani: abad - bekerja/melayani) dan memelihara (Ibrani: shamar - menjaga) taman, termasuk pohon tersebut.
Pohon tersebut harus berbuah lebat (sebagai bagian dari usaha), tetapi perintahnya jelas: "Janganlah kau makan buahnya. Sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati".
C. Konsep Sahabat dan Mamon
Tuhan melarang mengabdi/menyembah/mengandalkan mamon (harta, uang, kemampuan, kedudukan).
Namun, di sisi lain, Tuhan memerintahkan "bersahabatlah dengan mamon yang tidak benar".
Seorang sahabat (Yohanes 15:15) tahu apa yang diperbuat Tuhannya dan bisa bekerja sama untuk tujuan Allah. Uang harus melaksanakan tujuan Bapa.
Pohon pengetahuan yang dilarang dimakan tetapi harus diusahakan berbuah lebat adalah ilustrasi prinsip "jangan mengabdi tetapi bersahabatlah".
IV. Pasangan Hidup dan Ketidaktaatan
A. Mitra Destini
Tuhan berfirman, "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja" (Kejadian 2:18).
Hawa diambil dari rusuk Adam (di dalam dirinya). Banyak orang mencari teman hidup berdasarkan apa yang dilihat di luar.
Meskipun Yesus tidak menikah, Dia memenuhi Kejadian 1:26 (Beranak cucu dan bertambah banyak) bukan melalui darah dan daging, melainkan dengan menghasilkan generasi ilahi.
Ular yang paling cerdik dari segala binatang) menanyakan apakah Allah melarang memakan semua pohon.
Hawa menjawab bahwa mereka boleh makan buah pohon-pohonan, tetapi tentang buah pohon di tengah taman (pohon pengetahuan), Allah melarang mereka makan ataupun raba buah itu, nanti mereka mati.
Ini menunjukkan ketidakakuratan: Tuhan hanya melarang makan. Meraba buah itu diperlukan untuk memelihara dan mengusahakan (to dress/membersihkan) pohon itu agar berbuah lebat (seperti prinsip Yohanes 15 tentang ranting yang berbuah harus dibersihkan).
C. Dampak 'Mata Terbuka'
Iblis berkata: "Sekali-kali kamu tidak akan mati. Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya, matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat".
Perkataan Iblis sering disuarakan di gereja oleh orang tua yang menyamakan sekolah, harta, atau kedudukan dengan "masa depan" atau "pengertian".
Mata yang terbuka (setelah tidak taat) adalah mata yang melihat akibat ketidaktaatan dan memiliki pandangan jangka pendek, tidak kekal, dan dapat binasa.
"Baik" (Ibrani: top - disetujui; Yunani: kalos - beautiful/handsome). Iblis menawarkan pengetahuan tentang yang tampak baik/cantik dan yang jahat.
Yang dibutuhkan adalah mata iman yang bisa melihat jauh ke depan (seperti Musa, Abraham, Nuh).
Mengetahui yang baik dan jahat membuat manusia mirip seperti malaikat (roh-roh yang melayani), tetapi yang jauh lebih indah adalah hidup dalam kebenaran (Yesus - Aleteia), sebab dengan mengetahui kebenaran, seseorang otomatis mengetahui ketidakbenaran.
D. Konsekuensi Ketidaktaatan
Hawa melihat buah itu baik, sedap, dan menarik hati karena memberi pengertian.
Ketika mereka makan, mata mereka terbuka, dan mereka tahu bahwa mereka telanjang. Ini adalah pandangan jangka pendek.
Mereka menutup ketelanjangan dengan daun pohon ara, yang merupakan gambaran ketidakabadian (daun yang cepat kering dan gugur).
Manusia tidak lagi berada pada alam atau posisi yang sama dengan Allah; mereka terhilang dari pandangan Allah.
V. Kesimpulan dan Peringatan
Peperangan rohani yang ada di dekat kita diciptakan oleh Allah untuk menguji keakuratan kita dalam mendengar. Jangan memasuki peperangan rohani yang diciptakan oleh iblis atau yang diciptakan sendiri karena ketidaktaatan.
Kemenangan mutlak sudah disiapkan bagi mereka yang memasuki peperangan rohani milik Tuhan.
Pembentukan Allah sangat penting agar kehendak bebas kita pada akhirnya menyerahkannya untuk menjadi sama dengan kehendak Tuhan.
Iblis mengira ia menang saat manusia jatuh, tetapi ia tidak memahami hukum yang akan disampaikan minggu depan, di mana Allah tetap teguh melihat bahwa manusia bisa mewujudkan Kejadian 1:26, asalkan mereka mau terus dibentuk.
Apa yang didengarkan adalah Zoe-nya Allah (hidup ilahi Allah) yang harus ditangkap dan diimpartasikan dalam hidup, menghasilkan tuaian maksimum.
Peringatan bagi mereka yang keras kepala dan selalu berpikir tentang masa depan duniawi dan menolak dibentuk oleh Tuhan.