Prinsip-Prinsip Kesejahteraan, Kekayaan Dan Uang Terkait Dengan Perpuluhan dan Hukum Tabur-tuai
Banyak orang Kristen bingung dan dibingungkan dengan pemberian
perpuluhan yang dikaitkan dengan belalang pelahap. Belalang pelahap adalah
salah satu tulah yang menjadi pemusnah hasil pertanian di Mesir ketika Israel
terus ditahan oleh Firaun. Belalang pelahap menandaka kutuk dan hukuman bagi
orang yang tidak percaya Tuhan yang hidup, Allah Israel.
Pertanyaannya adalah apakah orang Kristen jika tidak
membayar perpuluhan akan mengalami nasib serupa dengan yang Allah timpakan
kepada orang Mesir? Lalu di mana perbedaan umat yang percaya Tuhan dan
berlindung di balik kuasa darah Yesus dengan mereka yang tidak percaya Tuhan?
Bukankah Malaikat Maut akan melalukan rumah-rumah mereka yang kedapatan palang
pintunya telah dilumuri darah anak domba itu? Artinya, bukan hanya kutuk, tulah
dan bencana, bahkan maut pun lalu dari mereka. Bukankah Dia Bapa yang mengasihi
kita? Apakah kurang kasih-Nya, kasih-Nya tidak lebih besar daripada kutuk itu,
karena tidak memberikan perpuluhan?
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas berarti ada kebenaran
yang sengaja dibelokkan dan belum disingkapkan kepada jemaat Tuhan. Mengapa? Kita tidak menuduh tanpa bukti, tapi
pengajaran dan kebenaran harus disingkapkan.
Namun sebelum itu kita harus mendapatkan pengertian dan
perbedaan tentang kesejahteraan (well-being) atau kemakmuran (prosperity),
kekayaan (riches) dan uang. Jika kita memakai terjemahan dari Google translate pun tidak
tepat. Wealth diterjemahkan sebagai kekayaan (riches), bukan kemakmuran (prosperity) atau
kesejahteraan (well being); padahal arti kesejahteraan (well being / wealth) itu lebih daripada sekedar kemakmuran
dan kekayaan. Setan itu penipu dan ia ingin membuat kebingungan di antara orang
percaya, tentang siapa Tuhan kita Yesus Kristus. Mengapa orang percaya tertipu oleh dia yang menyatakan siapa
Bapa terhadap anak-anak-Nya? Bukankah kita harusnya hanya percaya yang dikatakan Alkitab.
Siapakah Allah Bapa sebagai Allah yang menyediakan
(Jehovah-jireh)?
Kej 22:14 Dan Abraham
menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan" (Jehovah-jireh); sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan
disediakan."
Ini menjadi keyakinan Abraham dan harus menjadi keyakinan
kita, bahwa Dia tidak menuntut kematian Ishak, sebab Dia TELAH MENYEDIAKAN Putra-Nya
yang tunggal sendiri, yakni Yesus untuk mati bagi dosa, bagi maut, bagi
pekerjaan dosa dan maut, bagi semua kutuk termasuk kutuk kemiskinan. Ini bukan
tentang teologi kemakmuran, tapi bagaimana Allah TELAH MENYEDIAKAN bagi mereka
yang beriman dan percaya di dalam nama Yesus Kristus, akan diselamatkan dari
dosa dan maut dan akan dimerdekakan dari segala kutuk. Segala kutuk artinya
semua kutuk, tulah dan bencana yang telah terjadi dan terlepas di Taman Eden
mau pun di Mesir.
Mari kita mulai membahas tentang pengertian dan perbedaan
antara kesejahteraan (well-being) atau kemakmuran (prosperity), kekayaan dan
uang. Lalu kita akan bergerak kepada pengertian dan bagaimana tentang
perpuluhan dan kaitannya dengan hukum tabur tuai.
Ya, kesejahteraan itu memang lebih tepat diterjemahkan sebagai well-being atau welfare, artinya kita dalam keadaan yag sangat baik. Namun kita tidak akan meninjau makna kata-kata ini dari kamus, tapi berdasarkan pengertian Alkitabiah.
Walau pun kemakmuran (prosperity) dan kesejahteraan (wealth, well-being) memiliki arti yang hampir sama, tetapi saya lebih suka menggunakan kata kesejahteraan. Mengapa? Karena kosa kata damai sejahtera (peace) lebih umum disebutkan di dalam Alkitab. Sebenarnya “peace” diterjemahkan sebagai damai sejahtera itu mengandung arti yang luarbiasa. Mengapa? Karena damai sejahtera itu bentuk keadaan yang sangat sempurna, bahkan tanpa melihat kondisi kekayaan dan keuangan orang itu. Kenapa begitu? Apakah tanpa kekayaan orang bisa dikatakan dan bukan hanya merasa dalam keadaan yang sangat sempurna? Bisa, jika kita sudah mendapatkan pengertian dan makna dari kesejahteraan (wealth), kekayaan (riches) dan uang (money). Serta kita sudah mengerti apa artinya Allah yang SUDAH menyediakan segala yang kita perlukan, tanpa ada kutuk, tapi tetap ada dalam damai sejahterah (peace) Tuhan. Inilah sebabnya Yesus mengatakan, damai sejahtera yang Ku berikan berbeda dari yang dunia berikan.
Yoh 14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
1.
Kesejahteraan (wealth / well being) itu Allah yang memberikan
dan menyediakan, sebab Dia adalah Bapa yang menyediakan.
Di mana dan kapan dan kepada
siapa, Allah telah memberikan dan menyediakan Kesejahteraan?
Abraham, bapa orang beriman di
Kej 22:14b, mengatakan: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
Di atas gunung Tuhan itulah
tersedia kesejahteraan, damai sejahtera Tuhan dan semua berkat-berkat-Nya.
Mzm 24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah
yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" 4 "Orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada
penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
5 Dialah yang akan menerima
berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
Berkat apa yang kita terima dari
Tuhan, yang Tuhan sediakan di gunung Tuhan?
Mzm 133:3 Seperti embun gunung
Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN
memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Berkat itu sifatnya seperti
embun, yang datang pada pagi-pagi sekali dan akan menguap. Jika kita dapat
mengambil berkat itu akan cukup untuk kehidupan untuk selama-selamanya, artinya
seumur hidup kita, bahkan terus dapat diturunkan ke anak, cucu kita.
Orang-orang Israel mengumpulkan
manna. Mereka makan manna selama 40 tahun. Angka 40 adalah angka generasi.
Lalu Tuhan memerintahkan untuk mengambil
manna itu dan menyimpannya untuk turun-temurun. Ajaibnya ketika Allah
memberikan manna dan burung puyuh, selalu disertai dengan embun dan mereka
tidak pernah berkekurangan seumur hidup mereka. Kel 16:13-18.
Itulah artinya Allah menyediakan.
Dan di Perjanjian Baru, Yesus lebih menegaskan lagi, apa artinya Allah
menyediakan.
Mat 6:26 Pandanglah burung-burung
di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh
melebihi burung-burung itu?
Lihatlah contoh dan model yang
Yesus pakai untuk menjelaskan Allah yang menyediakan (Jehovah-Jireh). Apakah
belum cukup penjelasan dari Yesus ini untuk meyakinkan kita?
Jika kita masih memiliki
kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang kita makan dan kita pakai, maka
artinya kita masih tidak yakin dan tidak percaya apa yang Yesus katakan tentang
Allah menyediakan.
Mengapa? Pada semua kasus tentang
kekhawatiran dan ketakutan itu pastilah berasal dari indoktrinasi si Setan. Mengapa? Karena si jahat itu adalah raja pembohong yang ingin mencuri
KESEJAHTERAAN dan DAMAI SEJAHTERA yang dari Tuhan itu.
Sekarang perhatikan baik-baik
sekali lagi kata-kata pada ayat Mat 6:26 yang diberi garis tebal saja
menjadi: Burung yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal
dalam lumbung. Apa artinya?
Selama ini pengertian kita telah
dibuat bingung dan iblis terus mencoba membuat bingung orang-orang Kristen,
orang-orang yang percaya Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan dengan
mencampur-adukkan antara PENYEDIAAN ALLAH dengan HUKUM TABUR TUAI.
Khotbah-khotbah yang hampir
seumur hidup kita dengar TELAH MEMBUAT KABUR PENGERTIAN orang-orang Kristen AKAN
KASIH ALLAH sebagai BAPA SORGAWI. Kita dibuat menjadi bingung selama ratusan
bahkan ribuan tahun lamanya, mengapa? Sebab SEBENARNYA PENYEDIAAN DARI ALLAH
itu TIDAK TERKAIT DENGAN PERPULUHAN. TIDAK TERKAIT DENGAN HUKUM TABUR DAN TUAI,
TIDAK TERKAIT dengan LUMBUNG (storehouse). Lihat ayat firman-Nya sekali lagi
yang diperkatakan Yesus sendiri, Putra Tunggal Allah yang duduk dipangkuan
Bapa: YANG TIDAK MENGABUR dan YANG TIDAK MENUAI dan YANG TIDAK MENGUMPULKAN
BEKAL DALAM LUMBUNG.
Artinya kalau pun kita TIDAK
MEMBERIKAN PERPULUHAN dan TIDAK MEMILIKI TABUNGAN oleh karena memang kita tidak
bisa menabung
demi mencukupi kehidupan sehari-hari, TUHAN TETAP MENYEDIAKAN MAKANAN BAGI
KITA.
Itu yang Yesus sedang jelaskan
dan mencoba meyakinkan kita, bahwa PENYEDIAAN ALLAH dan DIA SEBAGAI
JEHOVA-JIREH TIDAK TERGANTUNG PADA HUKUM TABUR TUAI.
Apa artinya Dia sebagai BAPA?
Bapa dalam bahasa aslinya adalah
Abba, yang artinya adalah SUMBER (source) dan PENOPANG HIDUP (sustainer) kita.
Dialah sebagai SUMBER, sebagai
BAPA YANG MENYEDIAKAN oleh KARENA KITA ADALAH ANAK-ANAKNYA. DIA MENYEDIAKAN itu
TANPA DIEMBEL-EMBELI dengan ANCAMAN KUTUK atau TULAH BELALANG PELAHAP.
ALLAH MENYEDIAKAN karena MURNI
MENGASIHI ANAK-ANAK-NYA, TANPA SYARAT.
Mat 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya,
jika ia meminta roti, 10 atau memberi
ular, jika ia meminta ikan? 11 Jadi jika
kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi
Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta
kepada-Nya."
Yesus menuntaskan perkataan tentang
penyediaan Allah oleh Bapamu yang di sorga!
Yak 3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah
kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk.
Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. 11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air
pahit dari mata air yang sama?
2. Kesejahteraan
(wealth) itu bisa ditransfer menjadi kekayaan (riches) dan uang (money).
Ingatlah prinsip di atas, tapi
uang dan kekayaanmu tidak akan bisa MEMBELI atau DITRANSFER menjadi
KESEJAHTERAAN atau DAMAI SEJAHTERA.
Uang dan kekayaan bisa membeli
KEBAHAGIAAN sementara, tapi tidak bisa membeli DAMAI SEJAHTERA dan SUKACITA.
Itu haya dapat dikaruniakan dan diberikan oleh Tuhan melalui Roh Kudus-Nya.
Kapan dan bagaimana terjadinya
tranfer atau transaksi ini?
Kita harus bisa MELIHAT apa yang
Tuhan sudah sediakan dalam hidup kita.
Semua Tuhan sudah sediakan, tapi
mereka yang menjadi makmur dan kaya adalah mereka yang berhasil MELIHAT dan
MENGUSAHAKANNYA.
Mengusahakan di sini bukan
menciptakan, tapi mengambil atau mendapatkan dari ada yang ada dan
mengelolanya. Ada unsur manajemen terkait di dalamnya.
Kekayaan (riches) bisa berbentuk
rumah, kendaraan dan properti lainnya. Kekayaan bukanlah ciptaan Allah dan bisa
diturunkan atau diwariskan.
Uang (money) hanyalah alat tukar.
Seperti juga kekayaan, uang bukanlah ciptaan Allah, tapi hanya buatan manusia.
Kekayaan (riches) dan uang
(money) bisa saling ditransaksikan, diperjual-belikan; tapi Kesejahteraan (wealth)
itu tidak bisa diperjual-belikan. Sekali Kekayaan (wealth) itu ditransaksikan,
bukan dalam artian jual-beli, hanya bisa berlaku 1 arah. Kesejahteraan (wealth)
itu hanya bisa ditransaksikan (dimaterialisasikan) menjadi kekayaan (riches)
dan uang (money), tapi tidak bisa kembali.
3.
Kuasa untuk menciptakan KESEJAHTERAAN (Power to
make wealth) hanya ada pada Allah, karena itu Dia sebenarnya SUDAH MENYEDIAKAN
dari Taman Eden semua PERSEDIAAN, BAIK KESEJAHTERAAN
(WEALTH) dan juga KEKAYAAN (RICHES) itu.
Semua yang sudah disediakan Allah
di Taman Eden untuk Adam dapat mengusahakannya.
Kej 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam
taman Eden untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu.
Mengusahakan di sini berarti mengelola dan membudidayakannya (cultivate) dari
semua yang ada di dalam taman itu. Mengelola itu berarti juga melakukan
pekerjaan manajemen (to manage, kelola). Itu tidak seperti labor atau buruh.
Hubungan antara Adam dengan Allah bukanlah seperti majikan dengan buruh (labor).
Tidak ada kontrak kerja (laboring) seperti itu. Allah tetaplah Allah Penyedia
(Jehovah-Jireh). Adam tidak menciptakan kekayaan atau persediaan dan tidak
bekerja untuk itu, tapi hanya mengelola atau sebagai pengelola Taman Eden.
Namun selain KESEJAHTERAA
(wealth) Allah, Allah juga SUDAH MENCIPTAKAN KEKAYAAN (riches) bagi manusia dan
bagi bangsa-bangsa.
Kej 2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu,
dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. 11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang
mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. 12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada
damar bedolah dan batu krisopras. 13
Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi
seluruh tanah Kush. 14 Nama sungai yang
ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai
yang keempat ialah Efrat.
Kekayaan (riches) yang Allah telah ciptakan yakni kekayaan alam, yang
menjadi sumber kedua bagi manusia untuk menopang Kesejahteraan (wealth)
manusia. Yang pertama adalah PENYEDIAAN. Yang kedua adalah KEKAYAAN.
Kekayaan alam itu dikatakan seperti emas, damar bedolah dan batu kirospras. Ini
adalah barang-barang tambang, yang tidak mengalir, tapi ada di dalamnya. Di
samping barang-barang tambang yang tidak mengalir seperti emas dan batu-batu
berharga, ada pula kekayaan yang mengalir, yang pertama: mengeliling tanah Kush
yakni sungai Gihon. Dan sungai yang kedua juga mengandung kekayaan yang
mengalir, yakni sungai Tigris di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat
adalah sungai Efrat. Tidak dikatakan ke mana sungai Efrat ini mengalir dan
kekayaan apa yang dibawa oleh aliran sungai itu, tapi Efrat berarti kesuburan.
Di sini kita melihat Allah tidak
hanya memberikan kekayaan itu secara eksklusive kepada suatu bangsa, tapi Dia
memberikan kekayaan itu kepada bangsa-bangsa. Tetapi Dia juga berkuasa untuk
MENGALIRKAN KEKAYAAN (RICHES) itu kepada bangsa mana yang Dia kehendaki.
Itu untuk kekayaan yang Tuhan
alirkan atau kekayaan yang mengalir. Tapi bagaimana jika kita tidak mendapatkan
aliran kekayaan itu? Kepada siapa kekayaan itu mengalir? Ingat, aliran kekayaan
itu tidak eksklusive. Bagaimana kita
bisa tau jika kekayaan kita sekarang ini ada pada mereka?
Ams 13:22 Orang baik meninggalkan
warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan
orang berdosa disimpan bagi orang benar.
Sekarang kita bisa pelajari
tentang aliran kekayaan ini dari ayat Amsal 13:22 di atas.
Pertama, aliran kekayaan secara
umum pada orang baik, bukan hanya orang Kristen, terjadi di dalam keluarga,
yakni orang baik mewarisi kekayaannya
kepada anak cucunya. Ingat hanya kepada anak dan cucunya. Bukan sampai
ke cicit atau keturunan sesudahnya. Kekayaan orang baik itu hanya sampai kepada
cucu, atau generasi ke-3. Tuhan tidak menghendaki manusia seumur hidupnya
mencari harta sampai cicit atau 7 turunan. Itu pasti bukan orang baik, tidak
termasuk kriteria orang baik. Itu menurut falsafah dunia. Bagaimana seorang
bapa yang baik menghabiskan waktunya hanya untuk mencari uang dan harta, tidak
mempedulikan keluarganya dan ingin disebut sebagai orang baik?
Kedua, ada porsi kekayaan yang seharusnya mengalir kepada orang
benar. Ini orang Kristen yang benar, bukan sekedar orang baik. Tapi
mengapa kekayaan yang seharusnya kita terima dan menjadi bagian kita itu masih
tersimpan oleh orang berdosa? Mengapa
kekayaan itu tidak mengalir kepada orang benar, malahan mengalir kepada orang
berdosa?
Masalahnya bukan pada orang
berdosa, tetapi orang-orang benar belum dipercaya Tuhan untuk memegang kekayaan
itu. Mereka orang-orang berdosa sangat
giat untuk mencari harta. Harta itu hanya di dapat dengan bekerja giat dan
bekerja sangat keras. Mereka harus menggali harta itu dan mencarinya siang dan
malam. Jadi, sebenarnya Allah tidak
menghendaki orang Kristen itu seperti orang dunia yang terus-menerus bekerja
keras siang dan malam untuk mencari kekayaan. Itu bukan mentalitas jenis
pekerja yang Tuhan inginkan.
Namun ada saatnya Tuhan akan
mengalirkan kekayaan orang-orang berdosa kepada orang-orang benar?
Mi 6:10 Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang
fasik dan takaran efa yang kurang dan terkutuk itu?
Sekarang kita lupakan kekayaan
yang masih disimpan orang berdosa itu, sebab akan ada waktunya Tuhan
mengalirkan kekayaan bangsa-bangsa kepada satu bangsa, yakni bangsa yang kudus,
imamat yang rajani.
Apakah tidak ada orang Kristen atau
orang benar yang kaya? Banyak sekali, tetapi tidak sebanyak orang berdosa.
1Kor 1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika
kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak
banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
Orang dunia memandang harta,
tidak terpandang berarti mereka bukanlah orang-orang yang kaya.
Sekarang apa yang harus kita
mengerti, siapkan dan lakukan, supaya kita memperoleh kuasa untuk mendapatkan
kekayaan. Ingat bukan menciptakan kekayaan, tapi mendapatkan.
Kita butuh hikmat untuk mendapat kekayaan
yang mengalir. Kekayaan itu mengalir. Dari mana kita mendapat kekayaan itu?
Ef 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam
Kristus telah mengaruniakan kepada kita
segala berkat rohani di dalam sorga.
Sekarang demi nama Yesus Kristus,
Bapa telah mengalirkan kekayaan dari sorga ke dalam hati kita berupa berkat
rohani. Itu adalah Kesejahteraan (wealth) , berkat rohani kita. Kesejahteraan
(wealth) adalah sumber kekayaan kita. Kekayaan itu ada di dalam kita dalam
bentuk Kesejahteraan (wealth) dan ditandai dengan damai sejahtera (peace) dari
Roh Kudus.
Dia memberikan kita HIKMAT untuk
kita dapat membuat terjadinya transaksi dari KESEJAHTERAAN (WEALTH) kepada
KEKAYAAN (RICHES) dan UANG (money). Hanya dengan hikmat kita dapat melihat dan
memiliki kemampuan mentransfer Kesejahteraan kita menjadi kekayaan (riches) dan
uang (money).
Tidak ada yang boleh berubah
ketika terjadi transfer itu, baik damai sejahtera dan sukacita kita. Keadaan
itu tidak boleh berubah, karena itulah yang sebenarnya dicari bangsa-bangsa
yang tidak memiliki damai sejahtera Tuhan.
Kita melihat perjalanan bangsa
Israel keluar dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Mereka tadinya diperbudak di
Mesir, statusnya adalah budak. Mereka sebelum menjadi budak, status mereka
adalah para pekerja atau para buruh. Profesi orang Israel di Gosyen adalah
penggembala ternak , pertanian, bidan, perawat, tabib, perajin, dan lain
sebagainya. Tetapi di luar Gosyen umumnya mereka menjadi buruh, tapi
perempuan-perempuan juga bekerja sebagai bidan dan perawat. Mungkin para lelaki
mereka menjadi buruh bangunan dan buruh di ladang. Tetapi setelah Firaun yang
tidak pernah mendengar tentang Yusuf,
mereka orang Israel mulai dipaksa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang berat di ladang. Salah satunya adalah membuat batu bata dengan bahan
jerami dan tanah liat di ladang. Itu merupakan pekerjaan yang berat dan
memilukan hati mereka, karena disertai dengan penganiayaan dan penindasan dan
mereka tidak mendapatkan upah (Ulangan 26:6). Mereka diperbudak dan dianiaya
empat ratus tahun lamanya, tetapi akhirnya mereka memperoleh juga upah mereka yang
selama 400 tahun itu dengan harta benda yang banyak oleh karena Tuhan yang
bertindak (Kej 15:13-14).
Ketika akhirnya mereka masuk ke
Kanaan yang merupakan Tanah Perjanjian mereka mendapatkan begitu banyak
tanah-tanah, kota-kota, perkebunan , rumah-rumah yang sudah terisi,
harta-benda, sumur-sumur dan seterusnya. Mereka bukan lagi budak, tapi orang
merdeka di atas dasar perjanjian yang dibuat Allah kepada bapak-bapak moyang
mereka, Abraham, Ishak dan Yakub (Ulangan 6:10-11). Itu adalah ikat-janji yang
Allah perbuat dengan pihak keduanya yang diwakili Abraham, Ishak dan Yakub.
Kej 15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu
penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
Mungkin belum begitu jelas maksudnya
upahmu di sini, tetapi jelas ini bukan perjanjian antara seorang bapa dan anak,
tapi seorang tuan kepada hambanya yang setia (Kej 26:5).
Kej 26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan
menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada
keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah
yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
Kej 26:3 berbicara tentang
pernyertaan dan berkat secara jasmani kepada Yakub, sebagai upahnya jika ia
taat.
Kej 26:4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit;
Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu
semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, 5
karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya
kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
Ini adalah berkat secara rohani,
sebab tidak langsung dinikmati oleh Yakub sendiri dan tidak juga oleh Abraham,
melainkan oleh keturunannya.
Kej 26:6 Jadi tinggallah Ishak
di Gerar.
Ayat Kej 26:6 ini khusus
berbicara tentang ketaatan Ishak kepada Tuhan atas instruksi-Nya.
Kej 26:12 Maka menaburlah Ishak
di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat;
sebab ia diberkati TUHAN. Kej 26:13 Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian
lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.
Kisah perjanjian yang dilakukan
Allah kepada Ishak lebih jelas lagi memberikan arti dari upah yang secara
jasmani, selain upah secara rohani.
Ishak menjadi kaya setelah terjadinya transfer atau transaksi. Ternyata
transaksi itu adalah karena adanya ikat-janji dan adanya ketaatan, juga ketekunan
Ishak mengelola tanah dan ternaknya, yang menyebabkan dia menjadi
kaya dan berpengaruh.
Jadi, apa bedanya orang Kristen
yang kaya dengan orang Kristen yang seumur hidupnya tidak pernah kaya? Saya pikir, ia tidak dapat melihat apa yang
Tuhan sediakan, tidak melihat kesempatan dan tidak mengusahakannya dengan baik.
4.
Kemakmuran, Uang dan Mamon.
Mari kita lihat apa dan siapa itu
Mamon.
1.
Mamon itu tidak jujur:
Luk 16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan
mempergunakan Mamon yang tidak jujur,
supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah
abadi."
Tidak jujur artinya pembohong.
Itu sifat asli daripada Mamon. Raja segala dusta adalah Setan.
2.
Mamon itu seperti tuhan:
Mat 6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon."
3.
Mamon bersaing dengan Tuhan:
Luk 16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena
jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia
akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan
kepada Mamon."
Jadi jelas, Mamon itu
bertentangan dengan Allah. Mamon itu bukan uang. Tidak bisa Mamon diterjemahkan
sebagai uang dan uang sebagai Mamon. Mamon itu spirit dan roh. Mamon adalah
dewa kemakmuran yang disembah orang-orang Kanaan di zaman dulu, sebelum Israel
menduduki Kanaan. Namun spirit itu tidak pernah mati, bahkan terus menguasai
manusia, khususnya menguasai keuangan. Iblis tau di mana ia harus menempatkan
dirinya di antara manusia, sekali pun di antara orang-orang kudus.
Yudas salah seorang murid telah
tertawan oleh Mamon, menjadi tidak jujur dan penipu. Ia bahkan telah menjual
Yesus demi 30 keping perak. untuk apa uang bukan kekayaan dengan cara koin koin
uang.
Kenapa Dia harus dijual demi
uang? Ini karena spirit Mamon akan
mencoba berbicara terus tentang
menghargai orang untuk sejumlah nilai uang. Itu sebabnya orang-orang
lebih menghargai orang-orang kaya daripada orang benar dan jujur. Itu sebabnya
terjadi perbudakan dan human trafficking. Spirit Mamon inilah yang ada
dibelakang semuanya itu.
Bagaimana mengetahui sesorang
masih dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual Mamon? Jika anda suka menilai
orang dengan uang: oh dia mah sudah milyuner. Itu tandanya anda masih memegang
prinsip-prinsip dunia yang sudah dihantui spirit Mamon.
Peristiwa yang jelas orang
tertangkap dan dikuasai spirit Mamon terjadi pada Ananias dan Safira.
Kis 5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya
Safira menjual sebidang tanah. 2 Dengan
setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain
dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa
hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian
dari hasil penjualan tanah itu? 4 Selama
tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual,
bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan
perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai
Allah." 5 Ketika mendengar
perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan
semua orang yang mendengar hal itu.
Jadi apa yang sebenarnya terjadi
di sini? Sebelumnya ada orang bernama Barnabas yang artinya anak penghiburan.
Kis 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan
meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
Jadi orang-orang memberikan ke
dalam pelayanan itu bukan hal yang buruk. Barnabas menjual sebagian tanah dan memberikan
seluruh uangnya ke dalam pelayanan. Dan jadi di sini pasangan suami-istri,
Ananias dan Safira ini termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Mereka
bersemangat akan hal itu. Mereka bermaksud menyerahkannya kepada pelayanan,
tetapi yang terjadi adalah saat mereka menerjemahkan kekayaan mereka yang
berupa tanah itu menjadi uang sesuatu berubah dalam hati mereka. Sesuatu
mencengkeram mereka. Sesuatu yang tidak mereka duga dan tidak mereka siapkan. Dan roh Mamon itu mencengkeram hati mereka.
Mereka sebenarnya tidak mencintai
Kekayaan (riches), oleh karena itu mereka bersedia menjual tanah mereka dan
memberikannya kepada pelayanan. Berapa
banyak yang mereka mau berikan? Jawabannya adalah seratus persen dan mereka
tidak punya masalah sampai titik itu. Kami akan memberikan semuanya ke dalam
pelayanan seratus persen. Sekarang ketika mereka menjual tanah mereka, saat
mereka mengubahnya menjadi uang, sesuatu berubah dalam diri mereka. Kita tidak
tau persis bagaimana, tapi kecurigaan saya mungkin terjadi seperti ini. Mungkin mereka punya tanah yang strategis yang
mereka pikir, katakanlah mereka pikir itu bernilai lima ratus juta rupiah. Dan
semua itu berjalan dengan baik. Kita akan berikan saja seluruh jumlah itu ke
dalam pelayanan. Ternyata tanah itu laku dengan harga 800 juta rupiah. Jauh
dari perkiraan mereka. Ketika itu terjadi mereka berpikir dengan baik: Mari
kita berikan 500 juga seperti yang sudah kita niatkan. Simpan 300 juta untuk
sesuatu nanti. Tidak ada yang tahu. Jadi
apa yang mereka lakukan adalah mereka mengambil apa yang merupakan tanah kekayaan
mereka, mengubahnya menjadi uang dan saat itu spirit Mamon memukul hati mereka
dan sekarang mereka tidak bersedia untuk menghormati komitmen mereka. Karena berapa banyak hasil penjualan tanah
yang didedikasikan sebelumnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan mereka tetap
memperlakukannya sebagai milik mereka.
Meskipun itu masih milik mereka,
ketika mereka memberikannya mereka memberikannya saat masih berupa tanah. Tetapi
ketika mereka mengubahnya menjadi uang mereka mengambil sebagian dari apa yang
telah dipersembahkan kepada Tuhan dan memutuskan demikian. Mereka mati sebagai
akibat dari menyentuh apa yang didedikasikan untuk Tuhan.
Kita lihat di sini adalah saat
Anda mentraksasikan antara kekayaan (mungkin berupa properti) menjadi
uang(money) Anda perlu memahami itu berpotensi buat roh Mamon, yang berpotensi
berhubungan dengan hati Anda. Sebelum terjadi transaksi pastikan Anda robohkan
dulu altar dari spirit Mamon itu dari hati dan pikiran Anda untuk memastikan bahwa
apa yang Anda lakukan ada di hadiri oleh Roh Kudus dan bukan oleh roh Mamon,
sehingga anda dapat mencapai maksud dan tujuan Kerajaan.
Jadi apa kemakmuran? Kemakmuran
dengan cara ini adalah memiliki persediaan (wealth and riches) dari Tuhan yang
cukup untuk melaksanakan instruksi Tuhan. Apa itu uang? Uang adalah alat yang
kita gunakan untuk mencapai instruksi Tuhan. Nilai uang itu sebenarnya tidak
ada. Tapi, melihat itu semua uang itu dengan dipengaruhi oleh spirit Mamon,
maka hati orang berubah dan mereka menyimpang dari iman mereka.
Dan inilah yang sangat menarik.
1Tim 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh
memburu uanglah beberapa orang telah
menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Jadi tidak salah menjadi kaya,
hanya jangan cinta uang. Kekayaan itu Allah yang menciptakan, tapi ada spirit
Mamon yang melekat pada uang.
Uang itu dinilai dari seberapa
tinggi nilainya dibandingkan dengan kekayaan (emas). Uang juga dinilai dibandingkan
dengan barang atau jasa, membentuk sebuah harga dan biaya. Jadi nilai uang itu
relative. Uang itu sebenarnya tidak bernilai jika tidak dibandingkan dengan
emas (kekayaan). Tapi berapa banyak negara-negara yang seenaknya mencetak uang
tanpa dijamin dengan cadangan emas yang mereka miliki, termasuk Amerika Serikat
dengan dollar mereka? Artinya semua uang itu telah terkena spirit kebohongan
atau spirit Mamon.
5. Makna
Perpuluhan dan korelasinya dengan orang Kristen
Perpuluhan terbagi menjadi dua
macam tergantung darimana kita memandang dan apa yang kita percaya:
1.
Perpuluhan menurut Keimamatan Melkisedek.
2.
Perpuluhan menurut Keimamatan Lewi atau Harun.
Mengapa harus terbagi dua? Karena
tujuan perpuluhan menurut kedua keimamatan itu juga berbeda. Tetapi yang pada
umumnya di gereja-gereja terjadi kesimpang-siuran dan juga kebingungan selama
ribuan tahun tentang perpuluhan ini. Mengapa? Karena ada faktor Mamon yang
bermain. Mengapa faktor Mamon bisa ikut bermain dalam perpuluhan?
Ketidakjelasan, kurang pengertian, kurang hikmat atau kesengajaan. Itulah
faktor Mamon yang membuat orang-orang di dalam gereja menjadi tidak jujur dan
bahkan menjadi serakah dan bertentangan dengan aturan keimamatan, baik menurut
aturan Melkisedek, mau pun menurut keimamatan Lewi. Artinya Gereja belum
seluruhnya dimerdekakan dari faktor Mamon seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Perpuluhan Menurut Keimamatan Melkisedek
Kej 14:17 Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para
raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke
lembah Syawe, yakni Lembah Raja.Kej 14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti
dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. 19 Lalu ia memberkati Abram, katanya:
"Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit
dan bumi,Kej 14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan
musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari
semuanya.
Tujuan persepuluhan berkaitan
dengan kepentingan Kerajaan (Kingship). Dan perpuluhan tidak terkait dengan
penyediaan (provision) Tuhan di rumah-rumah, kebutuhan keluarga atau kebutuhan pribadi,
tapi terkait erat dengan kehidupan berkerajaan.
Dikatakan Abraham mempersembahkan
sepersepuluh dari rampasan kepada raja Salem, seorang imam besar Allah Yang
Mahatinggi, maka Abraham mengakui kedaulatan Kerajaan Allah Yang Mahatinggi
yang telah memberikan kemenangan baginya.
Dapatkah saudara bayangkan berapa
besar rampasan perang yang diperoleh Abraham dengan mengalahkan Kedarlaomer dan para sekutunya, yang semuanya adalah 4
kerajaan. Jelas hasil rampasan itu bukan hanya untuk keperluan keluarga Abraham
saja yang bahkan ia belum memiliki anak.
Jika banyak pengkhotbah
mengaitkan perpuluhan yang ada di kitab Malaekhi mau pun kitab Ulangan itu
sangat tidak relevan, karena relevansi dari kitab ulangan dan Malaekhi adalah
dengan orang Israel dan keimamatan Lewi. Sebab pada waktu itu belum ada
keimamatan Lewi.
Barulah berlaku keimamatan Lewi
di kitab Keluaran. Di dalam kedua kitab itu baik Ulangan mau pun Malaekhi ada
berkat dan kutuk yang terkait dengan ketidakjujuran dalam memberikan
persepuluhan. Mengapa ada berkat tapi
juga ada kutuk?
Karena pada dasarnya keimamatan
Lewi dan orang Israel pada masa itu masih hidup menurut hukum Taurat dan demikian
pula sampai sekarang ini, yang tidak lain masih berada di bawah hukum dosa dan
maut. Jadi masih belum dibebaskan dari kutuk.
Yesus disalib karena menanggung semua
kutukan. Apakah kita yang sudah percaya Yesus dan beriman di dalam nama-Nya
masih harus menanggung kutuk karena kita lalai tidak membayar perpuluhan? Apakah kita masih hidup menurut keimamatan
Lewi atau Harun? Bukankah kita adalah dimaksudkan adalah bangsa yang kudus,
milik kepunyaan Allah sendiri, bangsa yang berkerajaan, imamat yang rajani?
Tidak lain yang dimaksud itu adalah Gereja.
1Ptr 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari
kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10
kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi
umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh
belas kasihan.
Apakah patut belas kasihan
disandingkan dengan kutuk dan bukannya hanya berkat?
Apakah orang Kristen yang selama
ini setia membayar perpuluhan hanya karena dengan alasan takut belalang pelahap
atau karena memang takut akan Tuhan? Ketahuilah belalang pelahap tidak menyerang
pertanian di Gosyen, tempat orang Israel tinggal, tapi hanya di Mesir di luar
Gosyen. Ada perlindungan Tuhan kepada umat-Nya.
Apakah hukum tabur tuai itu yang
menjadi penentu bagi penyediaan Allah untuk anak-anaknya? Atau Tuhan
menyediakan karena Ia adalah Bapa yang mengasihi anak-anaknya?
Apakah penyediaan Tuhan sebagai
Bapa sorgawi itu bersyarat? Apakah kasih Bapa buat anak-anak-Nya itu bersyarat?
Kita ulangi lagi penjelasan
sebelumnya.
Matius 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan
tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Lihat! Burung-burung itu tidak
menabur dan tidak menuai, bahkan juga tidak pernah menabung! Tapi diberi makan
oleh Bapa di sorga? Burung-burung itu tidak pernah menabung kenapa? Apakah ada
hewan-hewan yang mengumpulkan makanannya? Banyak, seperti semut, lebah. Bukan
berarti kita tidak perlu menabung, tapi harus bijak bagaimana menggunakan uang.
Dalam Kerajaan penekanannya bukan bagaimana kita menyimpan dan menabung, tapi bagaimana
kita mendapatkan akses dari sumber-sumber yang Tuhan sediakan, yang tidak
terbatas! Ketika kita membutuhkan itu ada.
Mana itu datang setiap pagi dan
orang Israel harus mengambilnya secukupnya, tidak perlu menyimpannya, karena
akan busuk dan berulat pada keesokkan harinya (Kel 16:16-20). Doa yang Yesus
ajarkan, berikanlah makanan kami yang secukupnya (Mat 6:11). Tuhan hendak
mengajarkan kita, supaya jangan menjadi orang yang serakah dan rakus. Ia
membenci orang rakus (Bilangan 11:4, 33-34).
Yesus memakai burung-burung
sebagai contoh, karena mereka tidak khawatir. Mereka percaya ada penyediaan
Allah.
Jadi apakah kita sebagai
anak-anak Bapa harus khawatir kalau tidak menabur? Tidak menuai? Tidak punya
tabungan? Apakah Bapa tidak memberikan makanan? Apakah kita akan dikutuki-Nya
jika tidak menabur? Bukan berarti kita tidak harus mengusahakan, sebab itu
adalah perintah pertama yang diberikan kepada Adam untuk mengusahakan apa yang
sudah diberikannya di Taman Eden. Tuhan sudah memberikan penyediaan-Nya dan
berkat-berkat-Nya dalam bentuk yang harus kita bisa melihatnya misalkan bakat,
kecerdasan, tenaga, kesehatan. Itu semua harus diusahaka, supaya berkat-berkat
rohani yang diberikan diterjemahkan menjadi berkat jasmani atau kekayaan. Itu
adalah kuasa untuk memperoleh kekayaan, karena ada faktor penyertaan dan berkat
Tuhan.
Mat 6:26 menjelaskan kita tidak
perlu menabur dan karenanya jangan pusingkan juga tentang tuaian hanya sekedar
untuk mendapatkan makanan dan roti dari Bapa. Dan bagaimana ada belalang
pelahap beroperasi jika tidak ada tuaian? Bahkan tidak tersedia makanan di
gudang (storehouse)?
Artinya penyediaan Allah itu
tidak terkait sama sekali dengan hukum tabur tuai, namun hanya karena Dia
adalah Bapa sorgawi kita. Betul-betul
murni karena kasih-Nya dan tanggung-jawab-Nya.
Bapa itu dalam bahasa ibraninya: abba
yang berarti sumber, penyedia. Father
bahasa Yunaninya “pater” atau sustainer, artinya pelindung, penjaga, pengayom.
Lantas mengapa kita harus
mengikuti teladan Abraham dalam memberikan perpuluhan? Karena itu terkait
dengan keimamatan yang menurut peraturan Melkisedek. Karena Allah turut
berperang yang menyebabkan Abraham menang. Mengapa Allah turut berperang? Itu
dikatakan seorang imam Allah Yang Mahatinggi dan Abraham dipakai Allah bukan hanya
untuk merebut kembali Lot dan keluarganya, tapi untuk menunjukkan keperkasaan
Allah melalui hidupnya Abraham. Ada benih Kerajaan dan akan lahir seorang Raja
segala raja melalui keturunan Abraham.
Jadi ini bicara tentang Kerajaan
dan Kerajaan-Nya adalah Kerajaan Terang dan Kerajaan Damai Sejahtera. Imam besar Allah Yang Mahatinggi itu adalah
raja Salem, raja damai sejahtera. Ia menjadi imam besar menurut aturan
Melkisedek.
Apa yang kita tabur di dalam
Kerajaan juga akan dituai oleh Kerajaan, di dalam Kerajaan. Tuaian ini bukan hanya
tuaian secara lahiriah atau harta atau kekayaan (riches), tapi damai sejahtera
(wealth) Tuhan, untuk pekerjaan Tuhan di bumi ini.
Perpuluhan bertujuan
mengembangkan kerajaan-Nya. Perpuluhan adalah buah dari ketaatan bukan
ketakutan dan ancaman, tapi buah dari kemenangan.
Perpuluhan Menurut Keimamatan Lewi Atau Harun
Bangsa Israel memilih sendiri keimamatan
Lewi sejak mereka keluar dari Mesir, padahal Allah telah menyediakan keimamatan
yang lebih tinggi yang sudah ada sebelumnya. Sejak suku Lewi terpilih untuk
melayani Tuhan, maka orang Israel membayar perpuluhan menurut keimamatan Lewi.
Sejak awal Tuhan telah mengatakan bahwa memberikan perpuluhan di dasarkan atas
konsep penatalayanan dan hubungan sosial. Bukan satu golongan saja yang berhak
atas persembahan perpuluhan (orang Lewi) tetapi juga janda, yatim piatu, dan
orang asing (mereka yang tidak mempunyai tanah atau penghasilan tetap).
Ternyata, sejak awal Tuhan telah menekankan bahwa persembahan perpuluhan tidak
hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga berdimensi sosial.
Jadi perpuluhan menurut
keimamatan Lewi sentralnya adalah untuk penatalayan di rumah Tuhan dan terkait
dengan keadilan sosial di dalam komunitas, yakni mereka yang tidak mampu
mendapatkan penghasilan. Lewi mendapatkan jatah khusus oleh karena mereka
secara khusus ditugaskan untuk hanya melayani Tuhan dan tidak memiliki penghasilan,
bahkan mereka tidak berhak atas pembagian tanah-tanah yang adalah sumber
penghasilan. Yesus mengkritik mereka yang menuruti perintah persepuluhan dengan
kaku, tetapi melupakan hal-hal yang lebih utama: keadilan, belas kasihan, dan
kesetiaan (Mat. 23:23).
Mat 23:23 Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang
terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan
dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Jadi jelas, perpuluhan menurut
keimamatan Lewi masih terkait dengan hukum Taurat dimana peranan perpuluhan itu
hanya sebatas urusan di dalam rumah Tuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
tidak punya penghasilan dan dengan memperhatikan keadaan sekitar.
Pada keimamatan Harun atau Lewi,
tidak terlihat kaitan dengan kepentingan Kerajaan Allah. Bisnis Kerajaan adalah
tentang kemajuan Kerajaan, bukan sekedar penatalayanan dan aspek sosial.
Kis 6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah
sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap
orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam
pelayanan sehari-hari. Kis 6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu
memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah
untuk melayani meja. Kis 6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang
dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami
mengangkat mereka untuk tugas itu, 4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan
pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."
Lagi-lagi orang Yahudi. Di antara
mereka telah melekat begitu kuat keimamatan Harun. Dan begitu kentara karakter
yang mudah bersungut-sungut, mirip dengan yang terjadi di padang gurun. Tetapi
para rasul menyadari hal itu tidaklah boleh menghambat pekerjaan memperluas
Kerajaan Allah di bumi ini.
Apa hasil dari keputusan
strategis para rasul?
Kis 6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem
makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Kerajaan Allah diperluas karena Firman Allah makin tersebar.
6. Prinsip
Hukum Tabur-Tuai.
Apa yang sebenarnya terjadi pada ishak di Gerar, tanah Filistin? Allah
sedang mengajari Ishak prinsip tabur-tuai. Apa tujuan menabur dan menuai? Untuk mencapai tujuan Kerajaan.
Kej 26:1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu. — Ini
bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu
Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. 2 Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta
berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan
Kukatakan kepadamu. 3 Tinggallah di
negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati
engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri
ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
Apakah di sini Tuhan sedang
berbicara tentang keluarga Abraham atau tentang bangsa-bangsa kepada Ishak?
Apakah fokus Tuhan hanya kepada keluarga Abraham, Ishak dan Yakub? Jelas tidak.
Tuhan sedang membicarakan sebuah bangsa yang berasal dari keturunan Abraham dan
Ishak untuk mendiami negeri itu. Tuhan mengatakan agar Ishak tidak usah takut
karena bencana kelaparan yang terjadi pada masa itu. Abraham dulu ke Mesir pada
saat terjadi masa kelaparan di masa dulu. Tetapi sekarang Tuhan
menginstruksikan Ishak, supaya jangan ke Mesir, sebab Dia akan turut bekerja
dan memberikan berkat-Nya. Tuhan sedang mengalihkan fokus dari pikiran Ishak,
supaya tidak fokus kepada masalah kelaparan, tapi fokus pada tujuan dan rencana
Tuhan, yakni membentuk sebuah bangsa yang akan menurunkan seorang Mesias.
Kej 26:12 Maka menaburlah Ishak
di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat;
sebab ia diberkati TUHAN.
Jika kita berpikir itu mengatakan
apa fokus kita. Fokus kita mungkin bagaimana
Tuhan memberkati keluarga saya untuk memenuhi kebutuhan saya dan keluarga saya.
Tapi lihat di sini, bagaimana Tuhan telah mengalihkan fokus Ishak dan supaya
mengalihkan juga fokus kita dari sekedar mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidup, tapi
menjadi untuk dapat memenuhi tujuan Tuhan dan rencana Tuhan dalam hidup. Kita ada
di sini untuk melayani-Nya. Kita di sini untuk menjadi duta besar Kerajaan. Apa
artinya? Hidup kita bukan tentang Tuhan
yang menyediakan, tapi hidup kita adalah
tentang nama-Nya, kemuliaan-Nya, kehormatan-Nya, tujuan-Nya. Apa tujuan Tuhan?
Supaya Kerajaan-Nya turun ke bumi ini, menjadi nyata, menjadi realita.
Lihat bagaimana melalui hidup Ishak,
Tuhan memperluas pengaruh dan dampak Ishak kepada kehidupan di mana ia berada.
Kita lihat bagaimana fungsi tabur-tuai dalam Kerajaan yang hendak dibangun
melalui hidup Abraham, Ishak dan Yakub.
Ketika kita sudah memahami dan menempatkan kita di mana pun di situlah
kita masuk, menabur dan menuai.
Kita lihat hasil daripada
tabur-tuai yang dikerjakan Ishak adalah 100x lipat. Ini bukan bisnis biasa,
tapi bisnis Kerajaan. Di dalam bisnis
dalam sistem dunia usaha, orang sangat senang dengan persentase keuntungan atau
pengembalian. Oh saya mendapat keuntungan bersih delapan persen, saya mendapat
15 persen, bahkan 50 persen. Tapi dalam ekonomi Kerajaan yang ditunjukkan Tuhan, kita tidak berurusan dengan persentase, kita
berurusan dengan lipat, pelipat gandaan. Hasilnya Ishak menuai 100x lipat, berarti
10,000 persen. Hasilnya perkalian banyak kali lipat, 30 kali lipat, 60 kali lipat dan 100 kali
lipat. Seratus kali lipat itu bukan
hasil yang maksimum, masih banyak lagi perkalian
yang bisa dilakukan selain seratus kali, tapi inilah konsepnya. Suatu hasil
yang tidak mungkin di dalam bisnis ekonomi dunia, menjadi hal yang biasa dalam
ekonomi bisnis Kerajaan.
Tuhan harus menguji dulu hidup
dan iman kita, terutama ketika kita berada di altar . Dengan setiap kemenangan
berturut-turut, dan fokus pada panggilan tertinggi hidup kita (Kej 1:26) untuk
melayani Dia di dalam Kerajaan-Nya kita akan ditempatkan sebagai
ambassador yang dipercaya untuk memegang kunci Kerajaan.
PENUTUP
Tuhan memberimu kekuatan untuk
mendapatkan kekayaan (the power to get wealth), tetapi bukan agar kamu dapat
mengkonsumsinya karena keserakahan atau keinginan egois, melainkan agar
perjanjian-Nya ditegakkan di bumi.
Satu-satunya peringatan adalah,
ketika kamu diberkati dan kenyang, bahwa kamu mengingat semua hal yang telah Tuhan
berikan kepadamu, semua bantuan dan kebutuhan yang telah Tuhan berikan
sementara kamu belajar bahwa adalah dengan Firman-Nya kamu hidup dan bukan
dengan hal-hal itu. Adalah dengan
sukacita KAMU menerima pemenuhan doa-doa Anda;
kesehatan, kekayaan, pemulihan, rekonsiliasi keluarga, dan segala
sesuatu di antaranya. Tetaplah berpaut pada tujuan dan rencana Tuhan dalam
panggilan-Nya yang tertinggi. Kamu dapat menumpuk di bumi dengan kekuatan Anda
sendiri. Tuhan telah menyediakan bagimu seluruh hidupmu dan akan terus begitu,
tidak peduli apa kebutuhanmu, sampai akhirnya kau bersama-Nya untuk
selama-lamanya.
Amin