RUMAH ROHANI
PASSION UNTUK MEMBANGUN RUMAH ROHANI
Ps. Irene Tjahyadi 4
Desember 2016
TUHAN sudah melepaskan
firmanNya. Ada konsep yang pasti bagi transformasi bangsa dan kota di bentuk
ulang. Jemaat harus diperlengkapi di dalam rumah rohani bukan di gereja. Apa bedanya? Di gereja ada gembala, ada domba. Tapi di rumah ada bapa rohani ada anak, ada transfer nilai-nilai rohani dan ada warisan.
Maz 127:1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Maz 127:1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Gereja belum siap. Lima tahun ini gereja harus siap. Ada angin dari sorga berhembus yang membawa naik gereja. Jangan sampai kita tidak merespon gereja. Harus sudah mulai terbuka.... Harus ada upgrade seperti di Mazmur 23:
Domba di padang rumput....meningkat jadi putra di rumah Tuhan, jadi anak panah, anak panah di tangan pahlawan, jadi anak panah yang dibawa ke pintu gerbang...
Ini kehendak Tuhan, bukan kita. Harus upgrade
dan peningkatan posisi. Pasti
yang dipilih saat ini. Ia ingin menemukan rumahNya di muka bumi. Tuhan tidak inginkan gereja itu hanya
merupakan sekumpulan orang-orang saja. Ia ingn melihat patron yang dari sorga,
ada orang-orang yang ikut membangun dan ada harga yang harus dibayar. Kita
harus jadi orang-orang yang kuat. Akan ada badai dan hujan. Ada ujian dan
tantangan. Ia akan menggoncangkan apa yang bisa tergoncangkan. Ia akan
membangun rumah yang kokoh.
Milikilah passion untuk itu. Lima tahun ini akan berlangsung cepat. Jangan menunggu, jangan main-main.
Firman itu telah dilepaskan bagi kita semua. Apa yang akan terjadi di bangsa ini jangan jadi penonton tapi jadi pelaku/pemeran sebagai mitra Tuhan. Gereja adalah kumpulan orang-orang yang menjadi mitra bagi Tuhan. Itu harus jadi passion.
Saat ini kita sedang membangun rumah Tuhan...harus jadi rumah Tuhan. Siapa yang menjadi rumah Tuhan? Apa yang kurang di gereja saat ini, padahal firman sudah begitu banyaknya? Ternyata: passion.
Passion dari Tuhan luarbiasa sekali, tapi dari
gerejaNya kurang sekali. Zakheus itu pendek badannya, tapi
kerinduannya besar untuk bertemu untuk menjumpai Dia. Saya renungkan
kembali Zakheus ini. Saya dapatkan sesuatu. Yesus lewat di sana. Ada dorongan di dalam dirinya. Ia menyadari
ia pendek. Tapi ada usahanya untuk berlari mendahului orang banyak dan naik
memanjat pohon ara. Maka kataNya kepadanya: Ia harus datang ke rumahnya. Itulah
passion yang dilihat Tuhan.
Akan ada penyingkapan rumah Tuhan itu harusnya seperti apa. Zakheus itu berusaha. Jangan menunggu, jangan berdiam. Aku merindukan Engkau Tuhan. Passionku harus sama dengan passionMu.
Ketika kota itu dibangun-ulang dan bangsa ditransformasi, maka Ia
mencari dulu rumahNya.
Gereja itu banyak...tapi siapa pemilik dari rumah/gereja itu. Kota butuh melihat siapa pemilik rumahNya.
Rumah yang Dia inginkan harus megah seperti Bait Suci yang dibangun
Salomo. Bukan mega church. Yang dibangun Salomo itu tidak besar, tapi megahnya
luarbiasa. Dia lapisi dengan emas, dengan perak, dengan tembaga. Dan material
batu-batu yang berharga. Dia ingin
menemukan rumah yang bernilai, hal-hal yang bernilai pada pandangan Allah.
Memancarkan kemuliaan Allah. Di Hagai dikatakan: Emas dan perak Aku yang
punya. Dia inginkan emas. Bernilai tinggi.
Siapa yang bisa dijadikan rumah?
1. Mereka yang percaya Dia memiliki passion dan ingin
membangun kehidupan bernilai seperti emas ilahi.
2. Allah juga berperan
aktif untuk membangun kehidupan kita. Bukan dengan upaya sendiri.
3. Emas itu gambar
kemuliaan Allah dan mereka yang ingin melihat kemuliaan Allah.
Mark 1:32-34 Seluruh penduduk kota itu di depan pintu.
Kehidupan kota itu kacau balau karena
dikendalika si jahat. Tapi ketika Yesus ada di dalam rumah, dalam satu malam
kendali atas kota itu berpindah.
Sekarang kendali ada di dalam rumah Tuhan. Kegelapan yang ada di kota ini akan
bisa diubahkan. Saudara harus percaya itu. Ketika gereja dibangun dan terbangun
menjadi rumah Tuhan, gereja menjadi pengharapan, karena Tuhan yang memegang
kendali. Di dalam rumah terjadi
pergeseran dan kota akan dibangun ulang karena kita mengijinkan Tuhan berkuasa
atas rumah/gerejaNya.
Ketika rumah itu terbangun, setan tidak lagi berkuasa, tidak bisa bicara lagi, tidak bisa mempengaruhi kota itu. Kendali dan kuasa itu sudah berpindah. Jangan kita tidak bisa melihat pada saat ini. Minta pengertian yang benar akan firman. Supaya kita bisa melakukan apa yang Tuhan firmankan. Kita harus memiliki respon yang benar seperti Daud.
Kita harus bersyukur, firman sudah dilepaskan. 2 Sam 7: Tuhan tidak pernah bicara kepada siapa pun tentang rumah Tuhan, tapi Daud bisa tau. Maka dikatakan Dia telah menemukan Daud, orang yang berkenan di hadapanNya. Maka Dia katakan akan mengokohkan kerajaan Daud sampai selamanya. Tidak sembarangan Tuhan memberikan hal itu. Daud sangat merindukan membangun rumah Tuhan. Kerinduan yang sama dari Daud harus kita miliki. Hati Daud sama dengan hati Tuhan. Passion yang besar harus kita miliki. Keluar dari hal-hal yang lahiriah. Bukan faktor-faktor lahiriah kita, umur kita, kesempatan kita. Kaleb sudah tua, 80 tahun, tapi dia tetap semangat. Tuhan melihat apa yang ada di dalam hatimu. Jangan terus berada di bawah keadaaan natural kita. Apa yang mulia itu, yang berasal dari Allah harus ada di dalam kita.
Dari rumah Allahlah kota bisa dibangun ulang.
Yesaya 60:1-3, 17-19
Kemuliaan Sion akan terbit ketika gereja sudah terbangun. Semua akan berubah, kota-kota dibangun, ekonomi dibangun, karena ada pergeseran kepada hal-hal yang bernilai. Sebagai ganti tembaga – emas, sebagai ganti besi-perak. Tidak ada kekerasan, keruntuhan dan kebinasaan di negerimu, bukan hanya di gereja. Kuasa Allah tersiar dan bekerja di luar karena terdorong imannya. Ada orang-orang sakit menerobos dan mendapat kesembuhan. Ada surya kebenaran dari Bapa, berkat Bapa.
Jadi kita harus merespon dengan benar. Ia mencari rumahNya ada terbangun di bumi ini, di negeri ini.
Ada bagian kita, ada bagian Tuhan dan ada yang membangun. Daud sendiri tidak membangun. Dia sudah pasrahkan kepada Salomo. Tapi dia sudah mengerjakan bagiannya, mengumpulkan segala material bagi pembangunan itu: emas, perak, tembaga, kayu-kayunya, dst.
Kita bersyukur
tersedia bapa rohani yang menyediakan material-material untuk membangun rumah,
bagi dibangunnya kota dan transformasi bangsa.
Kita lihat ada masa kekeringan, tidak adanya firman setelah Malaekhi.
Kita dibagikan tentang storehouse supaya kita
terlepas dari mammon. Dia
harus temukan rumah, temukan Sion. Roh Kudus terus membawa kita, mengalirkan
terus apa yang dari sorga. Apa yang disediakan Daud harus dibangun menjadi
rumah oleh Salomo. Jangan hanya menerima
dan mendengar, tapi harus membangun.
Anugerah yang dialirkan Tuhan saat ini, menjadi anuegerah yang besar, menjadi material-material yang besar. Semua itu bernilai. Gambaran Bait Suci itu begitu megah, walau pun bentuknya mungkin hanya kotak saja, tapi menarik ratu Syeba untuk datang. Bangun dengan nilai emas. Jadilah mitra yang benar, sehingga kita dibangun, kota dibentuk ulang. Tidak usah lagi mencari-cari keinginan Tuhan, hanya miliki lah kerinduan dah hati yang sama. Kita akan memiliki passsion yang sama. Jangan melihat usamu, kemampuanmu, tapi adakah hati yang rindu yang sama ukurannya dengan kerinduan Dia.
Lihat keluar dari tenda seperti Abraham, sehingga kita melihat kegerakan apa yang Tuhan lakukan di bangsa ini.
Tuhan harus menemukan kita. Daud sedang menggembalakan kambing domba.
Samuel hanya mendapatkan anak-anak Isai yang gagah-gagah, tapi bukan itu yang Tuhan mau.
Gideon harus keluar dari gua. Pergilah dengan kekuatanmu sendiri, hai
pahlawan yang gagah perkasa. Itu respon yang harus dilakukan. Jangan jadi
tertekan. Bangun firman, buat itu menjadi keinginan dari dalam, jangan jadi
keharusan; sehingga membuat kita tertekan. Ada passion Tuhan yang harus kita
responi saat ini, sehingga kita bisa berjalan dari apa yang keluar dari roh
kita. Mulai saat ini Tuhan harus menemukanmu. Harus mulai melangkah, sehingga
akan ada respon dari Tuhan sendiri.
Lihat Bapa. Bagaimana? Lihat hidupKu, kata Yesus.
Maz132:13-14 Tuhan mengingini Sion menjadi tempat kedudukan-Nya, menjadi tempat perhentianNya dan hendak mendiaminya selama-selamanya. Itulah passion Tuhan. Kita yang harus merespon dan menjawabNya. Tuhan tidak bisa berdiam di sembarang tempat, tapi Dia megingini Sion. Dia merindukannya dan sangat mengingininya. Dengan sekuat tenagamu sediakan material, supaya Dia mendapatkan apa yang diinginkanNya. Jangan kuatirkan kebutuhan sehari-hari, sehingga kita bisa merespon Tuhan.
Hagai 1:1-6 Jangan katakan ini belum waktunya (ay4). Jangan ada masalah dalam hidupmu yang menghalangi. Tuhan melihat hati dan menilai. Jangan terus fokus kepada hal-hal yang lahiriah. Tuhan inginkan untuk membangun rumah bagi Dia. Jangan biarkan rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan, bangunan yang tidak berharga. Perkataan Hagai harus menjadi peringatan bagi kita dan mereka yang belum sadar juga pentingnya membangun rumah Tuhan dan merespon kebutuhan Tuhan.
Mat 6:31-33 Orang yang tidak peka akan kebutuhan Allah saat ini dan tidak merespon, maka dia sama dengan orang yang tidak mengenal Allah. Selama itu dia akan bergumul, karena masalah yang dihadapinya hanyalah kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Yang Tuhan inginkan kita meresponi dulu kebutuhan Tuhan, karena semua penyediaan itu datangnya dari Dia.
Maz132:15-18 Ketika kita menjadi rumah, penyediaan itu akan melimpah dari sorga, sehingga tidak lagi menjadi permasalahan apa yang menjadi kebutuhan kita. Itu janjiNya. Jadi adakah kerinduan kita akan hal itu. Jadi kita akan tunjukkan Allah itu seperti apa. Ada karakter, ada mentalitas, ada tujuan Allah; itu bisa kita bagikan. Kita hidup dalam tujuan itu dan bisa kita alirkan keluar segala kekayaan yang dari Allah, yang dari sorga. Maukah kita menjadi sumber berkat itu?
Jangan biarkan level air itu hanya semata kaki, terus berjalan sehingga air itu terus naik, selutut, sepinggang dan terus sehingga tidak bisa lagi ego kita mengendalikan hidup kita, tapi kita terus dibawa oleh Roh. Kita akan dibangkitkan dan bergerak dalam kuat kuasaNya. Kita akan bisa berdampak dan menghidupi banyak orang. Kita akan berjalan sesuai dengan keinginanNya dan kerinduanNya. Lima tahun lagi gereja ini harus mengalami perubahan besar. Gereja ini harus sudah terbangun. Dia harus ada di rumahNya ini. Ada pekerjaanNya, ada kuasaNya, ada kemuliaanNya.
Kej28:10-22 Kepada Yakub diperintahkan pergi ke Haran. Yakub taat. Di perjalanan dia tertidur di Lus dan mendapatkan mimpi. Tuhan menjamahh Yakub yang natural dan dia mengalami hal-hal yang spiritual. Di dalam mimpinya Dia bersekutu dengan Tuhan, mendapatkan pewahyuan, dan memberikan titik masuk / pintu masuk / tangga. Tempat yang natural itu bisa menjadi rumah Tuhan. Kita juga yang masih manusia-manusia natural bisa dijamah, bisa melihat, bisa masuk ke alam roh dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Tuhan memperlihatkan apa yang dari Tuhan, Dia berikan janji-janjiNya, kemuliaanNya, perlindunganNya.
Ketika kita berdoa dan berkumpul, kita harus bisa mengakses alam roh, sehigga kita dapatkan apa yang Dia sediakan: frekuensi sorga sebagai titik masuk, perkataanNya, keinginanNya, tujuanNya. Itu yang kita deklarasikan. Kalo kita menjadi rumah Tuhan ... Bangun hdup kita menjadi rumah Allah. Sorga akan mudah terkonek. Kita akan menjadi pintu.