Mengapa Ahok Kalah Dalam Pilkada 2017?
gambar: infonitas.com |
Kita
melihat fenomena yang berbeda setelah kekalahan Ahok-Djarot di pilkadi kemarin. Untuk pertama-kalinya dalam sejarah pilkada di DKI, bahkan di Indonesia, pasangan calon pilgub yang kalah malah dikirimi karangan bunga; bukan jumlah yang sedikit, bahkan terakhir dikabarkan mencapai 2700 karangan bunga. Banyaknya paket bunga yang dikirimkan kepada mereka menyatakan keinginan mereka
yang terdalam untuk terus dapat melihat terus kiprah tokoh-tokoh kepemimpinan
seperti Ahok-Djarot. Sebagian media online memuat komentar pengamat, bahwa Ahok telah mengangkat sebuah standar yang tinggi buat pemerintahan DKI. Diharapkan gubernur dan seluruh pemerintahan DKI yang berikutnya tidak melenceng di bawah standar ini.
Banyak sudah komentar dan analisa mengenai kekalahan Ahok-Djarot dalam pilkada ini. Kekalahan itu sudah yang menjadi kehendak Tuhan. Kekalahan dalam satu pertempuran bukanlah
kalah perang. Kiriman bunga-bunga itu sebenaranya adalah simbol dari doa-doa yang sungguh-sungguh. Bahkan, tidak cukup dengan karangan bunga saja, kita
lihat mereka berbondong-bondong datang ke Balai Kota, mendukung Ahok-Djarot, mengekspresikan dirinya dengan pujian dan tangisan! Ungkapan seperti ini bukanlah jenis doa untuk kepentingan diri sendiri, tapi untuk kepentingan banyak orang,
kepentingan kota
dan bangsa. Singkirkan pemahaman kita
mengenai konsep dan cara berdoa kita selama ini. Mereka berdoa seperti yang Tuhan kehendaki, yaitu supaya
kita meminta dan menjerit kepadaNya; supaya muncul orang-orang seperti Ahok dan
Djarot dalam kepemimpinan di negeri ini.
gambar: kompas.com |
Tentu
bukan hanya mereka yang datang yang berdoa, tapi masih lebih banyak mereka yang berdoa dengan caranya masing-masing di luar sana . Kita patut mensyukuri segala hal yang terjadi. Dalam doa kita harus minta
lebih banyak lagi! Minta lebih lagi orang-orang yang berkualitas tinggi dan
cakap dalam bidangnya! Berkualitas dalam kejujuran dan integritas, murni dalam
motivasi. Menghargai dan menghukum, berarti menegakkan keadilan.
Kita
tidak usah minta pemimpin Kristen atau dari agama dan golongan tertentu. Mungkin
Anda terkejut dengan pendapat ini. Tidak, jika kita bisa memahami apa artinya
iman yang tidak egois. Mereka datang dan berdoa dengan selfless faith! Yang terpenting adalah mereka memiliki spirit yang sama dengan apa yang sudah ditunjukkan oleh Ahok dan Djarot.
Hanya
mintalah orang-orang benar, yang berjalan dalam takut akan Tuhan. Orang-orang
yang bermental seperti Ayub, orang yang saleh, takut akan Tuhan, menjauhi
kejahatan dan jujur (STMJ)!. Mentalitas STMJ
ini yang kita butuhkan. Sekarang mereka masih tersembunyi. Tapi kita lihat
semakin banyak orang berdoa dan memintanya, maka kita percaya orang-orang ini
akan Tuhan munculkan.
gambar: liputan6.com |