Menghadapai Pencobaan Melalui Padang Gurun
SATE 16 September 2020 - **
Bacalah terlebih dahulu : Matius 4:1-11, Lukas 4:13
Sorga terbuka walau di padang gurun. Yesus dibawa oleh Roh untuk mengalami pencobaan dari Iblis dengan kondisi 'langit tetap terbuka' dalam hidupNya. Demikian pula kita, selama kita terus melangkah dalam keakuratan dan ketaatan, 'langit' akan tetap terbuka dalam hidup kita. Meskipun ada pencobaan, tantangan, himpitan, dll, itu semua tidak akan membuat kita jadi hancur atau kalah. Selama kita terus mempraktekkan, bergantung pada FirmanNya, kita justru akan memukul mundur musuh. Musuh hanya bisa mencobai, melawan kita untuk suatu kurun waktu tertentu saja. Akan selalu ada waktunya musuh harus mengundurkan diri dari kita dan para malaikat mulai melayani kita. Dan sekarang, sudah tiba waktunya untuk musuh mengundurkan diri lalu para malaikat diperintah Bapa untuk melayani kita. Bersiaplah untuk memulai perjalanan rohani yang sesungguhnya dalam kuasa RohNya.
*#1. Apa yang membuat langit tetap terbuka atas hidup Yesus walaupun Yesus ada di padang gurun?*
*Langit menjadi terbuka dan tetap terbuka setiap kita hendak melakukan kehendak Bapa sorgawi di mana pun kita berada dan dalam situasi atau keadaan apa pun. Ia terus mengamati dan menyertai hidup kita jika hidup kita juga tetap terbuka dalam persekutuan dengan-Nya. Tidak ada satu pun yang bisa menutup apa yang Bapa sudah buka, kecuali diri kita sendiri; sebab kunci-kunci Kerajaan Sorga itu telah diserahkan kepada kita sebagai Gereja-Nya*.
*Dari sungai Yordan, Yesus dipimpin oleh Roh Kudus ke padang gurun oleh karena Ia terus merespon kehendak Bapa. Dia tau, tidak ada seorang pun dalam hidupnya yang luput daripada melewati padang gurun. Jangan seorang pun berharap kita luput dari pencobaan. Hanya antikristus yang mencoba merobah hal pencobaan ini (ayat-ayat mengenai pencobaan), sebab setan pun tidak mau merobahnya. Yesus mengajarkan kita berdoa bukan supaya kita luput dari pencobaan. Jangan membawa kami ke dalam pencobaan artinya jangan ijinkan kita terus-menerus dicobai. Tapi dalam setiap pencobaan, supaya Bapa melepaskan kita dari yang jahat.*
Di padang gurun, Yesus hendak menjawab apa yang dulu bangsa Israel tidak mampu lakukan sebab terlalu banyak pelanggaran mereka, mencobai Allah dan tidak mau mendengarkan suara Tuhan, ketika melalui padang gurun sebelum menyeberang sungai Yordan menuju Kanaan. *Yesus melawan semua kelemahan suatu bangsa pilihan dan Dia harus membuktikan, Dia sanggup menanggung kelemahan bangsa itu. Bangsa Israel berputar-putar di padang gurun 40 tahun lamanya. Yesus berpuasa 40 hari. 1 hari dihitung 1 tahun. Yesus menanggung semua kesalahan Israel.*
_Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, *satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:* Bil 14:34_
*#2. Bagaimana Yesus melawan setiap perkataan iblis?*
Pencobaan padang gurun bicara tentang melawan 1)keinginan mata; 2)keinginan hati dan
3) keangkuhan hidup.
Tapi dibalik ke-3 hal tadi, iblis terus mencecar dan mengejek Yesus mengenai jatidiri Dia yang sebenarnya. Jatidiri Yesus sebenarnya adalah 100% manusia dan 100% Anak Allah. Jatidiri Adam-Hawa telah dibuat bingung dan dirampas iblis. Mereka tidak menyadari bahwa jatidiri manusia sebenarnya adalah (1) Sebagai mahluk dengan kehendak bebas (2) sebagai mitra sejati dan rekan kerja Allah di bumi ini.
Yesus tetap teguh dan berpegang pada firman logos “ada tertulis”.
*Kesimpulannya ketika kita mengalami pencobaan:*
(1) *Jangan terseret pada area darah dan daging, sebab ini adalah area yang paling lemah.* Secara spiritual, kita dilahirkan bukan dari darah dan daging (Yoh 1:13). Perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (Ef 6:12).
(2) *Jangan jatidiri kita digoyahkan.*
Kita punya kehendak bebas. Ada tanggung-jawab dan konsekuensi. Tubuh kita telah dibebaskan dari kuasa dosa dan maut, sehingga kita bisa memilih dengan benar.
Kita adalah mitra Allah yang sepadan untuk (1) menghalau dosa dan maut yang mencoba kembali. (2) Menjadi saksi Yesus.
(3) *Tetap berpegang teguh pada firman.*
Firman harus mengisi dan menjadi ‘roh’ kita, supaya Roh yang menghidupkan itu bekerja dan menjagai kita. Firman harus membungkus jiwa (pikiran dan perasaan) dan kita menyatakan (menjadi saksi) firman lewat TUBUH kita.