KEKUATAN IMAN DALAM DIMENSI PROFETIK
DIMENSI PROFETIK
Dimensi profetik ini adalah ukuran atau kapasitas untuk bisa melihat masa
yang akan datang. Orang bijaksana memiliki dimensi profetik. Itu sebabnya ia mempersiapkan fondasi yang kuat di atas batu
Kita tidak bisa hidup tanpa dimensi profetik. Karena tanpa dimensi ini kita hanya bisa hidup berdasarkan tafsiran,
kita panik, bingung. Tapi jika kita sudah tau apa yang terjadi di masa
depan kita bisa menyiapkan diri atas apa yang terjadi di masa yang akan datang.
Kita sedia payung sebelum hujan.
Mat 7:24
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia
sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Mat 7:25 Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
Ay.24-25 Orang bijaksana
memiliki dimensi profetik. Itu sebabnya ia mempersiapkan fondasi yang kuat di atas
batu. Ia membayar mahal dan berusaha tekun
dengan menggali batu.
Kelompok yang lain membangun di atas pasir. Kenapa? Ia tidak menyiapkan
diriya, tidak tau, tidak memiliki dimensi profetik.
Jika orang membangun di bantaran sungai atau di bukit, pasti dia harus tau
fondasi macam apa yang harus dibangun. Kedua kelompok ini tidak disebutkan
mereka membangun di daerah mana. Mungkin tempat yang biasanya aman. Tidak
pernah terjadi bencana alam atau banjir.
Walau pun demikian kelompok yang bijak di mana pun dia berada, dia tetap
membangun rumahnya di atas batu karang, dengan dasar yang kokoh, walau pun
biayanya lebih banyak yang ia keluarkan.
Kedua kelompok ini mengalami
bencana yang sama. Mereka mengalami badai yang sama, hujan yang sama dan banjir yang sama.
Tidak terkecuali semua anak-anak Tuhan. Jadi mana yang saudara sedang bangun?
Banyak yang membangun dengan ramalan, prediksi, perkiraan dsb.
Dua-duanya mendengarkan hal
yang sama, firman yang sama. Tapi bedanya adalah yang bijak memiliki dimensi
profetik, tapi yang bodoh tidak.
Yang bijak dan yang bodoh sudah tau, tapi yang bijak menyiapkan dirinya. Yang bodoh (ignorance / cuek) santai saja. Padahal setiap
firman yang mendatangi hidup kita adalah tentang hal yang akan datang,
tentang masa depan kita. Jangan seperti orang bodoh, yang mengabaikan firman
Tuhan. Jika kau alami bencana, bahaya, badai, maka kau akan tergoncangkan
dengan hebat, menjadi panik, menjadi kecewa, tawar-hati. Tapi jika kau siapkan,
kau tidak akan alami kerusakan yang hebat. Bukan
tidak ada bahaya dan tidak ada badai. Tapi kau sudah siapkan hidupmu apa pun
yang terjadi. Bukan setelah badai, tapi sebelumnya.
Kita harus bertindak. Tindakan kita
harus berupa tindakan profetik, bukan tindakan biasa-biasa. Itu bicara mengenai berjalan dalam firman,
berjalan dalam agenda Tuhan, kalender dan agenda Tuhan. Ketika Ia
menyampaikan firmanNya, Ia memberitahukan apa yang terjadi di masa yang akan
datang.
Kuasa dimensi profetik itu
bisa dilucuti dalam hidup kita, jika kita tidak bisa melupakan masa lampau
saudara. Masa lampau bisa tentang keberhasilan, kesuksesan atau masa kegagalan.
Contohnya adalah Terah, ayahnya Abram.
Tuhan memanggil Abram dengan
panggilan yang profetis keluar dari Ur-Kasdim. Kita diberikan firman yang profetis. Kita harus tau apa dan bagaimana
harus bertindak, sehingga menjadi siap.
Terah juga ikut merespon panggilan Tuhan kepada Abram, sehingga ia ikut
pergi bersama-sama dengan rombongan keluarga itu. Tapi ketika sampai ke Haran , perjalanannya terhenti, karena ia terikat dengan
kenangan dan kesedihan akan meninggalnya anaknya yang bernama Haran
, sama namanya dengan kota
itu. Terah walau pun mengetahui
panggilan itu, tapi ia tidak memiliki dimensi profetik.
Bangsa Israel ketika sudah dibawa keluar
dari Mesir; mereka sudah mengetahui
panggilan dan janji Tuhan akan Tanah Kanaan. Tapi bangsa Israel
terus mengingat masa lampau di Mesir. Mereka
keluar dari Mesir, tapi Mesir tidak pernah keluar dari pikiran mereka (Ini
mirip keponakan Abram, Lot ). Mereka melihat
kenyataan perjalanan padang
gurun itu tidak menyenangkan. Mereka
tidak melihat jauh ke depan, tidak berpegang kepada janji Tuhan. Mereka
pikir menjadi budak di Mesir hidup mereka lebih terjamin. Sikap itu menyebabkan
perjalanan mereka menuju masa depan, terhenti. Dimensi profetik itu hilang dari mereka. Mereka akhirnya dibawa
kembali ke padang gurun dan mati di sana .
Yosua ketika di masa tuanya menuliskan
apa yang sudah dicapainya dimasa lampau. Ia telah mengalahkan 10 raja,
dibandingkan Musa yang mengalahkan 2 raja.
Lalu firman Tuhan mendatanginya, dan oleh karena ia merasa telah puas dengan keberhasilannya di masa lalu, ia kehilangan
dimensi profetiknya.
Lihat sikap rasul Paulus.
Php 3:13
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
Php 3:14 dan
berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus.
Aku melupakan apa yang ada
di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa
yang ada dihadapanku,....
Jangan terpaku dengan
kehidupanmu yang sekarang. Dimensi profetik ini harus terus beroperasi dalam
kehidupan kita.
Apa yang terjadi pada Yakub
luarbiasa sekali. Esau punya nafsu yang sangat rendah. Ia hidup hanya untuk hari ini. Walau
pun ia memiliki orangtua yang luarbiasa; Ishak dan Ribka. Sementara Abraham
juga masih hidup. Mereka hidup dalam satu tenda. Tapi Esau tidak peduli. Ia tidak
peduli hak kesulungan. Ia sangat bodoh dengan akhir kehidupan yang gagal. Hak kesulungan bicara mengenai masa depan,
tapi ia menganggap itu tidak ada gunanya. Ia lebih mementingkan kebutuhannya yang sekarang. Ia ingin memenuhi
nafsu lapar/makannya/mementingkan hal-hal yang lahiriah. Ia tidak peduli masa
yang akan datang, tidak peduli dengan berkat-berkat yang supranatural.
Sebaliknya Yakub terus
berusaha mengejar hal yang sulung itu, bahka sejak dalam kandungan ibunya. Passion luarbiasa sekali. Yakub memiliki dimesi profetik. Ia mendapatkannya dari firman yang ia
dengar dari Ishak dan Abraham. Yakub menginginkannya dan mengejarnya. Semua itu
dimulai dari dalam rumah.
Kej 28:1-5
Gen 28:1 Kemudian
Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya:
"Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan.
Gen 28:2
Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan
ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu.
Gen 28:3 Moga-moga
Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat
engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.
Gen 28:4 Moga-moga Ia
memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada
keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang
asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham."
Gen 28:5
Demikianlah Ishak melepas Yakub, lalu berangkatlah Yakub ke Padan-Aram,
kepada Laban anak Betuel, orang Aram
itu, saudara Ribka ibu Yakub dan Esau.
Seorang bapa rohani
memberikan firman profetis: Moga-moga....(ay 3,4). Ini bicara mengenai masa
yang akan datang. Dimensi profetik itu ada dalam pesan-pesan firman yang
diberikan bapa rohani. Jangan pernah lupakan, sebab kau tau masa yang akan
datang.
Ay10-17
Gen 28:12 Maka
bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di
langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Mimpi Yakub. Tuhan
memberikan firman yang profetis.
Kenapa Yakub bisa mengalami
dimensi profetik yang kuat sekali? Karena
dia taat kepada bapanya, Ishak; sehingga ia mengalami berkat dan penyertaan
Tuhan. Walau pun ia mengalami ketakutan akan Esau dan keadaannya tidak
menguntungkan; tetap ia ikuti instruksi
Ishak, bapanya, tanpa melihat kondisinya saat itu.
Kadang-kadang kau tidak
berani ikut / taat instruksi bapa rohani karena berbagai pertimbangan keadaan
saat ini. Dengan alasan itu kita pakai untuk
tawar-menawar; sehingga kita tidak pernah menerima dimensi profetik itu.
Siapa yang taat dia akan menerima dimensi profetik dalam rumah rohani. Kuncinya adalah ketaatan, jangan memakai
nalar sendiri, analisa sediri, alasannya sendiri.
Karena ketaatannya, Tuhan sendiri yang bertindak dan mendamaikan Yakub
dengan Esau.
Maz 127 Jikalau bukan Tuhan
yang membangun rumah sia-sia orang yang membangunnya....
Kita harus hidup dalam rumah dan taat; terus meningkat menjadi anak panah;
anak panah yang dibawa ke pintu gerbang.... itulah dimensi profetik.
Di rumah ada instruksi, ada perintah dari bapa. Semua perjalanan,
keputusan, tindakan, semua harus dibuat dari dalam rumah. Instruksi dari rumah.
Harus ada pengutusan dari rumah rohani. Jangan sudah membuat keputusan sendiri,
lalu bicara ke rumah rohani. Itu hanya formalitas. Kita harus selalu siap
terima instruksi dari bapa rohani. Kita harus konsisten hidup dalam rumah.
Yakub hidup dalam ketaatan, siap menerima instruksi, sampai masa tuanya
dimensi ini tetap hidup dalamnya.
Kej 49:1,28
Gen 49:1 Kemudian
Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya
kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.
Gen 49:28 Itulah
semuanya suku Israel ,
dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka, ketika ia
memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan
kepada mereka masing-masing.
Yakub bisa memberitahukan kepada anak-anaknya..apa yang akan terjadi
kemudian hari. Dan memberkati mereka dengan berkat (profetik) yang diuntukkan
kepada mereka masing-masing.
Gen 49:3 Ruben,
engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang
terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.
Gen 49:8 Yehuda,
engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk
musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.
Gen 49:9 Yehuda
adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang
tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti
singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?
Gen 49:10 Tongkat
kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari
antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan
takluk bangsa-bangsa.
Yakub mengenali anak-anaknya dengan baik; kegagalan, kejatuhan, kekuatan
dan kelemahan mereka. Ia tidak pernah mengutuk anak-anaknya dan tetap
memberkati mereka. Tuhan menjadi hakim bagi mereka.
Ay9-10. Yakub bisa melihat masa depan sampai datangnya Kristus, akan
datangnya gereja, sampai datang KerajaanNya dan pemerintahNya yang menaklukkan
bangsa-bangsa, kitab Wahyu.
Kej 32:26-28,30 Pergumulan Yakub dengan malaikat. Ia telah berhadapan muka dengan Malaikat Tuhan (dimensi profetik).
Ibr 11
Heb 11:23 Karena
iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang
tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak
takut akan perintah raja.
Heb 11:24 Karena
iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
Heb 11:25 karena ia
lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara
menikmati kesenangan dari dosa.
Heb 11:26 Ia
menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari
pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
Musa tidak mau tinggal di
istana, tidak mau mewarisi kerajaan Mesir. Ia telah melihat Kristus
dan buat Musa, Kristus memiliki kekayaan yang lebih besar dari apa pun/siapa
pun.
Yakub melihat “muka” artinya
melihat masa depannya. Malaikan memukul pangkal pahanya, kakinya terpelecok. Ia
sekarang tidak lagi berjalan menurut jalan pikiranya dan kehendaknya, tapi
menurut jalan-jalan Tuhan. Itu adalah harinya yang baru. Ia sekarang melangkah
dengan langkah-langkah profetik. Tidak lagi dipanggil Yakub, tapi Israel . Ia
alami perubahan jatidiri, seluruh karakternya berubah.
Heb 11:30 Karena
iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.
Orang Israel
diperintahkan untuk berkeliling sejauh 35km setiap harinya mengelilingi tembok Yerikho,
tanpa boleh bicara. Itu untuk menghabisi
kekuatan lahiriah mereka. Lalu pada hari ke-7 mereka harus keliling 7
kali. Itu membukti hasil pelatihan dan ketaatan mereka, keluar dari
faktor-faktor lahiriah.
Jaga jangan sampai hilang
dimensi profetik ini. Apakah karena masa lalu, terpaku kepada faktor-faktor
lahiriah. Dengan dimensi ini kita tidak akan takut dan tidak akan tergoncangkan
lagi.
Ps.Yappy-12FEB2017