HARI PERHENTIAN
HARI PERHENTIAN
Ada satu janji yang
masih berlaku. Tuhan akan membawa kita ke tempat perhentian-Nya. Juga ada
peringatan supaya kita hati-hati dan waspada supaya jangan ada yang tertinggal.
Ada tujuan: kita yang beriman akan masuk ke tempat perhentian.
Kita mengikuti Tuhan itu ada tujuan. Ini harus disadari dan
harus mengetahui tujuan kita. Kita harus sampai ke tempat perhentian. Itu yang
Tuhan kehendaki.
gbr: slideshare.com |
Ibr 4:1-13
4:1 Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang
di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam
perhentian-Nya masih berlaku. 4:2 Karena
kepada kita diberitakan juga kabar kesukaan sama seperti kepada mereka, tetapi
firman pemberitaan itu tidak berguna bagi mereka, karena tidak bertumbuh
bersama-sama oleh iman dengan mereka yang mendengarnya. 4:3 Sebab kita yang beriman, akan
masuk ke tempat perhentian seperti yang Ia katakan: "Sehingga Aku
bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,"
sekalipun pekerjaan-Nya sudah selesai sejak dunia dijadikan. 4:4 Sebab tentang hari ketujuh
pernah dikatakan di dalam suatu nas: "Dan Allah berhenti pada hari ketujuh
dari segala pekerjaan-Nya." 4:5 Dan
dalam nas itu kita baca: "Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku." 4:6 Jadi
sudah jelas, bahwa ada sejumlah orang akan masuk ke tempat perhentian itu,
sedangkan mereka yang kepadanya lebih dahulu diberitakan kabar kesukaan itu,
tidak masuk karena ketidaktaatan mereka. 4:7 Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari
ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud
seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
janganlah keraskan hatimu!"
Kita harus
maju satu demi satu, tahap demi tahap untuk sampai pada tujuan. Kita harus
membangun hidup kita dalam rumah rohani yang benar. Tapi itu bukan tujuan
akhir. Kita sedang berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan. Bangsa
Israel keluar dari Mesir dan berjalan dari satu tempat persinggahan ke tempat
persinggahan sampai pada tujuan, yaitu Tanah Kanaan. Sepertinya kita sampai
pada tujuan, tapi itu mungkin sampai ke tempat tujuan secara jasmani. Kita harus sampai ke tempat perhentian
rohani, di mana kita tidak bekerja lagi, sebab Tuhan juga tidak bekerja.
Gambaran gereja ada di Mat 16. Engkau adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup.
Gereja
bukan kumpulan orang biasa, tapi orang-orang pemimpin. Di Yunani,
Ekklesia itu adalah kumpulan orang-orang yang memutuskan kebijakan, memutuskan
untuk berperang atau keputusan untuk menyerah. Mereka adalah orang-orang yang terbaik dari yang terbaik. The
best of the best.
Ketika kita sampai pada tujuan akhir, Tuhan tidak bekerja
lagi. Dan kita juga tidak bekerja. Tuhan menginginkan hal itu. Ada tujuan, ada
tempat perhentian dan ada peringatan: waspadalah, waspadalah! Kita harus dapat masuk ke dalam tempat
perhentian itu.
Ada
beberapa hal yang menyebabkan kita gagal masuk ke tempat perhentian:
1. Tidak
memiliki iman. Tanpa iman atau iman kita tidak bertumbuh, kita tidak akan
sampai kepada tempat perhentian (ay2). Firman itu tidak berguna kalau tidak
bertumbuh. Ada orang-orang yang sampai dan juga ada orang-orang yang tidak
sampai pada tempat perhentian. Tidak sampai pada tujuan dan target kita.
2. Ketidaktaatan
(ay6). Ada orang-orang yang tidak masuk ke tempat perhentian karena
ketidaktaatan. Jika kita tidak taat kita
juga tidak akan masuk. Kita harus belajar ketaatan lewat pemimpin.
3. Hati yang
keras (mat 5). Hati yang keras menghalangi firman Tuhan bertumbuh.
Oleh karena
itu kita harus memiliki firman dan perkataan Tuhan dan supaya kita setia dalam
ketaatan.
Bil 14:1-35. Bangsa
Israel bersungut-sungut, padahal Tuhan ingin membawa mereka ke suatu negeri
yang penuh susu dan madu. Kalo kita merenungkan firman Tuhan maka Ia akan
menyingkapkan. Mungkin kita juga bersungut-sungut. Ketika kita ke gereja: ada
rencana retreat, ada fellowship, ada sumbangan. Semua itu membuat kita
mengeluarkan uang. Kita pikir firman yang tadi itu hanya untuk orang Israel.
Tapi firman itu menyelidiki hati. Firman itu buat seluruh makhluk. Ini adalah
satu contoh.
Karena sungut-sungut bangsa Israel, Tuhan ingin menghukum
mereka dengan penyakit sampar. Tapi Musa membela orang Israel. Lalu Tuhan
mengampuni mereka (ay20) dan tidak membiarkan mereka masuk ke Kanaan karena
sikap pemberontakan mereka dan ketidaksetiaan mereka.
Kel 17:1-7
Di Rafidim orang Israel berkemah namun tidak mendapatkan
minum di sana. Mereka besungut-sungut dan minta air kepada Musa. Namun Musa
menjawab: "Mengapakah kamu
bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?" Perkataan Musa
ini adalah perkataan dari Tuhan. Kita harus menyelaraskan pikiran kita. Orang
Israel bertengkar dengan Musa dan
mencobai Tuhan, sebab mereka juga mengatakan: dengan mengatakan: "Adakah
TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Beberapa
dimensi firman Tuhan.
2. Firman Tuhan itu powerful / kuat / berkuasa. Ketika firman sudah dilepaskan selalu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tidak ada sesuatu hal yang dapat menghalanginya. Yang dapat menghalanginya adalah kita sendiri. Seperti perumpamaan seorang penabur, jika firman diletakkan di pinggir jalan, di bebatuan, dekat semak duri. Letakkan firman di tanah yang subur hingga berbuah 10x lipat, 30x lipat dan 100x lipat. Kadangkala hati kita sakit ketika firman diperdengarkan. Ada suatu reaksi. Firman itu kuat sehingga dapat menembus pikiran kita.
3. Firman Tuhan itu memiliki kekuatan ganda. Contohnya: Samuel. Firman yang mendatangi Samuel, mengubahkan Samual juga mengubahkan orang-orang di sekitarnya. Maka bila kita merespon firman Tuhan, kita seperti mendapat energi 2x lipat. Untuk dirinya dan untuk orang lain.
4. Firman Tuhan itu sangat tajam. Dapat membedakan mana yang berasal dari daging (emosional) dan mana yang berasal dari Tuhan (Roh). Ketika tidak sesuai dengan firman, maka kita tidak peka.
5. Firman Tuhan itu menyingkapkan. Firman menyingkapkan motif yang tersembunyi yang kita sendiri pun tidak menyadarinya. Bila tersingkap artinya Tuhan sedang berbaik hati kepada kita. Jika tidak tersingkap maka kita tidak akan sampai ke tempat perhentian.
6. firmanNya menembus pikiran dan rancangan kita sehingga menjadi jelas, apakah rancangan itu sesuai atau tidak dengan firman Tuhan. Pintu terakhir kita untuk melakukan suatu tindakan adalah pikiran kita sendiri. Jadi ijinkan firman itu menembus jalan pikiranmu.
7. Firman menembus tujuan pikiran. Firman dapat menyingkapkan apa yang menjadi keinginan hati kita.
8. Firman menjadi mata bagi Tuhan. Segala kehidupan yang kita jalani ini menjadi penilaian Tuhan (Ams 20:27). Firman harus tertanam dalam hati, agar Tuhan menilai seluruh kehidupan kita.
9. Firman_Nya menjadi standar ukuran kehidupan. Setiap kita harus mempertanggung-jawaban apa yang kita lakukan. Bila kita ingin memberikan satu pertanggung-jawaban, firman itu memberikan standard kehidupan untuk setiap bidang kehidupan.
10. Firman-Nya itu bagi semua makhluk. Bukan untuk kita saja, tapi untuk seluruh makhluk, sehingga tidak ada satu makhluk pun yang tidak menerima firmanNya. Maka Tuhan menata dunia ini dengan tertib. Ketika kita sakit dan firman mengatakan kita akan sembuh maka firman itu berlaku juga untuk bakteri dan segala partikel dalam tubuh sehingga kita sembuh.
Maka dari itu Dia senantiasa memberikan firman untuk kita supaya kita
berubah. Dia selalu mencari orang yang tepat di mana firman itu dapat terwujud
melalui kehidupan. Tuhan
berfirman secara terus menerus walau pun ada manusia menindas kebenaran. Mereka
tidak pernah bergereja dan mendengar khotbah secara langsung, tapi Tuhan tetap
berfirman kepada mereka. Melalui apa? Melalui karyaNya (Roma 1:18-20).
(Psa 62:11) (62-12) Satu kali Allah berfirman, dua hal
yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya,
(Psa 62:12) (62-13) dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya
Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Artinya satu kali Tuhan mengucapkan,
juga Ia mengucapkanNya melalui karyaNya. Pertama melalui pikiran dan emosi,
kedua melalui hati kita, dalam diri kita.
Mengapa firman mendatangi kita?
- Karena kita milik kepunyaanNya.
- Karena kita diciptakan oleh dasar firman dan oleh firman. Maka dari itu tidak ada firman yang dikatakan berat. Maka kita harus menyukai firman.
- Firman itu dapat menjadi daging dan diam di antara manusia. Firman itu harus menjadi kehidupan kita sendiri dan diam di antara komunitas kita.
- Agar dapat menyelaraskan hidup kita sesuai tujuan firman.
- Firman mengubah diri kita dahulu sehingga menjadi titik masuk awalnya Tuhan kepada hal yang lebih luas lagi.