Pada sesi ini papa membahas konsep menjadi kudus dan setia sebagai istri Kristus. Pembicara menekankan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya untuk mengatasi godaan dan mencapai kekudusan. Ia menarik garis paralel antara pencobaan yang dialami Y esus dan pencobaan yang dihadapi orang Kristen masa kini. Papa mengilustrasikan lebih jauh dengan tokoh Musa sebagai teladan keteguhan iman.
Berikut adalah rangkumannya, yang akan membantu Anda memahaminya dengan mudah:
Tujuan Tuhan dalam Hidup Orang Percaya:
Tuhan berharap umat-Nya menjadi kudus dan mencapai kekudusan seperti Kristus.
Ini bukan hanya menjadi umat Tuhan, tetapi juga menjadi kekasih atau istri-Nya.
Untuk mencapai ini, Tuhan memberikan Roh Kudus.
Peran Roh Kudus:
Roh Kudus memberikan kemampuan untuk merespon kehendak Roh, bukan keinginan daging.
Roh Kudus memberikan identitas bahwa orang percaya adalah milik Kristus.
Roh Kudus bekerja untuk menghidupkan tubuh yang fana, memberikan kekuatan spiritual.
Kehidupan dalam Daging vs. Kehidupan dalam Roh:
Hidup menurut daging tidak berkenan kepada Allah.
Keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh.
Dipimpin oleh Roh membebaskan dari hukum Taurat.
Perbuatan Daging vs. Buah Roh:
Perbuatan daging termasuk percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percederaan, pemecah belah, kedengkian, kemabukan, dan pesta pora. Orang yang melakukan ini tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Pencobaan dan Penderitaan:
Yesus dicobai dalam segala aspek kehidupan manusia, tetapi tidak berdosa.
Iblis terus mencobai selama manusia masih mengenakan tubuh yang bisa mati.
Penderitaan (Pascho) berarti mengalami hal yang jahat, tetapi tujuannya bukan untuk membuat mati secara jasmani, melainkan supaya berdosa.
Karena Yesus menderita tanpa berbuat dosa, Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Pertolongan dalam Pencobaan:
Kristus memberikan pertolongan kepada mereka yang dicobai.
Mengatasi pencobaan dengan kekuatan sendiri sama dengan meniadakan pertolongan dari Kristus.
Contoh Musa:
Musa memilih menderita sengsara dengan umat Allah daripada menikmati kesenangan dari dosa.
Kesenangan yang dinikmati Musa sebagai anak Putri Firaun adalah kebohongan tentang identitasnya.
Musa lebih memilih menderita karena Kristus daripada menikmati kesenangan dari dosa.
Adam yang Pertama dan Adam yang Terakhir:
Adam pertama (manusia pertama) diciptakan pertama, lalu Hawa.
Hawa yang pertama kali jatuh dalam dosa karena pencobaan.
Adam yang terakhir (Kristus) menjadi Roh yang menghidupkan.
Adam yang terakhir juga memiliki istri.
Istri Adam yang Terakhir:
Ada Hawa (perempuan) dari Adam yang terakhir (Kristus) yang merupakan gambaran orisinil dari pengharapan Tuhan.
Dia dicobai dalam segala aspek kehidupan, tetapi tidak berdosa, dan tetap setia kepada Kristus.
Kesetiaan dan Kekudusan:
Iman membuat orang percaya bisa bertahan dan tetap kudus.
Kristus menguduskan dan menyucikan jemaat dengan firman.
Tujuan Kristus adalah menghadirkan jemaat di hadapan-Nya sebagai jemaat yang cemerlang tanpa cacat cela.
Apa Harapan Tuhan terhadap Gereja sebagai Mempelai Kristus?
Harapan Tuhan terhadap gereja sebagai mempelai Kristus adalah agar umat-Nya menjadi kudus dalam seluruh hidup mereka, sama seperti Dia yang kudus. Tuhan tidak hanya mengharapkan gereja menjadi umat-Nya, tetapi juga menjadi kekasih atau istri-Nya.
Bahwa Tuhan ingin agar kehidupan gereja mencapai seperti yang Tuhan harapkan, yaitu kekudusan yang nyata dalam hidup Kristus menjadi kekudusan yang nyata juga dalam hidup jemaat. Karena gereja adalah mempelai Kristus, Dia berharap kesetiaan dari jemaat.
Tujuan akhir dari pekerjaan Tuhan dalam hidup jemaat adalah supaya mereka siap seperti yang tertulis dalam Wahyu 19 ayat 7. Tuhan sedang mempersiapkan gereja dari berbagai situasi dan keadaan agar dapat bertahan dan tetap setia. Kristus menguduskan dan menyucikan jemaat setiap hari dengan firman agar mereka dapat berdiri teguh, bertahan, sehingga tidak bercacat dan bercela di hadapan-Nya. Dengan demikian, Tuhan berharap gereja mencapai titik siap pada hari perkawinan Anak Domba sebagai istri Kristus yang abadi.
Apa saja pencobaan yang dihadapi Yesus?
- Lukas pasal yang keempat: Iblis mencobai Yesus di padang gurun setelah Ia berpuasa selama 40 hari. Iblis mengakhiri semua pencobaan pada saat itu, tetapi mundur untuk menunggu waktu yang baik (kairos).
- Yesus dicobai dalam setiap aspek kehidupan manusia. Ini berarti tidak ada area kehidupan manusia yang terhindar dari pencobaan yang Yesus alami.
- 1Yoh 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
- Ada 3 aspek kehidupan manusia yang tidak luput dari pencobaan:
- Keinginan daging
- Keinginan mata
- Keangkuhan hidup
Beberapa contoh pencobaan yang dihadapi Yesus:
- Yesus dicobai oleh banyak wanita yang menyerahkan hidup mereka kepadanya, namun Ia tetap memiliki pikiran dan hati yang kudus.
- Yesus dicobai dalam hal Mamon (kekayaan), kehidupan, dan kesombongan (Luk 4:5-6). .
- Menurut Galatia 5:19, yang dikutip dalam sumber, Yesus dicobai untuk percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, dan segala sesuatu yang termasuk dalam perbuatan daging.
Kita melihat bahwa Yesus menderita karena pencobaan, dan meskipun dicobai dalam segala hal, Ia tidak berbuat dosa. Hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Ibrani 4:15 yang menyebutkan bahwa Imam Besar (Yesus) dapat merasakan kelemahan-kelemahan kita karena Ia juga telah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita, namun tanpa berbuat dosa.
Apa implikasi praktis dari Kristus yang juga dicobai dalam segala hal?
Ada implikasi praktis dari Kristus yang juga dicobai dalam segala hal adalah sangat signifikan bagi kehidupan orang percaya:
- Yesus memahami kelemahan kita: Karena Yesus telah dicobai dalam segala aspek kehidupan manusia, Ia dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Ini berarti bahwa ketika kita menghadapi pencobaan, kita memiliki seorang Imam Besar yang mengerti secara pribadi apa yang kita alami. Kita tidak melayani Tuhan yang jauh dan tidak memahami perjuangan kita.
- Yesus dapat menolong kita dalam pencobaan: Karena Yesus berhasil mengatasi setiap pencobaan tanpa berbuat dosa, Ia dapat menolong mereka yang dicobai. Pertolongan ini bukan hanya sekedar memberikan contoh, tetapi merupakan tindakan aktif dari Kristus bagi mereka yang sedang berjuang melawan dosa. Ketika kita dicobai, kita dapat datang kepada Kristus dengan keyakinan bahwa Ia mampu dan bersedia membantu kita.
- Teladan bagi orang percaya: Kehidupan Yesus yang tanpa dosa meskipun menghadapi berbagai macam pencobaan menjadi teladan bagi orang percaya. Kita dipanggil untuk menjadi kudus sama seperti Dia kudus, dan kenyataan bahwa Ia juga dicobai seperti kita menunjukkan bahwa kekudusan itu mungkin dicapai melalui Roh Kudus.
- Roh Kudus sebagai kekuatan dalam menghadapi pencobaan: Roh Kudus yang sama yang bekerja dalam diri Yesus dan membangkitkan-Nya dari kematian, juga diam dan bekerja dalam diri orang percaya. Roh Kudus memberikan kekuatan spiritual untuk merespon kehendak Roh dan bukan keinginan daging, sehingga kita dapat bertahan dan tidak jatuh dalam dosa ketika dicobai.
- Menolak mengandalkan kekuatan sendiri: Di sini ditekankan bahwa jika kita mencoba mengatasi pencobaan dengan kemampuan diri sendiri, kita seolah-olah meniadakan pertolongan yang ditawarkan oleh Kristus. Kesadaran bahwa Kristus dapat menolong seharusnya mendorong kita untuk bergantung pada kekuatan Roh Kudus dan bukan pada usaha kita sendiri.
Dengan demikian, implikasi praktis dari Kristus yang dicobai dalam segala hal adalah bahwa kita memiliki seorang Juruselamat yang berempati, mampu menolong, dan memberikan teladan dalam menghadapi pencobaan. Ini memberikan pengharapan dan kekuatan bagi orang percaya untuk mengejar kekudusan dan kesetiaan kepada Tuhan di tengah berbagai tantangan hidup.
Mengapa kepemilikan oleh Kristus itu sangat penting?
Bahwa kepemilikan oleh Kristus itu sangat penting karena beberapa alasan mendasar:
- Identitas diri: Roh Kudus memberikan identitas yang jelas bahwa saudara adalah milik Kristus. Kepemilikan ini bukan sekadar status, tetapi inti dari siapa diri Anda sebagai orang percaya. Jika Roh Allah diam di dalam kamu, dan Roh itu adalah Roh Kristus, maka Anda adalah milik Kristus. Jika seseorang tidak memiliki Roh Kristus, maka ia bukanlah milik Kristus.
- Hubungan yang intim seperti Pernikahan: Penggunaan kata "milik" sangat penting karena menggambarkan hubungan seperti seorang istri adalah milik suaminya. Ini bukan kepemilikan seperti domba-domba milik Allah, tetapi relasi yang lebih dalam dan intim, sebagaimana gereja adalah mempelai wanita Kristus. Tuhan tidak hanya ingin kita menjadi umat-Nya, tetapi juga menjadi kekasih atau istri-Nya.
- Bagian dari rencana Allah untuk kekudusan: Kepemilikan oleh Kristus berkaitan erat dengan rencana Allah untuk menjadikan kita kudus dan siap sebagai mempelai-Nya. Allah memiliki rencana untuk mempersiapkan kita hingga mencapai titik siap sebagai istri pengantin-Nya sesuai dengan Wahyu 19 ayat 7. Kekudusan yang diharapkan Tuhan terjadi nyata dalam hidup kita karena kita adalah istri mempelai Kristus.
- Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup: Karena kita adalah milik Kristus, maka Roh Kudus yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati diam dan bekerja di dalam kita. Roh Kudus bukan hanya memberikan identitas kepemilikan, tetapi juga menghidupkan tubuh kita yang fana dan memberikan kekuatan spiritual. Tujuan akhirnya adalah supaya kita memiliki kehidupan yang sama yang diharapkan oleh Tuhan.
- Perlindungan dari kehidupan daging: Kepemilikan oleh Kristus memberikan dasar untuk tidak lagi hidup dalam daging atau menurut keinginan daging, melainkan menurut apa yang diinginkan Roh. Kehidupan daging bertentangan dengan kehendak Allah, dan kepemilikan oleh Kristus memampukan kita untuk merespons pekerjaan Roh yang sedang menghidupkan kita menuju kekudusan.