Kasih Karunia untuk Memberi (part 2/2)
Dr. Jonathan David, Upper Room 184 – 8 April 2025
Khotbah ini melanjutkan pembahasan konsep kasih karunia untuk memberi berdasarkan 2 Korintus 9. Dijelaskan bahwa kualitas dan tujuan pemberian menentukan hasil dan perkenanan Tuhan, bukan tergantung jumlahnya. Lebih lanjut, ditekankan bahwa kasih karunia memberi akan membuka dan melimpahkan kasih karunia lainnya dalam hidup seseorang dan mematahkan "roh kemiskinan", yang didefinisikan sebagai pola pikir takut kekurangan. Akhirnya, khotbah ini mendorong pendengar untuk memberi dengan murah hati dan bertujuan, yang dilihat sebagai pelayanan yang memberkati dan mengubah kehidupan serta mencerminkan sifat Kristus.
Paulus berbicara kepada jemaat di Makedonia tentang kasih karunia memberi dalam 2 Korintus 9.
Paulus telah mengetahui kerelaan hati jemaat Akhaya dalam memberi dan membanggakannya kepada jemaat Makedonia.
Kerelaan hati jemaat Akhaya telah menjadi perangsang bagi banyak orang.
Paulus merasa perlu mengutus beberapa saudara untuk mengurus pemberian yang telah dijanjikan agar pemberian tersebut menjadi bukti kemurahan hati dan bukan pemberian yang dipaksakan.
Prinsip-Prinsip Kasih Karunia Memberi
Kualitas Tuaian Ditentukan oleh Kualitas Pemberian:
Bukan tentang jumlah, melainkan tentang kualitas benih yang ditabur.
Menabur dengan hemat bukan berarti menabur sedikit, tetapi memberi karena prioritas dari apa yang dimiliki saat benar-benar tidak punya banyak, dengan membuat pilihan dan menyingkirkan hal yang tidak perlu.
Menabur dengan berlimpah berarti memberi dari sumber daya yang berlimpah.
Memilih benih berkualitas akan menghasilkan tuaian yang berkualitas.
Jangan membuang-buang uang sembarangan lalu memberi sedikit ke kotak persembahan.
Pemberian yang diarahkan pada kualitas, bukan hanya peluang karena memiliki banyak uang.
Memilih dengan tepat apakah seseorang atau sesuatu layak untuk ditaburi.
Tujuan Pemberian Memperkenan Pemberian di Hadapan Tuhan:
Jika memberi dengan alasan yang salah, pemberian tidak akan diperkenan.
Contoh tujuan pemberian yang salah:
Memberi untuk mendapatkan lebih banyak (sifat serakah). Ini seperti berjudi, bukan memberi. Motivasi memberi seharusnya bukan untuk mendapatkan balasan yang lebih besar.
Memberi sampai menjerit kesakitan (agamawi). Merasa 'aduh' setiap kali memberi.
Memberi untuk mendapat kendali (manipulatif). Memberi lebih banyak di gereja untuk mengontrol gembala atau pengurus.
Memberi untuk diakui (cari perhatian). Melakukan pertunjukan besar saat memberi adalah hal yang tidak perlu.
Memberi untuk mengalihkan tanggung jawab (rasa bersalah). Memberi lebih banyak karena tidak hadir rutin atau tidak ikut kelompok sel.
Memberi tanpa tujuan (ketidaktahuan). Memberi kepada siapa saja tanpa pertimbangan.
Memberikan kepada sumber yang salah ('tanah' yang tidak subur dan sembrono). Memberi kepada orang yang tidak menggunakan uang dengan benar atau tidak sesuai dengan yang diperintahkan.
Penting untuk mengelola pemberian agar Tuhan memberkati.
Perkenanan Tuhan datang dari tujuan pemberian di dalam hati.
Ketika Kasih Karunia untuk Memberi Ada pada Hidupmu, Semua Kasih Karunia Lainnya Akan Berlimpah:
Kasih karunia memberi akan melepaskan segala macam kasih karunia lainnya dalam hidup.
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia sehingga selalu berkecukupan dan berkelebihan dalam pelbagai kebajikan.
Contoh kasih karunia yang mulai berlimpah: hikmat, kesempatan, persahabatan, pengetahuan, perkenanan Tuhan, kemampuan melakukan hal-hal besar dan baik, kemampuan peduli dan membawa kesembuhan, kemampuan berbisnis, menulis, berkomunikasi.
Penting untuk mengatur cara memberi dan mengumpulkan benih terbaik untuk ditabur di tanah yang berkualitas.
Tujuan pemberian yang benar adalah karena mengasihi Tuhan dan ingin memperluas Kerajaan-Nya.
Kasih Karunia Memberi Ini Akan Mengangkat Orang Miskin dari Keadaan Mereka:
Akan mematahkan roh kemiskinan dalam kehidupan orang-orang.
Kasih Karunia Memberi Ini Akan Memampukanmu untuk Memenuhi Kebutuhan Spesifik, Baik si Penabur Maupun yang Ingin Makan:
Menyediakan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan.
Pentingnya kemurahan hati dalam memenuhi kedua kebutuhan spesifik tersebut.
Orang kaya cenderung ingin menentukan cara memberi sesuai keinginan mereka, bukan kebutuhan penerima.
Terkadang hanya perlu memberi roti (makanan) kepada yang lapar, tanpa mencoba mengubah seluruh hidupnya sekaligus.
Kasih Karunia untuk Memberi Akan Melipatgandakan Benih yang Kau Tabur dan Meningkatkan Tuaian Kebenaranmu:
Mendorong berkat finansial dan melipatgandakan benih.
Meningkatkan tuaian, memperkaya hidup, dan mengubah kualitas kehidupan rohani dan alami.
Bukan seberapa banyak uang yang diberikan, tetapi kasih karunia untuk memberi yang mengubah hidup.
Kemurahan Hati dalam Memberi adalah Kasih Karunia yang Tak Terkatakan:
Mengubah keadaan hidup adalah kasih karunia yang tak terkatakan.
Karunia yang tak terkatakan ini (Kasih karunia memberi):
Adalah sebuah pelayanan yang kita berikan.
Adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan. Tidak memberi setengah-setengah, tetapi sepenuhnya.
Akan menambah pujian kepada Tuhan dalam mulut umat-Nya. Mereka akan bersyukur dan memuliakan Tuhan.
Mencontohkan/memodelkan ketaatan pada pengakuan. Bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan.
Membuatmu dikasihi orang-orang. Orang-orang merindukan dan berdoa untukmu dengan kemurahan hati.
Ada kemurahan hati dalam kontribusimu, tidak ada batasan. Memenuhi kebutuhan sepenuhnya.
Adalah kasih karunia Allah yang tak tertandingi, yang ditunjukkan dalam hidupmu. Menyingkapkan sifat dasar Kristus dan menghancurkan roh keserakahan, ketamakan, dan kemiskinan. Kaya karena murah hati.
Roh/Spirit Kemiskinan dan Cara Mengatasinya
Hal-hal sederhana tentang roh/spirit kemiskinan:
Kebiasaan berpikir yang terbangun dalam pola pikir dan gaya hidup orang-orang yang takut kekurangan. Bisa dialami orang kaya juga.
Menyebabkan percaya bahwa kau satu-satunya yang tertarik pada keberlangsungan hidupmu. Menjadi pecandu kerja.
Mengganggu pikiran dengan ketidakpastian tentang masa depan (kekhawatiran dan kecemasan).
Mengkondisikan gaya hidup untuk memiliki lebih dari apa yang dibutuhkan (keserakahan dan ketamakan muncul).
Membuat mudah tergoda untuk cepat kaya. Tidak mau bekerja keras dan membuat rencana.
Akan menghalangi terwujudnya kasih karunia untuk memberi.
Adalah alasan utama mengapa kita menyalahgunakan kemakmuran dan kekayaan. Menyebabkan ketidakadilan dan eksploitasi.
Cara menghancurkan roh kemiskinan (berdasarkan 1 Timotius 6:9-10, 17-19):
Menghindari keinginan untuk kaya yang menjerumuskan pada pencobaan dan hawa nafsu.
Mengingatkan orang kaya untuk tidak tinggi hati dan berharap pada kekayaan yang tidak pasti, melainkan pada Allah yang memberikan segala sesuatu untuk dinikmati.
Berbuat baik (melakukan pekerjaan baik yang Tuhan sediakan), menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan berbagi.
Dengan demikian mengumpulkan harta sebagai dasar yang baik untuk masa depan dan mencapai hidup yang sebenarnya. Fondasi masa depan yang baik adalah perbuatan baik dan kemurahan hati, bukan kekayaan semata.
Kesimpulan dan Doa
Kasih Allah yang besar ditunjukkan dengan memberikan yang terbaik (Anak-Nya). Kita juga mampu memberikan yang terbaik untuk mengangkat kehidupan orang lain.
Doa untuk hati yang disunat dari roh kemiskinan dan dipenuhi kasih karunia memberi.
Kasih karunia memberi akan melipatgandakan benih, meningkatkan tuaian kebenaran, dan memperkaya hidup.
Tujuan hidup adalah agar orang lain diberkati melalui kita.
Doa untuk pelepasan kasih karunia supranatural untuk memberi.