KORELASI GEREJA DAN KOTA
Korintus adalah sebuah kota
kosmopolitan, ibu kota
propinsi Akhaya. Korintus menjadi kota bisnis yang kaya, berpenduduk 200.000
jiwa yang terdiri dari berbagai bangsa terdiri dari orang Yunani, Itali,
veteran tentara Roma, pengusaha, pejabat-pejabat tinggi, dan orang-orang Asia
termasuk Yahudi.
Di Korintus, Paulus mempunyai misi utama untuk memuridkan
orang-orang percaya di sana
dan membangun basis penginjilan / basis apostolik. Jadi dalam hal ini Paulus
masih merintis, masih pontang-panting dengan dukungan seadanya dan dengan
rekan-rekan kerja yang berganti-ganti. Mula-mula dengan Barnabas, lalu dengan
Silas, karena Barnabas lebih membela keponakannya (ikatan darah-daging).
Kemudian bergabung Timotius yang menjadi anak rohaninya Paulus.
Di Korintus inilah Paulus berjumpa dengan Akwila dan
Priskila, istrinya. (ay2).
Paulus menginap di rumah mereka dan bekerja bersama-sama
dengan pasangan suami-istri itu mengerjakan kemah, karena mereka memiliki
profesi yang sama sebagai tukang kemah. (ay3).
Paulus melakukan itu sambil memberitakan injil setiap hari
Sabat di rumah ibadat kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani (ay4).
Silas dan Timotius kemudian menyusul, bergabung kembali
dengan Paulus ke Korintus. Mereka datang dari Filipi, Makedonia membawa
persembahan dari jemaat Filipi, Makedonia untuk misi Paulus (ay5).
Ada
3 hal yang menjadi tantangan dihadapi Paulus dalam mengemban dalam penginjilan
/ gospel
1. Penolakan
2. Membangun jaringan
kerja untuk memenangkan kota
3. Biaya perjalanan
misi dan beban penghidupan
Act 18:5 Ketika Silas
dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan
firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus
adalah Mesias.
Act 18:6 Tetapi
ketika orang-orang itu memusuhi dia dan menghujat, ia mengebaskan debu dari
pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah darahmu tertumpah ke atas
kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang aku akan
pergi kepada bangsa-bangsa lain."
1. Penolakan
Paulus datang ke Korintus dengan beban yang tidak ringan.
Sedikit banyak ia masih dibayangi masalah yang terjadi di Athena. Penolakan
merupakan masalah terbesar dari sebuah misi. Ada beberapa hal yang biasanya menyebabkan
penolakan:
a. Misi tidak sesuai
dengan visi Tuhan. Walau pun tidak ada jaminan tidak ada masalah dan tidak
ada jaminan keberhasilan misi, jika memang sudah sesuai visi Tuhan.
b. Di luar panggilan
Tuhan atau kasih-karunia Tuhan.
Di Korintus inilah
Paulus mendapatkan konfirmasi atas panggilan dan kasih-karunianya, setelah mengalami penolakan untuk kesekian
kalinya. Katanya: “Mulai dari sekarang aku akan pergi kepada bangsa-bangsa
lain."
c. Tidak ada
persiapan yang cukup dari sisi misionaris atau dari sisi penerima injil /
target audience.
2. Membangun jaringan kerja untuk memenangkan kota
Sasaran setiap misi adalah minimal bagi kota yang didatangi. Jangan memperkecil lagi
minimum targetnya, karena gereja terkait
erat dengan kota
dan bangsa. Mengapa?
Lihat dan pelajarimengenai “gereja Lot” yang egoistis. Gereja
Lot tidak pernah bersyafaat bagi keluarganya dan bagi Sodom-Gomora. Akibatnya
Sodom-Gomora dibinasakan Tuhan. Gereja Lot memiliki kuasa dan mampu berdampak,
tapi tidak bisa berfungsi. Mereka adalah gereja yang statis dan hanya melayani
diri sendiri. Gereja Lot penuh dengan ‘self’: self-sufficient (Job 20:22),
self-confident (Provebs 14:16), self-seeking (Rom 2:8), self-condemned (Titus
3:9-11) and mostly full of extortion and
self-indulgence (Mat 23:25). Gereja Lot hanya menghasilkan generasi yang amoral
dan menghasilkan bangsa yang tidak disukai Tuhan (bangsa Moab). Balak bin Zipor, Raja Moab menyuruh Beleam bin Peor mengutuki bangsa Israel dengan
sumpah-serapah.
Tujuan Paulus sama dengan tujuan Yesus. Dalam setiap
misinya, dia harus menyiapkan gereja yang berdampak dan mempengaruhi kota dan orang-orang yang ada di kota itu. Dengan demikian gereja bisa
menghadirkan Tuhan di kota
itu.
(Matthew
9:35) Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah
ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit
dan kelemahan.
Mat 11:20 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang
tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan
mujizat-mujizat-Nya:
Jika kita harus punya kerinduan melakukan mandat dari Yesus, maka
level minimum targetnya adalah kota.
Jangan hanya sebuah gereja. Jika targetnya
hanya sebuah gereja biarlah mereka yang ada di kota yang sama melayani di gereja lokal.
Pembicara jangan berpikir suara-Nya yang disampaikan akan
memantul kembali ke dalam dari empat dinding gereja. Kita berbicara mengenai
alam spiritual dan kuasa Firman yang keluar dari mulut Bapa sorgawi dan
peperangan melawan musuh-musuh di angkasa, penguasa kota. Dengan firman-Nya yang berotoritas dan
berkuasa, perkataan Roh dan hidup, tidak ada batasan natural sanggup membatasi.
Firman yang dilepaskan di kota
itu akan bekerja sampai tuntas dan kehendak Tuhan tergenapi, sebab pelaksana
firman-Nya kuat.
Joe 2:11 Dan TUHAN
memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat banyak dan
pelaksana firman-Nya kuat.
Seberapa pun yang hadir dalam pertemuan itu. Kita tidak
membawa pesan dan firman yang lemah. Kita membawa serta seluruh sorga mendukung
misi, sebab itu bukanlah misi kita. Peperangan itu milik Tuhan. Kita hanyalah
alat di tangan Tuhan. Hasilnya bukan tanggung-jawab kita. Jika terjadi tuaian
besar, sukacita kita adalah sukacita sorga, kesedihan kita adalah karena Dia.
Bukan karena kita harus kecewa dengan tiada respon pendengar, tiada hasil, yang
ada malah penolakan dan penolakan.
Oleh karena itu sebelum berangkat dan sebelum tiba di kota itu, harus ada TIM
PEMENANG. Tim Pemenang tujuannya
untuk meningkatkan pengurapan korporat dan mengejar destiny, yaitu tim yang
terlatih, berfungsi, bersinergi, bermitra dengan Tuhan.
Mereka adalah jaringan kekuatan yang mendukung, yaitu para
pendoa syafaat yang maju berperang bersama Panglima Tentara Sorga dan bala
tentara sorga – memukul mundur musuh dan
menghadirkan hadirat Tuhan, sehingga merobah atmosfir menjadi kondusif
bagi penginjilan. Mintalah melalui pastor senior atau gembala di gereja
lokal tersebut mempersiapkan diri mereka juga, karena merekalah yang terus ada
di kota itu itu me-representasikan kehadiran
Tuhan di sana.
Dua pihak bersatu dalam satu tujuan dan satu misi menjadi AS
ONE akan sangat dahsyat hasilnya.
Tugas penginjil adalah mempersiapkan, mendengar apa yang
hendak Tuhan katakan pada kota
dan bangsa itu dan melihat apa yang Tuhan lakukan di sorga, sehingga kita juga
melakukannya. Tugas penginjil bukan hanya khotbah, tapi membawa pesan-pesan
yang sudah dihidupi, dengan kebenaran yang tak terbantahkan dan doktrin yang
tak terkalahkan (infallible words). Penginjil akan membawa pesan-pesan yang
sudah matang dan hanya perlu dikonfirmasikan dengan satu kekuatan dengan jemaat
di sana dan
mendeklarasikan firman itu bersama-sama (As One).
Jangan pergi sebelum kau memiliki kelengkapan senjata Allah
ini. Level air kehidupan dalam roh kita
harus maksimal, sehingga kita bisa mengalirkan air kehidupan itu dengan limpahnya kepada kota itu. Tuhan memberi dengan berkelimpahan, demikian juga kita harus
memberi dari kelimpahan itu. Bukan dengan kuat gagahku (sebenarnya itu
kelemahan), tapi oleh RohMu. Sasarannya
adalah bagaimana jemaat lokal bisa menaikkan level air roh mereka, melatih
mereka secara singkat dan langsung, mengarahkan agar mereka memiliki passion
yang sama.
Jangan pergi tanpa keyakinan Tuhan di sisi kita, sebab kita
pergi ke garis depan medan
peperangan. Peran utama pembicara adalah
untuk menjadi pahlawan, bukan sebagai pengkhotbah biasa-biasa. Jika perlu,
bawalah berberapa orang yang terhubung denganmu, mereka yang kau didik dan
perlengkapi sedemikian rupa. Mereka adalah seperti anak-anak panah pilihan, di
tangan pahlawan, yang siap dilepaskan di
garis depan medan
peperangan. Mereka adalah orang-orang bagian dari Tim Pemenang.
(Psalms
127:4) Seperti anak-anak panah di tangan
pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
3. Biaya perjalanan misi dan beban penghidupan
(Romans 15:26) Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil
keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara
orang-orang kudus di Yerusalem.
(Romans 15:27)
Keputusan itu memang telah mereka ambil, tetapi itu adalah kewajiban
mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani
orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi
dengan harta duniawi mereka.
Di setiap kota
yang dikunjunginya, Paulus selalu membangun basis apostolik. Caranya ialah
dengan meletakkan dasar (fondasi) daripada basis itu. Ia adalah arsitek yang hebat.
Pada waktu di Filipi, Makedonia, Paulus juga sudah
meletakkan fondasi itu. Ia membangun hubungan yang terhormat (honorable
alliance) dengan orang-orang yang terhormat di kota itu. Demikian juga saat berada di
Korintus ini; sehingga kita melihat Makedonia dan Akhaya memutuskan untuk
mengambil bagian dalam pelayanan dengan harta duniawi mereka.
Kita lihat pola dari
misi Paulus.
1. Dia meninggalkan Silas dan Timotius di Makedonia;
sementara Paulus sendiri sudah berada di Korintus (Kis 18:5).
2. Act 19:1 Ketika
Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan
tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
Dst.
Paulus tidak serta-merta meninggalkan kota
itu tanpa follow-up untuk memastikan keterhubungan-nya (honorable alliance)
sebagai rasul dengan jemaat di kota
itu.
Tujuan Paulus mendirikan basis apostolik bagi
penginjilan adalah:
(Ephesians
2:19) Demikianlah kamu bukan lagi orang
asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan
anggota-anggota keluarga Allah,
(Ephesians
2:20) yang dibangun di atas dasar para
rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Paulus
memastikan aplikasi dari firman Tuhan sesuai dengan pola bangunan rohani (Bait
Suci) yang benar sesuai dengan blueprint dari sorga.
Tujuan Paulus dengan meletakan fondasi bangunan gereja
yang benar supaya:
(Ephesians 2:21) Di
dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang
kudus, di dalam Tuhan
.
Ini berbicara pertumbuhan
jemaat secara korporat, yang saling bersinergi sebagai Satu Kesatuan gereja
korporat (as one) dalam Tubuh Kristus
dengan tujuan, arah dan agenda yang sama. Memberikan pemahaman apa yang menjadi
tujuan gereja dan apa yang menjadi prioritas Tuhan atas kota dan bangsa saat ini.
(Ephesians 2:22) Di
dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam
Roh.
Ini berbicara mengenai pembangun
tubuh rohani secara individual, memiliki landasan iman yang benar, yang kuat;
dipersiapkan menjadi anggota jemaat yang tahan-uji, sebagai pemenang.
Secara singkat, Paulus bertujuan untuk membangun STRUKTUR
OPERASI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pelayanan dan pertumbuhan yang
efektif. Ini adalah sistem pendukung operasi dan chain of command yang
efektif dalam lingkup gereja secara korporat.
Dengan menyadari apa yang harus menjadi passion dan
prioritas, dan melakukannya dengan roh yang unggul, jemaat akan terbangun
secara efektif untuk mencapai destiny korporat.
Dengan demikian segala biaya perjalanan misi-nya tidaklah
menjadi bagian utama pelayanannya. Namun Paulus tidak mau menggantungkan
hidupnya – yaitu kebutuhan pokoknya – kepada orang lain.
(1 Corinthians 9:14)
Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan
Injil, harus hidup dari pemberitaan
Injil itu.
(1 Corinthians 9:15) Tetapi aku tidak pernah mempergunakan
satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya akupun
diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun
juga!
(1 Corinthians 9:18)
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh
memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku
tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
(1 Corinthians 9:19)
Sungguhpun aku bebas terhadap
semua orang, aku menjadikan diriku
hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
Dengan tidak
menggunakan haknya sebagai pemberita injil, Paulus mendapat keuntungan
berlipat-lipat:
1. Kemegahannya (dan martabatnya) tidak dapat
diusik-usik orang lain yang mengaku sebagai donor atau sponsor;
2. Dia menjadi bebas
– bebas ke mana saja, kapan saja, sesuai arahan Roh Kudus tanpa harus berdebat
dengan penyumbang dana; sehingga dia bisa memenangkan orang sebanyak mungkin.
3. Dia mendapatkan
upah yang jauh lebih besar dan berharga dari Bapa sorgawi.
(Titus 3:13)
Tolonglah sebaik-baiknya Zenas, ahli Taurat itu, dan Apolos, dalam
perjalanan mereka, agar mereka jangan kekurangan sesuatu apa.
(Titus 3:14) Dan biarlah orang-orang kita juga belajar
melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan hidup yang pokok,
supaya hidup mereka jangan tidak berbuah.
(Proverbs 12:9) Lebih
baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak
orang besar, tetapi kekurangan makan.
Pertanyaannya: mengapa gereja terkait erat dengan kota dan bangsa?
Ya betul kita memberikan pengaruh dan dampak dari yang kecil dulu,
seperti keluarga, lingkungan, dst. tapi kita harus "set our mind".....bagi kota dan bangsa, sehingga kita juga membangun diri dengan
kapasitas yang cukup untuk berdampak, menerangi, berpengaruh buat kota dan bangsa. Jadi ini
bicara mengenai pentingnya masalah kapasitas roh kita.
Tujuan/target Paulus sama dengan tujuan Yesus. Dalam setiap misinya, dia harus menyiapkan gereja yang
berdampak dan mempengaruhi kota dan orang-orang
yang ada di kota
itu. Dengan demikian gereja bisa menghadirkan Tuhan di kota itu. (Matthew 9:35) Demikianlah Yesus
berkeliling ke semua kota
dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan
Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Mat 11:20 Lalu Yesus
mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling
banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
Jadi sasaran Yesus tidak pernah pribadi...kecuali bagi orang-orang strategis seperti perempuan Samaria dan orang gila di Gerasa. Mereka
dimerdekakan dan dijadikan Yesus sebagai co-worker-NYA, itu pun juga bagi
tujuan pembebasan kota Samaria dan Dekapolis.
Sekali lagi sy merujuk pada 'gereja Lot' untuk membuktikan keterkaitan gereja
dengan kota dan
bangsa. Di sini kita bisa belajar, bagaimana
dampak dari gereja yang kudus dan benar, tapi hidup bagi dirinya sendiri.....
hasilnya: MENGERIKAN
Gereja Lot tidak pernah bersyafaat
bagi keluarganya dan bagi KOTA
Sodom-Gomora. Akibatnya
Sodom-Gomora dibinasakan Tuhan.