KUASA untuk MENGUBAHKAN
POWER TO CHANGE
By Ps.Ir. Yappy Widjaya
Maz 127:1-5
(Psa 127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN
yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau
bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(Psa 127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan
duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah
payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
(Psa 127:3) Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik
pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.
(Psa 127:4) Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
demikianlah anak-anak pada masa muda.
(Psa 127:5) Berbahagialah orang yang telah membuat penuh
tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia
berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
Hidup kita akan diukur oleh Tuhan. Sebab itu kita harus tau
pasti dimensi dan ukuran Tuhan, hal-hal yang lebih besar dari ukuran kita. Oleh
sebab itu tidak ada dalih untuk mengatakan tidak bisa atau tidak mampu. Semua yang telah dinyatakan oleh Tuhan di
rumah rohani ini jauh melebihi kemampuan kita dan diri kita. Kita tidak boleh
takut untuk masuk ke masa yang akan datang, sebab Ia sudah ada di masa yang
akan datang.
Tuhan mengukur
1)
Bait Suci, gereja secara korporat
2)
Mezbah
3)
Diri kita pribadi
Kita harus melihat kepada segala hal yang Tuhan sudah
berikan kepada kita. Tidak mungkin Ia memerintahkan hal yang tidak kita mampu,
tanpa Dia mampukan lebih dulu. Ia
memberikan kapasitas dan kemampuan menurut ukuranNya, ketika Ia memberikan
firmanNya. Kadang diri kita yang memperlemah, memperkecil diri kita
berdasarkan pengalaman kita, ukuran kita. Kadang kita malas dan tidak mau
mencoba. Tuhan tau persis kapasitas hidup kita. Sebelum Ia memberikan hal-hal
yang besar dalam hidup kita, Dia siapkan dulu segalanya. Dia ubahkan hidup kita
sehingga kita mampu menggenapkan dan menyelesaikannya.
Kis 19. Ketika Paulus berjumpa pertama kali dengan
murid-murid Apolos di Efesus. Murid-murid yang berjumlah 12 orang itu belum
memiliki kapasitas apa-apa, bahkan mereka belum dibaptis oleh Roh Kudus. Mereka
jauh tertinggal dari kegerakan yang terjadi saat itu. Mereka hanya dibaptis
dengan baptisan Yohanes atau baptisan pertobatan saja. Dengan cepat mereka masuk
ke dalam kebenaran yang disampaikan Paulus. Mereka bisa merasakan dalam rohnya
untuk masuk kepada kegerakan yang sekarang. Saat itu juga Roh Kudus dicurahkan
kepada mereka dan mereka memberikan dirinya untuk dibentuk oleh Paulus. Selama
dua tahun mereka belajar mengenai firman Kerajaan dan kapasitas mereka menjadi
luarbiasa, sehingga seluruh penduduk Asia mendengar firman.
Ada rumah, ada pengorbanan dan ada pintu gerbang
Saudara dibangun dan dibentuk di rumah rohani. Saudara di
disiplin, dibentuk dan diarahkan. Jika saudara belum terbentuk artinya saudara
belum memberi diri saudara. Kapasitas roh saudara harus ditingkatkan di rumah
rohani. Tugas orangtua juga untuk melatih anak-anak, mendisiplin mereka,
membangun mereka supaya memiliki karakter dan etika dan budipekerti. Mereka
harus memiliki moral yang tinggi, nilai-nilai yang luhur, memiliki ketrampilan.
Para pemimpin di rumah rohani harus menjadikan saudara
tampil beda, disiplin, tidak korupsi waktu dan uang, tidak menjadi munafik.
Jika saudara adalah pengusaha, saudara dilatih untuk memperhatikan karyawannya,
menjadi leader. Saudara diperlengkapi dan diberikan banyak firman, dilatih;
semua untuk bisa berdampak di sekitar saudara, berdampak kepada lingkungan dan
berdampak kepada kota. Jangan jadi pemimpin di gereja saja, tapi di luar
tertindas. Saudara harus membawa keluar apa yang saudara dapatkan di rumah –
mentalitas, budaya, standar – keluar sana. Semua harus dibangun dengan tepat,
akurat dan benar. Semua supaya saudara bisa berada di gerbang kota. Ada musuh-musuh
yang akan diletakkan Tuhan ke gerbang kota. Saudara akan jadi pemenangan.
Itulah ending kita, sebagai pemenang.
Di dalam rumah harus bisa mengalami hadirat Tuhan, memiliki
ikat-janji. Semua dimulai di dalam rumah, tapi tidak berakhir di dalam rumah.
Berikan ruang untuk bekerja sama dengan Tuhan sehingga Ia bisa mewujudkan
rencanaNya di kota, di pintu gerbang kota. Kita
harus lebih solid lagi dalam rumah rohani, bisa bergerak AS ONE. Harus
lebih tangguh, lebih solid lagi bekerja sama dalam rumah rohani. Jangan hidup
egois walau pun hidupmu dan keluargamu makin baik, makin sejahtera dan makin
diberkati. Kita ini ONE HOUSE dengan jemaat di Bandung, Medan, Losari, Bangka
dan seterusnya. Kita memiliki panggilan yang sama, minum dari sumber air yang
sama. Kita harus makin kuat dan makin solid bekerja sama, As One. Utamakan
ketaatan dalam rumah. Ada penyediaan roti yang fresh di rumah, ada benih yang
murni. Ada perlengkapan dan persediaan di rumah sehingga semua bersedia untuk
ditempatkan di mana pun. Ketika Daud maju berperang melawan Goliath, raja Saul
bertanya: Anak siapakah engkau? Saul tau siapa ayahnya Daud, tapi Saul ingin
mengetahui siapa yang mendidiknya, siapa bapa rohani dan siapa pemimpin
rohaninya? Dimana ia dididik dan
dibentuk?
Ketika ada masalah dengan seorang anak berandalan, kita akan
bertanya: anak siapa itu? Siapa bapaknya?
Dari Rumah Ke Kota
Perjalanan kita
dimulai di dalam rumah dan dibawa ke kota. Kita tidak sendirian. Tuhan
memberikan dan menyiapkan sehingga kita memiliki power of insipiration, power of
influence dan power to change. Semua
disiapkan di dalam rumah, supaya bisa bersama-sama Tuhan pergi ke kota. Jika
bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sia; jika bukan Tuhan yang mengawal kota
akan sia-sia.
Kota akan terpengaruh
oleh kehidupan kita. Manusia rohani kita akan memiliki dampak. Itu yang
terjadi di Muar. Kota Muar bukanlah destiny pariwisata, tapi 40 lebih bangsa
datang ke sana. Kota terdampak dan terpengaruh. Atmosfir kota berobah karena
ada rumah rohani sudah terbangun.
Ketika Tuhan mendapati
rumah rohani terbangun di sebuah kota, maka kota itu akan terlindungi oleh
sebab Tuhanlah yang mengawal kota. Di pintu gerbang duduk tua-tua (gereja
yang sudah dewasa dan matang secara rohani, yang memiliki otoritas untuk
menentukan siapa yang boleh masuk atau tidak. Apa yang boleh masuk atau tidak.
Yang disunat dalam rumah rohani oleh bapa rohani adalah
kehidupan lama kita,pikiran kita, agenda kita, sehingga kita hanya hidup untuk
tujuan Tuhan. Itu yang terjadi di rumah Abraham. Apa yang Tuhan akan lakukan
terhadap Sodom-Gomora, Tuhan sampaikan dulu kepada Abraham. Jangan ada diantara kita yang memberontak
kepada Roh Kudus. Yang tidak taat kepada Roh Kudus. Roh akan menyentuh roh.
Firman bekerja sehingga hidup kita diubahkan.
Kis 2:14 power of
influence, power of insipiration dan power to change bekerja
(Act 2:14) Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan
kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem,
ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
(Act 2:37) Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka
sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain:
"Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
(Act 2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga
ribu jiwa.
Perkataan Petrus bukan lagi perkataan manusia, tapi
perkataan yang berasal dari Firman dan Roh.
Begitu juga perkataan Samuel. Perkataannya sampai kepada Dan
dan Bersyeba. Perkataannya bukan lagi perkataan manusia, tapi perkataan Tuhan.
Begitu juga perkataan dalam rumah rohani. Itu sebabnya
jangan abaikan perkataan yang kau dapat di dalam rumah rohani. Taati dan beri
dirimu menerimanya. Ini kunci utama dalam rumah rohani. Perkataan dalam rumah
rohani juga adalah perkataan Firman. Jangan terus bergumul dan ragu atau
memiliki banyak keberatan. Jika demikian sulit hidupmu akan terbentuk. Semua
dimulai dari rumah. Taati dan hidupi. Selaraskan hidupmu kepada perkataan
Firman.
(Act 2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
Pengajaran Para Rasul
Mereka bertekun dalam
pengajaran dan doktrin para rasul, bukan pengajaran Tuhan secara langsung.
Tapi perkataan dan pengajaran rasul-rasul itu sama dengan perkataan Tuhan.
Baptisan bukan bagian dari budaya Yahudi. Itu adalah jalan yang baru, cara yang
baru. Itu yang harus saudara tempuh. Tinggalkan jalan yang lama dan hidup yang
lama, tempuh jalan hidup yang baru. Mereka membangun hati dan pikiran mereka.
Menghapus pikiran mereka dan membangun pikiran AS ONE dalam rumah rohani. Itu
gaya hidup yang baru, gaya hidup pertobatan. Selama ini kita egois. Setelah
dalam rumah kita harus tunjukkan dan miliki jalan yang baru, mentalitas baru,
cara pikir baru, nilai-nilai yang benar, ketekunan yang baru, gaya hidup yang
baru.
Ada orang-orang yang tiba-tiba memutuskan keluar dari rumah
rohani, itu karena mereka belum pernah menempuh jalan hidup yang baru. Banyak
orang tidak lagi berzinah, tidak lagi korupsi, tidak lagi memakai narkoba, tapi
belum tentu mereka sudah menempuh jalan yang baru.
Kami para pemimpin sedang dilatih terus dengan budaya yang
baru, mentalitas yang baru, jalan yang baru. Kami harus menampilkan jalan yang
baru dan hidup yang baru. Itu sebagian terlihat dalam acara pernikahan Ira dan
Kaleb yang lalu. Lihat tarian India yang ditampil, betapa mereka semua sudah menyingkirkan egosentrisme mereka.
Mereka semua lakukan itu dengan mengorbankan waktu, tenaga dan materi, tanpa
dibayar sepeserpun.
(Act 2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang
rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(Act 2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya
tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(Act 2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta
miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing.
(Act 2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka
berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah
masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan
tulus hati,
(Act 2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua
orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
Ini yang harus terjadi di rumah rohani kita. Awalnya 120
orang. Bertambah lagi 3000 orang. Dan terus Tuhan tambahkan jumlah mereka
tiap-tiap hari. Inilah power to change.
Saudara harus bersedia dilatih di rumah rohani. Di luar sana banyak
orang yang menyukai kebenaran, walau pun sebagian besar tersembunyi. Biasanya
yang tertampilkan adalah orang-orang yang hidupnya jelek. Banyak orang benar
diluar sana: pemulung, sopir taxi, dlsb. Ubahkan komunitas kita dan kemudian
orang-orang di luar sana.
Ukuran-ukuran Power to Change:
1.
Buat hidup saudara disukai. Bukan dengan cara
kompromi. Lebih banyak orang yang
menyukai hidup kita daripada yang membenci kita. Ada aniaya, tapi lebih banyak
yang menyukai hidup kita. Kita harus menolak kecurangan, seperti menyontek;
tapi tunjukkan bahwa kita membuka diri supaya mereka maju. Kita harus
meng-edukasi mereka dan membangun hidup mereka. Lakukan pekerjaanmu dengan
sungguh-sungguh dan tidak bersungut-sungut.
2.
Kis 5:11. Ditakuti atau disegani. Itu akan
memberikan dorongan seseorang untuk bertobat. Kita ditakuti karena memiliki
kebenaran.
3.
Dipercaya. Kis 6:7 Firman Allah makin tersebar,
dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam
menyerahkan diri dan percaya.
Hidup kita harus dipercaya sehingga bisa
mengobah hidup orang.
4.
Dihormati. Kis 5:13 Orang-orang lain tidak ada yang berani
menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak.
Karena hidup benar yang saudara bangun,
nilai-nilai dan standar yang kita bangun membuat kita sangat dihormati. Ini
yang harus terjadi dalam hidup kita. Miliki martabat, keberanian, hidup teguh,
tidak egois, banyak menolong; walau pun tidak punya uang atau rumah mewa atau
mobil mewah.
Murid, Bukan hanya Gereja atau Orang Kristen
5.
Diakui sebagai murid-murid Tuhan. Bukan oleh
gereja atau oleh orang Kristen. Saulus mengakui mereka adalah murid-murid
Tuhan. Orang yang mengabdi, melayani Tuhan. (Act 9:1) Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus
untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar.
Belajar terus firman kebenaran,
sehingga ini menjadi milik kita. Kita menjadi seperti anak panah dalam tabung
seorang pahlawan.
Siapa musuh di pintu gerbang yang
harus kita tahklukkan?
Mat 10:34-39 (Mat 10:36) dan
musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Musuh kita adalah mereka adalah orang-orang yang hidup secara daging,
secara lahiriah, secara duniawi.
Saudara harus menang, tidak
terpengaruh, tidak terhambat, tidak menguasai, memerintah hidup saudara
sehingga saudara terhenti dari perjalanan hidup rohani saudara. Bangun hidupmu
secara rohani. Jangan terpengaruh familiar spirit atau roh kelaziman. Itu
adalah roh jahat / demonic. Terah kehilangan Haran, anaknya yang dikasihi yang
meninggal. Ia begitu rupa terkenang dan menjadi terikat di kota Haran. Matilah
Terah di kota Haran, secara rohani.
Yohanes Markus ikut dalam pelayanan
penginjilan dengan Paulus dan Barnabas. Yohanes Markus keponakan Barnabas.
Paulus menolak untuk Yohanes Markus ikut terus, karena ia pernah meninggalkan
mereka. Barnabas lebih memilih keponakannya dan meninggalkan Paulus. Sejak itu
nama Barnabas tidak pernah lagi disebut-sebut, setelah Kis15 ini.
Siapa musuh terbesar kita?
Ego kita itu musuh kita yang utama
yang harus kita taklukkan. Kepentingan, selera, ambisi dst. Ketika Yosua
berperang melawan Yerikho, Akhan mencuri jarahan. Barang-barang dari emas dan
perak, dia lihat dan dia ambil daripada dibakar. Akhan dan familinya dilembar
batu pada saat itu juga.