*Prinsip dan Cara Memiliki Iman Yang Sempurna*
SATE 10 September 2020 -
Bacalah terlebih dahulu: Ibrani 12:1-17
Ada perlombaan yang diwajibkan bagi kita dan kemenangan yang menjadi milik kita. Jika kuasa Kristus termanifestasikan atas hidup kita, maka kita akan mengalami suatu kemenangan demi kemenangan. Untuk itu, janganlah kita mematikan pekerjaan Roh Kudus. Di saat Roh Kudus membukakan kebenaranNya, biarlah kita menerima dan tidak menghentikan aktifitas Roh Kudus dalam kita. Jika sikap hati kita tidak benar, yaitu tidak tertuju sepenuhnya kepada kebenaran, maka hidup kita akan penuh dengan beban dan dosa, akibatnya Roh Kudus tidak dapat lagi menyingkapkan kebenaran Tuhan. Jika hal ini terjadi, maka kepenuhan Kristus tidak akan terwujud dalam hidup kita.
*#1. Bagaimana iman kita bisa sampai kepada KESEMPURNAAN?*
*(1) Iman menjadi sempurna apabila kita bisa membuktikan dan mengekpresikan iman kita melalui perbuatan dan perobahan nyata hidup kita (Yak 2:22).*
*Berarti iman kita harus AKTIF (be strong) dan PUNYA SIKAP iman yang baik (of good courage)*. Kita bisa belajar dari hal-hal kecil dan dari ‘orang-orang kecil’, tidak terkenal. Misalnya kita bisa belajar dari: Zakeus mengatasi keterbatasan tubuhnya dengan IMAN YANG MENARIK PERHATIAN TUHAN; wanita yang mengalami pendarahan 12 tahun lamanya tidak pernah putus asa dengan IMAN YANG MENJAMAH TUHAN; penjahat yang disalibkan bersama Yesus dengan IMAN YANG TELAH MENGALAHKAN MAUT dan masuk kepada kekekalan. Tubuhnya boleh mati, tapi ia akan dibangkitkan kembali.
*(2) Iman menjadi sempurna apabila KASIH ALLAH menjadi sempurna di dalam kita, yaitu tidak ada lagi ketakutan: akan penghakiman dan penghukuman; dan tidak membenci sesamanya (1 Yoh 4:12-21).*
*Prinsipnya:* Hanya dengan memandang dengan mata tertuju kepada Yesus – lewat kasih-Nya, panjang sabar-Nya, penderitaan-Nya, kehinaan-Nya, salib-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya dan kemuliaan-Nya – iman kita di DALAM Kristus Yesus menjadi sempurna (Ibr 12:2).
*Caranya: Iman kita harus timbul karena faktor Allah saja –yakni KASIH itu sendiri. Jangan iman kita timbul karena faktor-faktor lahiriah,* seperti menyesal, takut neraka, takut kena covid-19, takut kena bencana; dan supaya dapat berkat, karir maju, bisnis berhasil, punya rumah, beli mobil dan lainnya. *Hal-hal itu TIDAK USAH DIIMANI sama sekali, sebab bukan itu tujuan iman.* Itu BUKAN iman, sebab *TUHAN TIDAK ADA di dalam SETIAP pemberian-Nya, berkat-Nya dan karunia-Nya termasuk pengurapan-Nya dan Roh Kudus-Nya; tapi pribadi-Nya ada dalam perkataan-Nya (1 Raja 19:11,12). Kita harus hidup dari perkataan-Nya.*
*Kita tidak menjadi Tuhan dengan menerima iman, menerima Roh Kudus, menerima pengurapan dan setiap karunia lainnya. Kita harus menjadi tuan atas diri sendiri (rumah kita). Roh Kudus sendiri tidak berusaha atau berniat menggantikan kita sebagai tuan rumah.* Kita tidak boleh membiarkan ‘rumah’ kita yang sudah teratur, rapih dan bersih (well organized) itu menjadi KOSONG. Itu hanya menjadikan rumah kita sebagai tempat kediaman iblis yang nyaman, karena tidak ada tuan (penguasa) yang tinggal di ‘rumah’ ini (Luk 11:25). *Menjadi tuan atas diri sendiri artinya: memiliki hidup yang pernah Yesus Kristus jalani dengan suplaian dari sorga dan memancarkan kasih-Nya dan hidup-Nya lewat HIDUP kita berdasarkan KEBENARAN-Nya, dan menjadi JALAN buat orang lain.* Itu adalah pribadi kita yang baru, manusia baru kita (new self, new ego). Roh Kudus menolong dan mendorong kita menjadi tuan rumah dan memanifestasikan kehidupan yang ada di dalam rumah itu keluar. Itulah arti memancarkan hidup kita. Itu jauh melebihi dari mengkhotbahkan firman.
*(3) Kita harus tetap berjaga-jaga menjagai keselamatan kita sendiri dengan tetap dalam takut akan Tuhan.* Rasul Paulus mengatakan: Aku melatih tubuhku dan mengusainya seluruhnya… supaya aku jangan ditolak dan didiskualifikasi dari perlombaan iman.
_1 Kor 9: 27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak._
*Melatih tubuh ini akan sangat-sangat berguna dan dahsyat jika kita kaitkan dengan ibadah kita dan tujuan Tuhan.* Artinya: Dengan disiplin, tidak malas, kita bangun tubuh rohani, mengusahakan gairah/passion itu, sehingga memiliki daya tahan tubuh (stamina rohani: ketekunan, kesabaran, tahan menderita). Baca firman dan berdoa dalam roh, berpikir dan bersikap positif dan pikirkan hal-hal yang membangun hidup kita (Fil 4:8).
Itulah sebabnya rasul Paulus berani mengatakan tubuh untuk Tuhan dan Tuhan untuk tubuh (1 Kor 6:13) Kita akan dapat mengalahkan dosa dan maut di dalam perjalanan dan perlombaan rohani ini. Maka kita akan masuk kepada garis akhir, masuk kepada kekekalan.
*#2. Bagaimana supaya kita tidak menjadi lemah dan putus asa?*
(1) *Kita harus menjaga kobaran api kasih kita kepada Tuhan*, sehingga kita tetap dapat melihat terang, melihat pengharapan dan mengingat-ingat pekerjaan Tuhan yang ajaib dalam hidup kita sejak kita dilahirkan baru. Api Roh Kudus kita harus dijaga, jangan sampai padam dalam doa, pujian dan penyembahan.
_Imamat 6:13 Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam._
(2) *Jangan ada hal-hal lain yang terbaik mengalihkan pandangan kita lebih dari kepada Tuhan.* Sebelum Adam-Hawa jatuh dalam dosa, mereka mengalami hal-hal yang paling baik dalam kehidupan mereka, namun tidak pernah punya kecenderungan hati kepada Tuhan. Mereka tidak pernah tertarik makan buah dari Pohon Kehidupan, tapi malah makan buah Pengetahuan. Salomo sejak dilahirkan menikmati apa yang telah disediakan Daud ayahnya dalam hal-hal yang terbaik. Juga menikmati yang terbaik yang datang dari Tuhan, namun tidak pernah mau mengenali Allahnya Daud, sehingga pada masa tuanya Salomo melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan hatinya telah menyimpang. Kelihatannya sangat rohani, karena Marta sibuk melayani Tuhan, tapi sebenarnya Marta melayani ego-nya sendiri dan mengangat diri menjadi hakim atas saudaranya, Maria (Luk 10:4).
(3) *Kita harus selalu giat dalam melakukan pekerjaan Bapa.* Apa itu? Bapa sampai saat ini terus bekerja di DALAM kita sampai kita memperoleh pengenalan penuh akan Anak-Nya, Yesus. Sebagai mitra Tuhan, kita harus melakukan bagian kita dengan meresponi firman dan kehendak Bapa. Daud pernah lalai. Ketika musim raja-raja berperang ia malah santai tinggal di istananya dan jatuh dalam dosa perzinahan dan pembunuhan.
*# 3. Apa yang dilakukan Tuhan kepada orang yang dikasihiNya dan kepada orang yang diakuiNya sebagai anak?*
_2 Sam 7:14 Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia._
Allah tidak akan menghukum Daud setimpal dengan kesalahannya karena membunuh Uria dan mengambil Batsyeba menjadi istrinya, melainkan dengan memakai rotan seperti yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tuhan menghukum Daud dan kita dengan belas-kasihan, sehingga tidak akan jatuh binasa.
*Tidak ada orang yang luput dari hukuman atas perbuatannya, tapi kita akan dihukum tidak setimpal dengan kesalahan kita; supaya kita jangan binasa.* Ada hukuman yang mendatangkan maut, menyebabkan kematian tubuh kita oleh karena perbuatan dan sikap kita; tapi jiwa kita akan tetap diselamatkan dari kematian yang kedua atau kebinasaan kekal.