Gereja Apostolic Prophetic
Paulus
Di Efesus Membangun Jemaat Yang Militan
Act 19:2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
KIS
19:1-12
Act 19:1 Ketika
Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan
tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.
Act 19:2 Katanya kepada mereka: "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."
Act 19:3 Lalu kata
Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah
dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."
Efesus
adalah kota
perdagangan yang besar dan ramai yang memiliki pelabuhan. Kapal-kapal dari
Mediterania datang ke Cayster sebuah kanan yang dibuat oleh manusia menuju
pelabuhan di dalam kota.
Efesus
kota yang
strategis pada masa itu yang memiliki 4 jalan utama. Jalur utara dari Pergamus
dan Smirna. Barat daya, jalan yang menghubungkan Sardis
(ibukota Lydia kuno), banyak
dilalui para pedagang yang berasal dari Galatia dan Firgia dan yang berada
di pedalaman Asia Timur. Dari jalur
timur, dilalui para pedagang dari Kolose dan Laudekia. Dari selatan, dari
Melietus dan lembah suangai Maendar. Jadi bayangkan betapa besar kota perdangangan ini.
Secara
politik, pemerintahan kota
dipegang oleh orang Roma. Efesus menjadi kota
perwakilan di Asia dan Mediterania di mana
hukum Roma berlaku.
Dengan
penduduk kurang lebih 250.000 dan ditambah dengan banyak para pendatang,
berdiri kuil-kuil Artemis dan Diana. Pada pertemuan besar diadakanlah upacara,
pertandingan, drama dan tontonan yang mempraktekan ilmu sihir, didedikasikan
kepada Artemis. Pemujaan yang dilakukan di altar Diana adalah pemujaan yang
sangat kotor. Ini mirip dengan Sodom-Gomora yang coba dibangkitkan lagi dijaman
modern.
Para pedagang, pelancong dan pengembara tercurah ke Efesus
dari seluruh penjuru imperium Yunani-Roma. Karena itu Efesus merupakan kota
utama yang paling terkenal, merupakan pusat yang paling “suci” dari seluruh
agama dunia dengan dewi-dewi yang berada di kuil-kuil Efesus itu.
Paulus
berkunjung ke Efesus pada tahun 54AD
hingga 57AD. Rasul Yohanes juga tinggal di kota
itu dan menggembalakan sebuah jemaat di Efesus dari tahun 69Ad hingga sekitar
tahun 100Ad, yaitu ketika dia diasingkan ke pulau Patmos.
Paulus
tau apa yang harus diperbuatnya ketika berkunjung ke kota Efesus. Rohnya bisa merasakan kejahatan apa
yang ada di kota itu dibalik pemujaan berhala
yang dilakukan mereka yang datang dan sebagian besar penduduk kota. Maka
pertanyaan pertama dan yang paling
penting yang diajukannya kepada murid-murid di sana adalah: Sudahkah kamu menerima Roh
Kudus? Rasul Paulus tau dengan musuh
siapa dia sedang berhadapan. Dan adalah panggilannya sebagai rasul untuk
mempersiapkan jemaat Tuhan di kota
itu.
Tanpa
pimpinan Roh Kudus melalui rasul-rasul Tuhan, gereja akan naik turun, jatuh bangun, terpengaruh
(bukannya berpengaruh), terkontaminasi (mencampur-adukannya dengan nilai-nilai
Babel dan merendahkan standar) dan tidak
bisa didirikan dan dibangun dengan benar, yang sesuai dengan pola sorgawi.
Act 19:4
Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah
bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada
Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus."
Act 19:5
Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Act 19:6 Dan ketika Paulus
menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan
mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat.
Act 19:7 Jumlah mereka adalah
kira-kira dua belas orang.
Di
Efesus, Paulus menjumpai ada 12 orang murid.
Mereka adalah murid-murid Apolos dan hanya dibaptis dengan baptisan
Yohanes. Mereka tertinggal jauh dari
jemaat-jemaat lain, tertinggal jauh dari kegerakan yang terjadi saat itu.
Mereka
merespon apa yang dikatakan Paulus.
Kemudian mereka dibaptis dalam nama Yesus dan kemudian dipenuhi Roh
Kudus. . Paulus memutuskan untuk tinggal lebih lama di Efesus, karena ini
adalah kota
yang penting dan strategis untuk menjangkau bangsa-bangsa.
Act 19:8 Selama tiga bulan Paulus
mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh
pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.
Act 19:9 Tetapi ada beberapa orang
yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan
di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan
murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus.
Inilah
pola kerja rasul Paulus. Dia tidak mau mengotori gereja dengan ‘orang-orang
sakit’, yang selalu mengumpat, pandai
menggerutu, tapi tidak mau komitmen apa pun. Mereka sudah tercemar dan sudah menyerupai
orang-orang fasik, kehidupannya sudah menyerupai dunia, hanya menamakan dirinya
Kristen. Paulus tidak mengutamakan kuantitas, tapi kualitas.
Jadi
ia memisahkan murid-muridnya dari mereka dan secara khusus mengajar dan
memperlengkapi mereka untuk menjadi gereja yang berpengaruh dan berdampak bagi kota dan bangsa-bangsa.
Mereka
yang tidak mau diyakinkan dan malahan mengumpat “JALAN TUHAN di depan orang
banyak” jelas bukan bagian dari gereja.
Mereka tetap memilih “KEPINTARAN”nya dan bukan “KEBODOHAN” Tuhan.
Patung-patung
tidak akan anda jumpai pada kehidupan Yahudi dan orang-orang Kristen yang
sejati, tapi Efesus adalah satu-satunya tempat yang orang-orangnya memiliki
keyakinan terhadap patung-patung, hal-hal yang tahayul, bahkan terhadap
ilmu-ilmu sihir. Selalu ada berhala berupa kuil , patung atau jimat-jimat dan
medali di leher, demi keberuntungan
dalam usaha mereka.
Ketika
kaisar Konstantin memerintah, ia mencoba mengawinkan gereja dengan penyembahan
berhala dari dunia kuno Yunani-Roma. Ia
mencoba menggabungkan tradisi penyembahan berhala supaya para penyembah berhala
mau masuk Kristen. Konon tanggal 25
Desember adalah hari peringatan untuk Dewa Matahari pada waktu itu, dan tanggal
ini dijadikan tanggal perayaan Natal.
Ada
pendapat ini adalah urusan politik yang digabungkan dengan urusan agama oleh
Konstantin, yang penting adalah orang-orang banyak mendukungnya. Ini adalah suatu kenajisan.
Sebagai
mitra Tuhan, Paulus terus melakukan pembangunan jemaat yang militan.
Act 19:10 Hal ini dilakukannya dua
tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Setelah
dalam dua tahun mereka diajarkan, dibentuk, diproses, diperlengkapi, dan
menjadi berdampak sehingga seluruh Asia
mendengar firman Tuhan. Penduduk Efesus dan mereka yang datang ke kota Efesus mulai
mendapatkan kebenaran yang baru. Gereja Tuhan sudah direstorasi. Firman dan
Roh-Nya bisa bekerja di dalam gereja, melalui gereja dan bekerja luarbiasa di kota itu sebab Tuhan ada
di rumah-Nya.
Act 19:11 Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat
yang luar biasa,
Act 19:12 bahkan orang membawa saputangan atau kain
yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka
lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.
Jadi Paulus ingin
menghadirkan bukan saja, pertemuan besar, tapi menghadirkan Kerajaan Allah
dengan pemerintahan Tuhan di kota
Efesus. Kehadiran Kerajaan dibuktikan dengan mujizat-mujizat dan tanda-tanda
ajaib yang menyertai mereka.
1Co 4:20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari
perkataan, tetapi dari kuasa.
Dampak selanjutnya: nama
Tuhan Yesus semakin mahsyur, tukang-tukang sihir membakar kitab-kitab mereka,
firman Tuhan makin tersiar dan makin berkuasa.
SUMMARY
1. Jemaat Efesus menjadi jemaat yang luarbiasa
karena murid-murid langsung dididik oleh
seorang rasul terbesar. Jemaat Efesus menjadi jemaat yang
rasuli (apostolic and prophetic ). Dan pada waktu itu akhirnya Efesus menjadi
pusat ke-kristenan ketika rasul Yohanes memimpin sebagai gembala. Ini terjadi
setelah runtuhnya Yerusalem. Namun ketika kaisar Roma yang sangat kejam,
namanya Domitianus, kira-kira tahun 95-96AD orang Kristen dianiaya sedemikian
rupa. Dan untuk menumbangkan pengaruh gereja dan kekristenan yang jelas-jelas
menolak penyembahan kepada kaisar, Yohanes dibuang ke pulau Patmos.
Kalau kita melihat di peta kita lihat pulau Patmos berdekatan dengan kota Efesus.
2. Di dalam gereja harus ditemukan orang-orang
dengan kualitas murid. Murid
siap dibentuk hidupnya, siap akan masa depannya.
Ciri-ciri
seorang murid:
·
Murid selalu mendengarkan firman;
·
Murid selalu menerima dan mempercayai firman;
·
Murid selalu mentaati dan bertindak atas dasar firman;
·
Murid selalu menggenapkan firman;
·
Murid tetap hidup dalam firman setiap hari;
·
Murid selau menyatu dengan gereja, terlibat secara aktif dengan denyut
kehidupan gereja (bukan pelayanan).;
·
Murid selalu tunduk kepada pemerintahan dan hukum-hukum kerajaan.
3. Jadi gereja adalah training center, pusat
pelatihan yang membuat murid-murid berdampak.
Dan ketika kita memiliki
kekecewaan dan sulit untuk melaluinya, dan sulit memberitakan Firman di dalam
industri dunia modern ini,ingatlah apa yang terjadi di Efesus, di sana ada orang-orang
Kristen yang berada di antara sampah yang buruk. Kita harus “mengeluarkan”
sampah-sampah itu dari pikiran mereka dan mendirikan Kerajaan Allah dan
pemerintahan Allah di dalam mereka.
4. Setiap pribadi gereja harus merindukan adanya
intervensi yang serupa yang dialami Efesus bagi kota mereka. Jika kita bukan garam dunia lagi, apa gunanya?
Luk 14:34-35 Garam memang baik, tetapi jika garam juga
menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak
ada lagi gunanya baik untuk ladang (ladang Tuhan) maupun untuk pupuk
(pertumbuhan manusia roh), dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai
telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"