Langsung ke konten utama

Preparing the Bride (session 12): Prinsip Mengasihi Tuhan dengan Benar

Prinsip Cinta dan Keteguhan Iman

Kid 2:5 Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku.

Kismis melambangkan kekuatan roh, sementara buah apel diartikan sebagai perkataan Tuhan yang tepat waktu dan menyegarkan. 

Ams 25:11  Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.

Pembicara menjelaskan bahwa perkataan ini, seperti apel emas di pinggan perak, tersedia di "istana raja," menunjuk pada kehadiran Roh Kudus yang menyampaikan firman Kristus. Lebih lanjut, teks membahas tangan kiri kekasih di bawah kepala mempelai sebagai kasih Tuhan yang menjangkau orang-orang "bodoh" dan "asing," sementara tangan kanannya yang memeluk melambangkan kemenangan, kekuatan, dan kehormatan yang melingkupi gereja. Akhirnya, ditekankan pentingnya menjaga kemurnian cinta kepada Kristus dan menolak cinta palsu yang digerakkan oleh faktor lahiriah.


Kuatkanlah Aku dengan Kue Kismis: Cinta dan Keteguhan Iman

Seruan "kuatkanlah aku dengan penganan kismis" diinterpretasikan sebagai permintaan untuk dikuatkan dalam batin sehingga tetap berdiri teguh.

Mempelai wanita menggambarkan dirinya berada di medan peperangan dan pencobaan berat.

Dia tidak meminta kekasihnya (Kristus) datang segera, melainkan meminta dikuatkan dari tempat-Nya. Ini menjadi seruan umat Tuhan kepada Kristus.

Kristus akan datang pada waktu yang ditentukan Bapa. Oleh karena itu, umat berseru untuk dikuatkan agar dapat menuai kemenangan demi kemenangan dan tetap setia di hadapan Kristus.

Kekuatan batin ini berkaitan dengan iman yang membuat rupa Allah terbangun dalam diri seseorang sehingga kasih, kesetiaan, dan ketulusan tidak berubah (Ibrani 11).

Contoh Lazarus yang miskin namun beriman menunjukkan bahwa iman tetap teguh meski dalam keadaan hina.


"Segarkanlah aku dengan buah apel"

  • "Segarkanlah aku dengan buah apel" (dalam King James Version: "Comfort me with apples") adalah seruan kedua setelah permintaan untuk dikuatkan.

Ungkapan "sakit asmaraku" (sick of love) mengindikasikan kebutuhan akan kismis dan buah apel untuk melampiaskan cinta atau menjaga kualitas cinta kepada sang kekasih.

  • Buah apel dalam konteks ini bukan sekadar buah fisik, melainkan memiliki makna spiritual.

Ini adalah bayangan atau imajinasi mempelai wanita tentang kepribadian sang kekasih, yaitu Gembala.

Sang kekasih diumpamakan seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, menunjukkan keunikan-Nya.

Mempelai ingin duduk di bawah naungannya untuk perlindungan, dan "rasanya manis bagi langit-langitku" menggambarkan betapa manisnya janji dan perkataan Tuhan (Mazmur 119).

  • Mempelai tidak mendapati kualitas "buah apel" ini di sekitarnya, termasuk Raja Salomo.

"Segarkanlah aku" (hiburlah aku) dengan buah apel merujuk pada perkataan Tuhan.

Amsal 25 ayat 11 menyatakan: "Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak".

"Buah apel emas" menunjukkan nilai yang berbobot, dan "pinggan perak" menunjukkan ketersediaan di tempat yang istimewa, yaitu istana raja.

  • Perkataan Tuhan yang tepat waktu selalu tersedia untuk menguatkan dan menyegarkan saat menghadapi pencobaan.

Perkataan yang tepat ini memiliki dampak langsung dan menyegarkan sehingga tidak memerlukan pertolongan lain.

Sumber perkataan yang menyegarkan ini tidak selalu ditemukan langsung saat mencari di Alkitab pada saat itu.

Ini bisa berupa perkataan Tuhan, hamba Tuhan, atau yang disampaikan oleh Roh Kudus.

Yohanes 14 ayat 26 menjelaskan bahwa Roh Kudus, Sang Penghibur, akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan akan semua yang telah dikatakan Yesus.

  • "Penghibur" (Comforter) dalam King James Version sejajar dengan "segarkanlah aku" (Comfort me).

Roh Kudus menyampaikan perkataan yang telah dikatakan Yesus, yang sudah tersedia ("di atas pinggan perak").

Ini mengimplikasikan bahwa perkataan Salomo tidak memberikan penyegaran yang sama.

  • Jemaat harus memiliki telinga untuk mendengarkan apa yang dikatakan Roh Kudus (Wahyu 2:7) dan mentaatinya.

Roh Kudus hanya menyampaikan apa yang telah dikatakan Yesus (Yohanes 14:26), tetapi juga memimpin ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13), yang didengar dari Bapa dan Kristus.

Perkataan yang tepat dari Gembala (Kristus) akan menyegarkan dan menghibur meski Dia tidak hadir secara fisik.

Perkataan yang tepat itu seperti apel emas di atas pinggan perak, disajikan di istana untuk menghibur dan menghormati raja.

  • Yesaya 50 ayat 4 menyatakan bahwa Tuhan Allah memberikan lidah seorang murid untuk dapat mengucapkan perkataan yang memberi semangat baru kepada yang letih lesu.

Untuk dapat mendengar dan menyampaikan perkataan yang tepat, seseorang perlu memiliki telinga seperti seorang murid yang mempertajam pendengarannya setiap pagi.

Tuhan mengajarkan agar kita dapat mengucapkan perkataan yang tepat bagi orang lain.

Ketidakakuratan dalam mendengar firman Tuhan dapat menyebabkan penyampaian yang tidak akurat dan meneguhkan orang dengan opini sendiri.

Perkataan yang tepat membangkitkan semangat baru bagi yang letih lesu (contoh orang Mesir yang disegarkan oleh kismis pemberian Daud).

  • "Sakit asmara" mengindikasikan kebutuhan akan perkataan Tuhan yang membangkitkan semangat dan menjaga kualitas cinta kepada-Nya.

Kerinduan mempelai untuk menjaga kualitas cintanya kepada Gembala meskipun tidak terlihat secara fisik.

"Penganan kismis" melambangkan roh yang kuat, dan "buah apel" melambangkan perkataan yang tepat, keduanya penting untuk kualitas cinta yang tinggi.

Ciri gereja yang diharapkan: memiliki roh yang kuat, mendambakan dan mengucapkan perkataan yang tepat untuk menjaga kesetiaan kepada Kristus.

Kualitas Cinta

  • Kualitas cinta yang diharapkan adalah kekudusan (1 Petrus 1:15-16).

Dibawa ke rumah pesta (Kidung Agung 2:4) menunjukkan posisi rohani di mana Kristus mencurahkan darah-Nya.

Kidung Agung 2:6 menggambarkan kualitas cinta: "tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku".

  • Tangan kiri di bawah kepala berarti menyentuh, menggapai, meraih.

Tangan kanan memeluk berarti merangkul, menunjukkan keintiman cinta yang diekspos kepada publik.

Ini sejalan dengan Kidung Agung 2:4, di mana panjinya di atas adalah cinta.


Signifikansi Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Mat 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.

Dalam Matius 25:33, domba ditempatkan di kanan dan kambing di kiri, mengartikan tangan kiri sebagai bangsa asing atau yang bukan umat Tuhan.

Merangkul dengan tangan kiri menunjukkan kasih Gembala kepada bangsa asing (Yehezkiel 34:17, Roma 9:25).

Kisah Yunus 4:11 tentang Niniwe yang tidak dapat membedakan tangan kiri dari kanan menggambarkan orang yang berbuat baik tetapi tidak benar di hadapan Allah.

Roma 3:20 dan 28 menegaskan bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena melakukan hukum Taurat.


Seberapa besar cinta kasih Tuhan?

Seberapa besar sih cinta kasih Tuhan Kita kan hanya tahu dia memberikan nyawanya. Merangkul dengan tangan kiri menunjukkan ada kelompok orang-orang bodoh, tapi dia merangkul.  Lewat tangan kiri berarti itu adalah cinta kasihnya Tuhan kepada dunia ini bagaimana Tuhan tetap mengasihi orang bodoh, orang durjana, orang hina, orang jahat, orang bersikap buruk, orang yang hanya memikirkan Mamon, harta. Kasih Tuhan melampaui semuanya itu. 

  • Kasih yang Melampaui Batasan: Tangan kiri sang kekasih yang berada di bawah kepala mempelai juga diartikan sebagai cinta kasih Tuhan yang menjangkau dunia, termasuk orang-orang yang dianggap "bodoh," "durdjana," dan tidak mengenal kebenaran. Analogi dengan orang-orang Niniwe yang tidak dapat membedakan tangan kiri dari kanan menggambarkan kasih Tuhan yang tetap ada meskipun manusia berbuat baik namun tidak benar di mata-Nya. Ini menunjukkan bahwa kasih Tuhan melampaui segala kebodohan dan ketidaktaatan manusia.

  • Kualitas Kasih yang Tidak Bersyarat: Cinta kasih Tuhan yang sejati tidak didasarkan pada berkat materi atau terhindar dari penderitaan, melainkan pada iman yang teguh pada janji-janji-Nya. Hal ini kontras dengan "cinta palsu" yang digerakkan oleh faktor luar dan nafsu kedagingan.

Secara keseluruhan, cinta kasih Tuhan adalah sangat besar dan melampaui segala keterbatasan. Ia tidak hanya mencintai gereja-Nya dengan kasih yang intim dan memberikan kekuatan serta kemenangan, tetapi juga menjangkau seluruh dunia dengan kasih yang tidak terhalang oleh kebodohan atau ketidaktaatan manusia. Kualitas cinta ini berakar pada janji dan kebenaran-Nya, bukan pada kondisi atau perbuatan manusia.


Sisi kiri juga menyatakan posisi tidak terhormat (Yehezkiel, Matius 25) dan orang-orang najis.

  • Amsal 10:2 menyatakan bahwa hati orang berhikmat menuju kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.

  • Orang bodoh (di tangan kiri):

    • Mendengar tetapi tidak melakukan firman Tuhan (Matius 7:26).

    • Kaya bagi diri sendiri tetapi tidak kaya di hadapan Tuhan (Lukas 12:19-21).

    • Lamban hati untuk percaya segala sesuatu yang telah dikatakan firman Tuhan (Lukas 24:25).


  • Tangan kiri kekasih di bawah kepala mempelai menunjukkan kasih Tuhan kepada gereja dan dunia, bahkan kepada orang bodoh dan berdosa.

  • Yesaya 41:10 menyatakan bahwa tangan kanan Tuhan membawa kemenangan.

  • Keluaran 15:6 menggambarkan tangan kanan Tuhan yang mulia karena kekuasaan-Nya dan menghancurkan musuh (kemenangan, kekuatan, kemuliaan).

  • Mazmur 16:11 menyatakan bahwa di tangan kanan Tuhan ada nikmat senantiasa (perkenanan Tuhan).

  • Markus 14:62 dan Kisah Para Rasul 2:34 menjelaskan bahwa duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa adalah posisi kehormatan dan kemuliaan bagi Yesus.

  • Tangan kanan kekasih yang merangkul mempelai melingkupi gereja dengan kemenangan, kekuatan, kehormatan, dan perkenanan.


Cinta yang Palsu dan Prinsip Cinta yang benar (Kidung Agung 2:7)

Kidung Agung 2:7 "Kusumpahi kamu putri-putri Yerusalem demi kijang atau demi rusa-rusa betina di Padang: jangan kamu membangkitkan atau menggerakkan cinta sebelum diingininya"

Gadis Sunem menyumpahi gadis-gadis Yerusalem (lambang), karena beberapa alasan penting:

Ia mempunyai prinsip hubungan cinta yang benar, berbeda dengan apa yang dilakukan putri-putri Yerusalem dan godaan duniawi (seperti Salomo).

Prinsip cinta sejati kepada Tuhan tidak didasarkan pada berkat  (termasuk berkat-berkat rohani: karunia-karunia roh, pengurapan, pelayanan dan mujizat) atau menghindari penderitaan dan kesusahan, melainkan iman yang teguh pada janji-Nya meskipun dalam kesulitan atau kesenangan. 

Peringatan terhadap cinta palsu yang digerakkan oleh faktor luar, bukan dari pengenalan batin akan Tuhan.

Cinta palsu dibangkitkan oleh nafsu kedagingan dan penilaian lahiriah terhadap Tuhan.

Kasih Tuhan yang melampaui segala kebodohan dan ketidaktaatan dianugerahkan kepada gereja-Nya. Ungkapan syukur atas penyingkapan kasih Tuhan yang menjangkau dunia dan mengasihi gereja-Nya.

  • Mempertahankan Prinsip Cinta yang Benar: Sumpahnya menunjukkan bahwa ia hidup dengan prinsip yang benar dalam hubungan cinta kasihnya dengan sang kekasih (yang melambangkan Kristus). Ia tidak ingin cinta itu dibangkitkan atau digerakkan secara prematur atau oleh motivasi yang salah (contoh: gadis Sunem ditawarkan kekayaan, perlindungan, fasilitas-fasilitas dan kenyamanan hidup, kedudukan) seperti yang mungkin dilakukan oleh putri-putri Yerusalem.

  • Menghindari Cinta yang Tidak Diinginkan: Ia bersumpah untuk tidak membangkitkan dalam dirinya kasih cinta yang tidak diinginkan kepada orang lain. Ini mengindikasikan kesetiaannya hanya kepada sang kekasih dan penolakannya terhadap gairah atau ketertarikan yang tidak sesuai dengan prinsip cinta sejatinya.

  • Menolak Cinta Palsu: Sumpahnya secara implisit memperingatkan terhadap apa yang kemudian dijelaskan sebagai cinta palsu. Cinta palsu ini digerakkan oleh faktor luar dan bukan berasal dari batin serta pengenalannya yang mendalam akan sang kekasih. Ia tahu bahwa cinta palsu dapat merusak kemurnian cintanya kepada kekasihnya, sama seperti cinta umat kepada Kristus dapat dirusak oleh motivasi yang dangkal.

  • Fokus pada Kualitas Cinta yang Sejati: Tindakannya menunjukkan bahwa kualitas cinta yang diinginkannya bukanlah cinta yang didasarkan pada berkat materi atau menghindari penderitaan. Sebaliknya, ia menekankan iman yang teguh pada janji-janji kekasihnya meskipun dalam kesulitan. Ia tidak ingin cinta yang mudah tergoda atau bergantung pada keadaan lahiriah.

  • Menghormati Kekasihnya: Sumpahnya juga mencerminkan penghormatannya yang tinggi kepada sang Gembala (kekasihnya), melebihi semua orang lain. Ia ingin cinta itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kehendak dan waktu yang tepat, bukan dipaksakan oleh pengaruh eksternal.

Dengan demikian, sumpah sang gadis Sunem adalah pernyataan tegas tentang komitmennya terhadap cinta yang murni, setia, dan didasarkan pada prinsip yang benar, serta penolakannya terhadap segala bentuk cinta yang dangkal, palsu, atau tidak sesuai dengan hubungannya yang eksklusif dengan sang kekasih.


Postingan populer dari blog ini

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

Kor 5:17        Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Ayat di atas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus. Tapi benarkah demikian?   Dan yang lama sudah berlalu? Sebab kata ‘sesungguhnya’ menunjukkan kita belum bisa melihat yang baru itu. Mari kita telaah. Ef 4:24            dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. MANUSIA BARU kita telah   diciptakan menurut kehendak Allah SECARA SEMPURNA di dalam KEBENARAN DAN KEKUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA yaitu DI DALAM KRITUS YESUS.   KEBENARAN DAN KEKUDUSAN INI TELAH TERUJI yaitu Yesus sendiri yang dalam rupa-Nya sebagai manusia – TELAH TERBUKTI SUDAH MENGALAHKAN DOSA DAN MAUT. Ef 2:10        ...

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Kehidupan Berkualitas Yang Yesus Berikan Yoh 10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,    dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. gbr: opernarmautralia.org Yesus datang supaya kita akan memiliki kehidupan yang melampaui arus seluruh aspek kehidupan, lebih dari cukup, mencapai setiap bagian dari roh manusia kita, setiap bagian dari alam jiwa kita, pikiran, kehendak dan emosi, mencapai setiap bagian dari tubuh fisik kita, mencapai setiap bagian dari keuangan kita, hubungan dan semua yang berkaitan dengan kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual kita. Dalam bahasa Yunani,   ada tiga kata yang berbeda -bios, psuche, dan zoe- diterjemahkan sebagai "hidup", dan masing-masing memiliki arti yang berbeda. Bios – adalah kehidupan biologis kita. Semua makhluk hidup memiliki bios. Bioskop artinya gambar hidup. Biologi ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Psuche adal...

KUASA IKAT JANJI (Bagian 2)

Upper Room 180 - 4 Maret 2025 Dr. Jonathan David "Perjalanan ikat janji" adalah perjalanan di mana Allah membawa Abraham masuk ke dalam hubungan yang mendalam, di mana Allah menjadi sumbernya dan berjanji untuk menyertai serta mengubah segala sesuatu di mana pun Abraham berada. Dalam perjalanan ini, identitas Abraham tidak lagi didasarkan pada latar belakang lahiriahnya. Yesus mengatakan ini untuk menekankan bahwa hubungan spiritual berdasarkan ketaatan kepada kehendak Allah lebih penting daripada hubungan darah. Bahayanya adalah jika kita terlalu terikat pada kewajiban dan identitas lahiriah sehingga menghalangi kita untuk menyelesaikan tugas Tuhan. "Penebusan sejati" adalah pembebasan dari diri sendiri, ketakutan, pola pikir lama, dan identitas yang dibentuk oleh hal-hal duniawi. Identitas sejati kita ada di dalam Kristus, dan tujuannya adalah untuk semakin serupa dengan-Nya, melepaskan keakuan agar dapat memperoleh Kristus. Tuhan ingin mengubah bangsa-bangsa mel...

EIDO dan GINOSKO

Yohanes 4:10 Jawab Yesus kepadanya: *"Jikalau engkau tahu (eido) tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu:*  Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Gbr: youtube.com Eido di sini artinya memiliki pengetahuan. Mungkin tau dari orang lain atau pernah melihat-Nya. Pernah mendengar khotbah atau melihat perbuatan dan mujizat yang Yesus lakukan. Mereka yang tidak memiliki pengetahuan disebut orang bodoh dan bahkan sebagai pelaku kejahatan, karenanya mereka menolak karunia Allah dan menolak Yesus yang diutus oleh-Nya. Orang bodoh tidak melihat apa yang disediakan Allah dan akan berakhir kepada hidup yang sia-sia walau sesukses apa pun di dunia ini menurut anggapan orang. Yohanes 1:11-12 1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu merek...

Kuasa Ikat Janji – bagian 4: Berjalan dalam Kemitraan

Kuasa Ikat Janji: Berjalan dalam Kemitraan dengan Tuhan Upper Room 182 – 18 Maret 2025 Dr. Jonathan David Khotbah ini menggunakan perjanjian Allah dengan Abraham sebagai contoh utama, menjelaskan bahwa ikat janji (covenant) itu melampaui iman manusia dan berakar pada sifat kesetiaan (faithfulness) Allah untuk menggenapi firman-Nya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa keterlibatan aktif dan kepatuhan manusia dalam ikat janji, yang disimbolkan dengan sunat (peran kekuatan dan usaha sendiri manusia dikurangi), mengundang intervensi ilahi yang lebih besar dan memberdayakan umat beriman serta keturunan mereka. Khotbah ini mendorong pendengar untuk mempercayai Allah sepenuhnya dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak-Nya sebagai mitra dalam ikat janji. Bagaimana Konsep  ikat janji mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan? Konsep "kuasa ikat janji" secara fundamental mempengaruhi hubungan manusia dengan Tuhan dengan menjadikannya lebih dari sekadar hubungan biasa, melainkan se...

Preparing the Bride - Session 08

Karakteristik Gereja Sebagai Kekasih Tuhan - Sesi 08 Tema masih membahas tentang karakteristik gereja yang diidamkan Tuhan sebagai kekasih-Nya , menggunakan Kidung Agung dan perumpamaan bunga bakung di antara duri . Analogi utama yang digunakan adalah kisah Gadis Sunem dalam Kitab Kidung Agung dan hubungannya dengan Kekasihnya dan Raja Salomo. Membandingkan kecantikan lahiriah seorang gadis dengan keindahan batiniah yang dikerjakan oleh Tuhan sendiri , menekankan bahwa Allah lebih tertarik pada hati dan kesetiaan rohani daripada penampilan luar atau upaya manusia. Lebih lanjut, Kidung Agung mengilustrasikan prinsip ini melalui kisah Raja Salomo, gadis Sunem, pemilihan Daud sebagai raja, dan ajaran Yesus tentang bunga bakung di ladang , yang menunjukkan bahwa nilai sejati di mata Tuhan terletak pada kualitas batin yang ilahi . Kid 2:1 [Gadis Sunem] Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah. 2  —  [Salomo] Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah m...

ROMA 15:1-7

MENANGGUNG KELEMAHAN ORANG YANG TIDAK KUAT 15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 15:3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku." 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 15:5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 15:6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 15:7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemulia...

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

Galatia 1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia?  Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus. Sebagai seorang rasul Tuhan, Paulus mengambil SIKAP TEGAS untuk tidak mencari perkenanan manusia. Tujuannya adalah melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan menggenapinya. gbr: knowing-jesus.com Ini adalah suatu MASALAH SERIUS dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebab Ia adalah Allah yang cemburu. Ketika kita mulai mengandalkan orang dalam hidup kita atau dalam melayani Tuhan, maka kita akan mulai kehilangan pengharapan di dalam Tuhan. Saul sangat mengutamakan orang Israel dibandingkan Tuhan. Ketika Samuel terlambat sedikit datang ke Gilgal, Saul menjadi tidak taat dan mempersembahkan korban bakaran sendiri; karena ia melihat rakyat mulai meninggalkannya. Walau pun Samuel menegurnya dan mengecam perbuatannya yang bodoh, Saul tidak menyesal.  Saul juga...

Preparing the Bride - Session 04

Gereja sebagai Kekasih Tuhan Khotbah ini membahas karakteristik gereja yang ideal menurut pandangan Tuhan. Kitab Kidung Agung menjadi fokus utama kita untuk menganalisis hubungan antara mempelai wanita dan kekasihnya sebagai analogi untuk hubungan antara gereja dan Kristus. Kita akan melihat perbandingan Adam pertama dan Adam terakhir dari 1 Korintus, serta peran wanita dalam kejatuhan dari 1 Timotius, untuk menekankan pentingnya kesetiaan dan ketahanan gereja terhadap godaan. Selain itu khotbah ini menggali peran Kristus sebagai Gembala melalui berbagai ayat Perjanjian Lama dan Baru, menyoroti kasih dan pengorbanan-Nya bagi umat-Nya. Tema Utama: Karakteristik Kehidupan Gereja yang Diharapkan Tuhan sebagai Kekasih-Nya Pendahuluan: Pembahasan ini penting bagi pengikut Tuhan dan umat-Nya. Tujuan Tuhan lebih dari sekadar menyelamatkan; Ia ingin gereja menjadi kekasih-Nya yang sejati dan hidup manunggal dengan-Nya. Firman Tuhan (Rhema) membimbing perjalanan iman. Gereja sebagai Kekas...

PREPARING THE BRIDE - SESSION 03

❤️ Kidung Agung: Gambaran Gereja Sebagai Kekasih Kristus Khotbah ini mengacu pada kitab Kidung Agung dalam Alkitab untuk menggambarkan  hubungan kasih antara Kristus (Sang Mempelai Pria) dan Gereja (Sang Mempelai Wanita). Kisah cinta dalam Kidung Agung adalah gambaran untuk kesetiaan dan pengorbanan dalam hubungan spiritual ini. Khotbah juga menyinggung tokoh-tokoh Alkitab lainnya, seperti Adam, Hawa, dan Raja Salomo, untuk memperkuat poin-poin teologis (logika Tuhan) tentang dosa, penebusan, dan hikmat ilahi. Inti dari khotbah ini adalah untuk mendorong pendengar agar memiliki hati yang haus akan Tuhan dan merespons pekerjaan Roh Kudus dalam hidup mereka, seperti mempelai wanita yang setia menantikan kedatangan mempelai prianya.                                              Pendahuluan Saudara-saudara diharapkan memiliki hati yang haus dan lapar aka...