Karakteristik gereja yang diharapkan Tuhan, bukan hanya sebagai umat-Nya, tetapi sebagai kekasih-Nya atau mempelai-Nya. Khotbah ini menjelaskan bagaimana Tuhan bekerja untuk "mendandani" atau membenahi karakter umat-Nya agar menjadi elok di mata-Nya, merujuk pada ayat-ayat dari Kidung Agung, Efesus, Hosea, Matius, dan Roma. Pembicara menekankan bahwa hal-hal kecil ("rubah-rubah kecil") dapat merusak perkembangan rohani dan kepercayaan, mengilustrasikannya dengan perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25 dan kisah Daud dalam 1 Samuel, serta menyoroti pentingnya kesetiaan dan tanggung jawab dalam hal-hal kecil sebagai cerminan karakter ilahi.
I. Pendahuluan: Tujuan Tuhan bagi Gereja
Tuhan ingin gereja tidak hanya menjadi umat-Nya, tetapi juga menjadi kekasih-Nya.
Ini adalah perjalanan hidup rohani dari orang percaya menjadi kekasih Tuhan.
Tuhan memampukan umat-Nya untuk mengalami perpindahan status dari umat menjadi kekasih atau gereja yang dibangun oleh Tuhan.
Tuhan berinisiatif dan berinteraksi dengan hidup umat-Nya untuk membangkitkan cinta yang murni untuk mengenal-Nya.
Kasih kepada Tuhan seharusnya didasarkan pada pengenalan akan siapa Tuhan itu, bukan hanya karena perbuatan-Nya.
II. Karakteristik Gereja yang Diharapkan Tuhan (Sebagai Kekasih)
Kid 2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"
Kidung Agung 2 ayat 14 menggambarkan karakteristik gereja yang diharapkan Tuhan sebagai kekasih-Nya.
Ayat ini menggambarkan gereja yang bersembunyi di cela-cela batu dan lereng gunung, di mana Tuhan meminta untuk diperlihatkan wajah dan diperdengarkan suara (firman rhema).
Gereja dipandang elok di mata Tuhan karena Tuhanlah yang mendandani umat-Nya dari waktu ke waktu.
Pendandanan ini adalah pembenahan karakter-karakter di dalam hidup sehingga keelokan gereja tampil dengan karakter-karakter Ilahi.
Ef 5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Efesus 5:25-27 menggambarkan Kristus mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya untuk menguduskannya dengan memandikannya dengan air Firman, sehingga jemaat kudus dan tidak bercela di hadapan-Nya.
Hos 2:18 (2-17) Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram.19 (2-18) Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang.
Hosea 2:18-19 menyatakan bahwa Tuhanlah yang akan menjadikan gereja-Nya sebagai istri yang cantik dan berkualitas sesuai dengan yang dibutuhkan-Nya.
Mat 6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Matius 6:28-30 menggambarkan bagaimana Allah mendandani bunga bakung dan rumput, menunjukkan bahwa Ia terlebih lagi akan mendandani umat-Nya.
Rm 9:25 seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih."
Roma 9:25 menyatakan bahwa yang bukan umat akan disebut umat, dan yang bukan kekasih akan disebut kekasih, menunjukkan pekerjaan Tuhan dalam mengubah status.
Keselamatan adalah anugerah Allah melalui iman, dan setelah menjadi umat, umat Tuhan terus didandani untuk menjadi kekasih-Nya melalui Firman yang disampaikan oleh hamba Tuhan.
Tujuan Tuhan bukan hanya menjadikan umat-Nya orang percaya atau pelayan, tetapi kekasih dan bahkan istri-Nya.
III. Suara Merdu dan Wajah Elok Gereja
Gambaran "merdu suaramu dan elok wajahmu" dalam Kidung Agung adalah bayangan dari kekasih (gembala, Kristus) yang merindukan pasangannya (gadis Sunem).
Doa dan penyembahan adalah suara yang merdu di telinga Tuhan.
Berdoa bukan hanya untuk mencukupkan kebutuhan, tetapi karena hubungan kasih dengan Tuhan.
Why 5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
Wahyu 5:8 menggambarkan doa orang-orang kudus sebagai kemenyan dalam cawan emas di hadapan Anak Domba.
Why 8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. 4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Wahyu 8:3-4 juga menggambarkan persembahan kemenyan bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah di hadapan Tahta Allah.
Doa dan penyembahan gereja diterima dan disukai oleh Allah.
Karakteristik gereja sebagai kekasih Tuhan adalah memiliki keindahan karakter Ilahi, di mana salah satu keelokan itu adalah iman dan senantiasa memperdengarkan suara yang merdu.
IV. Rubah-rubah Kecil yang Merusak
Kid 2:15 Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!
Kidung Agung 2:15 menyerukan untuk menangkap rubah-rubah kecil yang merusak kebun-kebun anggur yang sedang berbunga.
Rubah-rubah ini dianalogikan dengan hal-hal kecil yang dapat merusak.
Rubah tidak memakan bunga anggur, tetapi buahnya, menunjukkan bahwa ini adalah musim peralihan menuju harapan baru.
Seruan untuk menangkap rubah menunjukkan keinginan untuk menjaga pokok kebun anggur agar tidak dirusak.
Pengalaman wanita Sunam menjaga kebun anggur saudara-saudaranya membentuk karakternya menjadi pekerja keras, tekun, rajin, dan pantang menyerah.
Rubah-rubah kecil ini muncul saat pergantian musim dan dapat merusak bunga anggur, yang berakibat tidak adanya buah.
Ini adalah ungkapan si gadis yang semakin akurat dalam memahami hal-hal yang dapat merusak hubungannya dengan kekasih dan kepercayaannya dengan saudara-saudaranya.
Rubah-rubah kecil adalah perkara-perkara kecil yang nampaknya tidak signifikan tetapi dapat menggagalkan kerja keras dan merusak seluruh kesaksian hidup serta kepercayaan orang lain dan Tuhan.
Jangan mengabaikan perkara-perkara kecil karena dapat menjadi ancaman besar.
1Kor 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
1 Korintus 15:33 mengingatkan untuk tidak tertipu karena pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Perlu membuat batasan dalam bergaul dengan orang percaya lain yang memiliki prinsip kebenaran yang berbeda.
Contoh pernikahan dengan pola yang berbeda dapat menimbulkan keresahan dan mempengaruhi karakter jemaat.
Gal 5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan.
Galatia 5:9 menyatakan bahwa sedikit ragi sudah mengkamirkan seluruh adonan, mengilustrasikan bagaimana perkara kecil dapat merusak keseluruhan.
1Kor 5:6 Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
1 Korintus 5:6 juga mengingatkan bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan.
Si gadis Sunam menyadari bahwa perkara-perkara kecil dapat berdampak besar, yaitu hilangnya kepercayaan.
Gereja harus memiliki kepekaan seperti wanita Sunam terhadap "rubah-rubah kecil".
Gereja terpanggil untuk memiliki kesaksian hidup yang baik, seperti warna kulit hitam wanita Sunam yang menunjukkan pekerja keras dan bertanggung jawab.
V. Perumpamaan tentang Talenta (Matius 25:14-30) sebagai Ilustrasi
Perumpamaan ini menggambarkan hilangnya kepercayaan karena ketidaksetiaan dalam perkara kecil.
Hamba yang setia dalam mengelola talenta kecil diberikan tanggung jawab yang lebih besar dan masuk dalam kebahagiaan tuannya.
Kebahagiaan (kara) di sini merujuk pada sukacita oleh Roh Kudus sebagai produk kerajaan surga.
Kerajaan surga adalah pemerintahan Allah dalam batin sehingga tidak ada keraguan atau pertentangan terhadap jalan Tuhan.
Hamba yang tidak setia dan menyembunyikan talentanya dianggap jahat dan dicampakkan dalam kegelapan.
Kesetiaan dalam perkara kecil menunjukkan karakter Ilahi yang menjadi ukuran kepercayaan Tuhan, bukan kemampuan untuk menggandakan.
Gereja seringkali memberikan tanggung jawab pelayanan kepada orang yang minus karakter Ilahi.
Rubah-rubah kecil mencerminkan hal-hal yang dapat mempengaruhi dan menggambarkan karakter saudara.
Penilaian Tuhan (Gembala) terhadap gereja (kekasih-Nya) sangat berbeda; Ia memperhatikan karakter-karakter kecil yang dapat menghancurkan seluruh karakter.
VI. Teladan Daud dan Wanita Sunem dalam Tanggung Jawab
Wanita Sunam menolak pinangan Raja Salomo dan kembali bertanggung jawab menjaga kebun anggurnya.
Daud selalu pulang dari Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem, menunjukkan tanggung jawabnya.
Eliab, kakak Daud, mempertanyakan tanggung jawab Daud terhadap domba-dombanya ketika ia melihat Daud di medan perang.
Daud menjelaskan kepada Saul bahwa ia biasa menggembalakan domba ayahnya dan bertanggung jawab melindunginya dari singa dan beruang.
Daud berani menghadapi Goliat karena Tuhan telah melepaskannya dari bahaya sebelumnya.
Setiap kali Daud meninggalkan domba-dombanya, ia selalu mencari orang yang dapat dipercaya untuk menjaganya, menunjukkan karakternya yang bertanggung jawab.
Saat pergi ke medan perang menghadapi Goliat, Daud meninggalkan domba-dombanya pada seorang penjaga.
Semangat tanggung jawab Daud menyukakan hati Tuhan.
Wanita Sunam, meskipun jauh dari kebun anggurnya, tetap memiliki semangat tanggung jawab seperti Daud.
Daud memilih penjaga domba yang memiliki semangat kepemilikan, berbeda dengan upahan yang meninggalkan domba saat bahaya datang (Yohanes 10:12).
Yoh 10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Tindakan Daud ini mungkin diketahui oleh wanita Sunem sebagai teladan. Pekerjaan wanita Sunam menunjukkan bahwa gereja diharapkan menjadi pekerja keras, tekun, rajin, dan pantang menyerah dalam tanggung jawab yang dipercayakan.
VII. Aplikasi dan Peringatan Akhir
Perkara-perkara kecil seperti membuang sampah di gereja setelah ibadah menunjukkan karakter tanggung jawab. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa kesetiaan dalam perkara kecil adalah tolok ukur kepercayaan Tuhan dan merupakan ekspresi karakter Ilahi, bukan kemampuan untuk menggandakan talenta.
Haruslah sempurna (teleios) seperti Bapa di surga, yang berarti tuntas dan komplit dalam menyelesaikan sesuatu dalam memanifestasikan karakter hidup (Matius 5:48).
Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Memulai dalam Roh harus diakhiri dalam Roh (Galatia 3:3), menunjukkan ketuntasan dalam pertumbuhan rohani.
Gal 3:3 Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?
Ketidaksetiaan dalam perkara kecil menunjukkan kerusakan karakter Ilahi dan dapat menimbulkan ancaman besar.
Rubah-rubah kecil dapat merusak pemerintahan Allah yang sudah terbangun dalam diri melalui pergaulan yang tidak bijak. Dampak terbesarnya adalah hilangnya kepercayaan (baik dari saudara-saudara maupun dari kekasih/Tuhan) dan rusaknya potensi masa depan (tidak ada buah jika bunga rusak).
Penting untuk teguh dalam prinsip kebenaran yang telah Tuhan berikan.
Jangan hanya menyelesaikan kebutuhan pribadi, tetapi perhatikan rencana Allah atas hidup.
Peka terhadap "rubah-rubah kecil" yang ingin menghancurkan kehidupan sebagai gereja dan kekasih Tuhan terutama prinsip-prinsip kebenaran yang dipegang.