Sesi ini berfokus pada karakteristik gereja yang diharapkan Tuhan, yang digambarkan sebagai kekasih-Nya.
Khotbah ini menggunakan Kidung Agung 2:6-7 sebagai titik awal, membahas makna kasih Tuhan dan bagaimana gereja seharusnya merespons dengan kasih yang murni, bukan berdasarkan pamrih. Bagaimana pentingnya mengasihi Kristus karena kepribadian-Nya, bukan hanya karena perbuatan-Nya, itu menjadi sikap kesetiaan, kemolekan batin, dan kerinduan akan firman Tuhan sebagai ciri-ciri gereja ideal. Analisis kisah Amnon dan Tamar dalam 2 Samuel 13 digunakan untuk mengilustrasikan cinta yang palsu, berbeda dengan kasih murni yang diharapkan Tuhan, yang juga dicontohkan melalui Habakuk 3:17-19 dan pengalaman Paulus dalam 2 Korintus 12. Khotbah ini mengajak pendengar untuk merenungkan motivasi kasih mereka kepada Tuhan dan membangun hubungan yang didasarkan pada pengenalan akan pribadi-Nya yang ajaib.
Saudara diharapkan mendapatkan pewahyuan baru mengenai karakteristik gereja yang diharapkan Tuhan sebagai kekasih-Nya. Pemahaman ini akan membawa kepada sikap yang benar dalam menjalani hidup sebagai kekasih Tuhan.
Hal-hal yang rahasia adalah milik Tuhan, tetapi hal-hal yang disingkapkan menjadi jelas, dapat dimengerti, dan dapat dilakukan oleh umat Tuhan. Tujuannya agar umat dapat melakukan seluruh perintah Tuhan dan bekerja sama dengan pekerjaan Roh dan Firman Tuhan yang semakin jelas dan terwujud. Firman Tuhan yang segar memberikan kehidupan Tuhan sendiri di dalamnya. Ini memungkinkan umat untuk menggambarkan rupa Tuhan yang tidak terlihat menjadi nyata dalam hidup mereka.
Bersyukur kepada Tuhan karena membawa umat melangkah menuju hikmat untuk membangun dan mewujudkan rencana-Nya.
II. Karakteristik Gereja yang Diharapkan Tuhan
Kid 2:6 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kid 2:7 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!
Tangan kiri Tuhan di bawah kepala kekasih (gereja) adalah ekspresi kasih kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya, orang-orang jahat yang seharusnya dimurkai. Kasih Tuhan melampaui hidup mereka sehingga mereka dapat mengalami kasih Tuhan. Kasih ini juga ditujukan kepada gereja.
Tangan kanan Tuhan memeluk melambangkan kekuatan, kehormatan, dan kemuliaan-Nya. Allah ingin ini terpancar dari hidup umat-Nya.
Gereja (digambarkan sebagai wanita Sunem atau gadis Sulam) berharap orang lain dapat mengetahui ekspresi tindakan nyata kasih Allah Bapa dan kasih Kristus dalam hidup gereja.
Kasih ini bukan hanya sekedar melindungi atau memberikan berkat rohani, tetapi menunjukkan kasih karunia Allah, kemampuan-Nya untuk mengampuni orang yang berbuat jahat, seperti yang dikatakan Yesus di kayu salib.
Kasih Bapa dapat mengampuni orang yang seharusnya menerima hukuman kekal karena memberontak kepada Allah. Kasih seperti ini dapat diekspresikan oleh gereja.
Peringatan agar gereja dan umat tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, sehingga orang lain dapat melihat ekspresi kasih Allah.
Kidung Agung 2 ayat 7 ("Kusumpahi kamu, putri-putri Yerusalem...") adalah kelanjutan dari ekspresi kasih di ayat 6 dan merupakan harapan gereja. Ini adalah sumpah wanita Sunem agar tidak membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya.
Ayat 7 berbicara tentang prinsip-prinsip hidup wanita Sunem, keyakinan teguh yang berdasar pada kasih Allah di ayat 6.
Kristus menjadi pesona karena kepribadian-Nya, bukan hanya karena apa yang telah Dia lakukan atau berikan. Tuhan mengharapkan umat mencintai Kristus karena kepribadian-Nya.
Kesetiaan adalah salah satu karakter hidup yang dipancarkan dari iman yang sepenuhnya.
Salah satu karakteristik gereja yang diharapkan Tuhan adalah kemolekan manusia batiniah karena Allah selalu melihat hati. Kemuliaan batiniah dibangun hanya oleh Allah.
Gereja sebagai kekasih Tuhan HANYA menonjolkan kasih karunia Allah dalam berbagai situasi, bukan kemampuan manusia, finansial, atau kehebatan dalam memberitakan Injil. Ini menunjukkan bahwa Allah yang memerintah dan berkuasa dalam hidup.
Karakteristik lainnya adalah selalu merindukan perintah, janji, dan perkataan Tuhan sebagai respons terhadap-Nya. Tanpa kerinduan, pengakuan merindukan Firman adalah bohong. Kerinduan ini seperti rusa yang haus akan air.
Selalu menginginkan saat-saat dan sikap keintiman hubungan dengan Tuhan. Intim dengan Tuhan berarti hidup di jalan Tuhan dan menyukai kebenaran sehingga kehidupan Allah tampil. Kerinduan untuk berduaan dengan Tuhan di tempat yang khusus berbicara tentang gereja.
Mempublikasikan hubungan cinta dengan Tuhan dan cinta Tuhan kepada umat-Nya. Orang lain harus melihat bukti cinta ini dalam hidup, bukan hanya dari perkataan. Contoh perwira Romawi yang menyaksikan penyaliban Yesus dan mengakui-Nya sebagai Anak Allah karena melihat cinta Bapa dan Putra.
Kualitas cinta umat kepada Tuhan dan kualitas cinta Tuhan kepada umat harus terlihat dan dapat dipahami oleh orang lain.
Prinsip dasarnya adalah Tuhan lebih dulu mengasihi kita sebelum kita bisa mengasihi Dia. Kidung Agung 2 ayat 6 adalah fondasi dan penyebab dari apa yang dikatakan wanita Sunem di ayat 7.
III. Makna Sumpah Wanita Sunem (Kidung Agung 2:7)
Kid 2:7 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!
"Putri-putri Yerusalem" adalah orang-orang di bawah pengaruh Raja Salomo, dekat dengan istana, tetapi memiliki benih yang salah.
Mereka mencoba membantu Raja Salomo dengan cara yang salah, bahkan membantu keinginannya yang melampaui kehendak Tuhan.
Mereka adalah pelayan istana yang membujuk wanita Sunem agar tertarik pada Raja Salomo berdasarkan apa yang dimiliki Salomo, tanpa melihat kualitas batiniah wanita itu yang dibangun oleh Tuhan.
Wanita Sunem dengan tegas melarang ("kusumpahi" atau "I charge you") membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya. Ini adalah prinsip yang tidak akan dihidupinya.
Cinta yang demikian bukan cinta sejati, tetapi cinta yang bertentangan, bukan dari kemurnian dan ketulusan hati, melainkan disebabkan oleh nafsu daging.
Putri-putri Yerusalem tidak peka lagi terhadap penyimpangan Raja Salomo dari pola pernikahan dan kebenaran Tuhan.
Karena kasih Kristus yang luar biasa kepadanya (wanita Sunem), ia menemukan kepribadian Sang Kekasih.
Prinsipnya: Mencintai Kekasih bukan karena apa yang telah Dia lakukan, tetapi karena terheran dan kagum melihat kepribadian-Nya. Ini yang membuatnya memutuskan untuk mencintai.
Hubungan akan rusak jika hanya satu pihak yang menjadi objek cinta tanpa pengenalan.
Kristus dan Allah Bapa tidak menginginkan umat mengasihi-Nya hanya karena Dia telah mati dan berkorban untuk dosa-dosa. (Tidak cukup berhenti di situ saja. Kasih kita harus bertumbuh sampai kasih “agapau” . Petrus tidak sanggup mengasihi Tuhan dengan kasih agape, tapi hanya sanggup “philea” atau kasih persahabatan).
Kristus mendambakan umat mengasihi-Nya dengan setulus hati dan kemurnian hati atas kemauan sendiri, karena merenungkan pribadi Allah yang mau berinkarnasi dan mati untuk dosa-dosa pemberontak.
Cinta yang diharapkan bukan hanya karena pengorbanan salib, tetapi karena menemukan pribadi Tuhan yang heran dan ajaib, yang pikiran manusia tidak bisa pahami.
Sumpah wanita Sunem membagikan prinsip cinta yang murni, yang diharapkan oleh Tuhan.
"Demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di Padang" adalah pembanding yang menunjukkan makhluk kehidupan yang damai dan tidak mengganggu hubungan dalam pelbagai keadaan dan situasi.
Sifat kedua makhluk ini - kijang dan rusa” mengekspresikan kemurnian dan ketulusan cinta dari dalam hati, jiwa, dan akal budi.
Penggunaan "demi" menunjukkan pertentangan dengan "jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan Cinta Sebelum diingininya". Mencintai Tuhan hanya karena diberkati adalah prinsip yang salah.
IV. Contoh Cinta yang Digerakkan oleh Nafsu (2 Samuel 13)
Kisah Amnon yang jatuh cinta pada adiknya, Tamar, yang berbeda ibu.
Hati Amnon sangat tergoda sehingga jatuh sakit karena Tamar yang masih perawan.
Yonadab, sahabat Amnon yang cerdik dan sepupu raja, mirip dengan putri-putri Yerusalem.
2Sam 13:4 Katanya kepada Amnon: "Hai anak raja, mengapa engkau demikian merana setiap pagi? Tidakkah lebih baik engkau memberitahukannya kepadaku?" Kata Amnon kepadanya: "Aku cinta kepada Tamar, adik perempuan Absalom, saudaraku itu."
Amnon mengatakan "Aku cinta Tamar," yang dalam bahasa Ibrani (ahb - H17) adalah kasih manusiawi biasa.
Yonadab menyusun siasat agar Amnon dapat mendekati Tamar.
Hati Amnon sangat tergoda dan ia mencintai Tamar karena tergoda. Ini adalah cinta produk kedagingan. Amnon mengikuti saran Yonadab dan Tamar datang melayaninya. Setelah semua orang keluar, Amnon meminta Tamar membawa makanan ke kamar dan memperkosanya.
Tamar memohon agar Amnon tidak memperkosanya karena itu adalah perbuatan noda di Israel, tetapi Amnon tidak mendengarkannya karena ia lebih kuat.
Bukankah putri-putri Yerusalem sudah terkontaminasi oleh keteladanan hidup Raja Salomo?.
Akibatnya, timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap Tamar, bahkan lebih besar dari cinta sebelumnya. Absalom mendengar hal itu dan membunuh Amnon.
Ini sama seperti sumpah wanita Sunem agar tidak membangkitkan cinta sebelum diingininya, karena cinta seperti itu adalah gumpalan kedagingan penuh nafsu.
V. Bagaimana Seharusnya Mengasihi Tuhan (Matius 22:37)
Mat 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi.
Hati terdiri dari hati nurani (bagian dari roh), seluruh jiwa (pikiran, perasaan, kehendak).
Bagian jiwa diulang (segenap jiwa) untuk menekankan keseluruhan pikiran, perasaan, dan kehendak.
Lalu dikatakan lagi "dengan segenap akal budimu" atau bagian dari pikiranmu.
Allah menunjukkan titik lemah yang sering menghalangi kasih yang segenap, yaitu pikiran.
Pikiran ada dalam segenap hati dan segenap jiwa. Pikiran menggerakkan manusia kedagingan dan membutakan terhadap cinta sejati atau palsu.
Yang merusak cinta dan kemurnian cinta adalah cinta palsu yang digerakkan oleh hati, jiwa, dan terutama pikiran sehingga muncul nafsu. (keinginan pribadi, ambisi pribadi, motivasi pribadi, pikiran alternatif, jalan-jalan lain).
Nafsu bisa muncul tidak hanya sebagai kedagingan, tetapi juga sebagai keinginan besar akan berkat Tuhan dengan motivasi yang salah.
Wanita Sunem mengkritik dan menolak prinsip hidup yang salah ini.
Rusa dan kijang melambangkan kemurnian dan kedamaian.
VI. Perbedaan Cinta Sejati dan Palsu (Yehezkiel 33:31)
Yeh 33:31 Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram.
Contoh rusa yang jinak di taman rumah sakit menggambarkan kemurnian dan kedamaian. Berbeda dengan cinta nafsu antara Amnon dan Tamar.
Yehezkiel 33:31 menggambarkan orang yang datang dan mendengar perkataan, tetapi tidak melakukannya; mulut mereka penuh kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan haram.
Mereka mencintai hanya dengan mulut, tetapi hidup egois untuk kepuasan diri.
Gereja yang diharapkan Tuhan adalah gereja yang berdiri teguh pada prinsip kemurnian dan ketulusan, mencintai Kristus karena kepribadian-Nya yang telah teruji dalam hidup.
VII. Kristus Sebagai Kekasih yang Datang (Kidung Agung 2:8)
Kid 2:8 Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
Kidung Agung 2:8 menggambarkan Kekasih datang melompat-lompat di atas gunung seperti kijang dan anak rusa.
Kijang dan rusa melambangkan kepribadian Kristus, Sang Gembala.
Meskipun dosa hampir menggagalkan rencana Allah, pengiriman Putra-Nya adalah kehendak dan ketulusan hati Allah sendiri, bukan hanya agar rencana-Nya berhasil. Keberhasilan rencana Allah adalah bonus.
Allah ingin membangun kasih-Nya dalam hidup umat melalui pengenalan akan pribadi-Nya (Kristus).
VIII. Ujian Kasih dan Kasih Karunia Allah dalam Penderitaan (2 Korintus 12)
2Kor 12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Dalam situasi yang tidak nyaman, menderita, atau sakit, pengertian dan pemahaman tentang kasih Allah diuji.
Contoh Rasul Paulus dalam 2 Korintus 12: Paulus mengalami penglihatan Firdaus tetapi diberi duri dalam daging (utusan iblis) agar tidak meninggikan diri.
Paulus tiga kali berseru kepada Tuhan agar utusan iblis itu mundur.
Jawaban Tuhan: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna". Kasih karunia adalah kemampuan Allah yang telah terbangun dalam diri Paulus.
Orang lain akan heran melihat Paulus tetap bisa menanggung penderitaan dengan bersyukur dan bergembira karena kemampuan Allah dalam hidupnya.
Paulus bermegah atas kelemahannya agar kuasa Kristus turun menaunginya dan rela dalam berbagai kesukaran karena Kristus.
Ketika lemah, Paulus menjadi kuat karena kasih karunia.
IX. Kesimpulan Sementara Mengenai Wanita Sunem
Wanita Sunem adalah gambaran kehidupan gereja sebagai kekasih Tuhan yang hidup dalam keteguhan hati dan iman yang kuat.
Tidak tergoyah oleh fasilitas duniawi atau upaya untuk mengubah prinsip hidup dan pemikirannya agar menerima pinangan Raja Salomo.
Salomo dan putri-putri Yerusalem tidak memahami bahwa Allah membangun wanita ini dari dalam batin.
Dunia sering terkecoh melihat orang yang dibangun Allah dari dalam, tampak miskin dan susah, tanpa menyadari pekerjaan Allah di batin mereka.
X. Penekanan Kembali pada Prinsip Cinta yang Murni (Habakuk 3:17-19)
Hab 3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
Sumpah wanita Sunem dengan kemarahan dan ketegasan. Jangan membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya, harus datang dari kemauan dan motivasi yang murni.
Habakuk 3:17-19 menggambarkan tetap bersukacita dan beria-ria dalam Tuhan meskipun pohon ara tidak berbunga, anggur tidak berbuah, hasil zaitun mengecewakan, ladang tidak menghasilkan, kambing domba terhalau, dan tidak ada lembu sapi (kemiskinan).
Sukacita dan kegembiraan inilah yang menyelamatkan dari hancur hati, pesimis, dan kecewa.
Allah Tuhan menjadi kekuatan, membuat kaki seperti kaki rusa (tulus, murni, lincah), memungkinkan untuk berjejak di bukit-bukit.
XI. Tantangan dan Pertanyaan Reflektif
Allah mengharapkan umat mencintai-Nya karena kepribadian-Nya, bukan karena apa yang telah Dia lakukan.
Tantangan untuk merenungkan prinsip apa yang dibangun dalam diri dalam hubungan dengan Tuhan.
Jangan sampai cinta yang dibawa adalah cinta palsu di hadapan Tuhan, didasari pamrih.
Allah tidak bisa ditipu.
Penekanan pada kasih dengan segenap hati, jiwa (bagian yang lebih sempit), dan akal budi (lebih sempit lagi), menunjukkan pentingnya pemikiran yang mengenal dan mengagumi pribadi Tuhan.
Ini adalah prinsip kebenaran yang teguh mengenai hubungan cinta dengan Tuhan, seperti yang dibangun dalam diri wanita Sunem. Kasih Sang Gembala kepada gadis Sunem juga datang dari hati-Nya sendiri, bukan karena iming-iming.
Pertanyaan: Apakah mengasihi Tuhan hanya karena perbuatan-Nya atau karena mengenal dan terheran-heran menemukan pribadi-Nya yang luar biasa?.
XII. Doa Penutup
Bersyukur atas teguran dan koreksi Firman Tuhan.
Permohonan hati dan pikiran yang mau berubah.
Ucapan syukur atas pekerjaan Roh Kudus yang mengubah hidup dan memberikan kasih yang semurni Tuhan.
Sehingga umat juga bisa mengasihi Tuhan dengan kasih yang setulus dan semurni itu.
Dalam Nama Yesus Kristus. Amin