Panggilan Ilahi - bagian 3

Catatan Komsel 28-07-2023

PEMBUKAAN

Yesus itu Anak Allah, huios, Putra Allah yang berkemenangan. Jadi panggilan hidup kita itu menjadi serupa dan segambar dengan Anak-Nya berarti kita menjadi anak Allah. Kita juga dipanggil menjadi huios, sama dengan Yesus. Kita alami proses yang sama di dunia ini. Yesus menjadi pola bagi kita di mana Dia telah menang dan berhasil mewujudkan apa yang menjadi rencana dan tujuan Allah. Yesus menjadi pola kehidupan dimana  Yesus lebih memilih KETAATAN daripada kehidupan. Dia taat sampai mati, habis-habisan memberikan hidup-Nya, berkorban supaya rencana dan tujuan Allah tergenapi. Kita bisa lihat Yesus dibawa ke padang gurun di mana Yesus dicobai oleh iblis dan itu atas seizin Allah. Dia dicobai dengan 3 macam pencobaan, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup. Dia sudah alami dan menang atas pencobaan dan ujian. Dia menangkal pencobaan itu dengan selalu mengatakan “Ada tertulis”. Jadi Yesus selalu mendasarkan diri-Nya dengan Firman, sebab Dia adalah firman yang telah menjadi manusia. Yesus itu identik dengan Firman. Jadi hidup kita juga sebagai manusia harus identik dengan Firman. Maka kita harus memandang Yesus seperti itu. Yesus hidup oleh firman. Yesus identik dengan firman. Yesus adalah Firman. Kita juga harus sama dengan gambaran Anak Allah itu, sama dengan Yesus. Firman terus berbicara kepada kita, menyerbu hidup kita. Itu sebabnya kita tahu, kita ada di dalam panggilan Tuhan, karena kita telah mendapatkan banyak firman di dalam rumah rohani. Itulah firman yang mendatangi hidup kita. Maka ketika kita terus meresponi firman dengan membuka hati kita, hidup kita diubahkan dan diselaraskan dengan kehendak dan firman Tuhan.

 

PERTANYAAN UTK SHARING dan DISKUSI KOMSEL, dari input tgl 23 JULI 2023

1. Baca dan renungkan :

ROMA 8:29-30  Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

A.      JELASKAN apa panggilan tertinggi hidupmu

B.      Sebutkan PROSES yg dikerjakan Allah dlm hidupmu utk spy panggilan itu terwujud

El: Yesus itu pola. Dia sudah membangun sifat-sifat dasar Allah, kepribadian dan dimensi Allah, karakteristik Allah. Dikatakan kita sudah dipilih, dipanggil dan dibenarkan. Yang menjadi masalah kehendak kita sering melenceng. Kita diciptakan dengan kehendak bebas dan kecenderungan kita berbuat dosa. Itu Allah sudah tau, maka Allah terus melakukan sesuatu sehingga hidup kita benar. Allah tau karakteristik itu, tapi masalahnya kita tidak mau dibenarkan. Ketika kita mau merespon panggilan Tuhan, respon kita harus harus menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Allah. Respon dan ketaatan kita sangat penting. Respon terhadap FT yang mendatangi kita di dalam rumah harus kita respon, sehingga mengubahkan kita sesuai dengan kehendak Allah. Kadang kita tidak mau dibentuk, maunya sendiri, tidak mau sengsara. Jadi kehendak kita tidak mau, padahal Allah memberikan ujian pada kita. Ujian bukan hanya kesengsaraan tapi juga memberikan kesuksesan, kekayaan, apakah kita masih murni di hadapan Tuhan.  Itu sudah jadi pola yang nyata dalam hidup, karena Yesus juga datang sebagai manusia. itu memberikan gambaran, kita juga manusia. Yesus melakukan segala sesuatu yang membuat Dia bisa menyenangkan hati Tuhan. Manusia kita juga bisa melakukan hal yang sama seperti Yesus lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan.  Kita menurut gambar Anak-Nya yang Tunggal itu benar-benar kita harus hidup menurut patron Yesus.

Lh: Kehidupan Yesus itu menjadi contoh, terutama ketaatannya di dalam rumah Yusuf dan Maria. Ketaatan-Nya yang paling nomor satu. Firman yang mendatangi hidup saya itu sudah final. Tuhan bilang, lakukan seperti Maria, jangan seperti Marta. Sebab Marta disibukkan dengan hal-hal yang lahiriah, sedangkan Maria duduk dekat kaki Yesus. Berarti Maria memiliki roh yang takut akan Tuhan dan melakukan apa yang Tuhan mau, supaya apa yang Tuhan katakan itu kita taati. Itu yang saya dapatkan, melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan kehendak-Nya. Berarti ketika Bapa bicara, jangan fokus kepada hal-hal yang lahiriah, misalnya kesenangan sendiri, melihat HP buang-buang waktu. Harusnya ada waktu nyicil notes. Tentang kedagingan soal ketakutan dan kekhawatiran,itu berbicara banget. Firman Tuhan sudah final, maka dalam perjalanan rohani dan tantanganya itu untuk kita naik level dan mengalami upgrade. Nah, kelemahan saya untuk menjelaskan Firman Tuhan itu kurang, jadi Tuhan menghendaki saya untuk upgrade. Jadi penting untuk mendengarkan kembali firman, membuat catatan, kita kerjakan dengan ketaatan.

Ap: Panggilan tertinggi bukan pelayanan, tetapi untuk dibentuk dan dijadikan serupa dengan gambaran Anak-Nya. Panggilan ilahi itu tidak terkait dari hal-hal lahiriah yang melekat pada kita, suku dan ras, agama kita, gelar kita, kekayaan atau kemiskinan kita dan lain-lain. Juga tidak tergantung dari karakter dan sifat kita: apakah hati kita keras, omong kita lembut atau kasar seperti orang Batak, hati kita lembut, pembohong, dlsb. Jadi ini mesti diperjelas.  Misalkan kita terlahir sebagai anak orang kaya, wah berarti panggilan kita untuk meneruskan usaha orangtua kita supaya menjadi berkat. Bukan juga itu, tapi panggilan tertinggi kita tetap menjadi serupa dan segambar dengan Anak-Nya.

Yop: Panggilan tertinggi itu ada rencana dan tujuan Allah yang harus tergenapi di dalam hidup kita.

Ap: Itu luarbiasa panggilan kita ada destiny, tujuan hidup kita.

He: Ya, jadi panggilan Tuhan dalam hidup kita itu bukan untuk kepentingan kita, ada rencana dan tujuan Allah.

Ap: Nah, berarti ada kaitannya dengan Kerajaan. Bagaimana kita hidup dalam kerajaan-Nya, mentalitas Kerajaan. Otomatis itu akan memuliakan Tuhan. Akhirnya kalau kita hidup sesuai dengan pola dan patron Tuhan, kita selaraskan dengan pola itu, tidak di luar pola misalnya: pola rumah dan pola bapa-anak.  Harus betul-betul, bukan teori. Itu memang sudah pola rumah, begini. Tapi kan nanti ada tantangannya lagi. Ketika kita lagi susah betul iya kita cari Tuhan, cari Firman. Tapi begitu kita punya uang, punya gelar, bisa punya pekerjaan, lupa. Itu artinya kan belum mengerti panggilan. Cuma diuji segitu udah mau keluar rumah, mau keluar pola. Artinya mau keluar dari destiny. Ada yang bertanya pada saya, apakah kalau keluar rumah akan kehilangan destiny? Mestinya orang itu sudah mengerti jawabannya kalau mengerti soal panggilan. Kalau kita keluar dari rumah rohani, apakah kita keluar dari destiny? Harusnya kita sudah mengerti jawabannya. Nggak akan kita bahas sekarang. Jadi banyak hal aspek-aspek dari panggilan itu. Banyak dimensinya.

He: panggilan tertinggi hidup saya menjadi huios, menjadi putra Allah di bumi ini. Untuk itu saya dibangun menjadi segambar dan serupa dengan Anak-Nya, yaitu Yesus. Yesus menjadi pola dalam ketaatan, pengorbanan, kesalehan dan ketetapan hati-Nya. Yesus menjadi yang sulung bagi kita semua. Menjadi serupa segambar dalam hal karakteristik Allah, kehidupan Allah. Hidup berdasarkan FT.

Dar: Kita dibentuk seperti pribadi-Nya Allah. Jadi prosesnya, pribadi kita yang tidak sesuai pribadi dan standar Allah itu kita dibentuk. Allah mengizinkan segala sesuatu terjadi itu sebagai sarana membentu hidup kita dan kasih karunia Allah dapat bermanifestasi dalam hidup kita.

El: Sebenarnya proses Allah dalam hidup kita berbeda-beda. Kasih karunia berbeda-beda. Ujiannya berbeda-beda. Saya dulu nyalahin Tuhan, merasa Tuhan itu pilih kasih. Padahal yang sekarang kita dapatkan ternyata Tuhan itu baik. Misalkan Tuhan tidak izinkan saya ke sana. Tuhan malah izinkan saya ke sini, tidak sesuai dengan kehendak saya. Tetapi di situlah ada kehendak Allah. Ketika kita ikuti, kita baru tau. Kadang saya ingin seperti orang-orang , tapi itulah cara Tuhan membentuk hati saya. Tuhan memberi saya kasih karunia supaya tidak mengandalkan hal-hal yang lahiriah itu. Tuhan tau yang terbaik. Saya bisa seperti ini karena Tuhan campur tangan. Saya tidak bisa apa-apa, Tuhan yang kasih kemampuan. Kalau bukan Tuhan yang kasih kemampuan saya nggak akan bisa. Sedang dukungan dari suami misalnya sangat terbatas. Tapi saya melihat cara Tuhan mendidik saya. Jadi intinya itu kasih karunia Tuhan selalui ada.

 


2.  PANGGILAN SORGAWI

Bacalah FILIPI 3:12-14

12  Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. 13  Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, 14  dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

A.      Apakah yg dimaksud dg panggilan sorgawi itu

B.      Apa yg Paulus lakukan spy dia bisa mrmperoleh panggilan sorgawi dlm hidupnya. Jelaskan

Su: Kita harus bisa menjadi huios. Dalam mengejar, jangan pernah melihat ke belakang. Dalam masalah apa pun, jangan pernah menengok ke belakang, tapi kejar tujuan Tuhan yang sudah direncanakan untuk hidup kita. Jadi kita harus mengandalkan Allah itu sendiri. Jangan pernah mengandalkan apa pun dalam dunia ini.

Ap: Panggilan sorgawi bukan untuk kita masuk sorga. Kalau meninggal, masuk sorga. Bukan itu tujuannya. Panggila sorgawi ini serupa dengan panggilan ilahi, hanya panggilan ilahi itu ketika kita lahir baru menjadii bayi rohani. Tapi ini perjalanan takdir dan destiny yang sudah Allah karuniakan.  Panggilan sorgawi seperti Paulus bilang ini adalah masuk ke perlombaan iman yang diwajibkan bagi mereka yang terpanggil dan harus hidup di dalam panggilannya.  Tapi diingatkan tadi, harus mengarah ke depan, jangan terikat masa lalu seperti Terah. Karena kita itu harus selalu progress. Mungkin kita hari ini mendengar FT seperti ini, tapi minggu depan kita sudah maju lagi. Minggu lalu saya bisa menjawab pertanyaan komsel dengan luarbiasa, misalkan. Atau seorang pendeta minggu lalu bisa mengkhotbahkan hal ini, tapi minggu depan kan harus maju lagi. Jangan terikat, jangan senang masa-masa lalu. Maka dibilang kegerakan Tuhan itu terhambat. Misalkan kegerakan Karismatik, kegerakan Pentakosta, mereka manusia itu senang melembagakan, senang terikat dengan masa lalu. Jadi Tuhan sudah bergerak lagi ke mana, kita masih di sini. Jadi kebenaran itu  harus kebenaran terkini yang kita dapatkan. Bukan hidup dengan kebenaran masalalu. Misalkan melihat Yesus masih saja menjadi bayi. Masih saja melihat Yesus di kayu salib. Masih menyesali dosa-dosa kita.  Kata Paulus kita masih di pelajaran anak-anak. Jadi harus memandang ke depan. Naik kelas terus, progres terus. Jadi harus ada gairah, karena Tuhan dan Roh Kudus tidak pernah statis, selalu dinamis. Orang boleh bilang bahwa berbahasa roh itu diulang-ulang, tapi sebetulnya berbeda. Pengucapannya boleh sama, tapi apa yang dikatakan di dalam roh itu berbeda. Nggak akan sama. Dinamis terus.  Selalu memandang ke depan, ke arah destiny. Jangan sampai meleset, jangan sampai kita terdistraksi oleh hal-hal lahiriah lagi dan hal-hal duniawi lagi; karena fokus kita harus ke situ. Sebab Tuhan sudah kasih tau jalannya itu. Kalau terdistraksi lagi, belok lagi. Itu yang terjadi pada Abraham. Sekian lama Tuhan tidak bicara. Orang Israel, karena takut, putar-putar lagi di padang gurun selama 40 tahun. Jadi ada hal-hal yang harus kita perhatikan, walau pun dari Perjanjian Lama, selalu masih aktual sampai hari ini, seperti ketakutan dan kekhawatiran. Jangan sampai kita terperangkap lagi.

Yop: Apa yang dimaksud panggilan sorgawi? Kalau saya melihat FT ini.... dan berlari-lari kepada tujuan untuk mendapatkan hadiah. Yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Yesus Kristus. Jadi panggilan dari Allah. Jadi cuma-cuma. Dia tidak pandang kita seperti apa, kondisi kita seperti apa. Panggilan sorgawi seperti itu yang Tuhan berikan pada kita. Ketika kita berdosa pun Tuhan membenarkan kita. Sesuatu yang dahsyat yang berbeda dengan panggilan dunia. Ini panggilan spiritual dimana nilai, aturan dan prinsip itu dari Allah, bukan dari dunia. Yang dari dunia pada umumnya menanyakan:  kamu punya pendidikan apa, latar belakang kamu apa, kamu punya keahlian apa, dari keturunan siapa (bibit, bebet, bobot). Kalau panggilan sorgawi semua dipanggil, dari latar belakang  Islam, Hindu, Budha; mau mendengarkan Yesus, lahir baru. Panggilan dari Allah dari Yesus Kristus.

Ap: Jadi, sebenarnya berbeda sedikit ya antara panggilan ilahi dan sorgawi. Kalau panggilan sorgawi itu sudah bisa tancap gas, sebab sudah bisa lari-lari, tapi kalau panggilan ilahi, begitu kita lahir baru, kita jadi bayi rohani.

Yop: ya, panggilan sorgawi itu lebih tinggi. Sebab juga berhubungan dengan Kerajaan, di mana ada pemerintahan, kuasa dan otoritas. Maka Paulus berlari-lari mengejar hal-hal yang mulia, karena itu sangat mulia.

Na: Panggilan sorgawi itu berkait  dengan agenda Allah, rencana kekal Allah. Dulu pemikiran saya masuk ke sorga, tapi ternyata ada target untuk memenuhi panggilan sorgawi itu. Sorga itu punya rencana. Mengapa Allah menciptakan manusia?  Allah itu memiliki rumah di sorga, tapi Allah juga ingin memiliki tempat kediaman di bumi, sehingga sorga dan bumi menjadi satu. Tujuan panggilan sorgawi itu terjadi ketika menyatunya Allah dengan kita atau manunggal. Contohnya Yesus. Dikatakan Allah Bapa dan Aku adalah satu.  Itu sebabnya Paulus mengatakan aku belum sempurna, maka dia masih mengejar. Dia bekerja keras untuk mencapai itu, karena dikatakan manusia itu bukan diciptakan, tapi dijadikan (asah). Ada kerjasama antara Allah dengan kita melalui kehendak bebas. Kalau kita sendiri kita tidak berupaya dan berusaha, maka Allah sendiri juga tidak bisa bekerja. Itu yang namanya kerjasama, Allah turut bekerja. Jadi panggilan sorgawi menurut saya itu menghadirkan apa yang ada di sorga itu terwujud di bumi. Lalu siapa yang mampu melakukan itu secara sempurna? Tentunya Yesus, yang sudah menghadirkan, bahkan Bapa dinyatakan, karena Dia katakan: Kalau kau sudah melihat Aku, berarti kau sudah melihat Bapa. Yesus menjadi yang sulung, artinya hal itu sudah berlaku pada Yesus. Kita saudara-saudara-Nya menjadi yang berikutnya. Berarti itu tidak mengawang-awang, bahwa kita bisa menghadirkan sorga di bumi, bahkan bisa merepresentasikan Bapa. Papa Djonny pernah mengatakan kalau kau mau melihat Allah, tidak usah bingung-bingung, lihat saya. Sama seperti kalau kita disuruh mengerjakan sesuatu hanya diberikan buku petunjuknya saja. Gimana?  Sekarang ada contoh dan ada yang mengarahkan, lakukan ini. Kan lebih enak daripada buku petunjuknya saja.

He: Jadi panggilan sorgawi adalah masuk ke dalam rencana dan tujuan Allah untuk menghadirkan Kerajaan-Nya di bumi ini, maka kita dibangun dan dibentuk menjadi serupa dan segambar Anak-Nya. Yesus bisa menghadirkan Kerajaan Allah. Nah kita dibangun seperti itu, bisa menghadirkan Kerajaan-Nya di bumi ini lewat hidup kita. Siapa yang bisa menghadirkan Kerajaan-Nya? Itu tadi, huious. Hanya huious yang bisa mewujudkan apa yang menjadi rencana dan tujuan Allah.

Paulus melupakan apa yang di belakang, artinya melupakan masa lalu. Melupakan hal-hal yang dianggap sampah seperti keinginan daging atau keinginan lahiriah. Mengarahkan diri ke depan, fokus pada hal-hal yang disukai dan berkenan kepada Allah. Fokus pada perkataan-Nya. Fokus membangun hidup kita sesuai dengan standar dan ukuran Allah.

 

 

C. Bacalah IBRANI 3:1

Ibr 3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,

Apa yg harus kalian lakukan utk mendapat bagian dlm panggilan sorgawi?

Dar: Hidup dalam ketaatan kepada bapa rohani. Kalau kita tidak hidup dalam rumah kita tidak tau.

Yop: Pandanglah pada Rasul dan Imam Besar, karena Yesus yang sudah berhasil menjadi patronnya Allah. Semuanya dalam segala aspek kehidupannya. Kadang kita mendapatkan kesulitan memandang kepada Yesus, nah bapa rohani yang mengarahkan kita. Jadi ketaatan itu mengubah cara pandang kita.

Ap: ya, betul taat kepada bapa rohani dengan mengambil contoh ketaatan Yesus. Kita memandang kepada Yesus sebagai Rasul dan Imam Besar.  Keterkaitannya bagaimana? Karena rasul adalah orang yang membangun. Jadi kita mengambil contoh dari seorang sumber anugerah, bapa rohani. Itu yang pertama. Kedua, sebagai Imam Besar.  Imam Besar itu mengenai kasih karunia. Jadi bukan dengan kekuatan kita atau usaha kita. Kita mengharapkan kasih karunia demi kasih karunia; bukan dengan kekuatan kita yang menurut cara-cara dunia, tapi dari apa yang sudah ditunjukkan oleh Yesus sebagai teladan dan sebagai pola.

 

3. Bacalah Ef 4:1-4 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. 2   Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 3  Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: 4  satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

Cara hidup dan sikap hidup yg bgmn yg BERPADANAN atau BERIMBANG dgn panggilanNya itu?

Sama-sama: tidak fokus pada diri sendiri. Lemah lembut, sabar, tunjukkan kasih. Jadi berkaitan dengan AS ONE MAN. Misalnya itu proyek kebun.  Tidak egosentri seperti pola Yesus yang mengosongkan diri, memberi diri. Kita harus bersedia dibentuk berkorban buat saudara yang lain. Cara hidup itu harus kembali ke pola gereja yang mula-mula. Mereka berkumpul, memecahkan roti, sehati dan sepikiran, saling memperhatikan dan saling membantu. Inilah cara hidup dan sikap hidup yang dicontohkan gereja mula-mula. Kita harus memiliki karakter ilahi dan buah roh, harus sudah terbangun. Ini yang masih dirasa sangat kurang. Tapi, kita harus melihat ini secara luas, bukan soal proyek kebun saja. Jangan ada yang merasa kecil hati atau merasa tertuduh karena tidak bisa membantu banyak oleh karena kesibukan pribadi masing-masing. Yang dimaksud kebersamaan  terpenting kita memiliki sikap-sikap yang seperti disebutkan di atas dan bisa saling membantu di mana memungkinkan berdasarkan kasih. Yang  terpenting, jangan kita ini hidup seperti individual, masing-masing, tidak mau saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Jangan sampai terjadi: Masalahku masalahku. Masalahmu masalahmu. Yang penting adalah kita mencoba memperhatikan mulai dari hal kecil, misalnya bagaimana merespon WA.

 

4. Apa artinya kalian MERESPON PANGGILAN atau UNDANGAN Allah itu? Jelaskan.

El: Merespon artinya kita tentang kepribadian kita, persiapan kita, mempersiapkan diri ketika kita diundang raja. Kita menghormati undang Allah itu, kita mau datang.

Na: Kita mesti menghargai undangan, walau pun kalau kita merespon suatu undangan berarti ada pengorbanan. Tidak semua orang dapat undangan. Kalau kita mendapat sebuah undangan berarti yang mengundang itu mengenal kita, mengistimewakan kita. Kadang kita lupa bahwa undangan itu adalah suatu kehormatan, malah kita bersikap sebaliknya. Ketika kita diundang selayaknya merespon bukan secara asal, tapi memberikan yang terbaik. Bukan menyepelekan, sepertinya undangan itu tidak ada artinya, tidak berharga. Maka kita diminta untuk membeli buku-buku, tidak ada yang gratis. Kalau yang gratis itu biasanya tidak dihargai.

Ap:  Tadinya pertama-tama yang diundang hanya orang-orang tertentu, artinya orang-orang yang layak.Tapi mereka menolak undangan itu dengan alasan dan kepentingan masing-masing. Akhirnya diundanglah mereka semua yang ada di jalan-jalan. Tidak tau apakah mereka layak atau tidak, menurut saya, mereka tidak layak.  Kemungkinan besar yang pertama diundang adalah orang-orang Israel dulu. Mereka orang-orang yang layak. Barulah kita, termasuk bangsa-bangsa asing (gentile) ini mendapat undangan. Jadi sebenarnya kita ini tidak layak. Kita dipanggil untuk dilayakkan. Yang terpenting adalah setelah undangan itu, bagaimana kita menyikapinya.

Mesti kita ingat kita respon terhadap undangan Allah itu tidak berhenti sampai dengan lahir baru. Allah selalu mengundang kita untuk naik level dan naik level lagi sampai pada akhirnya akan menjadi samakah dengan gambar Anak-Nya? Kedalaman kita merespon, berarti dengan mempersiapkan diri atas panggilan ilahi-Nya  untuk menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya.

He: Merespon panggilan Allah itu lewat firman. Kalau kita sudah merespon artinya sudah membuka hati, menyambutnya, menerima firman itu dan menjadi pelaku firman.

Le: Merespon berarti tidak ada paksaan dan juga melakukannya dengan sukarela.

Amin.

 

AGENDA MANUSIA ATAU KEHENDAK TUHAN - BAGIAN PERTAMA

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

ROMA 15:1-7

EIDO dan GINOSKO

KETEGUHAN HATI

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

TUJUAN UTAMA GEREJA

Pelajaran Alkitab Galatia 4:21-31

MISTERI ALKITAB DAN RAHASIA KERAJAAN ALLAH