Manusia Kerajaan Sorga #2
### Bab: Rencana Ilahi bagi Umat Manusia dan Kerajaan Surga di Bumi
#### Pendahuluan: Memahami Kehendak Tuhan yang Berdaulat dan Kerajaan Surga di Bumi
Bab ini mengeksplorasi **rencana ilahi** dan **kehendak berdaulat** Tuhan** yang mendalam mengenai umat manusia dan pendirian **Kerajaan Surga**-Nya di Bumi. Berakar pada kitab suci Alkitab, bab ini menjelaskan konsep-konsep kunci seperti **gambar dan rupa Allah** dalam diri manusia, **penciptaan langit dan bumi**, dan transformasi akhir menjadi **langit dan bumi yang baru**. Signifikansi topik ini terletak pada pemahaman tujuan Tuhan bagi umat manusia—bukan hanya untuk ada, tetapi untuk **memerintah dan mengatur bumi** sebagai representasi otoritas-Nya.
Ayat-ayat Alkitab yang krusial, termasuk **Kejadian 1:26**, **Yesaya 66:22**, **Wahyu 21**, dan lainnya, memberikan dasar untuk memahami narasi ilahi ini.
Bab ini juga membahas kesalahpahaman umum tentang surga dan akhirat, memperjelas peran Setan dan kejahatan, serta menekankan peperangan rohani yang terus-menerus yang memengaruhi pemenuhan rencana Allah oleh umat manusia. Di sepanjang bab ini, tema **tujuan Allah yang tak tergoyahkan** terlepas dari dosa dan pertentangan manusia terjalin, menyoroti harapan dan janji pemulihan akhirat.
---
Poin-poin utama Sesi 2 Manusia Kerajaan Allah:
Tujuan Penciptaan Manusia: Menurut Kejadian 1:26, manusia diciptakan untuk memerintah dan berkuasa di bumi, yang merupakan bagian dari rencana Tuhan.
Fokus Kerajaan Surga: Pembicara menekankan bahwa fokus utama Tuhan adalah mewujudkan kerajaan-Nya di bumi, bukan di surga. Kehendak-Nya harus terjadi di bumi, sama seperti di surga
Tiga Tahap Langit dan Bumi: penciptaan dalam tiga tahap yang menggambarkan betapa seriusnya Allah dalam rencana-Nya untuk MENJADIKAN bumi dan manusia sesuai kehendak-Nya:
Langit dan Bumi Pertama (bumi yang dirusak iblis): Belum memiliki bentuk, kosong, dan gelap, tidak mencerminkan karakteristik Tuhan (Kej 1:1-2).
Langit dan Bumi Kedua (sangat baik) : Dimulai dengan firman "Jadilah terang," saat manusia dan Taman Eden diciptakan. Namun, iblis masih bisa masuk dan mempengaruhi.
Langit dan Bumi Baru (sempurna, Wah 21:1, 2 Pet 3:13): Tujuan akhir di mana hanya ada kebenaran dan orang-orang yang layak, dan iblis tidak memiliki tempat.
Peran Manusia: Manusia memiliki peran penting dalam proses ini dengan diubah menjadi segambar dan serupa dengan Tuhan. Dengan demikian, mereka menjadi bagian dari penciptaan langit dan bumi yang baru.
Pentingnya Visi dan Firman Tuhan: Manusia harus memiliki visi untuk mewujudkan rencana besar ini dan tidak terpengaruh oleh hal-hal duniawi. Penting untuk percaya pada firman Tuhan dan tidak hanya mengandalkan pemahaman diri sendiri untuk menghindari kegagalan.
Ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh manusia:
1. Visi yang Jelas dan Terfokus
Anda harus menyiapkan visi yang kuat untuk mewujudkan rencana besar Tuhan. Ini berarti tidak hanya fokus pada kehidupan duniawi, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih tinggi agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak penting.
2. Iman pada Firman Tuhan
Penting untuk menyiapkan diri dengan kepercayaan penuh pada firman Tuhan. Jangan hanya mengandalkan pemahaman atau logika pribadi. Dengan memegang teguh firman, Anda akan terhindar dari penipuan dan kegagalan.
3. Hati yang Mau Diubah
Persiapan yang paling utama adalah kesiapan diri untuk berubah menjadi segambar dan serupa dengan Tuhan. Ini adalah proses rohani yang berkelanjutan. Ketika Anda mau diubah, Anda menjadi bagian dari penciptaan langit dan bumi yang baru sesuai dengan kehendak-Nya.
Ada beberapa hal lagi yang bisa digali atau diperdalam:
Pemahaman Lebih Lanjut tentang Tiga Tahap Langit dan Bumi: Khotbah ini memaparkan konsep tiga tahap penciptaan (Langit dan Bumi Pertama, Langit dan Bumi Kedua, dan Langit dan Bumi Baru). Anda bisa mendalami lebih lanjut tentang karakteristik masing-masing tahap, bagaimana tahapan-tahapan ini saling berhubungan, dan bagaimana peran manusia berubah di setiap tahapnya.
Kaitan antara Manusia dan Rencana Tuhan: Khotbah ini menekankan bahwa manusia adalah perwujudan dari rencana dan kehendak Tuhan di bumi. Anda bisa menggali lebih dalam tentang makna "diubah menjadi segambar dan serupa dengan Dia" dan bagaimana proses ini secara praktis membantu mewujudkan Langit dan Bumi yang baru.
Analisis Terhadap Kejadian 1:26: disebutkan Kejadian 1:26 sebagai dasar tujuan penciptaan manusia untuk "memerintah dan berkuasa di bumi". Anda bisa mendalami bagaimana penafsiran ini dibandingkan dengan penafsiran lain dan bagaimana relevansinya dengan konsep "manusia kerajaan sorga".
#### Bagian 1: Kehendak Allah yang Berdaulat dan Narasi Penciptaan
- **Allah sebagai Pencipta yang memiliki tujuan:** Sejak awal, Allah tidak menciptakan secara sembarangan, melainkan dengan **rencana dan kehendak** yang jelas (Kejadian 1:1–2). Bumi pada awalnya belum berbentuk, kosong, dan gelap, menunggu karya kreatif Allah.
- **Manusia menurut gambar Allah:** Kejadian 1:26 menyatakan maksud Allah untuk menciptakan manusia menurut **gambar dan rupa**-Nya, memberi mereka otoritas untuk memerintah bumi—mencerminkan kekuasaan Allah atas langit dan bumi. - **Rencana Allah diungkapkan secara progresif:**
**Perjanjian Lama** menggambarkan kehendak Allah, sementara **Perjanjian Baru** mengungkapkan penggenapannya melalui Kristus dan Kerajaan yang akan datang.
- **Fokus ganda Kerajaan Surga:** Meskipun banyak orang menganggap surga sebagai tujuan akhir, ajaran ini menjelaskan bahwa **fokus Allah adalah bumi**—untuk mewujudkan pemerintahan surga di sini, menyelaraskan pemerintahan bumi dengan kehendak surgawi (Matius 6:9-10).
- **Kesalahpahaman telah diperbaiki:** Surga, sebagai tempat tinggal Allah, tidak secara spasial lebih besar atau lebih tinggi daripada Allah sendiri. Allah menciptakan langit dan bumi melalui **Firman (Yohanes 1:1-3; Kolose 1:16)**, yang menegaskan supremasi-Nya.
**Poin-poin utama:**
- Ciptaan Allah bersifat disengaja dan dirancang agar umat manusia dapat menjalankan otoritas ilahi.
- "Kerajaan surga" bukan sekadar tempat, melainkan **manifestasi pemerintahan Allah** yang akan diwujudkan di bumi. - Doa kerajaan ("Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga") merupakan inti untuk memahami rencana Allah.
---
#### Bagian 2: Tiga Fase Langit dan Bumi: Penciptaan Pertama, Kedua, dan Baru
- **Tiga tahap diidentifikasi:**
1. **Langit dan Bumi Pertama:** Penciptaan awal, digambarkan tanpa bentuk dan kosong (Kejadian 1:1–2).
2. **Langit dan Bumi Kedua:** Bumi sebagaimana dipersiapkan dan dihuni oleh manusia, termasuk Taman Eden, yang mencerminkan tatanan Allah tetapi dirusak oleh dosa.
3. **Langit dan Bumi Baru:** Pemulihan di masa depan yang dijanjikan (Yesaya 66:22; 2 Petrus 3:13; Wahyu 21), tempat kebenaran Allah berdiam sepenuhnya, dan seluruh ciptaan diperbarui.
**Kekacauan bumi yang pertama:** Yeremia 4:23–26 menggambarkan bumi sebagai kosong dan gelap akibat kejahatan manusia, melambangkan kerusakan yang akan ditebus Allah.
**Kejatuhan bumi yang kedua:** Di Eden, manusia diciptakan untuk menjadi seperti Allah tetapi jatuh ke dalam dosa. Setan (**iblis**) hadir bahkan di Eden, menunjukkan konflik (peperangan) rohani yang berkelanjutan.
**Pemulihan bumi yang baru:** Wahyu 21 menggambarkan sebuah kota suci, Yerusalem Baru, turun dari surga—melambangkan **gereja sebagai mempelai wanita Allah**, tinggal bersama Allah, di mana penderitaan dan kematian dihapuskan.
**Poin-poin utama:**
- Sejarah bumi adalah narasi penciptaan, kejatuhan, dan pemulihan akhir.
- Kekeliruan manusia dan peperangan rohani merupakan realitas dalam fase kedua.
- Bumi yang baru adalah tujuan akhir Allah—sempurna, kudus, dan dihuni oleh orang-orang tebusan.
---
#### Bagian 3: Peran Umat Manusia dalam Rencana Allah dan Peperangan Rohani
- **Manusia sebagai wakil ilahi:** Diciptakan menurut gambar Allah, manusia harus mengekspresikan karakter Allah dan memerintah ciptaan (Kejadian 1:26–28).
- **Napas pemberi hidup dari Allah:** Allah menghembuskan kehidupan ke dalam Adam, memberikan roh ilahi yang diperlukan untuk mengekspresikan sifat Allah di dunia ini (Kejadian 2:7).
- **Peperangan rohani:** Setan dan roh-roh jahat berkeliaran bebas di bumi, menentang rencana Allah (Ayub 1:6–7; Markus 5:1–13). Bahkan alam kudus pun telah menyaksikan konflik (Wahyu 12; Yudas 1:6).
- **Kekalahan dan keterbatasan Setan:** Meskipun Setan dapat memengaruhi manusia dan alam duniawi, ia dikendalikan oleh Allah dan pada akhirnya akan diusir dari surga (Wahyu 12:7–9). **Peran Gereja:** Gereja digambarkan sebagai Yerusalem Baru, mempelai wanita Allah, yang bertugas mewujudkan Kerajaan Allah di bumi dan mengalahkan kejahatan melalui otoritas Kristus.
**Poin-poin Utama:**
- Peperangan rohani sedang berlangsung, dengan Setan berusaha menghalangi rencana Allah.
- Orang percaya dipanggil untuk diubahkan ke dalam gambar Allah dan hidup benar untuk mewujudkan Kerajaan-Nya.
- Kemenangan dijamin melalui Kristus dan otoritas Gereja-Nya.
---
#### Bagian 4: Kerajaan Surga Terwujud di Bumi: Implikasi Praktis dan Teologis
- **Kerajaan sebagai realitas masa kini dan masa depan:** Kerajaan Allah bukan hanya harapan masa depan, tetapi juga misi masa kini. Orang percaya harus berdoa dan bekerja agar kehendak Allah terwujud di bumi.
- **Transformasi Orang Percaya:** Menjadi seperti Kristus—“menurut gambar dan rupa-Nya”—sangat penting untuk menjalankan otoritas ilahi dan mempersiapkan bumi untuk langit dan bumi yang baru. **Kritik terhadap teologi eskapis:** Ajaran ini menantang doktrin seperti **pengangkatan**, yang berfokus pada pelarian dari masalah-masalah bumi alih-alih berpartisipasi dalam karya penebusan Allah di sini.
**Mandat gereja:** Gereja dipanggil untuk memerintah secara rohani dan praktis, menunjukkan kerajaan Allah melalui kehidupan yang benar, pemerintahan, dan otoritas rohani (Matius 28:18).
**Poin-poin utama:**
- Orang percaya harus merangkul peran mereka sebagai agen kerajaan di bumi.
- Bumi adalah fokus utama rencana penebusan Allah, bukan hanya akhirat.
- Kedewasaan rohani dan kesetiaan merupakan prasyarat untuk memerintah bersama Kristus.
---
#### Bagian 5: Janji Langit Baru dan Bumi Baru: Harapan dan Kepastian
- **Visi Alkitab tentang pembaruan:** Nubuat-nubuat dalam Yesaya, Petrus, dan Wahyu menjanjikan ciptaan yang diperbarui dan bebas dari dosa, penderitaan, dan kematian. **Yerusalem Baru:** Simbol komunitas orang tebusan di mana Allah berdiam sepenuhnya bersama umat-Nya (Wahyu 21:2-4). Yerusalem Baru tidak memiliki bait suci fisik karena Allah dan Kristus sendiri adalah bait suci tersebut.
- **Pengecualian terhadap kejahatan:** "Kematian kedua" (Wahyu 21:8) menandai pemisahan kekal dari Allah bagi mereka yang tidak bertobat, yang menggarisbawahi keseriusan moral kerajaan Allah.
- **Gereja yang berkemenangan:** Mereka yang menang menerima air kehidupan dengan cuma-cuma dan memerintah bersama Allah selamanya.
- **Proses yang berkelanjutan:** Ciptaan baru diwujudkan melalui karya Allah di dalam dan melalui umat-Nya, bukan melalui pelarian manusia.
**Poin-poin penting:**
- Rencana utama Allah adalah pembaruan ciptaan yang sempurna.
- Orang tebusan akan tinggal selamanya bersama Allah, bebas dari segala dukacita.
- Janji itu memotivasi orang percaya untuk bertekun dalam iman dan kebenaran.
---
#### Kesimpulan: Selaras dengan Tujuan Allah bagi Bumi dan Umat Manusia
Singkatnya, ajaran ini menyingkapkan bahwa Allah adalah **Allah yang memiliki tujuan dan kehendak**, yang menciptakan umat manusia untuk mencerminkan gambar-Nya dan untuk memerintah bumi dengan setia. Terlepas dari kenyataan dosa dan pertentangan rohani, rencana Allah tak tergoyahkan dan akan berpuncak pada langit dan bumi yang baru—suatu wilayah yang sempurna dan kekal di mana kerajaan-Nya berkuasa sepenuhnya. Umat percaya dipanggil untuk memahami peran vital mereka sebagai agen kerajaan ini di bumi, bukan sebagai orang yang suka melarikan diri, melainkan sebagai peserta aktif dalam karya penebusan Allah. Visi Yerusalem Baru dan janji persekutuan kekal dengan Allah memberikan harapan dan kepastian di tengah pencobaan saat ini.
Implikasinya sangat mendalam: orang Kristen harus merangkul identitas ilahi mereka, hidup dalam kebenaran dan keadilan, dan menolak ajaran-ajaran palsu yang menyimpang dari rencana Allah. Melalui transformasi rohani dan kerja sama dengan Roh Kudus, orang percaya menjadi alat kerajaan Allah, mempersiapkan bumi untuk pembaruan akhirnya. Pemahaman ini menumbuhkan iman, ketekunan, dan hasrat suci untuk melihat kehendak Tuhan terlaksana di bumi sebagaimana di surga.
---
### Catatan Poin-Poin Lanjutan
- **Kehendak dan rencana Tuhan adalah inti:** Penciptaan Tuhan bersifat disengaja; manusia diciptakan menurut gambar-Nya (Kejadian 1:26).
- **Kerajaan Surga harus diwujudkan di bumi:** Bumi adalah fokus utama Tuhan, bukan surga sebagai pelarian.
- **Tiga fase penciptaan:** Pertama, bumi tanpa bentuk, kedua, bumi yang dihuni (jatuh), dan langit dan bumi baru yang dijanjikan (Yesaya 66:22; Wahyu 21).
- **Peperangan rohani itu nyata:** Setan beroperasi di "bumi kedua" tetapi akhirnya dikalahkan (Wahyu 12).
- **Manusia harus mencerminkan karakter Tuhan:** Melalui napas kehidupan, manusia mengekspresikan sifat Tuhan; kejatuhan mengganggu hal ini tetapi pemulihan dijanjikan.
- **Gereja sebagai Yerusalem Baru:** Mempelai wanita Tuhan, tinggal di bumi tetapi berkuasa secara rohani (Wahyu 21). **Kritik terhadap teologi pengangkatan:** Menekankan partisipasi dalam rencana Allah, bukan pelarian.
- **Janji pembaruan total:** Tidak ada lagi kematian atau kesedihan; persekutuan kekal dengan Allah (Wahyu 21:4).
- **Kematian kedua adalah perpisahan kekal:** Bagi mereka yang menolak kebenaran Allah (Wahyu 21:8).
- **Peran dan otoritas rohani Mikhael:** Pelindung umat Allah, penentang Setan (Yudas 1:6; Wahyu 12).
- **Panggilan orang percaya:** Untuk hidup sebagai agen kerajaan, mengekspresikan otoritas Allah dan mempersiapkan diri untuk pemerintahan kekal.
- **Rencana Allah tak tergoyahkan:** Setan dan dosa tidak dapat menghalangi tujuan akhir Allah.
- **Hidup dalam pengharapan dan iman:** Didorong oleh visi ciptaan baru dan kehadiran Allah bersama umat-Nya.
Bab ini dengan demikian memberikan pemahaman yang kaya secara teologis dan berlandaskan Alkitab tentang rencana agung Allah bagi umat manusia dan ciptaan, dengan menekankan kedaulatan Allah, sentralitas Kristus, dan misi transformatif gereja menuju pemulihan kekal.