KEHIDUPAN RUMAH ROHANI ~ MEMBANGUN KECENDERUNGAN HATI
Bicara tentang rumah dapat dirangkum dengan dua kata yaitu tentang kecenderungan hati.
Sehebat apa pun hal yang bisa orang tunjukkan itu dibatasi dan tergantung dari kecenderungan hati yang ada di dalam hatinya. Apakah perkataannya, keputusannya dan akhirnya dinyatakan dengan tindakan atau perbuatannya selalu tergantung oleh kecenderungan hatinya.
Keputusan orang mengekspos kecenderungan hatinya.
Kecenderungan Hati Yang Tertuju pada Kebenaran
Firman Tuhan menegaskan, jikalau kecenderungan hati kita hanya tertuju kepada Tuhan dan realita Kerajaan-Nya dan memprioritaskan hal-hal ilahi sebagai hal utama yang kita kejar, maka segala yang dicari dan dikejar bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan, semua itu akan ditambahkan kepada kita (Mat.6:31-33).
Membaca Kecenderungan Hati
Kita tidak usah risau dengan masa depan kita di dalam rumah; HANYA baca, periksa dan perhatikan saja kecenderungan hati kita sendiri masing-masing seperti apa.
Lot berpisah dengan Abraham oleh karena kecenderungan hatinya yang tercipta ketika berada di Mesir, bukan karena terjadi pertengkaran diantara para gembala Abraham dan Lot.
Lot mengambil keputusan yang salah, seharusnya ia tetap berada bersama Abraham. Keluarganya hancur berantakan. Semua karena kecenderungan hati kepada Mesir.
Esau memiliki kecenderungan hati yang ingin bebas, tidak mau terikat aturan rumah. Kecenderungan hatinya tercipta dan bertumbuh di luar rumah, tepatnya di padang perburuan. Kecenderungan hati yang dimilikinya membuatnya tidak menghargai salah nilai yang tertinggi di dalam rumah – yakni tentang hak kesulungan dan warisan. Ia menggunakan kekuatannya sendiri, kekuatan lahiriah, termasuk untuk menyenangkan bapanya, Ishak dengan selalu memberikan daging hasil buruannya.
Kecenderungan orang yang masih hidup secara manusiawi (natural) justru berfokus melihat aspek negatif atau yang berpotensi untuk menjadi negatif. Begitu pula dengan orang-orang yang tidak lagi terhubung dengan Tuhan, merek akan terus memunculkan kecenderungan hidup dengan mengandalkan kekuatannya sendiri.
Hidup dalam kepatutan
Sebaliknya Yakub memiliki kecenderungan hati untuk dengar-dengaran dan taat kepada ayah-ibu yang ada di rumah, menghargai pola kehidupan dan nilai-nilai yang ada di dalam rumah. Dia tau hal-hal apa yang paling berharga di dalam rumah. Telinganya terlatih mendengarkan segala aturan yang diterapkan di rumah, sudah biasa ditegur. Teguran tidak lagi membuat telinganya menjadi merah, tidak membuat emosinya menjadi negatif.
Yesus juga pernah ditegur oleh Yusuf dan Maria, karena tanpa izin mereka, Yesus yang baru berumur 12 telah membuat orangtuanya khawatir akan keselamatan-Nya, karena tidak ikut pulang bersama mereka. Yesus menyaatakan hasrat hati-Nya bahwa Dia harus berada di dalam rumah Bapa-Nya. Tapi Yesus segera menyadari otoritas Yusuf dan Maria yang diberikan Bapa sendiri untuk memberikan pengayoman kepada-Nya, maka Yesus segera ikut mereka pulang, menuruti mereka, taat kepada mereka. Yesus menyadari nilai-nilai rumah dan menghargai hal itu. Itu yang men-set kecenderungan hati Yesus. Ketetapan hati-Nya terbentuk di dalam rumah.
Luk 2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
Yesus di sungai Yordan ketika hendak dibaptis memanifestasikan dan mengekspos kecenderungan hatinya:
Mat 3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah SEPATUTNYA KITA MENGGENAPKAN SELURUH KEHENDAK ALLAH." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
Kata SEPATUTNYA membuktikan Yesus bukan memenuhi apa yang dikatakan hukum Taurat, yang hanya berisi LARANGAN dan KEWAJIBAN. Yesus tidak sedang meresponi hukum Taurat.
“PATUT” berarti BUKAN hal yang WAJIB dilakukan, tapi PILIHAN. TAAT juga BUKAN WAJIB, tapi PILIHAN. Tindakan KETAATAN mau pun KEPATUTAN BERSUMBER dari KECENDERUNGAN HATI.
Satu-satunya HAL yang membuat SORGA TERBUKA dan ADA PERKENANAN BAPA adalah KECENDERUNGAN / KETETAPAN HATI YESUS.
TUJUAN RUMAH ADALAH UNTUK MENSET KECENDERUNGAN HATI / KETETAPAN HATI KITA.
Kepatutan akan menuju ketaatan. Kita di dalam rumah mungkin belum sepenuhnya taat, tapi apakah kita memiliki kecenderungan hati “PATUT”, berlaku dan bertindak SEPATUTNYA. Memutuskan segala sesuatu menurut KEPATUTAN?
Bukan segala sesuatu yang baik itu PATUT. KEPATUTAN menjadi SARINGAN / FILTER dari keputusan dan tindakan kita, bukan boleh atau tidak.
KEPATUTAN akan menyaring BENIH YANG TIDAK BAIK dan meredam EMOSI NEGATIF. Patutkah saya kecewa? Patutkah saya marah? Kepatutan menangkap benih yang baik. Patutkan saya membiarkan yang terbaik hanya lewat?
Ketika kecenderungan hati kita berpaut pada kebenaran firman, maka timbul DORONGAN-DORONGAN dari Sang Penolong, dari Roh Kudus untuk melakukan hal-hal yang SEPATUTNYA kita lakukan, seperti halnya yang terjadi pada diri Yesus.
MENJADI RUMAH ROH KUDUS
Saya mendapati Penolong yang Tuhan anugerahkan adalah hal yang paling berharga dan paling mulia, karena Dia bersedia dan rela tinggal dan diam bersama di dalam tubuh saya yang fana. Di dalam tubuh ini DULU roh saya ditawan seperti rasul Paulus katakan: Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Rm 7:24.
Ternyata jawabannya adalah Roh Kudus sekarang ada di dalam saya. Dimana saya SEKARANG seperti menjadi tawanan Roh, demi Dia melindungi saya, mengarahkan saya dan memberdayakan saya (Kis 20:22). Maka saya memutuskan untuk terus bersinergi dengan Roh Kudus.
Setelah saya menyadari ada KUASA yang sedang dan terus bekerja, DIA lah Roh Kudus DI DALAM saya yang MEMBUAT saya bisa MENEROBOS setelah tubuh saya mati.
Dan selama tubuh saya hidup, ketika kecenderungan hati saya menerima firman, saya dibungkus di dalam KUASA-Nya. Itu yang membuat saya seperti hebat, karena bisa menerobos segala halangan dan tantangan di depan saya.
Saya merdeka untuk membuat setiap keputusan menurut kecenderungan hati. Sebaliknya Roh Kudus akan menasihati saya ketika saya menahan kebenaran oleh karena pikiran saya salah. Jika saya berkeras, MENGERASKAN HATI, maka sayalah yang harus mengambil segala resiko dan konsekuensi keputusan saya atas kecenderungan hati yang salah, karena tidak berpihak kepada kebenaran. Saya patut melembutkan hati saya ketika firman itu mendatangi saya.
Sekali lagi, KEPATUTAN itu bukan KEWAJIBAN atau LARANGAN. Kita bertumbuh dalam kasih-karunia dan kebenaran, bukan karena menjalankan hukum Taurat, bukan perintah dan larangan, bukan boleh atau tidak.
Sepatutnya kita selalu terhubung dengan firman, sepatutnya kita selalu terhubung dengan Bapa lewat Roh Kudus, sepatutnya kita terhubung dengan aliran air hidup dan aliran kasih karunia di dalam rumah yang dibawa seorang sumber anugerah, sepatutnya kita terhubung dengan semua saudara-saudara di dalam roh lewat frekuensi sorga, sepatutnya kita terhubung dengan jalan-jalan Tuhan. Sebaliknya memutuskan hubungan dengan jalan-jalan dunia dan cara-cara dunia. Sepatutnya kita tidak mencobai diri kita karena bisa menggeser kecenderungan hati kita secara negative. Sepatutnya kita MEMBATASI hal-hal yang bisa menggeser kecenderungan hati kita dan MEMUTUSKAN semua hal yang mencoba/beresiko menggeser pengharapan kita.
JAGAI KECENDERUNGAN HATI YANG KITA MILIKI DENGAN INTEGRITAS
Kita harus terus selaraskan dengan firman-Nya, dengan pola hidup ilahi yang sudah terbangun dalam hidup seorang bapa rohani (Amsal 2:1-7), maka kasih karunia itu yang akan memampukan dan menguatkan kita. Sebab hidup di dalam sebuah rumah rohani pun kita sangat bergantung pada kasih karunia, bukan berdasarkan faktor kedagingan kita. Bukan berasal dari kekuatan sendiri. Kita tidak boleh pasif, stagnant dan terhenti pertumbuhan kasih-karunia dan stature kita.
AMS 2:1 Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam HATIMU, 2 sehingga TELINGAMU MEMPERHATIKAN HIKMAT, dan engkau MENCENDERUNGKAN HATIMU KEPADA KEPANDAIAN (PENGERTIAN) Ams 2:3 ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, 4 jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, 5 maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. 6 Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. 7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,
ARTI AY1-7. condongkan TELINGA kepada HIKMATdan memakai PENGERTIAN pada HATI dan PIKIRAN. Firman dan kebenaran berasal dari mulut Tuhan sendiri. HIKMAT adalah DIA SENDIRI yang berbicara dari mulut-Nya. BERUSAHALAH UNTUK MEMPUNYAI PIKIRAN YANG MEMILIKI KESADARAN TINGGI (bukan bengong-bengong dan suka menghayal) dan PIKIRAN YANG TAJAM DAN MINTALAH PENGERTIAN (incline thine ear unto wisdom, and apply thine heart to understanding to have sober and sound mind). Biarkan FIRMAN MEMPROSESMU sehingga kau mempunyai pandangan dan pengertian yang lebih baik dan engkau mencarinya seperti mencari uang yang hilang atau mengejarnya seperti mengejar harta karun, maka engkau akan memperoleh kebijaksanaan, Dia mengaruniakan HIKMAT, pengertian tentang takut akan Tuhan, dan pengetahuan akan Allah sendiri. Segera engkau akan menyadari pentingnya menghormati TUHAN, mendapat pengenalan akan Kristus dan mempercayakan diri kepada-Nya. TUHANlah sumber hikmat. Dari mulut-Nyalah datang pengetahuan, pengertian dan akal budi. Tuhan melindungi dan menolong orang yang tulus dan murni hatinya, yang berjalan dalam INTERGRITAS. Dia menjadi perisai dan yang mengawal jalan mereka.
Pikiran dan Emosi negatif akan MENGGESER kecenderungan hati.
Keinginan yang tidak patut akan men-set atau menggeser kecenderungan hati.
Dari hal-hal yang BAIK yang ada di dalam RUMAH : banyak tersedia makanan, banyak saudara-saudara, ada pola rumah, ada bapa rohani, ada perlindungan; TAPI yang paling menentukan adalah FIRMAN KASIH KARUNIA, karena firman kasih karunia BERKUASA MEMBANGUN. Siapa yanag mengajarkan dan mengalirkan firman kasih karunia? Murid-murid gereja mula-mula bertekun dalam pengajaran para rasul.
Ada saja peristiwa, kondisi, orang ataupun keadaan yang buat kita mengalami emosi negatif. Kondisi hati tersebut sebenarnya bukan karena disebabkan faktor eksternal, melainkan keadaan internal diri kita sendiri yang kecenderungannya masih mencari hal - hal yang negatif.
Mereka yang menolak kebenaran dan menolak Yesus, seperti anak muda yang kaya; kecenderungan hati mereka yang masih memiliki cinta akan diri sendiri, cinta akan dunia ataupun cinta akan uang. Intinya, mereka belum memiliki paradigma ilahi, yakni belum mati dari segala bentuk keakuan dan keberadaan manusia lama. Masih pertimbangkan untung-rugi.
Sangat umum jemaat di gereja-gereja yang hidupnya masih 'diselubungi' oleh keakuan, filosofi manusiawi atau duniawi dan roh agamawi. Sehingga setiap kali membaca firman atau mendengar suatu pengajaran, semua itu akan terus mereka pahami dari paradigma dan persepsi yang bersifat manusiawi, duniawi maupun agamawi yang hanya menyenangkan keakuan mereka.
Contoh dari pikiran dan emosi negatif yang mengubah kecenderungan hati terjadi pada Adam-Hawa.
Pergeseran ini dialami oleh Hawa dan Adam di taman Eden. Melalui 'dialog' yang terjadi dengan Iblis, maka Hawa mulai 'MELIHAT' pohon pengetahuan yang baik dan jahat. Mereka tentunya sudah sering 'melihat' pohon tersebut, tapi kali ini mereka 'MELIHAT' dalam ketertarikan karena kecenderungan hati mereka telah mengalami perubahan disebabkan terjadinya 'dialog' dengan Iblis.
KECENDERUNGAN HATI KITA PADA SAAT INI AKAN MENENTUKAN JALAN YANG AKAN KITA LALUI DAN TEMPAT YANG AKAN KITA TUJU. Kabar baiknya adalah anak-anak rohani dapat mewarisi roh yang sama seperti yang dimiliki oleh bapanya. Maka anak-anak harus membangun hubungan yang sehat dengan sang bapa rohani sampai mereka memanifestasikan passion, kecenderungan, sikap hati, konsep pikir dan gaya hidup ilahi yang sama seperti yang bapa rohaninya miliki.
Yakub terbukti memiliki ketetapan hati yang kuat, sebab Rahel tidak bisa menggeser kecenderungan hatinya. Yakub tetap bertaut dan fokus kepada misi dari Ishak, ayahnya, untuk menggenapi ikat-janji ayahnya dengan Allah. Namun, tetap saja hal itu membuat Yakub memiliki celah kelemahan. Celah itu membuat Yakub mencoba mempertahankan Benyamin, anak Rahel, daripada melihat tujuan Allah melahirkan suatu bangsa pilihan Allah, seperti yang difirmankan Allah kepada Abraham. Celah itu akhirnya ditutup oleh Yehuda yang bersuara kuat seperti singa yang mengaum untuk membela ayahnya. Tindakan Yehuda seperti juga dilakukan oleh Sem dan Yafet yang menutupi cela Nuh oleh karena mabuk dan telanjang (Kej 9:23). Sama seperti yang dilakukan imam besar Zadok dan Betsyeba terhadap Daud untuk menolongnya sampai kepada destiny, menggenapi seluruh perkataan Tuhan.
Kasih karunia membangun kecenderungan untuk taat
Inti dari pengajaran para rasul adalah firman kasih karunia.
Kis 2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Paulus diakhir-akhir pelayananan memberikan SATU PESAN TERAKHIR kepada para penatua jemaat di Efesus, melalui suratnya; sebelum ia bertolak ke Roma untuk diadili.
Kis 20: 17 Dari Miletus, Paulus mengutus orang ke Efesus dan menyuruh para penatua jemaat datang kepadanya. 18 Dan, ketika mereka datang kepadanya, ia berkata kepada mereka, "Kamu sendiri tahu, bagaimana aku hidup di antaramu sepanjang waktu, sejak hari pertama aku menginjakkan kaki di Asia, 19 sambil melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati, dan dengan air mata, dan dengan pencobaan-pencobaan yang menimpaku melalui persekongkolan orang-orang Yahudi,
25 Dan sekarang, lihatlah, aku tahu bahwa tidak ada di antaramu, yang kepadamu aku berkeliling memberitakan kerajaan, akan melihat wajahku lagi.
Kis 20:32 Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan (warisan) bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya.
Di dalam RUMAH kita DIBANGUN KECENDUNGAN hati untuk taat pada kebenaran dan untuk menerima WARISAN.
Firman kasih karunia-Nya MEMBANGUN kita MENJADI PATUT dan LAYAK menerima WARISAN, menerima MANDAT, menerima PERKENANAN.
TANDA SEBUAH RUMAH ROHANI adalah FIRMAN KASIH KARUNIA yang berasal dari HATI TUHAN SENDIRI.
MARIA Menerima Kasih Karunia
Maria membangun Yesus oleh karena telah menerima firman kasih karunia: Namailah Dia Yesus.
Luk 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Salomo masih muda dan belum berpengalaman: artinya BELUM PATUT. Tapi karena DAUD, ayahnya, ia menerima kasih karunia untuk membangun Bait Allah.
Bekal Daud yang terpenting dan paling berharga bukanlah semua material dan pola yang ia serahkan kepada Salomo, tapi SEPOTONG NASIHAT: KENALLAH ALLAH AYAHMU.
Hanya dengan MENGENAL ALLAH-nya DAUD, maka Salomo akan menjadi PATUT dan LAYAK MEWARISI Kerajaan. Bukan lagi faktor darah / daging, tapi faktor KEPATUTAN.
Warisan rohani BUKAN ditentukan faktor darah/daging, bukan karena kedekatan lahiriah, tapi faktor KEPATUTAN. KEPATUTAN DITENTUKAN OLEH KECENDERUNGAN HATIMU bukan PERBUATAN / PERFORMANCE / PELAYANAN. Yesus belum melayani.
KECENDERUNGAN HATI menjadi POINT PALING PENTING dan MENJADI GOAL PEMBANGUNAN RUMAH.
TUHAN MELIHAT HATI.
Hati yang MURNI CENDERUNG mengikuti FIRMAN KEBENARAN.
Hati yang MURNI CENDERUNG BERPIKIR DAN BERTINDAK SEPATUTNYA.
Hati yang MURNI CENDERUNG TAAT.
Hati yang murni tidak mengandung benih jahat, tidak membawa agenda / motivasi pribadi.
Agenda / motivasi pribadi MEROBAH KECENDERUNGAN HATI.
Emosi / pikiran negatif menyuburkan ilalang, MEROBAH KECENDERUNGAN HATI.
Tujuan Rumah-Rumah (kemah-kemah) Rohani Adalah Untuk Menjawab Panggilan Tuhan
Kemah-kemah Yehuda di kota kecil yang bernama Bethlehem membangun satu budaya-baru, budaya Kerajaan, yang akan melahirkan Mesias. Yakub telah melepaskan nubuat dan visi ini kepada Yehuda:
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. (Kej 49:10 ).
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Yes 9:6 (9-5)
Yesaya diutus oleh Tuhan untuk MELURUSKAN kembali PANGGILAN TUHAN kepada bangsa Israel, bahwa MELALUI SUKU YEHUDA akan lahir MESIAS, Dia yang berhak atas tongkat kerajaan dan menyandang lambang pemerintahan. Dia yang memegang kunci Daud. Kenajisan bangsa Yehuda harus ditahirkan dengan bara api. Najis bibir adalah penyakit dan kekalahan bangsa itu dalam membangun yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, melainkan hanya membuat raja Yehuda (Uzia) menjadi tinggi hati dan sombong.
Kemah-kemah Yehuda itu terbangun dan menyiapkan JAWABAN, respon atas PANGGILAN TUHAN. Mesias akhirnya dilahirkan di kota Bethlehem-Yehuda.
TIDAK BOLEH ADA SELUBUNG MENGHALANGI PANGGILAN TUHAN
Seorang sumber anugerah diperlukan untuk membangun SATU RUMAH. Papa Jonathan David membangun SINERGI diantara bangsa-bangsa supaya KEMAH-KEMAH KRISTUS disiapkan MENJAWAB PANGGILAN TUHAN untuk MELAHIRKAN GEREJA ANAK LAKI-LAKI yang akan memerintah atas bangsa-bangsa di bumi dan seluruh bumi akan tahkluk karena GEREJA membawa KEMULIAAN Tuhan yang belum pernah ada. Belum pernah dilihat, belum pernah terpikir, belum pernah orang bermimpi, belum ada di dalam hati.
Why 12:5 Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya..
Inilah agenda setiap Gereja yang dipanggil oleh Tuhan menjadi rumah dan kemah rohani.
Untuk itu, ini waktunya untuk kita mengarahkan hati kita pada agenda rumah rohani yang Tuhan tetapkan. Jangan keluar dari rumah, namun berakarlah dengan kuat sebagai anak di dalam rumah.
SEKARANG ADALAH WAKTU YANG TEPAT UNTUK MENGEVALUASI "KECENDERUNGAN HATI". APAKAH KITA MASIH TERUS MENGEJAR APA YANG DUNIA INI KEJAR??
Kecenderungan hati kita yang mencintai kebenaran akan mengkondisikan kita dapat melihat panggilan-Nya yang penuh kemuliaan, mengerti kehendak-Nya serta hidup meresponi dan mengerjakan agenda-Nya.
Jadi mari kita benahi kecenderungan hati kita, jangan sampai kita salah memegang harapan masa depan. Tidak ada masa depan yang indah dari apa yang dunia tawarkan. Walaupun terlihat indah di depan tetapi rapuh dan hancur di belakangnya.
Jadi KEKAYAAN KITA, GELAR KITA, POSISI KITA, PROFESI kita, PELAYANAN kita, siapa pun kita TIDAK BOLEH MENGHALANGAI PANDANGAN KITA ATAS PANGGILAN TUHAN. Kalau sampai kita tidak bisa melihat, terus dihalangi, itu berarti KECENDERUNGAN kita akan mengikuti apa yang DUNIA ini cari. Dunia berhasil mengarahkan hati kita.
Jadi mudah atau susah itu tergantung kita bisa melihat tidak panggilan Tuhan yang melebihi panggilan-hati kita, cita-cita kita, agenda kita pribadi, keinginan pribadi dan seterusnya.