Keimamatan Bagi Gereja-Nya
Rangkuman dari input Pp. Djonny dari tgl 7 Mei s/d 2 Juli 2023 sebanyak 9 sesi
Ibr 5:6 sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
Ibr 5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh
Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Ibr 6:20 di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis
bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar
sampai selama-lamanya.
Ibr 7:11 Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah
tercapai kesempurnaan — sebab karena imamat itu umat Israel telah
menerima Taurat — apakah sebabnya masih perlu seorang lain
ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang
tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
Ibr 7:17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
Dari beberapa ayat di atas, dapat kita ambil kesimpulan
adanya PERATURAN MELKISEDEK yang MENETAPKAN YESUS sebagai seorang IMAM BESAR.
Jadi peraturan Melkisedek telah dibuat sebelum Yesus dinyatakan sebagai
Imam Besar. Jabatan Imam Besar itu telah ada terlebih dulu dan barulah Dia yang
berhak atas jabatan Imam Besar itu ditampilkan. Inilah KEIMAMATAN yang ALLAH sendiri
yang MENYEDIAKANNYA dan MEMBUATNYA dengan KETETAPAN HATI ALLAH sendiri.
Berdasarkan TUJUAN dan KEHENDAK-NYA sendiri dan MENJADI DASAR HUKUM dengan
PERATURAN MELKISEDEK untuk ALLAH BERTINDAK dan BEKERJA di alam semesta
ciptaan-Nya dan buatan tangan-Nya.
Apa Sebenarnya Tujuan Allah Menyediakan Keimamatan Melkisedek?
MENURUT PERSPEKTIF KEMAHA-TAHUAN ALLAH, ALLAH MEMBUAT dan
MENYEDIAKAN KEIMAMATAN MELKISEDEK dengan TUJUAN:
1. Tujuan Bagi ALLAH: KEIMAMATAN
MELKISEDEK adalah PERANGKAT PERANG ALLAH YANG SEMPURNA dalam PEPERANGAN MELAWAN
KERAJAAN MAUT.
Dalam kaitan untuk mencapai tujuan-Nya, Allah membutuhkan MITRA
YANG SEPADAN – yakni MANUSIA, karena itu MANUSIA diciptakan-Nya menurut gambar
dan rupa Allah sendiri. YESUS adalah BUKTI
sebagai gambar dan rupa Allah yang
SEPADAN DAN SEMPURNA. Lewat
strategi Allah melalui pengorbanan Anak Manusia itulah DOSA DAN MAUT dapat
dikalahkan dan dibinasakan selamanya.
1Kor 15:26 Musuh yang terakhir,
yang dibinasakan ialah maut.
2.
Tujuan Bagi MANUSIA: Bagi Allah PEPERANGAN
SUDAH BERAKHIR DAN SUDAH DIMENANGKAN OLEH-NYA 2000 tahun yang lalu. Tapi
bagaimana dengan umat manusia YANG BELUM MENYADARI dan BELUM PERCAYA akan HAL
ini? PASUKAN SEKUTU yang dipimpin
Amerika di tahun 1945 telah memenangkan PERANG DUNIA ke-2; tapi banyak tentara
Jepang di pulau-pulau terpencil dan di hutan-hutan yang masih berpikir PERANG
BELUM BERAKHIR. Sampai di jaman modern masih banyak ditemukan mereka di tahun
1960-1970an dan akhirnya mereka kembali ke tanah airnya. Ini adalah masalah KOMUNIKASI
atau MASALAH HUBUNGAN. Itu perspektifnya.
Sama situasinya dengan MASALAH antara ALLAH dan umat manusia
yakni MASALAH HUBUNGAN. Dengan PERANGKAT YANG TETAP SAMA, ATURAN yang SAMA –
yang disebut KEIMAMATAN MENURUT ATURAN MELKISEDEK, ALLAH BERUSAHA dan
BERIKHTIAR bagaimana umat MANUSIA dapat PERCAYA, MENIKMATI KEMENANGAN YESUS
KRISTUS 2000 tahun YANG LALU. Itulah IMAN di dalam nama KRISTUS.
Bagi KITA ORANG PERCAYA, di dalam
MASA ANUGERAH ini dengan KEIMAMATAN menurut PERATURAN MELKISEDEK, ALLAH menghendaki supaya kita menjadi suatu bangsa yang
kudus, menjadi imam-imam bagi Allah di dalam Kerajaan-Nya.
Jadi KEIMAMATAN MELKISEDEK ini adalah PERANGKAT PERATURAN sebagai CETAK
BIRU untuk MEMBENTUK ORANG PERCAYA SUPAYA MENJADI SERUPA DAN SEGAMBAR DENGAN
DIA dengan SEMPURNA sama seperti YESUS menjadi KRISTUS (Kej 1:26).
Keluaran 19:6 Kamu akan
menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya
firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Wahyu 1:6 dan yang telah membuat
kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, —
bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.
Wahyu 5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan
mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
1 Petrus 2:9-10 (TB) Tetapi
kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat
kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang
besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang
telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang
telah beroleh belas kasihan.
KESEMPURNAAN KEIMAMATAN MELKISEDEK
Keimamatan Melkisedek
TELAH Allah siapkan, sediakan dan Allah bangun sendiri; sebab keimamatan
MERUPAKAN BAGIAN DARI RENCANA KEKEKALAN ALLAH. Allah telah merencanakannya
sejak sebelum dunia dijadikan –bahkan sebelum malaikat diciptakan- , sebab
dalam perspektif Kemaha-tahuan Allah, Ia
telah melihat bahwa malaikat dan manusia akan jatuh ke dalam dosa.
Oleh karena itu KARAKTERISTIK
UTAMA daripada keimamatan yang dinamakan keimamatan Melkisedek ini adalah ALLAH
LAH YANG MENYEDIAKAN. Menyediakan apa? MENYEDIAKAN DIRI-NYA sebagai KORBAN. Inilah yang ditangkap dan dibuktikan oleh
Abraham, bahwa Allah adalah Allah Yang Menyediakan, Jehovah-jireh (Kej 22:14).
Oleh karena IA ADALAH ALLAH YANG MENYEDIAKAN YESUS, MAKA:
Tuhan Allahlah (KRISTUS) yang memprakarsai, menginisiasi, berinisiatif untuk
memulai hubungan supaya manusia dapat DIPERDAMAIKAN KEMBALI dan TERHUBUNG dengan
benar, dengan intim dan sempurna dengan Allah.
Ibr 6:19 Pengharapan
itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai
ke belakang tabir, 20 di mana Yesus
telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan
Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.
Apa arti perintis? Ketika
Yesus mati di kayu salib, tabir Bait
Suci terbelah dua.
Mat 27:51 Dan
lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah
gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Itu satu tanda dari Allah bahwa tidak lagi yang memisahkan
antara manusia dengan Allah. Ia telah membuka jalan melalui diri-Nya sendiri. Ini sudah menjawab semua keraguan manusia
tentang Allah. Yesus Kristus telah menjadi jawaban atas pengharapan terdalam
umat manusia kepada Allah seperti dikatakan Ibr 6:19. Dia adalah sauh yang kuat
dan aman bagi jiwa kita yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.
Ini gambaran tentang kemah suci Allah yang terdiri dari pada
ruang kudus di bagian depan di mana terdapat kaki dian dan meja tempat roti
sajian di mana para imam melakukan ibadah. Di ruang kedua di belakang tirai /
tabir terdapat kemah yang maha kudus, ruang Maha Kudus tempat hadirnya Allah. Suatu tabir ini yang dimaksudkan, sebab yang
hanya boleh masuk ke ruang Maha Kudus setiap tahun sekali menurut aturan Harun
dan Lewi adalah hanya imam besar. Tetapi
ingat, imam besar harus menyucikan dirinya dulu dengan darah harus melakukan
penebusan salah atas dosanya dia baru dia bisa bertemu dengan Allah di ruang
Maha Kudus untuk meminta pengampunan dosa di hadapan Allah untuk dosanya dan
dosa umatnya.
Baca Ibrani 9:1-10.
Ini adalah kiasan dari masa sekarang yang Yesus telah
lakukan dan sempurnakan, sebab mereka dulu harus melakukannya setiap tahun dan
tidak dpat menyempurnakan mereka. Mereka masih hidup dalam kekhawatiran dan
ketakutan, tidak mendapatkan damai sejahtera dalam jiwa mereka. Hati nurani
mereka masih menuduh mereka.
Ibr 10:20 karena Ia
telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu
diri-Nya sendiri,
Semua orang beragama menaruh pengharapan akan keselamatan jiwanya setelah kematian. Dan
Yesus memberikan jawaban menurut keimamatan dan aturan Melkisedek, menurut cara
Allah sendiri bukan cara-cara manusia, bukan secara agamawi. Dasar dari semua
agama adalah hukum Taurat yang hanya menyatakan dosa, bukan menyucikan dosa dan
sama sekali tidak menjawab pengharapan yang ada di dalam batinnya, sehigga
jiwanya tidak pernah tenang dan damai. Selalu khawatir tentang keselamatannya
dari neraka setelah kematian.
Alkitab berkata apa yang dilakukan Yesus sebagai Imam Besar
menurut peraturan Melkisedek telah mengamankan pengharapan itu. Aman bagi jiwa
kita: pikiran perasaan dan memberikan ketenangan tidak merasa kegalauan. Jadi keimamatan ini sangat mempengaruhi
kehidupan langkah kehidupan saudara. Ayat 19
pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita yang telah
dilabuhkan sampai ke belakang tabir.
Jiwa itu seperti kapal yang terus diombang-ambingkan
gelombang dan badai. Jiwa bisa mengalami kegoncangan. Kegoncangan pada pikiran dan perasaan yang akan menghambat perjalanan hidup rohani
saudara selanjutnya dari terpaaan di dunia, dari gelombang gelombang kejahatan.
Gelombang-gelombang yang berupaya untuk menenggelamkan dan menggagalkan hidup
saudara. Tidak ada jaminan dalam hidup
saudara.
Tapi di sini ada satu keimamatan yang ketika saudara
jalani itu akan membuat kepastian, pengharapan
yang memberikan keamanan, jawaban akan pengharapan saudara, memberikan
realitanya. itu mengamankan jiwa . saudara tidak perlu ragu lagi sehubungan
dengan dosa saudara, hubungan dengan Tuhan
karena pengampunan yang Tuhan telah
lakukan, hubungan dengan hal-hal kelemahan saudara.
Saudara tahu tujuannya dan kapan suatu jangkar harus
dilepaskan dibenamkan ke laut dan harus mendarat sampai menembus karang ataupun
dasar lautan dengan rantainya yang kuat.
Tujuannya agar kapal itu tetap, tidak terbawa arus dan gelombang lautan.
Dia tetap stabil meskipun gelombang ataupun angin menerpanya. dia tetap tidak
akan terbalik dan tenggelam karena ada sauh yang sangat berat ditancapkan ke
bawah.
Sehubungan dengan hal-hal yang telah Allah lakukan dalam
hidup saudara seperti dikatakan pada ayat 20
dimana Yesus telah masuk menembus tabir itu sehingga saudara bisa
bertemu dengan Allah di ruang Maha Kudus
tempat hadiratnya. Jiwa kita sering
menjadi masalah, sehingga kita tidak bisa berjumpa dan kita ragu untuk berjumpa
dengan Allah oleh karena dosa, oleh karena dunia telah menerpa hidup kita.
Dikatakan dimana Yesus telah masuk Yesus telah masuk. Kalau
Dia masuk ke ruang Maha Kudus, itu menunjukkan bahwa dia adalah Imam Besar. Sebab
hanya imam besar yang masuk di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita
ketika ia menurut peraturan Melkisedek menjadi imam besar sampai selama-lamanya.
Ibr 4:14 Karena kita
sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu
Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah
dicobai, hanya tidak berbuat dosa. 16
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat
pertolongan kita pada waktunya.
Betapa dahsyatnya yang dinamakan keimamatan Melkisedek ini,
tapi ingat ada banyak orang yang memiliki keyakinan dan dia berjalan terus
dengan keimanan menurut aturan Harun,
dan bukan menurut aturan Melkisedek meskipun dia sudah lahir baru. Roh
Kudus mengingatkan saya bahwa keimamatan menurut aturan Harun dan Lewi ini
banyak hidup di tengah-tengah kehidupan saudara. Seberapa banyak diantara
saudara selalu mengandalkan pendeta.
Kalau aku didoakan oleh gembalaku oleh bapa rohaniku rasanya doa itu pasti
didengar oleh Tuhan. Bukankah corak
seperti itu adalah kehidupan menurut
aturan keimamatanHarun atau Lewi.
Ibr 7:21 tetapi Ia
dengan sumpah, diucapkan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Tuhan telah
bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: Engkau adalah Imam untuk
selama-lamanya" — 22
demikian pula Yesus adalah jaminan dari suatu perjanjian yang lebih
kuat.23 Dan dalam jumlah yang besar mereka telah menjadi imam, karena mereka
dicegah oleh maut untuk tetap menjabat imam. 24 Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang
lain. 25 Karena itu Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.
Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. 26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang
kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari
orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
27 yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang
setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu
barulah untuk dosa umatnya, sebab hal
itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia
mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.
Itulah kesempurnaan keimamat yang disediakan Allah sendiri,
sejak sebelum dunia ini dijadikan. Agama mencari jalan keselamatan, tapi Allah
lah yang telah menyediakan jalan keselamatan itu dan Yesus Ialah jalan,
kebenaran dan hidup.
Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku.
Yang menjadi dasar Allah membuat keimamatan adalah berdasarkan
hukum-hukum-Nya.
Keimamatan MELKSIDEK seperti menjadi DASAR HUKUM dan
PERATURAN yang dibuat oleh ALLAH sendiri untuk BERTINDAK.
Pertama berdasarkan HUKUM KASIH: KASIH-NYA,
ANUGERAH-NYA, KASIH SETIA-NYA, KASIH-KARUNIA-NYA
Yoh 3:16 Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.
Yang kedua adalah berdasarkan KEMAHA-ADILAN-NYA: hukum
TAURAT.
Ibr 9:22 Dan hampir
segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa
penumpahan darah tidak ada pengampunan.
Karena keimamatan
dibuat berdasarkan hukum-hukum Allah,
maka keimamatan ini mengenal adanya peraturan. Oleh sebab itu dikatakan
keimamatan menurut aturan Melkisedek. Yang mengaturnya dan yang membingkai
keimamatan ini tidak lain adalah Firman Tuhan sendiri.
Bukti Yang Menunjukan Bahwa Allah Sudah Menyediakan Keimamatan Melkisedek.
Kej 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu
baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun
memakannya. 7 Maka terbukalah mata
mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat
daun pohon ara dan membuat cawat.
Kejadian 3:8 Ketika
mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu
pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN
Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Tuhan Allah yang menjumpai Adam dan Hawa itu adalah Yesus
Kristus. Adam dapat mendengar suara
jejak langkah Yesus Kristus di dalam taman ketika hari sejuk. Adam dan Hawa
dapat mendengar secara audible suara langkah Tuhan Allah yang berinkarnasi
sebagai Anak Manusia. Ingat, bahwa ini adalah suara jejak langkah seorang
manusia, bukan Roh Allah yang bergerak
seperti suara angin.
Kej 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu
dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" 10 Ia menjawab: "Ketika aku mendengar,
bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang;
sebab itu aku bersembunyi." 11 Firman-Nya: "Siapakah yang
memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah
pohon, yang Kularang engkau makan itu?" 12
Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah
yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." 13 Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada
perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan
itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
Itu adalah suara Tuhan Allah yang adalah El Shaddai dalam
rupa manusia Yesus Kristus yang berdialog dengan mereka. Tuhan Allah
berinkarnasi dalam rupa manusia. Tuhan Allah memanggil manusia itu PERTAMAKALI
ketika manusia dalam keadaaan BERDOSA. Ingat, dalam keadaan berdosa Adam dan Hawa
tidak bisa mendengar lagi di dalam rohnya suara Allah, tapi ini adalah suara
secara audible yang dapat mereka dengar dengan telinga jasmani mereka.
Dia sendiri dalam KEMAHAADILAN-NYA lalu mendeklarasikan permusuhan antara ular
dan keturunan perempuan itu.
Kejadian 3:15
(TB) Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya."
Yohanes 5:27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya
untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.
Mula-mula Tuhan Allah menjumpai kita lewat Firman-Nya yang
disampaikan oleh seorang hamba Tuhan. Dan ketika kita merespon, maka Firman dan
Roh-Nya bekerja di dalam kita, ketika kita walau pun kita masih dalam keadaan
berdosa.
Kita meresponi dan meresponi, bertambah-tambah iman dan
percaya kita. Dengan kelaparan dan kehausan akan Firman-Nya seperti kita
memerlukan air susu ibu, maka Tuhan
Allah akan menyatakan diri-Nya sebagai El Shaddai, berarti kita sudah percaya
kepada Yesus sebagai Anak Manusia yang menjadi Kristus, yang telah kembali ke
sorga dan duduk di Tahta-Nya.
Karakteristik Keimamatan
Ibrani 7:1 Sebab
Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan
memberkati dia. 2 Kepadanyapun Abraham memberikan
sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama
raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. 3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak
bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena
ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai
selama-lamanya.
4 Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang
kepadanya Abraham, bapa leluhur kita, memberikan sepersepuluh dari segala
rampasan yang paling baik. 5 Dan mereka
dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut hukum
Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu dari saudara-saudara
mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan Abraham. 6 Tetapi Melkisedek, yang bukan keturunan
mereka, memungut persepuluhan dari Abraham dan memberkati dia, walaupun ia
adalah pemilik janji. 7 Memang tidak
dapat disangkal, bahwa yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi.
8 Dan di sini manusia-manusia fana menerima
persepuluhan, dan di sana Ia, yang tentang Dia diberi kesaksian, bahwa Ia
hidup. 9 Maka dapatlah dikatakan, bahwa
dengan perantaraan Abraham dipungut juga persepuluhan dari Lewi, yang berhak
menerima persepuluhan, 10 sebab ia masih
berada dalam tubuh bapa leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapa
leluhurnya itu.
11 Karena itu,
andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan — sebab
karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat — apakah
sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut
peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan
Harun? 12 Sebab, jikalau imamat berubah,
dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. 13 Sebab Ia, yang dimaksudkan di sini, termasuk
suku lain; dari suku ini tidak ada seorangpun yang pernah melayani di mezbah.
14 Sebab telah diketahui semua orang,
bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak
pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.
15 Dan hal itu jauh lebih nyata
lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek, 16 yang menjadi imam bukan berdasarkan
peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
Dari bacaan Alkitab di atas Ibrani 7:1-17 kita dapat melihat
ada 2 keimamatan yang sangat berpengaruh buat jemaat Ibrani. Jemaat Ibrani
adalah jemaat yang terdiri dari orang-orang Yahudi yang telah menjadi Kristen.
Menurut catatan Alkipedia surat Ibrani ini ditulis sebelum tahun 70 M, sebab
peristiwa penghancuran Bait Suci di Yerusalem tidak disinggung dalam surat ini.
Demikian pula ibadah yang dilakukan di bawah pimpinan para imam Lewi tidak
disebut-sebut, hanya penulis surat Ibrani, yang diyakini adalah Rasul Paulus,
mencoba memberikan pemahaman tentang keimamatan yang sebenarnya yang telah
disediakan Allah. Keimamat yang selama ini kakek-moyang dan mereka sendiri
sebagai bangsa Yahudi, khususnya orang-orang Ibrani praktekkan sejak bangsa
Israel keluar dari Mesir – yakni keimamatan Lewi atau keimamatan Harun
sangatlah berbeda dengan keimamatan menurut peraturan Melkisedek.
Beberapa PERBEDAAN YANG SANGAT PRINSIP antara keimamatan
Harun dengan keimamatan Melkisedek dapat kita lihat menurut Ibrani 7:15-17, Ibrani 7:26-27, Ibrani
4:14-15, Ibrani 5:1-7.
Ibr 7:15 Dan hal itu jauh lebih
nyata lagi, jikalau ditetapkan seorang imam lain menurut cara Melkisedek,
16 yang menjadi imam bukan berdasarkan
peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa.
17 Sebab tentang Dia diberi kesaksian:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
1.
Allah telah menetapkan seorang imam menurut
peraturandan cara Melkisedek. Imam Besar ini ditentukan berdasarkan keimamatan
yang BUKAN menurut kehendak dan keinginan serta peraturan-peraturan sesuai
kondisi manusia, tapi berdasarkan HIDUP yang KEKAL, yang tidak dapat binasa.
2. Penetapan
Imam Besar menurut peraturan Melkisedek ini berlaku untuk selama-lamanya, sejak
Imam Besar ini dinyatakan dan terbukti
saleh, tanpa salah, tanpa noda.
Ibr 7:26 Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda,
yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada
tingkat-tingkat sorga, 27 yang tidak seperti
imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk
dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah
dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan
diri-Nya sendiri sebagai korban.
Ibr 5:7 Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan
keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Karakteristik keimamatan Harun atau Lewi
[ ] Dibentuk ketika
Israel keluar dari Mesir
[ ] Dibentuk atas
keinginan manusia, Israel
[ ] bersifat
sementara
[ ] Menggambarkan
kelemahan manusia dan dosa
[ ] Menggambarkan
Ketidak-berdayaan melaksanakan hukum Taurat
[ ] Keimamatan yang
bekerja masih di bawah kutuk
[ ] Keimamatan yang
dipakai selama menantikan Mesias
[ ] Keimamatan
sebagai gambaran adanya hutang darah
[ ] Keimamatan
sebagai gambaran keselamatan dan iman yang dijanjikan
[ ] Keimamatan yang
tidak mewarisi hal-hal yang kekal
[ ] Keimamatan yang
menggambarkan adanya kutuk dosa dan maut
[ ] Keimamatan yang
menggambarkan murka Allah tanpa iman di dalam Kristus
[ ] Keimamatan yang
diakhiri dengan dikorbankannya darah Anak Domba Allah untuk menghapus dosa
[ ] Keimamatan yang
disediakan Allah untuk melindungi Israel dari kemerosotan
[ ] Keimamatan untuk
bertahan hidup dalam keterbatasan
[ ] Keimamatan yang
tidak mungkin bisa mencapai kesempurnaan
[ ] Keimamatan
berdasarkan Perjanjian Lama
Karakteristik keimamatan Melkisedek:
[ ] Keimamatan yang
disediakan Allah sejak sebelum dunia dijadikan. Ini hal prinsip dari kerelaan
hati Allah dengan menyediakan diri-Nya, membuka diri-Nya bagi pengampunan
dosa dunia
Kej 8:21 Ketika TUHAN
mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku
takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan
hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi
segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
Bau yang harum itu
mengingatkan Allah sendiri tentang rencana-Nya dengan mengorbankan Putra-Nya
sendiri: Jadi, mengapakah Aku harus menghukum dan mengutuk bumi ini lagi,
karena bukankah Aku sendiri akan datang untuk menyelamatkan mereka?
[ ] Keimamatan yang
memberikan kemenangan; memindahkan manusia dari siklus kekalahan kepada siklus
kemenangan.
Kej 14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya
Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, 20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang
telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya
sepersepuluh dari semuanya.
[ ] Keimamatan
menurut aturan Melkisedek, menandakan
Allah bekerja melalui Firman dan Roh di dalam hati manusia. Melkisedek
membawa roti dan anggur ketika ia menyongsong Abram (Kej 14:17-18). Roti
melambangkan Firman dan anggur melambangkan Roh Kudus.
[ ] Keimamatan yang
dibentuk sebagai penyediaan [provision] dari Allah; persepuluhan adalah bentuk pengakuan kepada Allah sebagai Allah
Penyedia (Yehova Jireh).
Kej 14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya
Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, 20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang
telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya
sepersepuluh dari semuanya.
[ ] Keimamatan
berdasarkan hukum-hukum Allah yang kuat
Mat 22:40 Pada kedua hukum
inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Mrk 12:31 Dan hukum yang kedua
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain
yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
[ ] Keimamatan yang
dibuat untuk dapat membentuk karakter Allah di dalam diri manusia ( kasih dan
pengorbanan ).
[ ] Keimamatan yang
membebaskan manusia dari beban dosa dan kutuk oleh karena Kristus memindahkan
mereka dari gelap kepada terang
[ ] Hanya Keimamatan
Melkisedek yang bisa MENYATUKAN hubungan Allah dan manusia tanpa batas. Sebab keimamatan ini bicara mengenai Bait
Suci dan Imam Besar. Pengorbanan Yesus dengan mencurahkan darah-Nya keatas
TUTUP PENDAMAIAN dari TABUT PERJANJIAN telah: a. mendamaikan Allah dan manusia.
b. Telah mengikat kuasa dosa dan maut yang bekerja di bawah hukum Taurat (kedua
loh batu yang berisi 10 Taurat Musa ada di dalam tabut)
Dan KEMATIAN Yesus telah menyebabkan TABIR Bait Suci yang
tadinya memisahkan ruang kudus dengan ruang MahaKudus terbelah dua. Ini
menandakan: a. Segala tembok pemisah hubungan antara manusia dan Tuhan
dihancurkan b. Kita bisa menjadi imam-imam besar-Nya Allah c. Kesatuan iman
dengan iman-Nya Allah di dalam batin kita (batin kita adalah bait kudus-Nya
Tuhan). Ketika kita membatinpun, Allah mendengar.
APLIKASI:
Konsep agama selalu mengacu pada keimamatan Harun. Konsep pikir agamawi selalu merasa diri tidak
layak, penuh kelemahan, ataupun cela. Ini mentalitas yang harus sungguh-sungguh
dibongkar dan dihancurkan.
Keimamatan Melkisedek adalah ketetapan hati Allah. Salah
satu alasan terkuat, sebab Dia telah
memilih kita sejak sebelum dunia dijadikan. Dia Allah memerlukan mitra yang
sepadan, maka diciptakan-Nya manusia menurut rupa dan gambar Allah. Namun Adam
gagal.
Berangkat dari kegagalan
Adam dan Hawa inilah yang dijadikan pemikiran dan gagasan, serta menjadi dasar
dari konsep agamawi.
Agama mencari jalan bagaimana cara mencari Tuhan dan
berharap semoga akhirnya dapat bertemu dengan Tuhan ketika sudah mengalami
kematian, supaya jangan dihukum dan masuk ke neraka atau hades.
Sebaliknya keimamatan Melkisedek adalah inisiatif dan
gagasan Allah mencari manusia yang berdosa, supaya terhubung kembali dan
diperdamaikan kembali melalui pengorbanan darah Yesus yang ditetapkan sebagai
Anak Domba Allah yang disembelih.
Dialah yang Abraham maksudkan ketika tidak jadi mengorbankan
anaknya yang tunggal, Ishak, sebab Allah telah menyediakan seekor anak domba
yang tanduknya terikat oleh semak duri. Itu adalah perlambangan Yesus, Anak
Tunggal Allah yang dijadikan korban sembelihan untuk menggantikan manusia
Ishak. Yesus menjadi Anak Domba Allah yang menanggung dosa dan kutuk dengan
mahkota duri dari semak belukar di kepalanya.
Walau kita orang berdosa dahulunya, tapi sekarang oleh darah
Kristus kita telah dilayakkan untuk bertemu muka dengan muka secara pribadi!
Bahkan ada kebenaran penting yang disingkapkan, bahwa kita
adalah para imam di hadapan Tuhan! Inilah iman Kristiani. Kekristenan
mengacu pada hubungan yang Tuhan bangun menurut peraturan keimamatan
Melkisedek.
Ibr 5:1 Sebab setiap imam besar,
yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan
mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban
karena dosa. 2 Ia
harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena
ia sendiri penuh dengan kelemahan,
3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan
korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.
4 Dan tidak seorangpun yang
mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh
Allah, seperti yang telah terjadi dengan Harun.
5 Demikian pula Kristus tidak
memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh
Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan
pada hari ini,"
6 sebagaimana firman-Nya dalam
suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut
peraturan Melkisedek."
7 Dalam hidup-Nya sebagai
manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan
keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena
kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
Jadi, menurut
keimamatan Melkisedek, Allah telah menyelamatkan kita dengan pengorbanan Yesus,
sebab tanpa penumpahan darah tidak ada pendamaian. Hanya darah orang
yang tidak berdosa yang dapat melakukannya.
Roma 5:12 Sebab itu,
sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu
juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua
orang telah berbuat dosa.
Oleh dosa seorang manusia dunia menjadi berdosa dan oleh
kasih karunia yang dilimpahkan di dalam seorang Yesus Kristus jauh lebih besar
untuk dapat menghapus dosa dunia ini.
Roma 5:15 (TB) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan
pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah
jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan
karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu
Yesus Kristus.
Setelah kita diperdamaikan kembali, maka kita dapat dibangun
dan dijadikan Allah sesuai tujuan Allah, yakni menjadikan kita menurut rupa dan
gambarNya. Yesus adalah gambar dan rupa Allah yang sempurna.
Yoh 14:9 Kata Yesus
kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau
tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Di dalam Perjanjian Baru, setiap orang percaya disebut
sebagai imamat yang rajani (1 Pet 2:9), yaitu: para imam yang hidup dari
KerajaanNya. Sebagai Imam, ada berbagai tugas rohani yang harus dilakukan secara
rutin setiap hari, agar hidup kita BERFUNGSI
menjadi Bait-Nya di muka bumi ini, seperti: kita harus memastikan selalu ada firman di dalam hidup kita.
Ini sebagai wujud representasi para imam yang terus mengganti roti sajian setiap hari di Bait Suci. Kita juga perlu memastikan selalu ada pekerjaan firman dan roh yang
berkobar dalam hidup kita setiap hari, sebagai wujud adanya minyak dan
kaki dian yang terus menyala di dalam Bait Suci. Dipastikan juga selalu ada doa dan penyembahan yang
senantiasa mengalir dalam hidup kita sehari-hari sebagai wujud adanya mezbah
ukupan yang menyala-nyala di dalam Bait Suci.
Hidup dalam keimamatan
memiliki suatu pola hidup yang berbeda dibandingkan dengan pola hidup dunia
ini. Kehidupan yang tidak ‘dibelenggu’ oleh ketidakpastian, kehidupan
yang tidak ‘runtuh’ ketika ada goncangan, tetapi justru jenis kehidupan yang
tidak tergoncangkan, kehidupan yang penuh kepastian, dan kehidupan yang penuh
dengan realitaNya!
Dengan pola yang pasti kita bertumbuh dalam keakuratan, bawa
aku untuk dapat terus hidup dalam ketaatan mutlak, ketaatan yang penuh sukacita
dan passion. Kita membuat kecederungan hati. Lalu bagaimana kita. Bukan asal
hantam setiap kesempatan, tapi kita penghidupan kita berasal dari kelimpahan
yang ditambah-tambahkan Allah.
Mat 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
BELAJAR TAAT
Ibr 5:8 Dan sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
9 dan sesudah Ia mencapai
kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang
taat kepada-Nya, 10 dan Ia dipanggil
menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Untuk hidup menjalankan tugas keimamatan atau tidak, memang
bukanlah suatu pilihan; karena kita sudah Ia pilih untuk menjadi para Imam yang
hidup dalam kerajaanNya. Kita harus belajar TAAT, maka kita akan melihat Dia
sebagai Bapa yang baik. Jadi, sebagai seorang anak, PATUTLAH untuk menyukakan
hatiNya, dan di saat yang sama hidup secara akurat dalam mengerjakan tugas
keimamatan, sebagai sebuah ketetapan dari Sang Raja. Tidak ada alasan apapun
untuk kita tidak menjalankan tugas keimamatan ini. Kita adalah para imam yang
hidup didalam kerajaanNya!
Di perjanjian baru ini, pola gereja/ Tabernakel sudah
berubah! Tidak ada lagi halaman! Bahkan tirai yang memisahkan antara ruang
kudus dan ruang mahakudus juga sudah di robek oleh Tuhan sendiri! (Ibr 9:1-4,
Mark 15:37-39)
Itu sebabnya, sebagai para Imam, adalah sebuah keharusan
untuk kita menjalankan 'tugas ini':
1. Memastikan selalu ada firman dalam hidup kita
Salah satu tugas rutin dari para Imam adalah mengganti roti
sajian yang ada di ruang kudus dari bait suci. Roti yang dimaksud berbicara
tentang keberadaan dari firmanNya dalam hidup kita. Yesus berkata: Akulah roti
hidup (Yoh 6:33, 35, 48, 51)
Tanda kita hidup dalam keimamatan yang berdasarkan hidup
kekal adalah kesenangan kita untuk selalu melayani Dia dengan cara berlama-lama
dalam hadirat-Nya dan merenungkan firman-Nya, hingga Dia memberikan pewahyuan,
pengertian dan hikmat kepada kita! Dengan datangnya suara Tuhan dalam hidup
kita (dan kita menyimpan, menghidupi firman tersebut) maka sesungguhnya kita
justru sedang mengerjakan tugas keimamatan kita sebagai orang percaya. Tanpa
adanya firman dalam hidup kita, kita tidak bisa berbuat apa-apa, sebab firman
adalah bahan dasar untuk menjadikan kita menjadi serupa dan segambar dengan
Dia.
2. Memastikan selalu alami adanya pekerjaan Roh yang
memenuhi kita dengan keIlahianNya.
Adalah merupakan tugas rutin dari para imam perjanjian lama
untuk mengisi kembali kaki dian dengan minyak baru sekaligus membersihkan
sumbu-sumbunya sehingga api di kaki dian tersebut selalu menyala secara penuh.
Di perjanjian baru ini, sebagai para imam dihadapan hadirat Tuhan, adalah
merupakan kewajiban kita untuk MENJAGA HATI kita; memastikan selalu tersedianya
MINYAK seperti yang dilakukan kelima gadis yang bijak. Dengan demikian kita membangun terus jiwa kita dengan mengundang pekerjaan Roh
Kudus dalam hidup kita.
Ef 4:22 yaitu bahwa
kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia
lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan
pikiranmu,
Sebagai seorang murid Tuhan, dia akan selalu mendisiplin
pikiran untuk memikirkan hal-hal yang dari Roh. Dia dengan tertib
mengkondisikan diri untuk selalu merasakan dinamika & gelora pekerjaan Roh.
Ini bukan sekeder 'tugas rutin' yang harus kita lakukan dalam menjalankan hidup
dalam keimamatan di perjanjian baru ini!
Sebab Dia, Imam Besar Agung kita hendak menjadi kita para imam yang hidup
didalam kerajaanNya yang kekal!
3.
Memastikan selalu ada penyembahan & doa-doa
yang terus mengalir dari dalam batin kita.
Firman dan Roh adalah cara kita terhubung dengan Tuhan.
Saat imam-imam bertugas di bait suci, selain mengganti roti
sajian, mengisi minyak dari kaki dian, mereka juga harus menaruh racikan
kemenyan di mezbah dupa. Mezbah dupa selalu berbicara tentang doa &
penyembahan kita kepada Tuhan. Dengan kita berfokus mengerjakan dua tugas
keimamatan diatas, secara otomatis dari dalam batin kita akan selalu mengalir
aliran penyembahan & doa-doa kepada Tuhan.
Pekerjaan Firman dan Roh Kudus didalam hidup kita sebagai
orang percaya otomatis mengkondisikan kita untuk selalu berada di hadirat-Nya.
Itulah yang membuat aliran air hidup demikian deras mengalir seiring aliran doa
& penyembahan dari dalam batin kita.
Alasan mengapa ada banyak orang percaya terus alami
kesulitan untuk berdoa & menyembah adalah karena tidak adanya pekerjaan
firman & Roh dalam hidup mereka! Selama kita berfokus untuk mengkondisikan
diri, mengejar realita Tuhan otomatis hidup kita terkondisikan untuk hidup
sebagai seorang pendoa & penyembah.
Itulah fungsi imam dan keimamatan yang semakin diteguhkan di
hadapan hadirat Tuhan, maka kita dapat dibangun
menjadi baitNya di bumi ini dalam
kehidupan sehari-hari.