Langsung ke konten utama

KUASA IKAT JANJI (Bagian 2)

Upper Room 180 - 4 Maret 2025 Dr. Jonathan David

"Perjalanan ikat janji" adalah perjalanan di mana Allah membawa Abraham masuk ke dalam hubungan yang mendalam, di mana Allah menjadi sumbernya dan berjanji untuk menyertai serta mengubah segala sesuatu di mana pun Abraham berada. Dalam perjalanan ini, identitas Abraham tidak lagi didasarkan pada latar belakang lahiriahnya.

Yesus mengatakan ini untuk menekankan bahwa hubungan spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Allah lebih penting daripada hubungan darah. Bahayanya adalah jika kita terlalu terikat pada kewajiban dan identitas lahiriah sehingga menghalangi kita untuk menyelesaikan tugas Tuhan.

"Penebusan sejati" adalah pembebasan dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir lama, dan identitas yang dibentuk oleh hal-hal duniawi. Identitas sejati kita ada di dalam Kristus, dan tujuannya adalah untuk semakin serupa dengan-Nya, melepaskan keakuan agar dapat memperoleh Kristus.

Tuhan ingin mengubah bangsa-bangsa melalui umat manusia yang terhubung dengan-Nya, sehingga bersama-sama mereka dapat mewujudkan transformasi. Dia tidak dapat bekerja dengan orang yang keluar dari jalur dan membutuhkan sekelompok orang di setiap tempat yang mau bergabung dengan-Nya.



I. Pola Allah untuk Terobosan Finansial dan Pentingnya Ikat Janji

  • Kitab Kejadian 23 menunjukkan pola Allah untuk terobosan finansial, di mana ikat janji merupakan aspek penting.

  • Ketika Allah membuat ikat janji dengan Abraham, Allah mengajak Abraham dalam sebuah perjalanan untuk mengubah bangsa-bangsa.

 "Abraham, ikutlah dengan-Ku, Aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana mengubah bangsa-bangsa di dunia. Kau dan Aku akan melewati berbagai generasi waktu. Kau dan Aku akan melewati berbagai tempat, berbagai kota. Ke mana pun kau pergi, apa pun yang kau lakukan, kita akan mengubahnya. Jika ini perang, kau terlibat dalam perang, kau akan mengubah hasilnya. Kau masuk ke kota, jika ada kejahatan, kita akan mengubah semuanya. Kau masuk, kau memasang umpan, Aku yang akan membawa penghakiman.” 

  • Allah berjanji akan menyertai Abraham di mana pun ia pergi, mengubah keadaan dan menyediakan kebutuhan.

“Tidak ada air, tapi Aku akan mengajarimu cara menggali sumur, air akan menopang hidupmu. Aku akan mengajarimu apa yang harus dilakukan. Abraham, hanya kau dan Aku, mari kita masuk.” Dia berkata, "Aku akan menghubungkan semua hal yang dibutuhkan."

  • Allah memerintahkan Abraham untuk keluar dari keluarga dan negerinya agar terhubung langsung dengan Allah sebagai sumbernya.

 "Abraham, keluarlah dari rumah ayahmu, dari negerimu, dari sanak saudaramu.Hubungkan dirimu dengan-Ku, karena Aku akan menjadi sumbermu. 

  • Identitas Abraham yang baru adalah "Abraham dari Allah Yang Maha Tinggi," bukan lagi "Abraham dari Terah".

Ingatlah itu. Kau bukan Abraham dari Terah. Kau tidak memiliki silsilah lahiriah. Kau tidak memiliki ayah, tidak memiliki ibu. Kau adalah Abraham dari Allah, Abraham yang lahir dari Allah.” Kau dengar? Saya harap kau memahami hal ini.

  • Semakin cepat seseorang keluar dari keterikatan duniawi, semakin baik dalam perjalanan ikat janji.

II. Melepaskan Diri dari Keterikatan Lahiriah untuk Terhubung dengan Tuhan

  • Yesus mengajarkan bahwa keluarga rohani adalah mereka yang melakukan kehendak Allah (Matius 12:48-50), menekankan pentingnya menarik diri dari keterikatan lahiriah.

Yesus berkata, "Siapakah ayah-Ku, siapakah ibu-Ku, siapakah saudara-Ku. Dia yang melakukan kehendak Allah Bapa-Ku adalah saudara-Ku." (Matius 12:48-50)

  • Terjebak dalam kewajiban manusiawi dapat menghalangi penyelesaian tugas Tuhan.

Memang kau berkewajiban kepada semua orang yang telah membantumu selama ini. Tapi ….

  • Meskipun Maria melahirkan Yesus secara fisik, Yesus menunjukkan batasan peran duniawi dalam rencana Tuhan.

Tapi Tuhan ingin kau mulai melihat. Memang benar bahwa Maria membawa Yesus secara fisik ke dunia ini. Namun, ada saatnya ketika wanita itu melewati batas. Yesus berkata, "Wanita, waktu-Ku belum tiba, permisi, terima kasih, tinggalkan dapur ini. Itu bukan wilayahmu, Aku bukan wilayahmu. Dapur adalah wilayahmu, tapi Aku bukan.”

  • Maria sendiri mengarahkan orang lain untuk mendengarkan Yesus:  Lalu Maria berbalik.. Saya harap setiap umat Katolik mendengarkan perkataan Maria ini: "Apa pun yang Dia katakan kepadamu, dengarkanlah Dia!".

 Jadi, semua orang itu, bukannya melihat Maria, tapi melihat Yesus.

  • Kita harus memutuskan hubungan dari faktor lahiriah untuk terhubung dengan Tuhan dalam segala aspek kehidupan (pikiran, emosi, spiritual, finansial,  mental, fisik, sosial, dll.).

  • Titik awal kehidupan kita seharusnya di dalam Dia, bukan diri sendiri atau keinginan kita.  Di dalam Dia kita hidup, bergerak, dan memiliki keberadaan kita. 


III. Penebusan Sejati dan Tujuan Tuhan dalam Hidup Kita

  • Penebusan sejati adalah ditebus dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir, dan identitas duniawi.

Kita harus ditebus dari diri kita sendiri. Kita harus ditebus dari ketakutan kita. Kita harus ditebus dari pola pikir kita. Kita harus ditebus oleh hal-hal yang ada di dalam kehidupan kita yang telah membentukmu menjadi dirimu, yang telah memberimu identitas duniawi.

  • Identitas kita seharusnya ada di dalam Kristus, berusaha menjadi semakin serupa dengan-Nya.

Identitas saya bukanlah apa yang ada dalam pikiran saya. Identitas saya ada di dalam Kristus. Saya ingin menjadi semakin serupa dengan-Nya. Saya tidak ingin menjadi seperti diri saya sendiri, karena siapa diri saya adalah akumulasi dari berbagai hal di dalam pikiran saya. Kedewasaan saya sebatas level saya. Saya tidak ingin menjadi seperti ini saja. Saya ingin menjadi semakin serupa dengan-Nya. Saya siap kehilangan identitas saya dan ditemukan di dalam-Nya. 

  • Tujuan Tuhan bukan hanya menolong kita untuk melakukan sesuatu, tetapi mengubah kita total agar menjadi bagian dari kehidupan-Nya.

Saya siap kehilangan identitas saya dan ditemukan di dalam-Nya. Saya menganggap semua hal sebagai kerugian. Mati adalah keuntungan. Melepaskan 'keakuan” ini, agar kita dapat menjadi serupa, sehingga kita dapat memperoleh Kristus (Filipi 3:7-9). Itulah penebusan sejati. Namun, kau tahu, kita tidak berubah. Yang kita inginkan hanyalah Tuhan menolong kita sehingga kita dapat melakukan sesuatu. Oh, itu bukan penebusan. Itu penyembahan berhala. Itu memanfaatkan Tuhan untuk perjalananmu sendiri. Tidak, Tuhan ingin kau menjadi seperti Dia, dan Dia ingin kau berubah total sehingga kau dapat sepenuhnya menjadi bagian dari kehidupan-Nya. 

  • Tuhan ingin kita menjadi seperti Dia sehingga dalam perjalanan hidup, hanya satu yang terlihat: kita dan Tuhan sebagai satu.

 Dia ingin kau menjadi seperti Dia sehingga ketika dalam perjalanan, mereka hanya melihat satu, bukan Abraham dan Tuhan, tetapi Abraham dan Tuhan sebagai satu. 

  • Tuhan memakai dan membentuk Abraham sedemikian rupa hingga keduanya menjadi semakin dekat. Bahkan setelah Abraham mati, Tuhan tetap bertindak atas namanya, melaksanakan janji-Nya. Tugas Tuhan adalah memenuhi janji-Nya; kita diundang untuk beristirahat dan mempercayai-Nya.

Seperti yang Tuhan katakan, "Tugas-Ku, semua yang Aku janjikan kepadamu adalah tugas-Ku. Kau tidur saja, Aku akan bekerja." Kau tidak tahu apa maksudnya. Tuhan berkata, “Abraham, tidak apa-apa. Tinggalkan tempat ini. Aku masih di sini. Aku akan melanjutkan. Jangan khawatir. Tidurlah dengan tenang, beristirahatlah dengan tenang. Aku akan pergi. Aku akan pergi ke Mesir dan membawa mereka semua kembali. Ini milikmu.” Hei, persahabatan seperti itu, keintiman seperti itu adalah apa yang Dia janjikan kepadamu dan saya.

  • Tuhan sangat menginginkan kita dan akan melakukan banyak hal untuk mengejar, mendapatkan, mengubah, dan membuat ikat janji dengan kita agar bersama-sama mengubah bangsa-bangsa.

Hei, persahabatan seperti itu, keintiman seperti itu adalah apa yang Dia janjikan kepadamu dan saya. Kita adalah anak-anak-Nya. 

  • Tuhan tidak tertarik mengubah bangsa-bangsa tanpa melibatkan kita.

Kita menemukan bahwa Tuhan mengkhotbahkan Injil ini kepada Abraham, Ia berkata, "Kau dan Aku, mari kita ubah dunia!" Ketika Tuhan menciptakan langit dan bumi, siapa yang Dia miliki? Dia tidak memiliki manusia. Dan seluruh pola untuk transformasi bangsa ini ada hubungannya denganmu. Tuhan sangat menginginkanmu, kau akan terkejut melihat apa yang akan Dia lakukan untuk mengejarmu, untuk mendapatkanmu, untuk mengubahmu, mentransformasimu, membuat ikat janji denganmu,

  • Sang Penebus menghubungkan kita dengan-Nya agar kita berpikir, bertindak, dan merasakan seperti Dia, digerakkan oleh hasrat-Nya.

Ketika Tuhan hendak pergi dan menghancurkan Sodom dan Gomora, kemah siapakah yang Dia kunjungi? Dia mengunjungi kemah Abraham. “Abraham, Aku akan pergi ke sana untuk menghancurkan Sodom dan Gomora. Aku akan melihat apa yang akan terjadi di sana. Aku akan mencari tahu apakah itu seburuk seperti yang terdengar di surga. Namun sebelum Kami sampai di sana, Kami hanya datang untuk mengunjungimu, memberitahumu bahwa Kami sedang menjalankan misi. Bagaimana menurutmu?

  • Kita harus memberikan apa yang kita miliki kepada Tuhan agar Ia menemukan perkenanan dalam perjalanan-Nya mengubah bangsa-bangsa.

Biarkan Ia menemukan perkenanan dalam perjalanan-Nya saat Dia akan mengubah bangsa-bangsa di dunia. Mari kita berikan kepada-Nya apa yang ada di rumah kita. Mari kita mulai katakan pada Sarah. Ambillah kambing, ambillah dadih dan susunya dan mulailah persembahkan kepada-Nya korban itu (Kejadian 18:8).

  • Keterlibatan kita adalah bagaimana Tuhan terlibat; apa yang Dia inginkan seharusnya menjadi fokus kita.

Pastikan bahwa mereka senang. Pastikan bahwa mereka semua makan dengan baik.” Dan kemudian ketika mereka pergi, “Tuan, izinkan saya mengajukan pertanyaan. Jika ada 50 orang benar, apakah Kau akan menghancurkan mereka? Jika ada 40, jika ada 30, jika ada 10, kumohon hentikan hal ini. Jika ada 10, apakah Kau akan menghancurkannya?” (Kejadian 18:24-32) Dan dia terhubung dengan mereka karena dia menemukan sesuatu akan terjadi. Jika mereka pergi, mereka mulai bergerak, dia harus terlibat karena dia adalah bapa bangsa-bangsa.

  • Kita memberkati perjalanan Tuhan dengan penyediaan dan dukungan kita.

Apa yang menjadi fokus mata-Nya adalah apa yang menjadi fokus matamu. Berhentilah memainkan permainan politik. "Kami hanya ingin Tuhan memberkati kami dalam perjalanan kami." Tidak, Dia tidak akan memberkati perjalananmu. Kau yang memberkati perjalanan-Nya. Kau memberi-Nya penyediaan. Kau memberi-Nya makan sepanjang jalan. Kau menyemangati-Nya sepanjang jalan. Itulah yang sebenarnya terjadi. Abraham adalah mitra ikat janji baik. Dia sangat terlibat dengan Tuhan dengan cara ini. 

IV. Pola Abraham dalam Membeli Tanah sebagai Langkah Menuju Kekuasaan

  • Tuhan menunjukkan kepada Abraham tanah yang akan diberikan kepadanya, dan Kejadian 23 menjelaskan bagaimana Abraham membeli tanah.

  • Langkah-langkah dalam pembelian tanah Abraham (Kejadian 23):

    1. Menentukan tujuan pembelian: Untuk menguburkan orang mati.

    2. Memberitahukan niat pembelian kepada semua orang: Agar terhubung dengan penjual.

    3. Beroperasi dengan kehormatan dan integritas: Membuka peluang baik. Meskipun tanpa status lahiriah, hidup seperti seorang pangeran secara rohani.

    4. Menggunakan koneksi yang akurat: Mendapatkan penawaran yang menguntungkan melalui orang yang tepat.

    5. Menelaah dengan cermat properti dan batas-batasnya: Memastikan tidak ada masalah di kemudian hari.

    6. Memahami nilai komersial dan nilai penawaran: Abraham membayar harga penuh.

    7. Membebaskan tanah dari segala rintangan/pembebanan: Memastikan kepemilikan penuh.

    8. Harus ada saksi pada transaksi tersebut: Pengacara (notaris) atau tokoh masyarakat.

    9. Akta dipindahtangankan oleh otoritas hukum: Dari pemilik kepada pembeli di depan para tua-tua kota.

    10. Harga penuh ditetapkan melalui mereka yang berwenang: Transaksi yang sah dan transparan.

  • Tanah adalah awal dari kekuasaan. Ketika Tuhan tidak ingin Israel berkuasa, Dia menceraiberaikan mereka.

  • Orang yang kehilangan tempat tinggal tidak dapat berkuasa.

  • Kita harus meminta Tuhan untuk memberikan kita tanah milik sendiri agar dapat berkuasa di alam roh.

V. Belajar Berkuasa dengan Mengambil Alih Tanah dan Memisahkan Diri dari Beban

  • Bukan hanya terhubung dengan Tuhan, tetapi juga belajar berkuasa dengan memiliki tanah.

  • Tuhan menyuruh Abraham untuk melihat sekeliling dan mengambil alih tanah sejauh yang ia bisa lihat setelah Lot berpisah darinya.

  • Beban (seperti Lot) dapat menghalangi kita memiliki negeri.

VI. Janji Tuhan untuk Menjadikan Bangsa yang Besar

  • Tuhan juga berjanji kepada Yakub untuk menjadikannya bangsa yang besar di Mesir (Kejadian 46:2-4).

  • Dari 70 orang yang pergi ke Mesir, kembali lebih dari tiga juta orang.

  • Ini bukan hanya tentang uang, tetapi tentang memiliki semua keterampilan dan talenta untuk mengambil kekayaan dan menjadi infrastruktur di negeri tersebut.

  • Ketika umat Tuhan berada di suatu tempat dan berkuasa, di situlah ada berkat Tuhan; ketika mereka pergi, tempat itu akan runtuh.

  • Meskipun secara lahiriah tidak memiliki tanah, secara rohani kita adalah pangeran di tempat kita berada.

  • Tuhan akan menebus Abram dalam semua aspek kehidupan.

  • Dia akan melatih Abram dalam menjalankan kekuasaan/dominion.

  • Janji ketiga: "Aku akan menjadikanmu bangsa yang besar". Dari satu orang akan muncul banyak orang.

  • Kasih karunia Allah adalah kemampuan untuk mereproduksi yang sama seperti kita setelah Tuhan membentuk dan mengubah kita.

  • Tujuan Injil bukan hanya berkat pribadi, tetapi menjadi awal dari seluruh generasi manusia.

  • Apa pun yang Tuhan lakukan dalam diri kita harus berlipat ganda, menghasilkan generasi berikutnya yang memiliki kasih karunia, urapan, dan gairah yang sama.

  • Tuhan melihat kita begitu berkenan sehingga dari kita Dia akan membuat seluruh bangsa, menjadi pola bagi perkembangan dan transformasi bangsa.

  • Setiap orang harus berpikir bahwa dirinya adalah "sebuah bangsa," mewakili orang lain dan bertanggung jawab atas keadaan.

  • Minta kepada Tuhan agar dari hidup kita, bangsa-bangsa besar akan lahir, bukan hanya berkat pribadi.

  • Tuhan ingin Abraham hidup tanpa bercacat cela karena ketidakbenaran akan berkembang biak pada generasi berikutnya.

VII. Pentingnya Keakuratan Rohani dan Menghindari Aliansi Duniawi

  • Ketika Tuhan mulai membuat kita besar, banyak orang ingin terhubung dengan kita.

  • Tuhan mengingatkan untuk berjalan dengan-Nya dan tidak membuat aliansi atau koneksi duniawi lainnya yang tidak akurat dengan-Nya.

  • Tuhan mengirim Melkisedek (yang membawa roti dan anggur, melambangkan pelayanan salib) untuk mengoreksi dan menyelaraskan hidup Abram dengan keimamatan di surga sebelum ia terhubung dengan hal-hal di bumi.

  • Kita harus terhubung secara vertikal dengan Tuhan, bukan bergantung pada berkat-berkat horizontal/lahiriah dari sistem dunia.

  • Berkat horizontal (seperti dari Firaun) dapat membawa beban dan serangan balik.

  • Karena Hagar (berkat horizontal dari Firaun), Tuhan berhenti berbicara kepada Abram selama 13 tahun, menekankan pentingnya keakuratan dan hidup tanpa cela di hadapan Tuhan.

  • Tuhan ingin menjadikan kita besar dan kemudian menjadi bangsa yang besar, karena kita adalah pola/prototipe.

VIII. Melkisedek Memberkati Abram dan Pentingnya Persepuluhan

  • Melkisedek memberkati Abram, mengakui Allah Yang Maha Tinggi sebagai Pencipta langit dan bumi dan yang menyerahkan musuh ke tangan Abram.

  • Abram memberikan persepuluhan dari semuanya kepada Melkisedek, menunjukkan koneksi dengan keimamatan Allah Yang Maha Tinggi.

IX. Menolak Tawaran Duniawi dan Mengandalkan Tuhan Sebagai Upah

  • Abram menolak tawaran raja Sodom untuk mengambil harta benda dan hanya memberikan orang-orang kepadanya, karena ia tidak ingin ada stigma bahwa raja Sodom yang membuatnya kaya.

  • Abram belajar dari kesalahannya di Mesir dan tidak ingin mengambil berkat secara horizontal lagi.

  • Kita harus berhenti menarik dari sistem dunia dengan cara-cara duniawi dan makmur melalui kebenaran dengan terhubung pada Allah Yang Maha Tinggi sebagai Pemilik surga dan bumi melalui persepuluhan.

  • Tuhan turun dan berjanji kepada Abraham, "Aku akan menjadi upah yang sangat besar bagimu".

  • Setelah janji ini, Abraham menyadari pentingnya memiliki keturunan agar berkat Tuhan tidak mati dalam satu generasi.



Postingan populer dari blog ini

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Kehidupan Berkualitas Yang Yesus Berikan Yoh 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,    dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. gbr: opernarmautralia.org Yesus datang supaya kita akan memiliki kehidupan yang melampaui arus seluruh aspek kehidupan, lebih dari cukup, mencapai setiap bagian dari roh manusia kita, setiap bagian dari alam jiwa kita, pikiran, kehendak dan emosi, mencapai setiap bagian dari tubuh fisik kita, mencapai setiap bagian dari keuangan kita, hubungan dan semua yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual kita. Dalam bahasa Yunani,   ada tiga kata yang berbeda -bios, psuche, dan zoe- diterjemahkan sebagai "hidup", dan masing-masing memiliki arti yang berbeda. Bios – adalah kehidupan biologis kita. Semua makhluk hidup memiliki bios. Bioskop artinya gambar hidup. Biologi ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Psuche adal...

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

Kor 5:17        Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat di atas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi benarkah demikian?   Dan yang lama sudah berlalu? Sebab kata ‘sesungguhnya’ menunjukkan kita belum bisa melihat yang baru itu. Mari kita telaah. Ef 4:24            dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. MANUSIA BARU kita telah   diciptakan menurut kehendak Allah SECARA SEMPURNA di dalam KEBENARAN DAN KEKUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA yaitu DI DALAM KRITUS YESUS.   KEBENARAN DAN KEKUDUSAN INI TELAH TERUJI yaitu Yesus sendiri yang dalam rupa-Nya sebagai manusia – TELAH TERBUKTI SUDAH MENGALAHKAN DOSA DAN MAUT. Ef 2:10        ...

Preparing the Bride - Session 2

Persiapan gereja sebagai Mempelai Wanita Kristus untuk pernikahan dengan Anak Domba - Sesi 2 Ps. Djonny Tambunan Pada sesi ini papa membahas konsep menjadi kudus dan setia sebagai istri Kristus. Pembicara menekankan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya untuk mengatasi godaan dan mencapai kekudusan. Ia menarik garis paralel antara pencobaan yang dialami Y esus dan pencobaan yang dihadapi orang Kristen masa kini. Papa mengilustrasikan lebih jauh dengan tokoh Musa sebagai teladan keteguhan iman. Berikut adalah rangkumannya, yang akan membantu Anda memahaminya dengan mudah: Tujuan Tuhan dalam Hidup Orang Percaya : Tuhan berharap umat-Nya menjadi kudus dan mencapai kekudusan seperti Kristus. Ini bukan hanya menjadi umat Tuhan, tetapi juga menjadi kekasih atau istri-Nya. Untuk mencapai ini, Tuhan memberikan Roh Kudus. Peran Roh Kudus : Roh Kudus memberikan kemampuan untuk merespon kehendak Roh, bukan keinginan daging. Roh Kudus memberikan identitas bahwa orang percaya adal...

TERUJI, TERBUKTI UNTUK PROMOSI

Rangkuman “TERUJI, TERBUKTI UNTUK PROMOSI (Bag 5)” Upper Room 178 – 18 Februari 2025 Dr. Jonathan David Sesi ini berfokus pada  konsep "sungai Tuhan"  dan lima tahapan yang terkait dengannya, yaitu penyegaran, pembersihan, pembentukan, impartasi, dan pelepasan. Dr. David menekankan  pentingnya membersihkan diri dari kedagingan dan "keakuan , pengaruh budaya negatif, dan pola pikir yang membatasi untuk menerima impartasi (pencurahan) ilahi dan pelepasan (release) ke dalam destiny seseorang - agar dapat mengalami berkat dan kelimpahan dari Tuhan.  Ia juga memperingatkan tentang bahaya  "sungai Babel,"   yang melambangkan  sistem duniawi yang korup dan menyesatkan mewakili agama palsu.  Khotbah ini memotivasi pendengar untuk terus berproses dalam Tuhan, membiarkan Roh Kudus memimpin mereka menuju transformasi dan tujuan ilahi. Mengapa "keakuan" menghambat pembentukan diri? "Keakuan" menghambat pembentukan diri karena beberapa alasan penting yan...

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?  Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebagai seorang rasul Tuhan, Paulus mengambil SIKAP TEGAS untuk tidak mencari perkenanan manusia. Tujuannya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menggenapinya. gbr: knowing-jesus.com Ini adalah suatu MASALAH SERIUS dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang cemburu. Ketika kita mulai mengandalkan orang dalam hidup kita atau dalam melayani Tuhan, maka kita akan mulai kehilangan pengharapan di dalam Tuhan. Saul sangat mengutamakan orang Israel dibandingkan Tuhan. Ketika Samuel terlambat sedikit datang ke Gilgal, Saul menjadi tidak taat dan mempersembahkan korban bakaran sendiri; karena ia melihat rakyat mulai meninggalkannya. Walau pun Samuel menegurnya dan mengecam perbuatannya yang bodoh, Saul tidak menyesal.  Saul juga...

EIDO dan GINOSKO

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: *"Jikalau engkau tahu (eido) tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:*  Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Gbr: youtube.com Eido di sini artinya memiliki pengetahuan. Mungkin tau dari orang lain atau pernah melihat-Nya. Pernah mendengar khotbah atau melihat perbuatan dan mujizat yang Yesus lakukan. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan disebut orang bodoh dan bahkan sebagai pelaku kejahatan, karenanya mereka menolak karunia Allah dan menolak Yesus yang diutus oleh-Nya. Orang bodoh tidak melihat apa yang disediakan Allah dan akan berakhir kepada hidup yang sia-sia walau sesukses apa pun di dunia ini menurut anggapan orang. Yohanes 1:11-12 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu merek...

Kuasa Ikat Janji – bagian 4: Berjalan dalam Kemitraan

Kuasa Ikat Janji: Berjalan dalam Kemitraan dengan Tuhan Upper Room 182 – 18 Maret 2025 Dr. Jonathan David Khotbah ini menggunakan perjanjian Allah dengan Abraham sebagai contoh utama, menjelaskan bahwa ikat janji (covenant) itu melampaui iman manusia dan berakar pada sifat kesetiaan (faithfulness) Allah untuk menggenapi firman-Nya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa keterlibatan aktif dan kepatuhan manusia dalam ikat janji, yang disimbolkan dengan sunat (peran kekuatan dan usaha sendiri manusia dikurangi), mengundang intervensi ilahi yang lebih besar dan memberdayakan umat beriman serta keturunan mereka. Khotbah ini mendorong pendengar untuk mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak-Nya sebagai mitra dalam ikat janji. Bagaimana Konsep  ikat janji mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan? Konsep "kuasa ikat janji" secara fundamental mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan dengan menjadikannya lebih dari sekadar hubungan biasa, melainkan se...

Preparing the Bride - Session 08

Karakteristik Gereja Sebagai Kekasih Tuhan - Sesi 08 Tema masih membahas tentang karakteristik gereja yang diidamkan Tuhan sebagai kekasih-Nya , menggunakan Kidung Agung dan perumpamaan bunga bakung di antara duri . Analogi utama yang digunakan adalah kisah Gadis Sunem dalam Kitab Kidung Agung dan hubungannya dengan Kekasihnya dan Raja Salomo. Membandingkan kecantikan lahiriah seorang gadis dengan keindahan batiniah yang dikerjakan oleh Tuhan sendiri , menekankan bahwa Allah lebih tertarik pada hati dan kesetiaan rohani daripada penampilan luar atau upaya manusia. Lebih lanjut, Kidung Agung mengilustrasikan prinsip ini melalui kisah Raja Salomo, gadis Sunem, pemilihan Daud sebagai raja, dan ajaran Yesus tentang bunga bakung di ladang , yang menunjukkan bahwa nilai sejati di mata Tuhan terletak pada kualitas batin yang ilahi . Kid 2:1 [Gadis Sunem] Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. 2  —  [Salomo] Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah m...

Preparing the Bride - Session 1

Persiapan gereja sebagai Mempelai Wanita Kristus untuk pernikahan dengan Anak Domba - Sesi 1 Ps. Djonny Tambunan Kunci dari persiapan ini adalah kekudusan dan kesetiaan, yang dicapai melalui Roh Kudus, Firman, dan hamba-hamba Tuhan. Proses ini melibatkan transformasi dari sekadar umat Tuhan menjadi kekasih-Nya, yang siap dan berkontribusi pada perjamuan pernikahan.  Gereja dipanggil untuk hidup kudus, menolak dosa, dan memiliki iman yang memampukan umat untuk melihat upah kekal. Yesaya 54:5 menekankan peran Allah sebagai suami yang memproses umat-Nya menjadi istri, sementara Efesus 5:25-27 menyoroti Kristus memurnikan gereja melalui Firman. Intinya, sesi-sesi ini menekankan pentingnya kesiapan rohani dan transformasi pribadi untuk memenuhi panggilan sebagai mempelai Kristus. Wahyu 19 dan Roma 9 memiliki kesamaan dalam hal panggilan dan status orang percaya. Ayat kunci yang menjadi dasar tema Persiapan Mempelai Wanita Why 19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memulia...