Sesi 4 Manusia Kerajaan Sorga: Raja dan Imam
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya dengan tujuan agar manusia berkuasa dan memerintah di bumi. Khotbah ini juga menyoroti bagaimana kehadiran iblis merusak bumi, namun rencana Allah tetap tidak berubah untuk menjadikan bumi tempat kebenaran dan menobatkan gereja sebagai raja dan imam yang akan memerintah bersama Kristus di langit dan bumi yang baru. Penekanan diberikan pada pentingnya iman dan ketekunan agar dapat memenuhi panggilan ilahi ini, serta bagaimana perkataan umat percaya akan memiliki kuasa seperti firman Allah sendiri.
Berikut adalah catatan lengkapnya:
1. Pengantar dan Rencana Agung Allah
Kita bersyukur atas hadirat Tuhan. Topik utama yang akan dibahas adalah "manusia kerajaan surga", sebuah topik yang sangat penting dalam kehidupan dan perjalanan bersama Tuhan. Adalah keinginan Tuhan bahwa gambar dan rupa Tuhan, serta kepribadian-Nya, termanifestasi sepenuhnya melalui hidup jemaat di dunia, dan agar firman-Nya terus disingkapkan melalui karya Roh Kudus. Firman Tuhan yang misteri adalah milik-Nya, tetapi hal-hal yang diungkapkan menjadi bagian kita agar kita berpegang teguh pada perintah, ajaran, dan jalan-Nya turun-temurun.
Disesi sebelumnya lalu telah dijelaskan mengenai Kejadian 1 ayat 26, yang merupakan rencana agung Allah yang tidak pernah direvisi atau diubah hingga kekekalan. Ayat ini juga berbicara tentang takdir manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah supaya berkuasa. Allah tidak hanya berhenti pada penciptaan manusia, tetapi terus mengerjakan rencana-Nya agar tergenapi.
2. Penciptaan Langit dan Bumi Pertama dan Kondisi Bumi
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1). Pembicara menekankan bahwa ini adalah "suatu permulaan". Langit dan bumi yang pertama ini memiliki hubungan yang kuat dengan rencana Allah di Kejadian 1:26-28 untuk menjadikan manusia berkuasa, memiliki kerajaan, dan menaklukkan kerajaan hewan, tumbuh-tumbuhan, serta kerajaan lain di bumi.
Ketika Allah menciptakan manusia (Kejadian 1:27), Dia bukan lagi hanya menciptakan, tetapi "menjadikan" manusia segambar dan serupa dengan-Nya. Kata "diciptakan" di sini belum mencapai keinginan penuh dari rencana Allah (tapi baru diberikan dimensi dan potensi dari desain). Kehidupan manusia akan terus dilanjutkan oleh Allah sampai pemerintahan dan kekuasaan-Nya nyata di bumi melalui hidup manusia.
Pada langit dan bumi yang pertama, khususnya di bumi, Allah mendapati bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya (Kejadian 1:2). Kegelapan bukanlah karakteristik ilahi Sang Pencipta. Dalam penjelasan lebih lanjut, bumi ini telah menjadi tempat tinggal atau pembuangan Iblis bersama para malaikatnya yang memberontak terhadap Allah, seperti yang tertulis dalam Yehezkiel 28. Iblis sebagai wujud kegelapan memanifestasikan dirinya sepenuhnya di bumi.
Kemudian, Allah membuat bumi yang gelap menjadi terang dengan memanifestasikan kepribadian dan karakter ilahi-Nya sebagai terang kekal di bumi: "Jadilah terang". Pembicara menyoroti penggunaan past tense ("and God said") dan present tense ("let there be light") diikuti past tense ("and there was light"), menyiratkan bahwa terang itu sebenarnya sudah ada sebelumnya dan Allah menyatakannya di bumi.
3. Tujuan dan Peruntukan Bumi
Allah tidak mengizinkan bumi menjadi tempat ketidakbenaran, bagi orang-orang jahat, atau iblis. Menurut 2 Petrus 3 ayat 13, bumi adalah tempat untuk kebenaran saja. Ini berarti bumi diperuntukkan bagi anak-anak kebenaran.
Sejarah bumi dibagi menjadi beberapa tahap:
- Langit dan bumi yang pertama (Kejadian 1:1), yang kemudian ditata ulang oleh Allah.
- Manusia jatuh dalam dosa di Taman Eden, yang kemudian Allah basmi dengan air bah.
- Munculnya langit baru dan bumi baru, tahap ketiga, setelah Allah membersihkan semua orang yang tidak benar. Allah berkomitmen bahwa orang-orang yang tidak benar tidak boleh lama tinggal di bumi ini.
Pada akhir zaman, kedatangan si pendurhaka (pekerjaan iblis) akan disertai tipu daya jahat terhadap orang-orang yang binasa di bumi, karena mereka tidak menerima kebenaran (2 Tesalonika 2:9-10). Allah mengizinkan kesesatan atas mereka agar mereka percaya dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya kebenaran dan suka kejahatan. Ayat ini menegaskan bahwa bumi ini bukan untuk orang-orang jahat.
4. Peran Manusia sebagai Raja dan Imam
Allah ingin menjadikan manusia berkuasa dan memerintah di bumi. Ini bukan hanya untuk mengekspos hidup manusia sebagai anak-anak kebenaran, tetapi untuk menjadikan hidup manusia sebagai raja di bumi ini.
2 Timotius 2:11-12: Jika kita mati dengan Kristus, kita akan hidup dengan-Nya. Jika kita bertekun (Yunani: hupomeno, berarti bertahan teguh), kita akan memerintah bersama Dia.
Perjalanan hidup di bumi adalah peperangan rohani, menghadapi pencobaan dan bujukan sistem dunia yang bisa menggagalkan kita untuk memerintah.
Kejadian 1:26: Allah menghendaki manusia menjadi raja atau pemerintah di bumi dalam kerajaan-Nya, karena Tuhan adalah raja. Ini didukung oleh 1 Samuel 8:7, di mana Tuhan mengatakan bahwa Israel menolak Dia sebagai raja.
Wahyu 5:9-10: Kristus telah menjadikan orang-orang kudus menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi. Ini menunjukkan dua status: imam dan raja.
1 Petrus 2:9-10: Jemaat adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani (kerajaan), bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, yang dipanggil keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Dahulu bukan umat Allah, sekarang menjadi umat-Nya; dahulu tidak dikasihani, sekarang beroleh belas kasihan.
Matius 21:42-43: Kerajaan Allah akan diambil dari suatu bangsa dan diberikan kepada suatu bangsa lain yang akan menghasilkan buah kerajaan itu. "Bangsa" ini yang memiliki dua predikat, imam dan raja, adalah gereja. Allah sedang berkarya agar manusia menjadi imam bagi-Nya dan raja di bumi; inilah gereja. Kehidupan gereja adalah proses di mana Tuhan berupaya menjadikan orang percaya sebagai "batu-batu hidup untuk pembangunan sebuah rumah rohani". Allah menepati janji-Nya di Kejadian 1:26-28 melalui gereja-Nya di Perjanjian Baru.
Wahyu 11:15, 17: Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita, dan Dia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Orang-orang kudus bersyukur bahwa Allah telah memangku kuasa-Nya yang besar dan mulai memerintah sebagai raja di bumi. Gereja merepresentasikan Allah sebagai raja di bumi.
Wahyu 20:4, 6: Orang-orang yang dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan firman Allah, serta tidak menyembah binatang itu, akan hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama Kristus selama 1000 tahun (angka 1000 melambangkan tak terhingga atau sesuai kehendak Tuhan). Mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus. Ini adalah kebangkitan pertama. Mereka yang bertahan teguh dalam iman akan dinobatkan sebagai raja dan imam yang memerintah di bumi.
Kekuasaan Raja: Kekuasaan raja didukung oleh seluruh kekuatan kerajaan. Firman Allah yang ditaruh di mulut kita akan berkuasa seperti Allah berfirman (Yesaya 59:21). Ini menunjukkan posisi manusia sebagai raja di bumi, di mana titah dan perkataannya memiliki kuasa.
Yesaya 60:1-2: "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu." Ini adalah nubuat bagi orang percaya untuk menghardik kegelapan, karena Allah akan menjadikan hidup mereka layak dinobatkan sebagai raja dan imam yang memerintah bumi.
Wahyu 22:5: Pada langit baru dan bumi baru, malam tidak akan ada lagi, tidak memerlukan cahaya lampu atau matahari, sebab Tuhan Allah menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Ini adalah tercapainya rencana Allah untuk menempatkan manusia sebagai raja dan imam-Nya di langit baru dan bumi baru. Allah memproses firman-Nya dalam batin, roh, hati, hingga tubuh kita, sehingga perkataan kita tergenapi dan terwujud, menjadikan kita raja di mata Tuhan.
5. Pemberontakan dan Nasib Iblis
Allah merencanakan segala sesuatu sejak awal, bahkan sebelum pemberontakan iblis di surga. Iblis memberontak dan dilemparkan ke bumi. Yehezkiel 28:12-17 dan Yehezkiel 31:2-15 menggambarkan iblis sebagai Raja Tirus atau Firaun Mesir, yang diciptakan sempurna dan penuh hikmat, ditempatkan di Taman Eden (taman Allah). Ia tak bercela sejak penciptaan, tetapi ditemukan kecurangan padanya karena dagangannya yang besar dan kekerasan. Ia sombong karena kecantikannya, meninggikan diri, dan hikmatnya musnah karena semaraknya, lalu dilempar ke bumi. Ini terjadi sebelum iblis berdosa, membuktikan bahwa bumi tidak diciptakan untuk kekacauan.
Iblis akan dibuang ke suatu alam yang disebut neraka yang kekal, bukan ke langit atau bumi. Ini menunjukkan bahwa Allah sedang mengerjakan rencana-Nya untuk menjadikan bumi ini tempat kebenaran saja, bukan untuk ketidakbenaran atau iblis.
6. Langit Baru dan Bumi Baru
Yesaya 6:3 menubuatkan bahwa seluruh bumi akan penuh dengan kemuliaan Tuhan. Ini adalah firman nubuatan yang akan terjadi, dan Allah mengundang manusia untuk berperan dalam penggenapan rencana-Nya.
Yesaya 66:20-22 menyatakan bahwa Allah akan mengambil imam-imam dan orang Lewi dari antara bangsa-bangsa untuk-Nya. Seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan dijadikan-Nya akan tinggal tetap di hadapan-Nya, demikian juga keturunan dan nama orang percaya akan tinggal tetap. Ini berarti langit dan bumi yang pertama tidak sepenuhnya lenyap atau dihancurkan, tetapi akan tetap ada dan diubah. Manusia yang dijadikan segambar dan serupa dengan Allah akan memegang pemerintahan dan berkuasa di bumi untuk selama-lamanya di langit baru dan bumi yang baru.
Allah sedang mewujudkan langit baru dan bumi baru yang berisi kebenaran melalui karya-Nya, pekerjaan Roh Tuhan, dan firman-Nya dalam hidup kita. Pada akhirnya, seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan Tuhan. Pemahaman ini membebaskan dari pemikiran yang salah bahwa kita hanya ingin ke surga karena muak melihat kejahatan di bumi. Sebaliknya, kita harus berharap agar rencana Allah di Kejadian 1:26-28 segera terwujud dan kita menjadi bagian dari karya Tuhan yang memproses hidup kita.
7. Allah Mengendalikan Kegelapan
Kondisi bumi yang gelap, kosong, campur baur, dan tidak berbentuk di Kejadian 1:1-2 adalah ulah Iblis. Yesaya 45:18 menegaskan bahwa Allah menciptakan bumi bukan supaya kosong, melainkan untuk didiami oleh manusia. Allah tidak pernah berbicara dalam sembunyi atau di tempat bumi yang gelap, dan Dia selalu berkata benar.
Allah menetapkan waktu bagi kuasa kegelapan, tetapi itu akan segera berakhir (Kolose 1:13). Allah telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang kekasih, yaitu kerajaan terang. Meskipun iblis berupaya memberontak, Allah tetap berkuasa dan mengendalikan waktunya.
Allah ingin bermitra dengan hidup manusia untuk rencana agung-Nya. Iblis bisa mendengar firman Tuhan tetapi tidak punya hikmat untuk memahami wujudnya, sementara kita memilikinya.