Rangkuman “TERUJI, TERBUKTI UNTUK PROMOSI (Bag 5)”
Upper Room 178 – 18 Februari 2025
Dr. Jonathan David
Sesi ini berfokus pada konsep "sungai Tuhan" dan lima tahapan yang terkait dengannya, yaitu penyegaran, pembersihan, pembentukan, impartasi, dan pelepasan. Dr. David menekankan pentingnya membersihkan diri dari kedagingan dan "keakuan , pengaruh budaya negatif, dan pola pikir yang membatasi untuk menerima impartasi (pencurahan) ilahi dan pelepasan (release) ke dalam destiny seseorang - agar dapat mengalami berkat dan kelimpahan dari Tuhan. Ia juga memperingatkan tentang bahaya "sungai Babel," yang melambangkan sistem duniawi yang korup dan menyesatkan mewakili agama palsu. Khotbah ini memotivasi pendengar untuk terus berproses dalam Tuhan, membiarkan Roh Kudus memimpin mereka menuju transformasi dan tujuan ilahi.
Mengapa "keakuan" menghambat pembentukan diri?
"Keakuan" menghambat pembentukan diri karena beberapa alasan penting yang berkaitan dengan pertumbuhan rohani dan pribadi. Berikut adalah poin-poin yang menjelaskan mengapa "keakuan" menjadi penghalang:
Menghancurkan Proses Pembentukan: Setiap kali pembentukan terjadi, "keakuan" akan menghancurkannya. Ini berarti bahwa setiap upaya untuk memperbaiki diri atau dibentuk oleh Tuhan akan terhambat jika "keakuan" masih dominan.
- Menghalangi Impartasi dan Pelepasan: Jika Tuhan membiarkan seseorang memasuki tahap impartasi (penerimaan berkat dari surga) dengan "keakuan" yang masih termanifestasi, orang tersebut dapat menjadi bahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Misalnya, seseorang mungkin bernubuat atau memberi dengan kesombongan, yang akan membuat segala sesuatu dalam hidup menjadi tidak normal. Dalam tahap pelepasan, "keakuan" yang kuat dapat menyebabkan seseorang merasa memiliki lisensi untuk bertindak semaunya, yang pada akhirnya akan merusak diri sendiri.
- Mencemari Berkat: Jika seseorang memasuki tahap impartasi dan pelepasan dengan "keakuan", berkat-berkat yang diterima dapat berubah menjadi kutukan. Orang tersebut mungkin melupakan jalan menuju gereja, melupakan Alkitab, dan melupakan berdoa. Hidupnya menjadi dipenuhi dengan hal-hal duniawi.
- Menghambat Aliran Berkat: "Keakuan" dapat menyebabkan korsleting dari suplai Tuhan, sehingga berkat-berkat tidak dapat mengalir dengan dahsyat. Berkat yang seharusnya diterima menjadi terkontaminasi oleh "keakuan" di dalam diri.
- Kurangnya Peningkatan: Jika "keakuan" tidak berkurang, Tuhan tidak dapat memberikan peningkatan dalam hidup seseorang. Seseorang harus menundukkan diri dan mengatasi "keakuan" agar Tuhan dapat berkarya lebih besar dalam dirinya.
- Egois: Pada dasarnya manusia itu egois, sehingga setiap hubungan, setiap ayat yang dibaca, dan segala sesuatu yang digarisbawahi selalu tentang diri sendiri. Ketika "aku" itu tidak ada lagi, Tuhan telah membentuk diri seseorang.
Bagaimana budaya lama dapat menghambat?
Budaya lama bisa menghambat ketika ada bagian-bagian tertentu dari budaya tersebut yang menghalangi seseorang untuk maju. Dr. Jonathan David menjelaskan bahwa seseorang tidak harus dibatasi oleh budayanya. Berikut adalah poin-poin penting terkait hal ini:
- Identitas dan Budaya: Orang seringkali merasa bahwa kehilangan budaya berarti kehilangan identitas. Namun, identitas sejati seseorang berasal dari kasih karunia Tuhan.
- Konflik Budaya: Semakin seseorang berpegang pada budayanya, semakin besar kemungkinan terjadi bentrokan dengan budaya lain. Ini karena orang lain juga akan berpegang pada budaya mereka masing-masing.
- Mentalitas yang Menghambat: Jika ada bagian dari mentalitas atau budaya yang menghambat kemajuan, bagian tersebut harus dilepaskan. Ini termasuk sikap dan ketakutan tertentu yang tidak memungkinkan seseorang untuk maju.
- Fokus pada Roh: Penting untuk tidak membangun hubungan berdasarkan kedagingan atau politik, melainkan fokus pada hubungan rohani. Dengan demikian, seseorang dapat terbebas dari keterbatasan budaya dan mentalitas yang menghambat.
- Pengalaman: Pengalaman masa lalu dapat memengaruhi masa kini dan menghalangi masa depan. Pengalaman yang keliru dapat membatasi seseorang, tetapi penting untuk tidak membiarkan pengalaman buruk menghentikan kemajuan.
Apa pengaruh budaya kepada pola pikir seseorang?
Budaya dapat memengaruhi pola pikir seseorang secara signifikan, terutama jika seseorang terlalu terpaku pada budayanya sendiri. Selain hal-hal yang telah dijelaskan di atas, soal: Keterbatasan Identitas, Konflik dengan Budaya Lain, Mentalitas yang Menghambat, Pengaruh Pengalaman Masa Lalu; juga penting sekali masalah perspektif yang dapat menciptakan batasan dalam pikiran seseorang.
- Pentingnya Perspektif Rohani Untuk mengatasi pengaruh negatif budaya, penting untuk fokus pada perspektif rohani. Hubungan yang dibangun tidak hanya berdasarkan aspek kedagingan atau hal-hal lahiriah, tetapi lebih pada hubungan rohani, yang memungkinkan seseorang untuk terbebas dari keterbatasan budaya dan ritual-ritual budaya khususnya.
Dengan kata lain, budaya dapat membentuk pola pikir seseorang, tetapi tidak seharusnya menjadi batasan yang menghalangi kemajuan atau menghalangi hubungan dengan Tuhan dan orang lain. Membebaskan diri dari aspek-aspek budaya yang menghambat dan berfokus pada pertumbuhan rohani dapat membantu seseorang mengembangkan pola pikir yang lebih terbuka dan dinamis mengikuti pola Roh Kudus.
Konsep Sungai Tuhan
Bagaimana konsep sungai Tuhan mempengaruhi pembaharuan diri, pembersihan, pembentukan, impartasi, dan pelepasan?
Konsep sungai Tuhan, seperti yang dijelaskan papa Jonathan, mempengaruhi berbagai aspek pertumbuhan rohani dan pribadi:
- Penyegaran diri (Tahap pertama): Dimensi pertama sungai Tuhan adalah penyegaran. Ini seperti mandi, di mana seseorang merasa segar kembali setelah merasa kotor atau tercemar. Dalam hadirat Tuhan, seseorang dapat dengan cepat menyelaraskan diri, bangkit, dan memperbarui kekuatan. Ini membantu seseorang untuk tidak terus-menerus terpuruk, tertekan, atau tertindas oleh perasaan negatif, kekhawatiran, dan kecemasan.
- Pembersihan (Tahap kedua): Tahap kedua dari sungai Tuhan adalah pembersihan. Tuhan mencari hal-hal negatif dan hal-hal dari masa lalu yang menghalangi seseorang untuk melangkah ke masa depan. Ini termasuk menyingkirkan benih musuh dan hal-hal negatif yang menghambat. Seseorang harus meminta Tuhan untuk membersihkan dan membebaskan dari budaya atau mentalitas yang menghambat. Pengalaman masa lalu yang memengaruhi masa kini juga dibersihkan.
- Pembentukan (Tahap ketiga): Tahap ketiga adalah pembentukan, di mana Tuhan membentuk tetapi juga menyingkirkan 'keakuan'. Tidak semua hal yang diperbolehkan itu berguna. Seseorang harus memutuskan apa yang ingin dipertahankan dan apa yang tidak. Apa pun yang bersifat 'keakuan' yang tidak berguna atau menjauhkan dari kehidupan Roh harus dihentikan. Jika 'keakuan' ada, Tuhan tidak dapat membentuk seseorang.
- Impartasi (Tahap Keempat): Tahap keempat adalah impartasi, di mana banyak hal akan datang kepada seseorang. Hal-hal yang sebelumnya tidak dipahami atau dipercayai, sekarang mulai dipahami dan diimani. Tuhan melepaskan semuanya kepada orang tersebut karena mereka sekarang berada dalam tahap di mana 'keakuan' tidak ada lagi. Tidak ada korslet dari suplai Tuhan karena tidak terkontaminasi oleh 'keakuan'.
- Pelepasan (Tahap Kelima): Tahap kelima adalah pelepasan, di mana Tuhan akan mulai melepaskan seseorang. Seseorang telah mempelajari pengendalian ilahi dan sekarang Tuhan memberikan pelepasan ilahi. Ke mana pun orang itu pergi dan apa pun yang mereka lakukan, mereka akan berhasil. Setiap tempat yang diinjak telapak kaki orang itu, Tuhan akan memberikannya kepada mereka karena mereka sudah diciptakan untuk penugasan.
Peringatan Terhadap "Sungai Babel":
Peringatan terhadap sungai Babel dijelaskan papa Jonathan sebagai peringatan terhadap percampuran antara agama palsu dan sistem duniawi yang dapat merusak kehidupan rohani. Berikut adalah poin-poin penting terkait peringatan ini:
- Sumber Pencemaran: Sungai Babel digambarkan sebagai sungai yang mengairi bangsa-bangsa di dunia, tetapi tercemar. Bangsa-bangsa meminum dari sungai ini dan menjadi mabuk oleh percabulan rohani.
- Campuran Agama dan Perdagangan: Babel adalah campuran dari agama palsu dan sistem perdagangan duniawi yang menikah bersama. Sistem ini membuat orang menjadi kaya, tetapi juga menyebabkan kehancuran orang-orang kudus.
- Penghakiman Tuhan: Tuhan akan menghakimi Babel dalam satu jam, dan sistem ini akan runtuh. Keruntuhan bank dan sistem keuangan adalah contoh dari penghakiman ini.
- Akibat Meminum dari Sungai Babel: Orang-orang yang meminum dari sungai Babel akan mengalami kehancuran sumber daya mereka. Mereka akan berdiri jauh karena takut akan siksaan yang akan datang.
- Sistem yang Menindas: Sistem Babel menggunakan pinjaman dan utang untuk membuat bangsa-bangsa menjadi budak. Negara-negara yang terjerat utang akan terus membayar bunga tanpa pernah benar-benar terbebas.
- Pentingnya Memilih Sungai Kehidupan: Umat Tuhan diperintahkan untuk menutup sungai-sungai Babel dan minum dari sungai kehidupan yang mengalir dari takhta Allah. Dengan minum dari sungai kehidupan, umat Tuhan dapat terhindar dari pencemaran dan kehancuran yang disebabkan oleh sistem Babel.
- Ciri-ciri Sungai Babel: Sungai ini memberi makan kedagingan dan memelihara pertumbuhan kedagingan. Humanisme dan filosofi manusia bukanlah tujuan dari sungai kehidupan.
- Pentingnya Kerohanian: Orang percaya harus fokus pada sungai Yang Mahatinggi dan minum dari sungai kehidupan untuk memperoleh air yang menyelamatkan dan membersihkan. Sungai internal yang mengalir dari dalam hati akan membawa orang percaya ke tingkat berikutnya.
- Keruntuhan Sistem Babel: Keruntuhan sistem Babel digambarkan sebagai kesempatan bagi orang-orang benar untuk menerima kelimpahan dari Tuhan. "Dekade mendatang akan menjadi dekade yang penting karena ini adalah dekade di mana kelimpahan dari Tuhan akan turun atas orang-orang benar."
Pentingnya Cetak Biru Mental (Mental Blueprint): Papa ini menyatakan bahwa memiliki cetak biru mental yang tepat adalah kunci untuk menghasilkan kekayaan dan mematuhi kehendak Tuhan. Pikiran yang diperbarui memungkinkan seseorang untuk membedakan kehendak Tuhan dan menerima kasih karunia-Nya. "Karena sebagaimana seseorang berpikir demikianlah ia akan menjadi."
Pentingnya Kreativitas: Kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi dipandang sebagai dimensi penting untuk menghasilkan kekayaan di masa depan. "Uang akan berada dalam dimensi roh kreatif dan intuitif dalam dekade ini." Tuhan akan memberikan hal-hal baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Kutipan Penting:
"Kau tidak akan pernah bisa mengubah dunia sampai hal ini lenyap, biarlah hal ini tertanam di dalam hatimu, bahwa daging bukanlah cara hidup yang kau inginkan."
"Makanan-Ku adalah kehendak Dia yang telah mengutus Aku dan untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya."
"Jika ada bagian tertentu dari budaya yang menghambatmu, lepaskan hal itu."
"Jika 'keakuan/diri' ada, Tuhan tidak dapat membentuk kita."
"Dekade mendatang akan menjadi dekade yang penting karena ini adalah dekade di mana kelimpahan dari Tuhan akan turun atas orang-orang benar."
Kesimpulan:
Pesan ini merupakan ajaran tentang transformasi rohani melalui pemurnian diri, penundukan ego, dan keterhubungan dengan sumber ilahi. Dokumen ini mendorong para pendengar untuk melepaskan diri dari pengaruh duniawi, mencari hadirat Tuhan, dan membiarkan diri dibentuk menjadi wadah berkat bagi bangsa-bangsa.
Untuk melihat catatan lengkapnya klik link ini.