Dr. Jonathan David - Upper Room 186 tgl 22 April 2025.
Siklus perubahan ekonomi, terutama berfokus pada prinsip-prinsip keuangan dari perspektif keimanan. Kitab Kejadian menjelaskan konsep menabur dan menuai sebagai dasar siklus, dengan penekanan bahwa berkat diyakini bersifat permanen bagi mereka yang tahu cara menghindari kesalahan. Ada tujuh langkah utama untuk mengelola keuangan secara bijak, termasuk melayani Tuhan dengan hormat, menabur benih untuk tuaian, belanja bijak, menabung sebanyak mungkin, menetapkan tujuan keuangan, melunasi hutang, dan mencari peluang investasi yang aman dan terpercaya. Pesan inti adalah bahwa kemiskinan adalah pilihan dan bahwa mengatasi mentalitas yang buruk melalui prinsip-prinsip alkitabiah dapat membawa kebebasan finansial.
TUHAN berjanji tidak akan mengutuk bumi lagi karena manusia, meskipun kecenderungan hati manusia jahat sejak kecil.
Berkat yang diterima di Gosyen bersifat permanen dan tidak dihancurkan oleh tulah.
Manusia adalah alasan mengapa kutukan tidak berlanjut, karena tahu cara menghindari kesalahan.
Kejadian 8:22 menyatakan siklus alam yang permanen selama bumi masih ada: menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.
Tuhan menciptakan siklus, dan untuk memulainya, harus ada penaburan.
Jika ada musim menanam, akan ada musim tuaian.
Jika ada musim panas, akan ada musim dingin, dan setelah musim dingin yang parah, musim semi akan datang.
Seseorang tidak terbatas pada satu area atau musim; ada waktu persiapan untuk masa sulit.
Ketika bumi berubah atau terjadi krisis ekonomi, Tuhan dapat menyediakan 7 tahun kelimpahan (lembu gemuk) bagi umat-Nya.
2. Prinsip Keuangan Kunci (7 "S") Ada tujuh prinsip utama yang ditekankan untuk mengamankan masa depan finansial:
1. Melayani Tuhan dengan Hormat (Serve)
Ini dilakukan melalui perpuluhan.
Perpuluhan adalah untuk kehormatan: menghormati rumah Tuhan, rumah perbendaharaan-Nya, imamat dalam rumah, dan memenuhi kebutuhan saudara-saudari seiman.
Ini adalah cara untuk menguji Tuhan agar Dia mencurahkan berkat sampai melimpah.
2. Menabur Benih untuk Tuaian (Sow)
Untuk memulai siklus tuaian, benih harus jatuh ke tanah dan mati, supaya berbuah, tidak hanya disimpan.
Uang tidak boleh hanya disimpan di saku, tetapi harus ditaburkan untuk menghasilkan sesuatu.
Persembahan adalah untuk tuaian.
Perpuluhan dan persembahan harus berjalan beriringan.
Banyak orang tidak menerima berkat secara terus-menerus karena tidak konsisten dalam menabur.
3. Membelanjakan dengan Bijaksana (Spend)
Harus tahu cara membelanjakan uang.
Belanjakan sesuai rencana anggaran dan jangan membuat "lubang" pada anggaran.
Jangan menghabiskan uang untuk hal-hal yang nilainya menurun atau mengalami penyusutan.
Belanjakan sesuai prioritas, hindari barang mewah.
Penting untuk membeli makanan yang baik daripada junk food.
Hindari bergaul atau berbelanja dengan orang yang tidak memiliki impian atau tidak bijak membelanjakan uang.
Beli apa yang dibutuhkan, dan apa yang dibutuhkan itu sangat sedikit.
Jangan menghabiskan uang untuk pamer atau bersaing dengan tetangga.
Penting memiliki pengendalian diri yang baik untuk memiliki kendali uang yang baik.
Kendali aliran uang itu penting.
Mereka yang memiliki sumber daya (uang tunai cukup) memiliki posisi lebih diuntungkan saat bernegosiasi, tidak bergantung pada pinjaman bank yang bisa menyebabkan penderitaan.
4. Menabung Sebanyak Mungkin (Save)
Buat tingkat tabungan tetap tinggi untuk memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
Tidak ada yang tahu kebutuhan masa depan seperti apa.
Potong semua pengeluaran yang tidak perlu.
Menabung 10 dollar lebih mudah daripada mendapatkan 10 dollar.
Jika sesuatu tidak dibutuhkan, jangan dibeli.
Belajar berhemat dan menabung untuk kebutuhan, seperti biaya perjalanan untuk pelayanan, agar tidak membebani orang lain.
Kebiasaan menabung seringkali tidak dimiliki sejak awal.
5. Menetapkan Tujuan Keuangan (Set)
Jika tidak berencana, berarti berencana untuk gagal.
Strategi diperlukan untuk kemenangan total.
Memiliki tujuan keuangan membantu memecahkan masalah finansial.
Harus memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Rencanakan bagaimana melunasi hutang, membayar pajak, menabung, meningkatkan arus kas, dan mengurangi pengeluaran.
Perencanaan seperti berlari maraton: tahu medan, kapan berlari cepat, menjaga kecepatan, mengelola energi.
Duduklah dengan orang yang paham keuangan dan dapatkan saran dari mereka, lalu konfirmasikan dengan orang lain.
Jangan meminta nasihat dari orang miskin atau yang buruk dalam keuangan.
6. Melunasi Semua Hutang dengan Cepat (Settle)
Keserakahan finansial menjerat dan mencekik.
Pemberi pinjaman adalah tuan bagi peminjam.
Membayar utang adalah cara untuk memperoleh keuntungan dalam posisi rohani, karena mengatasi kelemahan.
Membayar kembali adalah disembuhkan dari kemiskinan karena menyelesaikan masalah diri sendiri.
Mentalitas peminjam yang tidak ingin membayar kembali adalah mentalitas yang kalah.
Jika tidak terobos kebiasaan berhutang, diri sendiri tidak akan bebas.
Kemiskinan adalah keadaan sikap mental/pikiran.
Cara terbaik keluar dari kemiskinan adalah mengatasi kebiasaan berhutang.
Masyarakat saat ini suka menggunakan kredit, tetapi dalam Kerajaan, semuanya dilakukan dengan uang tunai.
Jika tidak punya uang, jangan membeli. Jika berhutang, bayar. Ini untuk membebaskan diri.
Sikap yang benar terhadap pembayaran utang adalah kunci untuk tidak menderita.
Perubahan sikap diperlukan untuk keluar dari situasi utang.
Membayar kembali utang adalah cara untuk membebaskan diri sendiri, bukan kemenangan jika tidak membayar.
Membayar utang adalah pilihan yang menang dan mengembalikan kehormatan.
Membayar hutang itu kesaksian yang bisa dibanggakan karena memenangkan pertempuran melawan sistem (siklus utang).
Bisa meminjam selama bisa menghasilkan lebih banyak, tetapi seringkali orang jatuh setelah meminjam. Bangkit lagi dan mulai membayar kembali adalah pilihan menang.
Utang kartu kredit merusak generasi muda. Berhutang secara internal dan emosional merusak, menghilangkan kebebasan.
Berutang membuat malu.
Ini adalah kesempatan terbaik untuk mematahkan roh kemiskinan.
Bahaya meminjam dari rentenir dan terperangkap dalam siklus utang yang berbahaya.
Melunasi semua utang adalah pilihan yang berkemenangan.
7. Mencari Peluang Investasi (Search)
Ini adalah langkah terakhir setelah perpuluhan, menabur, membelanjakan, menabung, menetapkan tujuan, dan melunasi utang.
Tidak ada investasi jika tidak punya tabungan.
Tidak bisa berinvestasi jika tidak bisa bermultiplikasi (punya uang lebih).
Investasi hanya dari keuntungan, jangan investasikan uang yang dibutuhkan dalam waktu dekat.
Investasi untuk pendidikan anak harus melindungi masa depan mereka, cari investasi dengan modal dijamin.
Menginvestasikan uang kuliah anak di tempat berisiko itu berbahaya.
Kenali berbagai jenis risiko investasi: tinggi, sedang, rendah.
Curigalah jika ada bunga/persentase tinggi (di atas 10%) karena itu berarti risiko tinggi.
Pelajari cara perusahaan beroperasi, hindari yang terlibat dalam kegiatan ilegal atau hanya mengandalkan perekrutan anggota untuk arus kas.
Tidak semua peluang adalah peluang baik, dan kadang peluang hanya berlangsung sebentar.
Hati-hati dengan kontrak bank atau perjanjian investasi dengan banyak klausul kecil.
Jika menanamkan modal, harus siap kehilangan segalanya, asalkan tidak kehilangan hidup, istri, atau masa depan.
Lakukan pemeriksaan dan cermati semua.
Kriteria investasi yang baik:
Anti-gagal: Tidak dijalankan oleh orang bodoh, miliki kredibilitas pemilik.
Berdasarkan bukti fakta: Semua informasi harus diberikan, jangan berinvestasi jika informasi disembunyikan.
Memiliki berkas legal: Harus legal, tidak ilegal, tidak mencurigakan.
Bebas dari perseteruan/konflik: Perusahaan tidak bermasalah atau punya pertengkaran di antara pemiliknya.
Memiliki bukti peringatan dini: Dengarkan Roh Kudus yang memberi kepekaan atau sinyal kapan harus masuk atau keluar dari investasi. Jangan melanggar sinyal Roh Kudus.
Pengetahuan akan masa depan: Mampu melihat masa depan investasi; kadang orang biasa atau bahkan nenek bisa melihat apakah itu skema Ponzi. Jangan percaya pada investasi yang menjanjikan penghasilan berkelanjutan yang tinggi dalam jangka panjang saat ini, karena ekonomi tidak stabil.
3. Konteks Ekonomi dan Tuhan
Situasi keuangan saat ini tidak stabil, bahkan investasi yang baik sulit dibiayai.
Menyimpan uang di bank mungkin terasa aman saat ini karena ketidakstabilan di mana-mana.
Uang bisa gagal, tetapi Yesus tidak akan gagal, dan mengikuti-Nya berarti tidak akan gagal.
Sistem dunia pasti akan gagal, jangan percaya padanya.
Tuhan dapat menjaga uang dan sumber daya umat-Nya di tengah ketidakstabilan.
Tuhan memberi nasihat, waktu, orang baik, uang, dan sumber daya untuk berhasil.
Yusuf berhasil karena dibimbing oleh Roh Kudus, bukan sekolah.
Gereja diutus di akhir zaman untuk mengambil sumber daya dari luar dan membiayai Kerajaan.
4. Pola Pikir dan Sikap
Pola pikirmu adalah masalahnya, bukan uang.
Mengubah sikap adalah kunci untuk keluar dari kemiskinan.
Tetap miskin adalah sebuah pilihan.
Uang yang menjatuhkan bisa juga mengangkat; masalahnya bukan pada uang, tetapi pada orangnya (sikap).
Berkat bukanlah uang, tetapi menjadi orang yang tahu apa yang harus dilakukan.
Roh kemiskinan harus dipatahkan.
Jadilah pemberi dan pemasok bagi Kerajaan Tuhan.
Miliki lebih dari cukup, jangan takut kekurangan.
Uang tidak bisa mencelakai atau menghancurkan orang yang benar.
Kuasailah uang, jangan biarkan uang menguasaimu, untuk memajukan tujuan Allah dan perluasan kerajaan-Nya.
Miliki sikap yang baik untuk menjadi hebat dalam keuangan.
Jangan menaruh harapan pada politisi atau kebijakan mereka, tetapi pada nubuatan Tuhan.
Milikilah sikap terbebas agar uang tidak mengintimidasi atau menghentikan.
Berjalan dengan terhormat di hadapan Tuhan, lakukan apa yang dibutuhkan, benar, dan baik.