TOPIK PEMBICARAAN
Ketika
Tuhan berkata - kata kepada kita ,jangan terikat pada :" Apa yg sedang
dibicarakan Tuhan.", atau kita sebut topik pembicaraan .
Gbr: becuo.com |
Tangkap
" tujuan Tuhan ", Mengapa Dia harus berkata - berkata kepada kita.
Contoh
: Topik pembicaraan Tuhan pada Samuel pertama kali adalah tentang keluarga imam
Eli .( 1 Samuel 3 : 11- 14 ) Tapi bukan topik itu yg menjadi tujuan untuk apa
yg ingin Tuhan sampaikan .
Seperti
kita telah ketahui ,Tuhan ber- Firman padanya agar Samuel bisa menjadi titik
masuk Tuhan di Israel .
Seperti
juga ketika Daud di 1Samuel 22 ( Daud di gua Adulam ) sampai di 1 Samuel 23
,Daud di Kehila.
1
Samuel 23: 1 - 4
1. Diberitahukan kepada
Daud begini " Ketahuilah ,orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah
tempat - tempat pengirikan .
2. Lalu bertanyalah Daud
kepada Tuhan " Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu
?" Jawab Tuhan kepada Daud " Pergilah kalahkanlah orang Filistin itu
dan selamatkanlah Kehila."
3. Tetapi orang- orang
Daud berkata kepadanya " Ingatlah ,sedangkan disini di Yehuda kita sudah
dalam ketakutan ,apa lagi kalau kita pergi ke Kehila ,melawan barisan perang
orang Filistin ."
4. lalu bertanya pulalah
Daud kepada Tuhan ,maka Tuhan menjawab dia,Firman-Nya " Bersiaplah,pergilah
ke kehila,sebab Aku akan menyerahkan orang Filistin itu kedalam tanganmu."
Topik
pembicaraan Tuhan kepada Daud dari ayat 1 - 4 ,adalah agar Daud pergi ke Kehila
untuk mengalahkan Filistin dan menyelamatkan Kehila.
Setelah
kita merenungkan semua yg tertulis dari kitab 1 samuel 22 dan 23.
*Tujuan Tuhan adalah
:"Dia bisa melihat ketaatan Daud dan dia bisa tajam mengenali musuh Tuhan
dan umat-Nya.*
Yang
pertama adalah : Kalau kita simak Tuhan
yg berfirman kepada Samuel d Daud diatas dan kita terperangkap dgn topik
pembicaraan Tuhan kepada mereka,kita akan mudah disesatkan, karena kita akan
membawa cara kita masing - masing dalam memahami Firman-Nya, dan kita tdk bisa
bertindak dgn jalan- Nya Tuhan sebab tidak satu bahasa.
Yang
kedua :
Supaya
kita bisa satu bahasa dan tajam melihat tujuan Tuhan Berkata - kata kepada
kita ( Berfirman) yaitu Baju Efod
,artinya:" HANYA MENDENGAR SATU SUARA YAITU SUARA TUHAN SAJA.
Samuel
dipakaikan ibunya baju Efod tiap tahun sampai bisa menjadi suara Tuhan bagi Israel dan Daud
setiap saat dia bertanya pada Tuhan,dia mengambil dan memakai baju Efod.
Jadi
saat ini ketika Firman gencar mendatangi,kita akan bisa memahami tujuan Tuhan
yg terkandung dlm Firman Nya dan mengeksekusi Firman-Nya dengan akurat.
Ketika
firman mendatangi hidup kita, tujuannya adalah untuk membentuk hidup kita untuk
sesuai dengan rencana dan agenda Tuhan. Sama seperti ketika Tuhan berbicara
kepada Samuel mengenai keluarga imam Eli (1 Samuel 3 : 11 - 14) tujuan Tuhan
adalah untuk memutus tali pusar (hubungan lahiliah) yang masih menempel antara
Samuel dan Imam Eli, dan untuk Samuel keluar dari rasa takutnya sehingga dia
dapat dipakai Tuhan lebih lagi.
Yg
paling berbahaya bagi kita kalau kita mendengar banyak suara ialah :
1.
Kita akan bingung sendiri, mana yg hrs lakukan.
2.
Kita akan masuk pd yg namanya area pertimbangan. Padahal firman Tuhan bukan utk
di pertimbangkan, tapi untuk dilakukan.
Kalo
kita udh masuk pd area pertimbangan maka kecenderungan kita ialah melakukan
mana yg kita pandang baik dan yg menguntungkan buat kita.
Saat
Firman datang kita tidak bisa menangkap/mengukurnya dgn pikiran kita apakah
Firman sesuai/cocok dg kondisi kita atau tidak, tp Firman haruslah mendapatkan tempat di dalam diri kita terlebih dahulu.
Benar bahwa saat kita menerima FirmanNya kita akan diberiNya kuasa untuk
menjadi sebagaimana Firman tsb (Yohanes 1:12).
Contoh
lain yang memperlihatkan betapa penting utk mengerti bahasa Tuhan dan
jalan-jalan Nya Tuhan supaya kita tidak bingung utk kita melakukannya,
Luk15:4-6 perumpamaan domba yg hilang,ketika kita
mempunyai 100 ekor domba ada satu yg tersesat apakah kita akan mencari yg satu
meninggalkan yg 99 ekor di Padang gurun, sedangkan di Padang gurun itu bayak
pemangsa seperti singa beruang dan tidak ada rumput.
Kalau
kita terjebak kepada topik pembicaraan.maka kita akan bingung, karena Tuhan mencari
yg satu itu, mengabaikan yg 99, karena Tuhan inginkan:
1. tuainya yg maksimal
2. angka 99 tidak ada
artinya bagi Tuhan sama sekali. Artinya sebaik apapun perbuatan kita tanpa
adanya faktor Tuhan dalam hidup kita itu semuanya sia-sia.
Seperti
perempuan Samaria ,
pada awalnya terjebak pada topik perkataan Yesus, dan selalu menghubungkan
firman dengan kebutuhan lahiriahnya saat itu. Tetapi ketika ia terus berbicara
dengan Yesus, akhirnya ia mengerti tujuan perkataan Yesus. Perempuan Samaria
ini meninggalkan kebutuhan lahiriahnya dan pergi bertindak sesuai dengan tujuan
firman mendatanginya.
Biarlah
kita seperti 5 wanita yang bijaksana tepat melakukan segalanya baik waktu dan
hikmat dengan menyiapkan segala sesuatunya, karena kebodohan harus tidak ada
lagi dalam hidup kita. Semua sudah disingkapkan tinggal diri kita yang
merealisasikan firman menjadi daging.
Biarlah
kita terus membuka hati dan pikiran kita untuk senantiasa ada tempat di dalam
kita untuk Firman nyata dan termanifestasi, ketika kita memberi tempat kepada
Firman, bukan dengan kekuatan kita, pikiran atau persepsi kita bisa mengerti
tetapi Roh Tuhan yang menyingkapkan, dan membukakan pengertian, maksud dan
tujuan Tuhan dari apa yang terkandung dalam FirmanNya sehingga kita akurat
dalam mengesekusinya.
Kita
harus memiliki roh pengertian utk setiap firman yg kt dptkan sbb kt tdk bs
menangkap/memahami setiap firman dg akal pikiran kita. Dengan roh pengertian
kita dp memahami setiap perkataan walaupun bahasanya berbeda apa yg Tuhan
pikirkan kita dp memahaminya.
Kecenderungan
kita selalu pada topik pembicaraan....tapi sekarang kita harus bergeser. Bukan
pada apa yg dibicarakan tapi apa maksud Tuhan yg terkandung di dalamnya.
Untuk
mengawalinya memang dibutuhkan kepekaan, tp kalau kita melatihnya terus maka
kita akan bisa melihat dengan tajam. Sehingga kita tidak diombang-ambingkan
oleh berbagai opini yg membawa kita pada
kebingungan....
Biarlah
kita seperti Samuel yang hanya mendengar satu suara yaitu suara Dia supaya kita
bisa satu bahasa dengan Tuhan.
Kontribusi:
Ibu
Irene, pak Rafael, Ria Riany, Iwan P, Juhara, Yulianthi, Sondang Ht, Dede Priatin,
Stefani, Etty, David, Jefferson JC.