Panggilan Ilahi - bagian 4
Catatan KOMSEL 04-08-2023
PEMBUKAAN
Kej 12:1
Kej 12:1 Berfirmanlah
TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Di sini Allah berfirman kepada Abram untuk pergi keluar dari
negrinya, sanak-saudaranya dan rumah bapanya ke negri yang akan ditunjukkan
oleh Allah. Di sini Allah memanggil Abram itu seorang diri. Ini menunjukkan
panggilan Allah baik kepada Abraham mau pun kepada kita itu secara pribadi.
Jadi kita pun harus merespon panggilan Allah itu harus secara pribadi, bukan
ikut-ikutan. Ikut pasangan kita atau ikut keluarga. Jadi kita harus memiliki
keyakinan, karena panggilan Allah itu secara pribadi. Kita harus memiliki
kerinduan dan keyakinan bahwa Allah itu memanggil saya, tau tujuan dan rencana
Allah. Kita harus mengenal Pribadi Allah, bukan kata orang; karena kalau kita
alami sendiri kita menjadi kuat. Kita jadi memiliki kekuatan dan kemampuan
berjalan dalam panggilannya jika mengenal Allah secara pribadi. Sebaliknya
tanpa mengenal Allah secara pribadi kita akan lemah, terseok-seok bahkan gagal
di tengah jalan dalam perjalanan rohani ini. Terah tidak memiliki panggilan
Allah secara pribadi dan hanya ikut-ikutan. Akhirnya dia tidak mampu untuk
terus berjalan dan terhenti di Haran. Dia mati secara rohani dan Allah
memisahkan Abraham, supaya tidak
terkontamiasi oleh kehidupan Terah.
Abraham kemudian melanjutkan perjalanannya, tapi dia pun
banyak mengalami masalah. Perjalanan rohaninya tidak mulus. Setiap orang akan
menghadapi masalah di depan kita. Ketika terjadi kelaparan, kesusahan dia
berpikir untuk bagaimana supaya bertahan hidup. Maka Abram keluar ke Mesir. Dia
tidak taat. Itu tandanya dia juga sedang mengalami proses dari kebutuhan
pribadi, kehendak pribadi, kedagingannya untuk hidup nyaman, dlsb. Lalu kita
melihat Abraham bisa melaluinya untuk mencapai destiny.
PERTANYAAN UTK SHARING dan DISKUSI KOMSEL, dari input tgl 30
JULI 2023
1. ALLAH MENJADIKAN (ASAH) Kita menurut GAMBAR dan RUPANYA,
apa artinya MENJADIKAN ini?
El: Asah itu menciptakan dengan membentuk sesuatu dari dalam
diri-Nya, dari material Dia, Yesus.
Kej 1: 26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita,
Baiklah kita menjadikan manusia serupa dan segambar Kita.
Itu Allah ELOHIM, tapi di Kej 2:7 ketika
itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.
Kej 2:7 ketika itu Tuhan Allahmembentuk manusia .. Tuhan
Allah itu Yesus. Yang saya dapatkan, Yesus itu membentuk kita dari bahan2 dasar
yang dari dirinya sendiri. Jadi bagaimana dia hidup, dalam rumah mentaati bapa
rohani, mentaati Bapa sorgawi. Semua itu patron bagaimana manusia bisa hidup
dalam dimensi Allah.
Asah itu ada proses; supaya menjadikan kita segambar dan
serupa, menjadi sama, manunggal, menjadi gambaran dirinya Yesus, dirinya Tuhan. Sebab Tuhan itu roh, tidak
bisa menggabarkan wujudNya di bumi ini, menjadi rumah-Nya,menjadi kediaman-Nya.
Maka kita yang menggambarkan kehidupannya, polanya, hidup dalam dimensinya.
Dar: menjadikan itu intinya proses. Allah menjadikan / asah. Kehidupan kita
diproses menjadi serupa dengan gambarnya. Dalam proses itu hanya Tuhan yang
mampu memproses hidup kita. Ada orang-orang yang diutus untuk membentuk kita.
Nabi Natan diutus menegur nabi Daud. Jadi, terutama bapa rohani diutus Tuhan
untuk membentuk hidup kita.
Le: menciptakan itu bara.
Menjadikan itu asah.
Kej 1:26 berarti Allah memiliki pengharapan yang besar dalam
hidup kita, memanggil kita, menetapkan kita untuk menjadi segambar dan serupa
dengan Anak-Nya. Hal ini bisa tergenapi dalam hidup saya. Memproses sedemikian rupa. Proses itu terjadinya
di dalam rumah. Proses ini yang paling menentukan. Dari sikap kita. Apakah berhasil
tergantung kehendak bebas. Proses ini dibutuhkan ada upaya, waktu, pikiran, pengorbanan.
La: menjadikan itu perlu proses, perlahan, dengan
berjalannya waktu, ketika kita membuka hati, menuju ke arah gambar dan rupa
Anak-Nya. Tidak otomatis, tidak langsung jadi, proses itu terus-menerus lewat
ketaatan. Kita pertama menyambutnya, artinya berjalan. Itu butuh waktu,
membiarkan Tuhan bekerja, sesuai kehausan dan kerinduan kita. Simon ga langsung
jadi Petrus. Dari buluh yang mudah goyah. Ketika dia terus diproses, akhirnya
menjadi batu karang. Walau apa pun yang terjadi dia tetap di dalam Tuhan.
Sim: Kita manusia diciptakan di Kej 1:26 beda menciptakan
dengan menjadikan. Menciptakan itu dari yang tidak ada jadi ada. Tapi kita
dibentuk dari yang sudah ada, dari tanah, diberi nafas kehidupan. Yang
dimaksudkan menjadikan kita menjadi segambar serupa kehidupan Yesus. Dia jadi
contoh selama di bumi selama 30 tahun, tentang ketaatan. Segambar serupa itu kehidupan
Allah itu harus jadi kehidupan dalam kita supaya kita berkuasa di muka bumi
ini, binatang2, termasuk iblis. Mereka harus tunduk dan kita mengatur. Kita
diberikan kuasa firman. Firman harus menyatu dalam pribadi. Kalo begitu tidak
ada rasa takut dan bimbang lagi. Karena kita sudah dewasa dan diberi kuasa. Penyakit
apa pun yang datang bisa kita hadapi. Tidak ada rasa takut. Memang proses. Di dunia ini harus kita alami proses.
Kalau kita berjalan bersama Tuhan kita terima apa yang sudah disediakan di sorga. Tidak ada lagi
laknat. Semua bersukacita, sehingga dunia bisa melihat bagaimana di sorga itu. Memang ada masalah, tapi kita tetap bersuka, sorga
itu demikian. Saya mencoba melangkah menurut apa yang dikatakan Tuhan
melalui bapa rohani. Apa yang ada di dalam rumah membuat kita kuat.
Karena firman kita kuat. Bagaimana kita serupa artinya kehidupan Allah yang ada
di dalam Yesus selama Yesus di dunia ini. Itu yang harus kita adopsi.
Na: Di Kej
1:26 ini kejadian yang luarbiasa. 3 pribadi Allah berunding dan bersepakat
menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Elohim. Yang sy soroti adalah
tentang kehendak. Proses ini untuk menjadikan manusia walau pun ketiganya
bergerak: tapi bisa gagal, hanya karena kehendak bebas manusia. Kehendak bebas
itu sangat menentukan sekali. Seolah-olah Allah kalah dengan kehendak bebas
manusia. Pp Djonny bilang: Manusia diciptakan untuk berkuasa atas seluruh
ciptaannya, berarti posisinya dari awal sudah sama dengan Allah, karena hanya
Allah saja yang dalam posisi berkuasa atas segala sesuatu. Dan itu diberikan
kepada manusia. Itu sebabnya Allah tidak bisa intervensi atau mengubah kehendak
bebas, karena Allah sendiri tidak bisa dikuasai oleh situasi dan kondisi.
Ketika Allah berfirman, apakah ada dosa, ada iblis di sana, Dia tidak
tergantung situasi dan kondisi keadaan. Allah tidak pernah berobah. O, karena
manusia sekarang berdosa, dirubah saja rencananya. Tidak bisa. Dan karakter
Allah yang tidak bisa diintervensi itu sekarang ada dalam manusia. Allah tidak
bisa memaksa atau mengubah kehendak bebas manusia itu.
Dari awalnya saja manusia sudah diciptakan luarbiasa. Jadi
membuat saya berpikir, kenapa nanti kita diminta pertanggung-jawaban? Karena
memang tergantung kehendak kita sendiri. Kalau manusia diciptakan dengan
pribadi yang baik. Tidak ada pertanggung-jawaban, karena Allah yang telah
menciptakan demikian. Tapi kenapa nanti
ada penghakiman dan pertanggung-jawaban? Itu semua karena ada pilihan, kau
pilih yang mana? Jadi akan ada penghakiman karena semuanya itu ada kehendak. Terserah
kehendak bebas.
Dalam menjadikan / memproses saya membayangkan istri saya
seperti sedang bikin kue. Ada bahan-bahan yang ada. Lalu diproses menjadi
makanan. Butuh usaha, waktu dan pikiran memprosesnya. Ada waktu, tenaga dan
upaya di sana. Banyak orang yang tidak sabar termasu saya dengan waktu yang
Tuhan tetapkan. Misalkan anak remaja dikatakan: jangan kerja dulu. Mereka tidak
sabar, pengen buru2. Tidak bisa buru-buru, karena dalam proses itu ada waktu. Kue
di oven harus 30 menit maunya 20 menti. Jadi sih jadi, tapi mungkin tidak seperti
yang diharapkan. Proses ini tidak gampang dan tidak enak. Ada proses dan
tujuan. Dan yang menggagalkan proses itu adalah kita. Dan di dalam proses itu ada
kerjasama manusia dan Allah, sebab itu dikatakan Allah TURUT bekerja. Tapi,
dari semuanya itu kehendak bebas kitalah yang menentukan proses itu. Apakah
proses itu berjalan atau tidak. Lambat dan cepatnya tergantung kita. Allah
tidak bisa berbuat apa-apa kalau kita sendiri tidak melakukan apa-apa. Jadi
proses ini bicara tentang waktu, tentang usaha, tekad, ketekunan dan banyak hal
lagi.
Ap:
Mengenai proses di Kej 1:26, saya mengulang apa yang pp
Djonny bagikan. Menjadikan itu tidak
semudah menciptakan. Maka pp Djony sangat menekankan proses untuk
MENJADIKAN ini. Menggaris-bawahi hal
MENJADIKAN ini, seperti tadi juga sudah
dibagikan, TITIK KRITISNYA adalah kehendak bebas manusia. Karena kehendak bebas
itu adalah ciri khas Allah. Karakter Allah adalah Dia punya kehendak bebas. Itu
sudah nature Allah. Manusia juga diberikan kehendak bebas, termasuk malaikat.
Itu juga jadi kelemahan dan juga sekaligus kekuatan malaikat. Sampai-sampai
dikatakan bahwa Allah tidak bisa mengintervensi kehendak bebas itu. Dan Allah
tidak menyesal dengan apa yang sudah diberikan oleh-Nya. Kalau Allah menarik kehendak bebas itu,
karena Dia menyesal, maka manusia tidak segambar lagi dengan Allah.
_Kejadian 6:5-6
(TB) Ketika dilihat TUHAN, bahwa
kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya
selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa
Ia telah *menjadikan manusia* di
bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya._
Tuhan menyesal bukan karena menciptakan manusia, tapi Dia
menyesali KENYATAAN MANUSIA PADA PERJALANAN PROSES MENJADIKANNYA. Dikatakan
Alkitab *HAL ITU MEMILUKAN HATI-NYA*.
Jadi di dalam proses ini ada penyesalan Tuhan. Dia tidak
menyesal telah menciptakan manusia. Tadi kita sudah mengerti bahwa menciptakan
itu mudah, dengan berfirman itu jadi. Tapi kalau dibentuk beda, ada proses
menjadikan. Dalam perjalanan proses menjadikan inilah Allah menyesal. Tadi
dikatakan hal itu memilukan hatinya.
Mungkin kita bisa melihat hal yang memilukan hati seperti
yang juga terjadi pada Ishak dan Ribka. Punya anak yang satu luarbiasa, Yakub;
tapi yang satu lagi durhaka, Esau.
_Kemudian Ribka
berkata kepada Ishak: "Aku telah jemu hidup karena perempuan-perempuan Het
itu; jikalau Yakub juga mengambil seorang isteri dari antara perempuan negeri
ini, semacam perempuan Het itu, apa gunanya aku hidup lagi?" Kej 27:46_
Dalam perjalanan pembentuk Ishak dan Ribka ada hal yang
memilukan hati mereka, karena Esau tertarik dengan perempuan-perempuan Het,
mengambilnya jadi istri dan Esau makin tidak benar hidupnya. Kenapa sih sebenarnya Allah itu dibilang
membenci Esau, tapi Dia sangat suka Yakub? Kan kita tau kejadiannya, Yakub itu
menipu. Allah membenci Esau ini bukan tanpa alasan sebetulnya. Bukan karena
kehendak bebas Allah untuk membenci Esau. Ada satu nilai yang dilanggar sebetulnya,
saya mau cerita: kan perempuan Het itu kan keturunan dari Ham. Yang durhaka kan
si Ham. Kedurhakaan ini menurun terus, sebab kedurhakaan ini sifatnya spirit.
Dan spirit itu tidak bisa mati.
Allah sedemikian membenci pemberontakan dan kedurhakaan oleh
Esau,karena hasilnya kawin campur itu adalah penyembahan berhala, yang merusak
benih keturunan perempuan itu yang dibawa oleh Abraham dan sekarang sampai ke
Ishak.
Dalam perjalanannya, Esau secara lahiriah sangat dengan
dengan bapanya, Ishak, karena ia sering membawakan bapanya hasil buruannya.
Berbeda dengan Yakub, hubunganya dengan bapanya normal-normal saja dan lebih
dekat ke ibunya, Ribka. Tapi dalam keadaan sepert itu dalam perjalanannya Esau memilih orang-orang Het yang artinya
orang-orang durhaka, sehingga membuat kawin campur itu membuat dia durhaka
juga.
Orang-orang Het diketahui berasal dari garis keturunan HAM (_Kej 10:15 Kanaan memperanakkan Sidon, anak
sulungnya, dan Het_). Orang Het menjadi suku pertama yang disebutkan Allah
untuk ditumpas (Ul 7:1-2), yakni orang Het, orang Girgasi, orang Amori, orang
Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus (7 bangsa). Mereka adalah kaum
keturunan Ham yang berkuasa di Babel dan mempengaruhi kehidupan seluruh dunia,
termasuk di lembah Ur-Kasdim di mana Abram dan Terah hidup. Mereka adalah para
penyembah berhala dan dewa-dewa.
Oleh karena kawin campur itu menghasilkan orang-orang
durhaka, para pemberontak dan pemuja Baal, penyembah berhala dan dewa-dewa.
Ternyata panggilan ilahi kepada Abraham adalah untuk
menghapus keturunan mereka, para pendurhaka. *Bagaimanakah mungkin Allah mengizinkan orang-orang pilihan-Nya dan
mereka yang terpanggil untuk melakukan kawin campur dengan para pendurhaka
seperti orang Het, orang Kanaan, dll (7 bangsa keturunan Ham itu)?*
Yang penting yang saya mau tekankan di sini prosesnya. Dalam
perjalanan kita, seperti kata pp Djonny, seperti model soal kawin campur,
jangan sampai kita mendukakan dan memilukan bapa rohani dan memilukan Tuhan.
Ini memang saya ga formal menjawab pertanyaan, tapi ada intinya yang harus kita
tangkap, jangan sampai kita salah bergaul, salah persepsi, salah mengerti
tentang panggilan. Jangan sampai dalam perjalanan ini terutama anak-anak muda
terus bertanya-tanya, kenapa sih begini, kenapa begitu – sepertinya mereka
belum puas mendapatkan jawaban. Di sini di dalam rumah, baru rumah Ishak sudah terjadi pemberontakan, terjadi
kedurhakaan soal kawin campur. Pp Djonny kan selalu bicara tentang kawin campur
selain soal kesuksesan. Mungkin saya memang bukan khusus menjawab ini, tapi apa
yang harus kita tangkap dalam prosesnya. Itu kaitannya.
He: Allah menjadikan (asah) kita itu menurut gambar dan
rupaNya. Berarti ada upaya dari Allah. Dia bekerja habis2an untuk menjadikan
kita serupa dan segambar Putra-Nya. Yang namanya serupa dengan Putra-Nya,
berarti hidup kita harus memiliki kehidupan Allah, hidup dengan karakter Allah.
Sedang kita di dunia ini memiliki karakter yang dibentuk dunia. Jadi untuk menjadikan itu ada proses. Ketika
kita lahir baru pun kita sudah terkontaminasi kehidup an dunia. Maka diperlukan
proses untuk menjadikan serupa dengan
karakter Anak-Nya, dengan karakter ilahi, dengan sifat-sifat Allah. Tidak
mudah, sebab karakter dunia sudah ada di dalam kita, seperti Terah itu. Maka
Abraham dibawa keluar. Pembentukan menjadikan itu benar-benar berbeda dengan
menciptakan. Jadi benar, respon kita sesuai dengan kehendak bebas kita. Jika
kita mau buka hati, merespon, mau
dibentuk, diarahkan dan mau taat. Taat itu
artinya kita sedang dibentuk. Kita diproses membuang apa yang jadi selera kita,
apa yang jadi kepentingan kita, apa yang menurut kita benar. Membuang dan
dikikis itu tidak enak jika kita masih memiliki kehidupan kita secara
kedagingan kita, lewat berbagai keadaan yang kita alami. Jadi menurut Kej 1:26 supaya kita berkuasa dan
memiliki otoritas atas semua ciptaan di bumi.
2. Allah akan MEMPROSES hidup org2 yg diakuiNYA sebagai
anak, sbg milik kepunyaanNya.
Bagaimana Allah memproses hidupmu? Apa yg Allah lakukan?
Baca IBRANI 12:5-7 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng DIDIKAN Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
DIPERINGATKAN-Nya; karena Tuhan MENGHAJAR
orang yang dikasihi-Nya, dan Ia MENYESAH orang yang diakui-Nya sebagai
anak." Jika kamu harus menanggung
GANJARAN; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang
tidak DIHAJAR oleh ayahnya?
El: Berarti Allah memproses kita seperti seorang anak. Dia
perlakukan kita sebagai anak. Kita dihajar. Di mana tidak ada tidak dihajar
bapanya? Misalkan: saya berbuat salah dan dosa, icip2 narkoba, lalu ditangkap
polisi, dipenjara. Misal belum kecanduan tapi kita dihajar Tuhan, kita
dipenjara. Itu tidak enak. Lalu kita kembali ke Tuhan. Banyak kehidupan kita alami
proses. Misal waktu kita lagi kecil, berinteraksi bersama orangtua, saudara2,
di lingkungan. Ada ketersinggungan. Artinya tidak ada proses yang mulus. Ada
proses mengikis kedagingan. Jadi jangan sampai kita kebablasan, maka Dia hajar.
Bisa melalui sakit penyakit atau apa pun yang membuat kita tidak enak. Itulah
cara Tuhan menjaga hidup kita, supaya kita tetap di jalan yang Tuhan tetapkan.
Ap:
Saya mau memberi pandangan. Ini bukan soal pribadi, karena
saya pikir pengalaman pribadi itu membosankan dan tidak banyak memberikan
manfaat.
Pada saat lahir baru Tuhan memberikan hati yang baru, hati
yang lembut, hati yang taat; tapi tetap terjadi selalu ada penentangan dari
jiwa kita di mana di dalam jiwa. Kita dengar firman ada penentangan dalam jiwa
kita. Tidak selalu kita terima. Bersyukur kita punya hati yang lembut. Bahwa di
dalam jiwa kita itu ada masalah besar. Kenapa jiwa kita itu jadi masalah?
Karena di dalam jiwa kita ada:
1.
Pengetahuan Baik dan Jahat (Taurat) dari buah
yang pernah dimakan oleh Adam dan Hawa. Semua terkena dampaknya.
2.
Di dalam jiwa juga ada Kehendak bebas
3.
Juga Ada kekuatan tubuh, yang menggerakan tubuh
kita. Sebab dalam jiwa ada pikiran, perasaan dan kehendak. Tanpa jiwa tubuh
tidak bisa bergerak.
Jiwa kita itu bukan roh, tapi manusia lahiriah kita. Jiwa
itu dikatakan sebagai display. Pertemuan antara roh dan tubuh. Jadi yang
diproses itu kedagingan kita, karena di dalam kedagingan kita itu berlaku hukum
dosa dan hukum maut (Taurat), buktinya kita bisa sakit dan mati. Di dalam
daging kita itu berlaku hukum dosa dan maut. Tanpa dosa kita tidak akan mati.
Didesain oleh Tuhan, dalam tubuh kemuliaan kita tidak akan mati, tapi karena
dosa berlaku hukum dosa dan hukum maut.
Dalam perjalanan kita, kita dicetak oleh dunia ini, jadi
pengertian kita, di dalam jiwa kita, keakuan kita itu luarbiasa. Keegoisan
kita. Nah kedagingan kita diproses
sehingga kita dibebaskan, walau pun kita masih dalam daging, tapi kita bebas
dari hukum dosa dan hukum maut. Artinya yang kita ditebus dan kita dibebaskan
itu kita bisa menentukan pilihan kita. Kita bisa memilih dan memiliki kuasa
untuk menentukan pilihan kita. Jadi kita tidak kalah dari kecenderungan untuk
berbuat jahat. Sebab kan kita sudah dipindahkan
kepada terang. Jadi bukan berdasarkan keinginan daging. Kalau kita sudah
ditebus itu kita diberi kebebasan dan diberikan kuasa untuk menentukan pilihan
kita bukan berdasarkan keinginan daging, sehingga kita bisa menurut keinginan
roh.
Jadi ada manusia insani dan manusia spiritual. Nah yang
diproses itu adalah manusia rohani kita untuk menghabisi kedagingan kita.
Menghabisi kuasa yang jahat itu. Menghabisi kuasa kehendak bebas yang memiliki
kecenderungan hati berbuat dosa dan jahat. Itu yang diproses dalam hidup kita.
Nah, saya mau berikan satu pertanyaan di sini? Ketika kita
sudah lahir baru, kita sudah diberikan roh yang baru. Jadi, apakah roh kita itu
perlu diperbaharui? Akal budi seperti firman katakan, ya perlu diperbaharui.
Tapi apakah perlu roh kita diperbarui, padahal kan Tuhan sudah memberikan roh
yang baru? Heti: Hati yang perlu diperbarui.
Eli: kalo roh sudah diperbarui, jadi tidak perlu diperbarui, kan kita
diproses. Nanung: proses artinya diperbarui. Eli: Roh yang baru itu untuk membantu
kita melalui proses itu. Roh Allah membantu. Heti: kalau firman kan datang
lewat roh. Nanung: Allah sudah full
memberikan roh, tidak perlu lagi tambahan apa-apa. Karena Roh Allah diberikan.
Ada juga dikatakan memperluas kapasitas roh kita. Nah itu juga hubungannya
dengan jiwa. Ketika kita izinkan Allah memperbesar kapasitas roh kita, tetap
pembaruannya di akal-budi, di jiwa. Ketika lahir baru akal-budi tidak langsung
baru, maka dikatakan kerjakanlah keselamatanmu. Itu sudah proses lagi.
Pembaruan akal budi itu terus menerus. Dar: kalau roh yang harus diperbarui itu
karena suam-suam kuku kan? Jadi itu yang perlu diperbarui. Eli: Tuhan
mengatakan kepada bangsa Israel, nanti Aku memperbarui ikat-janji Ku dan
memberikan hati yang baru. Jadi setelah itu, Allah diam di dalam hidup kita,
sehingga Ia membantu melalui Roh-Nya itu, membantu memperbaharui akal budi
kita.
Ap: Kita lihat Ef 4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh
dan pikiranmu. Ada juga Paulus berkata supaya dimurnikan hati nuranimu (Kis
24:16). Jadi tetap ada kaitannya bagaimana roh harus dibarui. Seperti tadi
dikatakan ada gairah. Dalam proses ini, daging kita diremukkan supaya
menghasilkan minyak. Minyak itu dibutuhkan untuk proses terus menerus. Minyak
dan api itu kan jadi satu (paket). Jadi menurut Ef 4:23 tadi roh kita juga
dibaharui di dalam hal hati nurani. Dimurnikan terus, artinya roh kita dimurnikan,
dijaga kemurniannya. He: seperti selalu dikatakan membangun manusia roh.
Berarti perlu dibangun terus. Ap: ya, perlu. Dalam proses ini membangun manusia
batiniah kita, termasuk roh. Na: ya sebenarnya roh itu bisa lemah bisa kuat itu
tetap karena kecenderungan hati nuraninya. Kenapa sih hati nurani itu lemah?
Karena, jiwa kita yang menekan hati nurani kita. Bertentangan. Ketika pertama
mencuri hati nurani menegur keras. Mencuri lagi, melawan lagi. Dibiasakan
mencuri. Nah itu rohnya berubah, dikuasai. El: ya, dikuasai. Daud kan berdoa, hai jiwaku.
Jadi disemangati. Di dalam kita ada kesadaran. Yang menciptakan kesadaran kan
roh. Na: yang membuat kita kuat dan lemah itu tetap kehendak bebas kita.
Mengapa kau meninggalkan kasih yang mula-mula? Kobarkanlah kembali. Nah itu kan
jiwa yang menekan, mau roh bicara apa juga diabaikan. El: Makanya, Paulus
katakan, apa yang ingin aku lakukan, malah tidak kulakukan. Jad bertentangan.
Ap: Nah itu sebenarnya yang hendak saya sampaikan, sekarang sudah keluar semua.
3. Apa tujuan Allah memproses hidupmu? Bagaimana sikap dan
responmu ketika diproses oleh Allah? Apakah kamu mengalami PROSES PEMBENTUKAN
Allah dlm hidupmu saat ini? Sharingkan!
He: Allah memproses saya lewat kehidupan sehari2, lewat
orang2 di sekitar kita; pasangan kita, sdr2 seiman, dll. Mereka Allah sediakan
untuk menguji apa sy memiliki karakter / kehidupan Allah. Kita tau kebenarannya
itu, bahwa kita harus hidup dengan kehidupan ilahi dan karakter Allah. Lalu apa
itu ada dalam kita. Untuk membuktikan kita diuji oleh orang 2 terdekat kita.
Bagaimana respon kita? Itu untuk membuktikan apa sudah terbangun kehidupan
Allah, karakter Allah itu? Apa sudah memanifestasikan karakter Allah.
Na: Bagaimana sebenarnya kita diproses. Pertama, ada
peringatan, lalu dihajar, disesah, dididik. Proses ini ada di dalam rumah.
Hanya saya ingin meyakinkan saja, kalau saya masih dihajar, berarti saya masih
diproses. Karena bagaimana pun orang ingin bebas, tidak mau diatur. Tiba-tiba
diperingatkan,itu nggak enak banget. Didisiplin berarti kita memastika kita ada
dalam proses. Berarti sy bukan anak liar, bukan tunawisma, bukan yatim. Saya
diakui sebagai anak. Ada bapa di dalam rumah.
Ap: Apa tujuan Allah memproses hidupmu? Dikatakan kita harus menjadi terang itu,
menjadi berkat. Yesaya 60:1-3: "Bangkitlah,
menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit
atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman
menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang
TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa
berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit
bagimu."
Bagaimana sikap dan responmu ketika kita diproses? Di dalam
rumah ini kita diproses berat banget. Jujur. Na: berat bukan berarti menolak.
Dalam ketentaraan itu harus tepat. Ransel aja beratnya 40kg. Belum topi
bajanya, harus merangkak, ditembaki dari atas. Tapi proses itu akan membawa
kemuliaan bagi dia. Jadi berat banget. Lagi tidur disiram, dipukulin. Disesah.
Ngga enteng, berat banget. Tapi bukan berarti menolak, mengikuti proses.
Manusiawi koq bilang berat itu. Kalau enggak merasa berat berarti bohong. Ada
didikan dan sesahan itu berat, tapi kita percaya ketika kita mengalami disesah,
dihajar, percaya bahwa nggak mungkin seorang bapa atau Allah menyesah yang
bukan anaknya. Saya juga males, anak tetangga bandel mah bukan urusan saya. Kalau kita masih alami itu berarti di depan
mata Allah kita tuh kan masih tetap anak-Ku kan. Jadi, seperti ci El bilang,
setiap sy mau berusaha, ada saja yang berusaha menggagalkan.
4. KISAH HIDUP ABRAHAM:
Kejadian 12:1-3
1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram:
"Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini
ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; 2
Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3 Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
- Apa yg harus Abram
tinggalkan? Mengapa Allah meminta Abram meninggalkan semuanya itu?
Le: tanah kelahirannya, ajaran
bapanya, filosofi, sebab Terah menyembah berhala; supaya Abram tidak
terkontaminasi. Mengapa? Karena Allah sudah menetapkan Abraham.
Na: ya rumah Abraham bicara
tentang patron, sama seperti rumah Yakub. Keluar dari rumah bapa asal keluar
saja.
El: mengapa? Karena Allah itu
Mahatahu. Sebenarnya Allah sudah tau, supaya Abram jangan terkontaminasi. Sebab
pada zaman Terah dan Abram di situ hidup keturunan Ham, Nimrod yang berkuasa.
Jadi Terah itu sudah terpengaruh. Allah menyuruh meninggalkan semuanya itu
supaya benih Allah tidak terkontaminasi oleh keadaan di situ. Luarbiasanya,
ketika Ishak lahir, Terah masih ada, tapi tidak pernah Ishak dibawa ke Terah.
Jadi Abraham benar-benar tau untuk menjagai supaya benih ilahi itu tetap ada.
Apa yang dibicarakan di Kejadian tentang keturunan perempuan itu, itu bicara
tentang benih Kristus. Benih harus dijagai terus. Abraham itu dari keturunan
Sem. Dikatakan terpujilah Allahnya Sem. Jadi Sem itu pembawa benih dan Abraham
itu dari keturunan Sem. Benih itu harus sampai kepada Kristus. Terah ikut-ikutan
juga akhirnya terpisah, karena itu benih itu benar-benar tidak boleh terkontaminasi.
Allah tidak memerintahkan Abram
untuk meninggalkan harta bendanya, tapi Allah meminta meninggalkan NEGERInya,
SANAK SAUDARA dan dari RUMAH BAPAnya.
Karena negeri, sanak saudara dan
rumah bapanya memberikan pengaruh buruk kepada Abram oleh sebab mereka semua
beribadah kepada allah lain - termasuk Terah sendiri-, yakni allah-allah orang
Babel.
Yos 24:2 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah
firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah
diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka
beribadah kepada allah lain.
Mereka adalah bangsa-bangsa yang
mencari kekayaan, kesuksesan dan mencari nama, mempersembahkan apa pun termasuk
mengorbankan anak-anak perempuan mereka kepada dewa-dewa dan allah-allah mereka
yang merupakan kekejian bagi Allah.
- Bagaimana Allah memproses
hidupnya Abram shg akhirnya menjadi Abraham? Bagaimana sikap dan respon
Abram?
Ap: Abraham melangkah menjawab
panggilan Tuhan tanpa ia betul-betul memahami apa yang Tuhan maksudkan. Tapi
keyakinan yang ia miliki terhadap Tuhan dan firman-Nya membuat Abraham alami
proses pembentukan dan perubahan hidup yang memposisikannya untuk menjadi bapa
(cikal bakal) dari orang-orang benar, yang
mengalami pembenaran karena percaya.
Na: Ketika Abram diproses menjadi
Abraham di Kej 17, tetap masih terjadi proses. Kenapa? Di situ masih ada Hagar
dan Ismail. Walau pun jatidirinya sudah diubah, masih banyak hal yang
dibereskan. Ini jadi memberikan kita harapan juga, bahwa Allah tidak pernah
berhenti memproses. Bahkan sampai 3x diuji.
Termasuk diuji mengusir, diuji menyembelih Ishak. Itu dia sudah jadi Abraham.
El: ya betul diproses. Ketika di
Kanaan dia lari ke Mesir. Dia katakan istrinya itu adiknya. Tapi ketika
jatidirinya sudah dirobah, tetap proses itu ada, tapi ada kemampuan ilahi
Allah. Dia mengerti keimamatan Melkisedek.
Sim: Jadi siapa pun, selama masih
di dunia ini proses itu tetap. Abraham waktu dipanggil dia taat, walau pun
tidak jelas negeri yang dituju. Jadi sikapnya yang taat itu menentukan proses,
tapi Tuhan sudah memberikan kuasa membuat ia mampu. Kehendak bebas Abraham itu
tidak dipakai, itu sebabnya ia menjadi bapa orang beriman. Dia fokus pada
panggilan.
- Apa tujuan akhir panggilan
Allah kpd Abraham menurut Yesaya 51:1-3 Dengarkanlah Aku, hai kamu yang
mengejar apa yang benar, hai kamu yang mencari TUHAN! Pandanglah gunung
batu yang dari padanya kamu terpahat, dan kepada lobang penggalian batu
yang dari padanya kamu tergali. Pandanglah
Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham
seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia.
Sebab TUHAN menghibur SION, menghibur segala reruntuhannya; Ia
membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti
taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan
lagu yang nyaring.
Waktunya habis, pertanyaan
terakhir belum terjawab.