Langsung ke konten utama

KEKUATAN IMAN DALAM DIMENSI PROFETIK

DIMENSI PROFETIK
Dimensi profetik ini adalah ukuran atau kapasitas untuk bisa melihat masa yang akan datang.Orang bijaksana memiliki dimensi profetik. Itu sebabnya ia mempersiapkan fondasi yang kuat di atas batu
MAT 7:24-27 Dua Macam Dasar
Kita tidak bisa hidup tanpa dimensi profetik. Karena tanpa dimensi ini kita hanya bisa hidup berdasarkan tafsiran, kita panik, bingung. Tapi jika kita sudah tau apa yang terjadi di masa depan kita bisa menyiapkan diri atas apa yang terjadi di masa yang akan datang. Kita sedia payung sebelum hujan.

Mat 7:24  "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

Mat 7:25  Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Ay.24-25 Orang bijaksana memiliki dimensi profetik. Itu sebabnya ia mempersiapkan fondasi yang kuat di atas batu. Ia membayar mahal dan berusaha tekun  dengan menggali batu.
Kelompok yang lain membangun di atas pasir. Kenapa? Ia tidak menyiapkan diriya, tidak tau, tidak memiliki dimensi profetik.
Jika orang membangun di bantaran sungai atau di bukit, pasti dia harus tau fondasi macam apa yang harus dibangun. Kedua kelompok ini tidak disebutkan mereka membangun di daerah mana. Mungkin tempat yang biasanya aman. Tidak pernah terjadi bencana alam atau banjir.
Walau pun demikian kelompok yang bijak di mana pun dia berada, dia tetap membangun rumahnya di atas batu karang, dengan dasar yang kokoh, walau pun biayanya lebih banyak yang ia keluarkan.
Ada banyak di antara kita tidak hidup dalam dimensi profetik. Kita selama ini menganggap semua berjalan dengan mulus dan lancar. Itu yang membuat kita tidak pernah menyiapkan diri kita; tidak membangun dengan (dasar) yang benar.
Kedua kelompok ini mengalami bencana yang sama. Mereka mengalami badai yang sama, hujan yang sama dan banjir yang sama. Tidak terkecuali semua anak-anak Tuhan. Jadi mana yang saudara sedang bangun? Banyak yang membangun dengan ramalan, prediksi, perkiraan dsb.
Dua-duanya mendengarkan hal yang sama, firman yang sama. Tapi bedanya adalah yang bijak memiliki dimensi profetik, tapi yang bodoh tidak.
Yang bijak dan yang bodoh sudah tau, tapi yang bijak menyiapkan dirinya. Yang bodoh (ignorance / cuek) santai saja.   Padahal setiap firman yang mendatangi hidup kita adalah tentang hal yang akan datang, tentang masa depan kita. Jangan seperti orang bodoh, yang mengabaikan firman Tuhan. Jika kau alami bencana, bahaya, badai, maka kau akan tergoncangkan dengan hebat, menjadi panik, menjadi kecewa, tawar-hati. Tapi jika kau siapkan, kau tidak akan alami kerusakan yang hebat. Bukan tidak ada bahaya dan tidak ada badai. Tapi kau sudah siapkan hidupmu apa pun yang terjadi. Bukan setelah badai, tapi sebelumnya.
Kita harus bertindak. Tindakan kita harus berupa tindakan profetik, bukan tindakan biasa-biasa. Itu bicara mengenai berjalan dalam firman, berjalan dalam agenda Tuhan, kalender dan agenda Tuhan. Ketika Ia menyampaikan firmanNya, Ia memberitahukan apa yang terjadi di masa yang akan datang.
Kuasa dimensi profetik itu bisa dilucuti dalam hidup kita, jika kita tidak bisa melupakan masa lampau saudara. Masa lampau bisa tentang keberhasilan, kesuksesan atau masa kegagalan.
Contohnya adalah Terah, ayahnya Abram.  Tuhan memanggil Abram dengan panggilan yang profetis keluar dari Ur-Kasdim. Kita diberikan firman yang profetis. Kita harus tau apa dan bagaimana harus bertindak, sehingga menjadi siap.
Terah juga ikut merespon panggilan Tuhan kepada Abram, sehingga ia ikut pergi bersama-sama dengan rombongan keluarga itu. Tapi ketika sampai ke Haran, perjalanannya terhenti, karena ia terikat dengan kenangan dan kesedihan akan meninggalnya anaknya yang bernama Haran , sama namanya dengan kota itu. Terah walau pun mengetahui panggilan itu, tapi ia tidak memiliki dimensi profetik.
Bangsa Israel ketika sudah dibawa keluar dari Mesir; mereka sudah mengetahui panggilan dan janji Tuhan akan Tanah Kanaan. Tapi bangsa Israel terus mengingat masa lampau di Mesir. Mereka keluar dari Mesir, tapi Mesir tidak pernah keluar dari pikiran mereka (Ini mirip keponakan Abram, Lot). Mereka melihat kenyataan perjalanan padang gurun itu tidak menyenangkan. Mereka tidak melihat jauh ke depan, tidak berpegang kepada janji Tuhan. Mereka pikir menjadi budak di Mesir hidup mereka lebih terjamin. Sikap itu menyebabkan perjalanan mereka menuju masa depan, terhenti. Dimensi profetik itu hilang dari mereka. Mereka akhirnya dibawa kembali ke padang gurun dan mati di sana.
Yosua ketika di masa tuanya menuliskan apa yang sudah dicapainya dimasa lampau. Ia telah mengalahkan 10 raja, dibandingkan Musa yang mengalahkan 2 raja.  Lalu firman Tuhan mendatanginya, dan oleh karena ia merasa telah puas dengan keberhasilannya di masa lalu, ia kehilangan dimensi profetiknya.
Lihat sikap rasul Paulus.
Php 3:13  Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,

Php 3:14  dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Aku melupakan apa yang ada di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang ada dihadapanku,....
Jangan terpaku dengan kehidupanmu yang sekarang. Dimensi profetik ini harus terus beroperasi dalam kehidupan kita.
Apa yang terjadi pada Yakub luarbiasa sekali. Esau punya nafsu yang sangat rendah. Ia hidup hanya untuk hari ini. Walau pun ia memiliki orangtua yang luarbiasa; Ishak dan Ribka. Sementara Abraham juga masih hidup. Mereka hidup dalam satu tenda. Tapi Esau tidak peduli. Ia tidak peduli hak kesulungan. Ia sangat bodoh dengan akhir kehidupan yang gagal. Hak kesulungan bicara mengenai masa depan, tapi ia menganggap itu tidak ada gunanya. Ia lebih mementingkan kebutuhannya yang sekarang. Ia ingin memenuhi nafsu lapar/makannya/mementingkan hal-hal yang lahiriah. Ia tidak peduli masa yang akan datang, tidak peduli dengan berkat-berkat yang supranatural.
Sebaliknya Yakub terus berusaha mengejar hal yang sulung itu, bahka sejak dalam kandungan ibunya. Passion luarbiasa sekali. Yakub memiliki dimesi profetik. Ia mendapatkannya dari firman yang ia dengar dari Ishak dan Abraham. Yakub menginginkannya dan mengejarnya. Semua itu dimulai dari dalam rumah.
Kej 28:1-5
Gen 28:1  Kemudian Ishak memanggil Yakub, lalu memberkati dia serta memesankan kepadanya, katanya: "Janganlah mengambil isteri dari perempuan Kanaan.

Gen 28:2  Bersiaplah, pergilah ke Padan-Aram, ke rumah Betuel, ayah ibumu, dan ambillah dari situ seorang isteri dari anak-anak Laban, saudara ibumu.

Gen 28:3  Moga-moga Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.

Gen 28:4  Moga-moga Ia memberikan kepadamu berkat yang untuk Abraham, kepadamu serta kepada keturunanmu, sehingga engkau memiliki negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yang telah diberikan Allah kepada Abraham."

Gen 28:5  Demikianlah Ishak melepas Yakub, lalu berangkatlah Yakub ke Padan-Aram, kepada Laban anak Betuel, orang Aram itu, saudara Ribka ibu Yakub dan Esau.

Seorang bapa rohani memberikan firman profetis: Moga-moga....(ay 3,4). Ini bicara mengenai masa yang akan datang. Dimensi profetik itu ada dalam pesan-pesan firman yang diberikan bapa rohani. Jangan pernah lupakan, sebab kau tau masa yang akan datang.
Ay10-17
Gen 28:12  Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.

Mimpi Yakub. Tuhan memberikan firman yang profetis.
Kenapa Yakub bisa mengalami dimensi profetik yang kuat sekali? Karena dia taat kepada bapanya, Ishak; sehingga ia mengalami berkat dan penyertaan Tuhan. Walau pun ia mengalami ketakutan akan Esau dan keadaannya tidak menguntungkan; tetap ia ikuti instruksi Ishak, bapanya, tanpa melihat kondisinya saat itu.  
Kadang-kadang kau tidak berani ikut / taat instruksi bapa rohani karena berbagai pertimbangan keadaan saat ini. Dengan alasan itu kita pakai untuk tawar-menawar; sehingga kita tidak pernah menerima dimensi profetik itu.
Siapa yang taat dia akan menerima dimensi profetik dalam rumah rohani. Kuncinya adalah ketaatan, jangan memakai nalar sendiri, analisa sediri, alasannya sendiri.
Karena ketaatannya, Tuhan sendiri yang bertindak dan mendamaikan Yakub dengan Esau.
Maz 127 Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sia orang yang membangunnya....
Kita harus hidup dalam rumah dan taat; terus meningkat menjadi anak panah; anak panah yang dibawa ke pintu gerbang.... itulah dimensi profetik.
Di rumah ada instruksi, ada perintah dari bapa. Semua perjalanan, keputusan, tindakan, semua harus dibuat dari dalam rumah. Instruksi dari rumah. Harus ada pengutusan dari rumah rohani. Jangan sudah membuat keputusan sendiri, lalu bicara ke rumah rohani. Itu hanya formalitas. Kita harus selalu siap terima instruksi dari bapa rohani. Kita harus konsisten hidup dalam rumah.
Yakub hidup dalam ketaatan, siap menerima instruksi, sampai masa tuanya dimensi ini  tetap hidup dalamnya.
Kej 49:1,28 
Gen 49:1  Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.

Gen 49:28  Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.

Yakub bisa memberitahukan kepada anak-anaknya..apa yang akan terjadi kemudian hari. Dan memberkati mereka dengan berkat (profetik) yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.
Gen 49:3  Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.

Gen 49:8  Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu.

Gen 49:9  Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?

Gen 49:10  Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.

Yakub mengenali anak-anaknya dengan baik; kegagalan, kejatuhan, kekuatan dan kelemahan mereka. Ia tidak pernah mengutuk anak-anaknya dan tetap memberkati mereka. Tuhan menjadi hakim bagi mereka.
Ay9-10. Yakub bisa melihat masa depan sampai datangnya Kristus, akan datangnya gereja, sampai datang KerajaanNya dan pemerintahNya yang menaklukkan bangsa-bangsa, kitab Wahyu.
Kej 32:26-28,30 Pergumulan Yakub dengan malaikat. Ia telah berhadapan muka dengan Malaikat Tuhan (dimensi profetik).
Ibr 11
Heb 11:23  Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.

Heb 11:24  Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,

Heb 11:25  karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.

Heb 11:26  Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.

Musa tidak mau tinggal di istana, tidak mau mewarisi kerajaan Mesir. Ia telah melihat Kristus dan buat Musa, Kristus memiliki kekayaan yang lebih besar dari apa pun/siapa pun.
Yakub melihat “muka” artinya melihat masa depannya. Malaikan memukul pangkal pahanya, kakinya terpelecok. Ia sekarang tidak lagi berjalan menurut jalan pikiranya dan kehendaknya, tapi menurut jalan-jalan Tuhan. Itu adalah harinya yang baru. Ia sekarang melangkah dengan langkah-langkah profetik. Tidak lagi dipanggil Yakub, tapi Israel. Ia alami perubahan jatidiri, seluruh karakternya berubah.
Heb 11:30  Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.

Orang Israel diperintahkan untuk berkeliling sejauh 35km setiap harinya mengelilingi tembok Yerikho, tanpa boleh bicara. Itu untuk menghabisi kekuatan lahiriah mereka. Lalu pada hari ke-7 mereka harus keliling 7 kali.  Itu membukti hasil pelatihan dan ketaatan mereka, keluar dari faktor-faktor lahiriah.
Jaga jangan sampai hilang dimensi profetik ini. Apakah karena masa lalu, terpaku kepada faktor-faktor lahiriah. Dengan dimensi ini kita tidak akan takut dan tidak akan tergoncangkan lagi.
Ps.Yappy-12FEB2017


Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

Kor 5:17        Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat di atas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi benarkah demikian?   Dan yang lama sudah berlalu? Sebab kata ‘sesungguhnya’ menunjukkan kita belum bisa melihat yang baru itu. Mari kita telaah. Ef 4:24            dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. MANUSIA BARU kita telah   diciptakan menurut kehendak Allah SECARA SEMPURNA di dalam KEBENARAN DAN KEKUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA yaitu DI DALAM KRITUS YESUS.   KEBENARAN DAN KEKUDUSAN INI TELAH TERUJI yaitu Yesus sendiri yang dalam rupa-Nya sebagai manusia – TELAH TERBUKTI SUDAH MENGALAHKAN DOSA DAN MAUT. Ef 2:10        ...

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Kehidupan Berkualitas Yang Yesus Berikan Yoh 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,    dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. gbr: opernarmautralia.org Yesus datang supaya kita akan memiliki kehidupan yang melampaui arus seluruh aspek kehidupan, lebih dari cukup, mencapai setiap bagian dari roh manusia kita, setiap bagian dari alam jiwa kita, pikiran, kehendak dan emosi, mencapai setiap bagian dari tubuh fisik kita, mencapai setiap bagian dari keuangan kita, hubungan dan semua yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual kita. Dalam bahasa Yunani,   ada tiga kata yang berbeda -bios, psuche, dan zoe- diterjemahkan sebagai "hidup", dan masing-masing memiliki arti yang berbeda. Bios – adalah kehidupan biologis kita. Semua makhluk hidup memiliki bios. Bioskop artinya gambar hidup. Biologi ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Psuche adal...

KUASA IKAT JANJI (Bagian 2)

Upper Room 180 - 4 Maret 2025 Dr. Jonathan David "Perjalanan ikat janji" adalah perjalanan di mana Allah membawa Abraham masuk ke dalam hubungan yang mendalam, di mana Allah menjadi sumbernya dan berjanji untuk menyertai serta mengubah segala sesuatu di mana pun Abraham berada. Dalam perjalanan ini, identitas Abraham tidak lagi didasarkan pada latar belakang lahiriahnya. Yesus mengatakan ini untuk menekankan bahwa hubungan spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Allah lebih penting daripada hubungan darah. Bahayanya adalah jika kita terlalu terikat pada kewajiban dan identitas lahiriah sehingga menghalangi kita untuk menyelesaikan tugas Tuhan. "Penebusan sejati" adalah pembebasan dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir lama, dan identitas yang dibentuk oleh hal-hal duniawi. Identitas sejati kita ada di dalam Kristus, dan tujuannya adalah untuk semakin serupa dengan-Nya, melepaskan keakuan agar dapat memperoleh Kristus. Tuhan ingin mengubah bangsa-bangsa mel...

EIDO dan GINOSKO

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: *"Jikalau engkau tahu (eido) tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:*  Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Gbr: youtube.com Eido di sini artinya memiliki pengetahuan. Mungkin tau dari orang lain atau pernah melihat-Nya. Pernah mendengar khotbah atau melihat perbuatan dan mujizat yang Yesus lakukan. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan disebut orang bodoh dan bahkan sebagai pelaku kejahatan, karenanya mereka menolak karunia Allah dan menolak Yesus yang diutus oleh-Nya. Orang bodoh tidak melihat apa yang disediakan Allah dan akan berakhir kepada hidup yang sia-sia walau sesukses apa pun di dunia ini menurut anggapan orang. Yohanes 1:11-12 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu merek...

Kuasa Ikat Janji – bagian 4: Berjalan dalam Kemitraan

Kuasa Ikat Janji: Berjalan dalam Kemitraan dengan Tuhan Upper Room 182 – 18 Maret 2025 Dr. Jonathan David Khotbah ini menggunakan perjanjian Allah dengan Abraham sebagai contoh utama, menjelaskan bahwa ikat janji (covenant) itu melampaui iman manusia dan berakar pada sifat kesetiaan (faithfulness) Allah untuk menggenapi firman-Nya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa keterlibatan aktif dan kepatuhan manusia dalam ikat janji, yang disimbolkan dengan sunat (peran kekuatan dan usaha sendiri manusia dikurangi), mengundang intervensi ilahi yang lebih besar dan memberdayakan umat beriman serta keturunan mereka. Khotbah ini mendorong pendengar untuk mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak-Nya sebagai mitra dalam ikat janji. Bagaimana Konsep  ikat janji mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan? Konsep "kuasa ikat janji" secara fundamental mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan dengan menjadikannya lebih dari sekadar hubungan biasa, melainkan se...

Preparing the Bride - Session 08

Karakteristik Gereja Sebagai Kekasih Tuhan - Sesi 08 Tema masih membahas tentang karakteristik gereja yang diidamkan Tuhan sebagai kekasih-Nya , menggunakan Kidung Agung dan perumpamaan bunga bakung di antara duri . Analogi utama yang digunakan adalah kisah Gadis Sunem dalam Kitab Kidung Agung dan hubungannya dengan Kekasihnya dan Raja Salomo. Membandingkan kecantikan lahiriah seorang gadis dengan keindahan batiniah yang dikerjakan oleh Tuhan sendiri , menekankan bahwa Allah lebih tertarik pada hati dan kesetiaan rohani daripada penampilan luar atau upaya manusia. Lebih lanjut, Kidung Agung mengilustrasikan prinsip ini melalui kisah Raja Salomo, gadis Sunem, pemilihan Daud sebagai raja, dan ajaran Yesus tentang bunga bakung di ladang , yang menunjukkan bahwa nilai sejati di mata Tuhan terletak pada kualitas batin yang ilahi . Kid 2:1 [Gadis Sunem] Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. 2  —  [Salomo] Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah m...

ROMA 15:1-7

MENANGGUNG KELEMAHAN ORANG YANG TIDAK KUAT 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemulia...

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?  Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebagai seorang rasul Tuhan, Paulus mengambil SIKAP TEGAS untuk tidak mencari perkenanan manusia. Tujuannya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menggenapinya. gbr: knowing-jesus.com Ini adalah suatu MASALAH SERIUS dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang cemburu. Ketika kita mulai mengandalkan orang dalam hidup kita atau dalam melayani Tuhan, maka kita akan mulai kehilangan pengharapan di dalam Tuhan. Saul sangat mengutamakan orang Israel dibandingkan Tuhan. Ketika Samuel terlambat sedikit datang ke Gilgal, Saul menjadi tidak taat dan mempersembahkan korban bakaran sendiri; karena ia melihat rakyat mulai meninggalkannya. Walau pun Samuel menegurnya dan mengecam perbuatannya yang bodoh, Saul tidak menyesal.  Saul juga...

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

gbr: seperti memiliki DNA spiritual yang sama Menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya atau menjadi serupa dengan Yesus Kristus merupakan tujuan dari panggilan kita sebagai gereja. Menjadi serupa dengan Kristus merupakan takdir / destiny yang sudah ditetapkan Bapa (predestinated). _Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara._  Rom 8:29 _Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya._  Rom 8:30 Membaca berulang-ulang ayat-ayat yang sama mungkin membosankan; tapi saya percaya rahmat Tuhan selalu baru setiap hari, amin! Selalu perkataan Tuhan adalah untuk mengingatkan kita untuk meneguhkan panggilanNya atas hidup kita, sehingga kita dikuatkan. B...

Preparing the Bride - Session 04

Gereja sebagai Kekasih Tuhan Khotbah ini membahas karakteristik gereja yang ideal menurut pandangan Tuhan. Kitab Kidung Agung menjadi fokus utama kita untuk menganalisis hubungan antara mempelai wanita dan kekasihnya sebagai analogi untuk hubungan antara gereja dan Kristus. Kita akan melihat perbandingan Adam pertama dan Adam terakhir dari 1 Korintus, serta peran wanita dalam kejatuhan dari 1 Timotius, untuk menekankan pentingnya kesetiaan dan ketahanan gereja terhadap godaan. Selain itu khotbah ini menggali peran Kristus sebagai Gembala melalui berbagai ayat Perjanjian Lama dan Baru, menyoroti kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat-Nya. Tema Utama: Karakteristik Kehidupan Gereja yang Diharapkan Tuhan sebagai Kekasih-Nya Pendahuluan: Pembahasan ini penting bagi pengikut Tuhan dan umat-Nya. Tujuan Tuhan lebih dari sekadar menyelamatkan; Ia ingin gereja menjadi kekasih-Nya yang sejati dan hidup manunggal dengan-Nya. Firman Tuhan (Rhema) membimbing perjalanan iman. Gereja sebagai Kekas...