### Bab: Rencana Ilahi Kekuasaan Umat Manusia dan Pemulihan Langit dan Bumi
#### Pendahuluan: Memahami Peran Umat Manusia dalam Kerajaan Allah
Khotbah ini berpusat pada tema teologis yang mendalam tentang **umat manusia sebagai kerajaan surga di bumi**, yang menekankan **rencana dan tujuan** ilahi yang ditetapkan oleh Allah bagi umat manusia. Pembicara mengajak umat beriman untuk menyadari bahwa hidup mereka merupakan bagian integral dari perwujudan **kehendak berdaulat** Allah dan **otoritas kerajaan** di bumi, yang berakar pada mandat Alkitab dari **Kejadian 1:26-28**. Bagian ini memperkenalkan konsep-konsep kunci seperti **kekuasaan**, **gambar Allah**, dan **otoritas atas ciptaan** yang dianugerahkan kepada manusia. Makna dari ajaran ini terletak pada pemahaman bahwa mengikuti Allah bukan sekadar perjalanan spiritual pribadi, melainkan partisipasi dalam tata kelola kosmik dan rencana pemulihan-Nya yang agung.
Pembicara menggarisbawahi pentingnya **Roh Kudus** untuk memberikan hikmat dan pemahaman ilahi, yang memampukan orang percaya untuk memahami kepenuhan kehendak Allah dan peran mereka di dalamnya. Pembahasannya mencakup mulai dari penciptaan awal, hingga kejatuhan manusia, hingga visi eskatologis tentang **langit dan bumi baru**, yang menyoroti perjuangan berkelanjutan melawan musuh dan ajaran sesat yang berusaha merongrong kerajaan Allah.
#### Bagian 1: Amanat Ilahi dalam Kejadian 1:26-28 – Kekuasaan dan Otoritas
Landasan ajaran ini bertumpu pada **Kejadian 1:26-28**, di mana Allah menyatakan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia menurut **gambar dan rupa-Nya** untuk berkuasa atas semua makhluk hidup di bumi.
- Istilah **"kekuasaan"** (dari Versi Raja James: "berkuasa") menandakan pemberian otoritas kedaulatan oleh Allah kepada manusia atas ikan, burung, ternak, dan semua makhluk di bumi.
- Kekuasaan ini menyiratkan **peran pemerintahan** yang didelegasikan oleh Allah, menempatkan manusia sebagai wakil-Nya di bumi.
- Pembicara menjelaskan bahwa otoritas ini bahkan mencakup musuh-musuh rohani, menekankan bahwa **Setan tidak dapat melampaui batas yang ditetapkan oleh Allah**.
Mandat ini tidak statis, melainkan bagian dari rencana ilahi yang berkelanjutan, di mana manusia dibentuk untuk memerintah sesuai kehendak Tuhan.
Beralih dari penciptaan ke masa kini, pembicara menghubungkan otoritas ini dengan peran rohani gereja, merujuk pada **Wahyu 12**, di mana gereja, yang digambarkan sebagai "anak-anak Allah", menjalankan kekuasaan atas bangsa-bangsa, menunjukkan pemenuhan mandat Kitab Kejadian di ranah rohani.
---
#### Bagian 2: Realitas Konflik Rohani dan Kejatuhan Setan
Narasi beralih ke konflik kosmik yang dijelaskan dalam **Wahyu 12:7-9**, yang menggambarkan pertempuran surgawi di mana Setan dan para malaikatnya diusir dari surga ke bumi.
- Pengusiran ini menandakan bahwa kekuasaan Setan terbatas; ia tidak lagi memiliki tempat di surga tetapi tetap aktif di bumi.
- **Otoritas gereja** dalam peperangan rohani disorot, karena orang percaya dipanggil untuk mencegah musuh mendapatkan kembali pengaruhnya.
- Pembicara menggambarkan kehidupan di bumi sebagai medan pertempuran di mana kerajaan Allah terus maju meskipun ada pertentangan dari setan.
Bagian ini menekankan pentingnya orang percaya mempertahankan tempat mereka di kerajaan Allah dengan melawan tipu daya dan ajaran palsu yang bahkan menyusup ke dalam gereja.
---
#### Bagian 3: Langit Baru dan Bumi Baru – Pemulihan Eskatologis
Pembahasan beralih ke tema **langit baru dan bumi baru**, yang membandingkannya dengan ciptaan asli.
- **Langit dan bumi pertama** (Kejadian 1:1-2) dirusak oleh kekacauan dan ketiadaan kehadiran Allah, yang dilambangkan dengan "tanpa bentuk dan kosong" dan "kegelapan."
- **Langit dan bumi kedua** merujuk pada ciptaan yang ditata ulang, termasuk Taman Eden, tempat Allah menempatkan umat manusia.
- Meskipun demikian, dosa masuk melalui **tipuan Setan** di Eden, yang menyebabkan pengusiran umat manusia dan kerusakan ciptaan.
- Pembicara menekankan bahwa **langit baru dan bumi baru** yang dinubuatkan dalam **Yesaya 66:22** dan **2 Petrus 3:13** akan menjadi alam yang disempurnakan, yang dicirikan oleh **kebenaran dan kehadiran Allah** tanpa kehadiran dosa atau maut.
Visi eskatologis ini merupakan penggenapan akhir dari rencana Allah untuk memulihkan kekuasaan umat-Nya dan menegakkan kerajaan-Nya sepenuhnya.
---
#### Bagian 4: Pergumulan Gereja Melawan Ajaran Palsu dan Penipuan Rohani
Bagian penting dari ajaran ini membahas infiltrasi **doktrin dan nabi palsu** ke dalam gereja, dengan menggunakan referensi dari **Wahyu 2** dan **1 Yohanes 4**.
- Gereja **Pergamus dan Tiatira** dikutip sebagai contoh di mana **ajaran Bileam dan Nikolaus** memperkenalkan kompromi, penyembahan berhala, dan amoralitas.
- Pembicara memperingatkan bahwa ajaran-ajaran palsu ini seringkali menyamar sebagai kebenaran rohani tetapi melayani keuntungan pribadi dan melemahkan otoritas Kristus.
- Konsep **menguji roh-roh** (1 Yohanes 4:1-3) ditekankan, yang membedakan antara Roh Allah yang sejati, yang mengakui Yesus Kristus yang berinkarnasi, dan **roh Antikristus**, yang menyangkal kebenaran ini.
- Infiltrasi tersebut mencakup **manipulasi psikologis dan emosional** alih-alih bimbingan rohani yang sejati.
Bagian ini menyoroti tantangan yang terus berlanjut bagi orang percaya untuk tetap memiliki kebijaksanaan dan berakar pada doktrin yang benar guna menegakkan kerajaan Allah di bumi.
---
#### Bagian 5: Pelajaran Historis dan Spiritual dari Kejadian 3 sampai 6 – Kejatuhan Manusia dan Penghakiman Allah
Pembicara memberikan gambaran umum tentang kejatuhan manusia dan penghakiman ilahi setelahnya melalui narasi banjir.
- Penipuan Hawa oleh ular (Kejadian 3) menandai masuknya dosa dan ketidaktaatan, yang merusak kekuasaan manusia.
- Meningkatnya kejahatan yang mengarah ke **Kejadian 6**, di mana Allah menyatakan penyesalan atas kerusakan manusia dan memutuskan untuk membersihkan bumi melalui **Air Bah**.
- Kisah **Kain dan Habel**, kebangkitan peradaban, dan kemunculan para raksasa ("Nefilim") menggambarkan kemerosotan moral yang semakin dalam.
- Meskipun kerusakan merajalela, **Nuh didapati benar**, dipilih oleh Allah untuk memelihara umat manusia dan memulai kembali penciptaan (Kejadian 6:9; 7:1).
Banjir berfungsi sebagai **pengaturan ulang**, menyucikan bumi dan membuka jalan bagi pemulihan kerajaan Allah.
Narasi ini menunjukkan kedaulatan dan keadilan Allah, serta komitmen-Nya terhadap rencana awal melalui pemeliharaan sisa umat yang benar.
---
#### Bagian 6: Kelangsungan Rencana Kerajaan Allah Melalui Silsilah Nuh
Pasca-air bah, rencana Allah untuk langit dan bumi yang baru berlanjut melalui Nuh dan keturunannya.
- Iman dan ketaatan Nuh, yang dijelaskan dalam **Ibrani 11:7**, menggambarkan kepercayaannya kepada janji-janji Allah yang tak terlihat dan partisipasinya dalam rencana penebusan-Nya.
- Pembicara menekankan bahwa tujuan akhir Allah tetaplah tegaknya kerajaan-Nya di bumi, terlepas dari kegagalan dan pemberontakan manusia.
- Proses pemulihan yang berkelanjutan ditegaskan, dengan Allah bekerja melalui sejarah manusia, termasuk generasi-generasi setelah Nuh, untuk menggenapi perjanjian dan tujuan-Nya.
Bagian ini mendorong orang percaya untuk memandang diri mereka sebagai bagian dari kesinambungan historis dan ilahi ini, yang dipanggil untuk menjalankan otoritas dan kebenaran di zaman sekarang.
---
#### Bagian 7: Peran Roh Kudus dalam Membimbing Orang Percaya kepada Kebenaran dan Otoritas Kerajaan
Renungan teologis terakhir berfokus pada pelayanan **Roh Kudus** sebagai **Roh Kebenaran**.
- Roh Kudus menuntun orang percaya kepada seluruh kebenaran, memampukan mereka untuk membedakan ajaran-ajaran palsu dan mewujudkan kebenaran yang dibutuhkan untuk langit dan bumi yang baru.
- Pembicara merujuk pada **Yohanes 16**, yang menyoroti peran Roh Kudus dalam menyingkapkan hal-hal yang akan datang dan meneguhkan firman Allah di dalam orang percaya.
- Bimbingan ilahi ini penting bagi orang percaya untuk mendapatkan kembali tempat mereka yang sah di kerajaan Allah dan untuk menjalankan kekuasaan sebagaimana dimaksudkan semula.
Bab ini diakhiri dengan dorongan untuk memercayai rencana Allah yang tidak berubah dan untuk tetap teguh meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan rohani.
---
#### Kesimpulan: Penggenapan Rencana Allah yang Berdaulat dan Tak Tergoyahkan
Singkatnya, ajaran ini mengartikulasikan visi alkitabiah yang komprehensif tentang **rencana kerajaan** Allah bagi umat manusia, yang berlandaskan pada mandat penciptaan berupa kekuasaan dan otoritas atas bumi. Meskipun dosa merasuki, tipu daya setan, dan peperangan rohani yang terus berlangsung, Allah tetap berdaulat dan secara aktif bekerja untuk memulihkan ciptaan-Nya kepada tujuan semula.
Poin-poin penting meliputi:
- Umat manusia diciptakan untuk berkuasa dan memerintah sebagai wakil Allah di bumi.
- Konflik dan kejatuhan rohani tidak menggagalkan rencana Allah, tetapi telah mendorong proses pemulihan yang berpuncak pada langit dan bumi yang baru.
- Gereja berpartisipasi dalam otoritas kerajaan ini, tetapi harus tetap waspada terhadap ajaran sesat dan tipu daya rohani.
- Penghakiman Allah, seperti yang terlihat dalam air bah, berfungsi sebagai disiplin sekaligus sarana pembaruan.
- Orang percaya yang setia, yang diberdayakan oleh Roh Kudus, merupakan bagian integral dalam memajukan kerajaan Allah hingga penggenapannya yang hakiki.
Pesan ini membawa implikasi yang mendalam bagi identitas, misi, dan ketekunan orang percaya, meneguhkan bahwa rencana Allah tak tergoyahkan dan akan digenapi melalui umat pilihan-Nya.
---
### Ringkasan Poin-Poin Lanjutan
- **Kejadian 1:26-28** menetapkan mandat ilahi umat manusia untuk berkuasa atas seluruh ciptaan, yang mencerminkan gambar dan otoritas Allah.
- Otoritas Setan terbatas; ia diusir dari surga (Wahyu 12:7-9), namun tetap aktif di bumi, menentang kerajaan Allah.
- **Langit baru dan bumi baru** (Yesaya 66:22; 2 Petrus 3:13) melambangkan pemulihan akhir di mana kebenaran berdiam selamanya.
- Ajaran-ajaran palsu menyusup ke dalam gereja (Wahyu 2:14-20), termasuk doktrin Bileam dan Nikolaus, yang mengarah pada kompromi rohani.
- **Roh Antikristus** menyangkal inkarnasi Yesus dan hadir dalam banyak pelayanan palsu (1 Yohanes 4:1-3).
Sejarah manusia dari Eden hingga air bah menyingkapkan meningkatnya dosa dan penghakiman Allah, yang berpuncak pada air bah yang membersihkan bumi.
Kebenaran Nuh memelihara umat manusia dan memungkinkan rencana penebusan Allah berlanjut (Kejadian 6:9; Ibrani 11:7).
Rencana Allah untuk kekuasaan dan otoritas kerajaan tetap teguh meskipun manusia gagal dan memberontak.
Roh Kudus membimbing orang percaya kepada kebenaran dan memberi mereka kuasa untuk menjunjung tinggi mandat kerajaan Allah (Yohanes 16).
Orang percaya dipanggil untuk melawan tipu daya, menegakkan kebenaran, dan berpartisipasi aktif dalam kerajaan Allah yang sedang berkembang di bumi.
Bab ini mengajak orang percaya untuk merangkul peran ilahi mereka, memperkuat ketajaman rohani mereka, dan percaya pada janji Allah yang tak pernah berubah untuk memulihkan langit dan bumi melalui kerajaan-Nya.