Kita akan membahas pentingnya ketetapan hati dan iman dalam menghadapi godaan dan pencobaan, seperti yang digambarkan dalam kisah wanita Sunem dalam Kidung Agung 2:16-17. Penulis berpendapat bahwa memiliki pikiran yang dikendalikan oleh diri sendiri dan memusatkan pikiran pada perkara yang di atas sangat penting untuk bertahan. Khotbah ini menekankan bahwa kasih sejati kepada Tuhan diwujudkan melalui ketaatan pada firman-Nya dan bahwa kehadiran Kristus (yang dirasakan melalui pengenalan akan Dia dan ketaatan) memberikan kekuatan. Akhirnya, khotbah ini menghubungkan komitmen seperti ini dengan ikat janji kekal yang dibuat oleh Allah dengan umat-Nya, yang diteguhkan melalui sumpah.
Inti pembahasannya berpusat pada keteguhan hati orang percaya dalam menghadapi godaan dan pencobaan, yang dicontohkan melalui wanita Sunem dalam Kidung Agung.
Berikut adalah rangkuman poin-poin pentingnya:
1. Ancaman Hal-hal Kecil ("Rubah-rubah Kecil")
Kidung Agung 2:15 menyebutkan, "Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun anggur".
Ini menggambarkan perkara kecil yang bisa menjadi ancaman besar dan bencana besar.
Hal-hal kecil ini dapat merusak dan mengganggu 'kebun anggur' atau pemerintahan Allah/kerajaan surga di dalam batin saudara.
2. Keteguhan Wanita Sunem di Perkemahan Raja Salomo
Wanita Sunem berada dalam situasi dicobai di perkemahan Raja Salomo yang kaya dan bijaksana. Meskipun berada jauh dari kekasihnya, dia tetap teguh dan tidak tergoda oleh pinangan Raja Salomo.
Kekuatan keteguhannya adalah karena dia terus memikirkan sang kekasihnya.
3. Pikiran dan Penguasaan Diri
Anda adalah penguasa dan pemilik pikiran Anda sendiri.
Jangan berdoa "Tuhan, ubahlah pikiranku ini". Tuhan tidak akan mengubah pikiran Anda karena itu akan seperti hipnotis atau sihir.
Perubahan pikiran datang dari pembaruan akal budi.
Anda berkuasa untuk mengarahkan pikiran Anda. Seperti Kolose 3:1-2 mengajarkan, carilah dan pikirkanlah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, bukan perkara di bumi. Jika wanita Sunem memikirkan perkara di sekitarnya saat itu (godaan Salomo), dia akan tergoda.
4. Pernyataan Kidung Agung 2:16 - Sebuah "Ikat Janji"
Wanita Sunem menyatakan: "Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung".
Ini adalah pernyataan ketegasan dan ketetapan hati.
Ini adalah bahasa ikat janji. Setiap orang percaya juga memiliki ikat janji dengan Tuhan. Pernyataan ikat janji ini menunjukkan komitmen yang jauh lebih tinggi yang memampukannya menangkal semua 'rubah-rubah' atau perkara-perkara kecil yang merusak.
Ini adalah penolakan tegas atas pinangan Raja Salomo karena dia telah mengucapkan ikat janjinya dengan Sang Gembala (kekasihnya).
5. Simbolisme Wanita Sunem sebagai "Bunga Bakung"
Kidung Agung 2:1-2 menyebutkan bunga mawar dari Saron dan bunga bakung di lembah-lembah, dan "seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis" (pernyataan Salomo).
Wanita Sunem dilihat sebagai bunga bakung.
Pernyataan Kidung Agung 2:16 "yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung" bisa diartikan bahwa Sang Gembala menggembalakan di tengah-tengah kehidupannya (wanita Sunem).
Ini adalah kerinduan wanita Sunem untuk bersama-sama dengan sang kekasihnya.
6. Kerinduan akan Hadirat Tuhan
Kerinduan wanita Sunem bukanlah kedatangan kekasihnya secara fisik, tetapi hadiratnya dalam kehidupannya.
Gereja seharusnya tidak hanya mencari hadirat Tuhan, tetapi selalu merasakan hadirat-Nya.
Merasakan hadirat Tuhan tidak selalu bergantung pada musik atau pujian yang tepat; itu ada dalam roh Anda karena pengenalan akan Tuhan (2 Petrus 3:18).
Kristus hadir nyata di tengah gereja-Nya. Kehadiran-Nya selalu tersedia meskipun Dia duduk di Tahta di surga. Salah satu ciri gereja kekasih Tuhan adalah rindu akan hadirat-Nya menjadi nyata dalam kehidupan.
7. Sang Gembala sebagai Pemilik
Sang kekasih (Sang Gembala) adalah pemilik domba-domba itu, bukan orang upahan. Wanita Sunem menyatakan "aku kepunyaan dia", artinya dia milik Sang Gembala.
Jika dia menjadi milik Sang Gembala, dia akan menikmati semua tanggung jawab dan karakter penggembalaan Sang Gembala terhadap domba-domba-Nya.
Kita (gereja) sudah mati bagi hukum Taurat melalui tubuh Kristus supaya menjadi milik Kristus (Roma 7:4).
Bukti bahwa saudara adalah milik Kristus adalah jika Roh Allah diam di dalam saudara (Roma 8:9). Jika seseorang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Mereka yang menjadi milik Kristus Yesus telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginan (Galatia 5:24). Roh Kristus dalam diri adalah identitas baru sebagai milik Kristus.
8. Keteguhan Hati dan Iman
Keteguhan dan keyakinan yang kuat si gadis meskipun tidak berjumpa dengan kekasihnya adalah karena iman. Iman adalah ekspresi dari ketetapan hati yang teguh. Allah dapat melihat iman.
Orang beriman dalam Ibrani 11:35-38 tetap teguh meskipun menderita dan tidak memperoleh apa yang dijanjikan pada masa hidup mereka.
Karena iman, seseorang dapat bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan (Ibrani 11:27). Wanita Sunem bertahan menghadapi godaan Salomo karena membayangkan (melihat yang tidak kelihatan) hadirat kekasihnya yang menggembalakan di tengah bunga bakung.
9. Penafsiran Kidung Agung 2:17
"Sebelum angin senja berembus dan bayang-bayang menghilang, Kembalilah kekasihku, berlakulah seperti Kijang atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah" (Kidung Agung 2:17).
Terjemahan yang lebih tepat berdasarkan bahasa asli adalah "hingga Fajar menyingsing dan bayang-bayang menghilang".
"Hingga Fajar menyingsing" berarti sepanjang malam.
"Bayang-bayang menghilang" (ketika ada matahari) berarti sepanjang siang sampai sore dan malam. Jadi ayat ini berbicara tentang sepanjang waktu (siang dan malam), terus-menerus menginginkan hadirat kekasih.
"Gunung-gunung tanaman rempah-rempah" (King James Version) atau "pegunungan Better" (terjemahan lain). Gunung Better (h1336) artinya gunung-gunung yang terpisah atau memiliki celah/gap.
Dalam konteks berlakulah seperti Kijang/anak rusa di atas gunung Better, pegunungan ini melambangkan pencobaan dan ujian. Kijang/anak rusa melambangkan kepribadian yang lincah, gesit, tulus, murni.
Wanita Sunem mengharapkan kekasihnya (Sang Gembala) berlaku seperti Kijang/rusa (lincah, gesit, tulus, murni) dalam menjalani keterpisahan dan menghadapi pencobaan/ujian (Gunung Better).
10. Kristus dalam Pencobaan
Imam Besar kita (Yesus) dapat turut merasakan kelemahan kita; Dia telah dicobai sama seperti kita, namun tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15).
Oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, Ia dapat menolong mereka yang dicobai (Ibrani 2:18).
Inilah yang dibayangkan wanita Sunem - bahwa kekasihnya (Kristus) pernah dicobai tetapi menang.
11. Dari Bayang-bayang ke Realitas ("Rupa Kristus")
Situasi dunia saat ini diibaratkan malam/kekelaman (Roma 13:12, Yohanes 9:4).
Ada saatnya malam akan datang di mana tidak ada yang dapat bekerja. Kehilangan hadirat Tuhan atau keteguhan iman di malam ini dapat menenggelamkan.
Ayat "bayang-bayang menghilang" bisa menjadi gambaran hilangnya bentuk.
Kerinduan yang sebenarnya adalah sampai Rupa Kristus menjadi nyata di dalam kita, bukan hanya melihat bayang-bayang-Nya.
Hadirat-Nya (sebagai bayang-bayang) diganti dengan kedatangan Kristus dengan rupa-Nya yang nyata. Gereja harus mendambakan rupa Kristus yang nyata.
12. Kasih, Ketaatan, dan Pengenalan Akan Tuhan
Barangsiapa memegang perintah Kristus dan melakukannya, dialah yang mengasihi Dia (Yohanes 14:21).
Jika seseorang mengasihi Kristus, ia akan menuruti Firman-Nya, bukan kata hati atau pikirannya (Yohanes 14:23).
Kasih yang didasarkan pada pengenalan akan Tuhan akan membuat Tuhan menyatakan diri-Nya (Yohanes 14:21).
Menuruti Firman-Nya akan membuat Bapa dan Kristus datang dan diam bersama-sama dengan dia (Yohanes 14:23). Ini merasakan hadirat dan kehadiran-Nya.
Semakin kuat hubungan kasih dalam iman yang teguh, semakin dalam pengenalan akan Tuhan, dan semakin Anda akan melihat-Nya (seperti Kijang/rusa yang melompat di pegunungan pencobaan).
Janji Kristus "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:20) genaplah ketika kita merasakan hadirat dan kehadiran-Nya.
13. Ketetapan Hati dan Janji Allah yang Kekal
Ikat janji (covenant) yang dibuat oleh Allah menjadikan saudara milik Allah.
Allah mengingat perjanjian-Nya untuk selama-lamanya, firman yang diperintahkan-Nya (Mazmur 105:8). Dia mengikat perjanjian kekal (Yeremia 32:40).
Ketika Allah memberikan janji, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri karena tidak ada yang lebih tinggi (Ibrani 6:13). Ini adalah pengokohan yang mengakhiri bantahan.
Allah mengikat Diri-Nya dengan sumpah untuk meyakinkan penerima janji akan kepastian keputusan-Nya (Ibrani 6:16-17). Allah tidak mungkin berdusta.
Ikat janji kita (gereja) dengan Kristus dilandaskan oleh sumpah Allah. Ini meneguhkan hati kita.
Secara keseluruhan, khotbah ini menggunakan Kidung Agung 2:15-17 untuk mengajarkan tentang pentingnya keteguhan hati orang percaya dalam menghadapi godaan, yang didorong oleh penguasaan diri atas pikiran, pernyataan ikat janji (milik Kristus), kerinduan akan hadirat-Nya, pemahaman akan kepemilikan Kristus atas diri mereka, iman yang melihat yang tidak kelihatan, dan ketaatan pada Firman Tuhan, yang semuanya didasarkan pada janji dan sumpah Allah yang kekal.