Ketetapan Hati dan Prinsip Kebenaran
Sesi kali ini berfokus pada membandingkan gereja dengan pengantin Kristus yang ideal, seperti yang digambarkan oleh wanita Sunem dalam Kidung Agung. Khotbah ini menyoroti pentingnya ketetapan hati dan prinsip kebenaran untuk menahan godaan, menggunakan contoh dari Alkitab seperti wanita Sunem, Daniel, dan Yusuf yang tetap teguh dalam prinsip meskipun dihadapkan pada godaan yang besar. Ajaran ini juga memperingatkan tentang pencobaan yang lebih berat yang menggunakan dasar Kitab Suci dan menekankan bahwa tinggal dalam kebenaran adalah kunci untuk melawan godaan iblis. Akhirnya, khotbah ini mendorong para pendengar untuk menjadi gereja yang dicintai dan diharapkan Tuhan, yang memiliki ketetapan hati dan prinsip kebenaran yang kokoh.
Kid 3:6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang? 7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam. 9 Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu dari kayu Libanon. 10 Tiang-tiangnya dibuatnya dari perak, sandarannya dari emas, tempat duduknya berwarna ungu, bagian dalamnya dihiasi dengan kayu arang. Hai puteri-puteri Yerusalem, 11 puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomo dengan mahkota yang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.
Di sini disampaikan penjelasan dari Kid 3:6-11. Pada ayat 1 sampai ayat 5 itu si gadis Sunem masih berada di perkemahannya Salomo,tapi dari ayat 6 sampai seterusnya dijelaskan bahwa mereka melakukan perjalanan menuju Yerusalem dan tiba di istana Salomo.
Bagaimana membangun hidup menjadi seperti gereja yang diharapkan Tuhan sebagai kekasih-Nya, bukan hanya sekedar kumpulan orang percaya. Tuhan menunjukkan jalan, menuntun, dan membawa kita masuk kepada rencana agung-Nya. Ini didukung oleh firman yang menjadi Rhema, mewujudkan diri sebagai iman dan kasih karunia, membangun kepribadian Tuhan dalam tubuh jasmani kita. Pekerjaan Roh terus-menerus mengingatkan kita agar tidak menghalangi pembangunan seperti yang Tuhan kehendaki.
Gereja Kekasih Tuhan (Gambaran dari Kidung Agung)
Digambarkan melalui gadis Sunem dalam Kidung Agung.
Gadis Sunem, meskipun masih di perkemahan Salomo, sudah membayangkan berada di istana/Yerusalem dan mencari kekasihnya di sana. Ini menunjukkan kerinduan yang besar untuk bertemu kekasihnya, yang adalah Tuhan, meskipun ada keterbatasan fisik di dunia ini sementara Tuhan ada di alam roh/surgawi. Kerinduan ini adalah kerinduan utama yang belum terpuaskan.
Dia juga sudah membayangkan akan adanya pencobaan-pencobaan yang jauh lebih besar di Yerusalem dibandingkan di perkemahan.
Dia memiliki ketetapan hati dan prinsip kebenaran mengenai cintanya kepada sang kekasih sebelum pencobaan yang lebih besar datang. Prinsipnya adalah tidak membangkitkan dan menggerakkan Cinta sebelum diinginkan.
Dia bahkan sudah membayangkan akan berkata dengan nada tegas/marah kepada putri-putri Yerusalem jika mereka membujuknya seperti sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa ketetapan hati dan prinsipnya itu akan menjaga dia sampai selesainya pencobaan.
Perbandingan dengan Banyak Orang Percaya
Banyak orang menghadapi pencobaan ketika sudah berada di dalamnya, lalu berseru kepada Tuhan meminta hikmat atau jalan keluar. Sumber mengatakan ini sudah terlambat.
Kebanyakan orang di gereja tidak siap menghadapi pencobaan dan akhirnya gagal/jatuh karena tidak memiliki ketetapan hati dan prinsip yang kuat. Mereka mudah dibelokkan dari jalan kebenaran.
Contoh Ketetapan Hati dalam Alkitab
Daniel (Daniel Pasal 1)
Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya (orang-orang Israel dari keturunan raja dan bangsawan) dibawa ke Babel (gambaran dunia). Mereka adalah orang-orang terbaik yang dipilih karena tidak bercela, berperawakan baik, berhikmat, berpengetahuan, dan cakap. Dunia (Babel) mencoba mengubah identitas mereka (memberi nama lain).
Raja menetapkan santapan dan anggur setiap hari untuk mereka. Makanan raja ini najis menurut Taurat Yahudi, biasanya dipersembahkan kepada dewa-dewa Babel.
Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan dan anggur raja. Ini adalah prinsip kebenaran yang terbangun sebagai ketetapan hati sebelum pencobaan datang sepenuhnya.
Daniel mengajukan tantangan untuk membuktikan prinsipnya dengan percobaan 10 hari hanya makan sayur dan air.
Hasilnya, mereka tampak lebih sehat dan gemuk.
Tuhan mengaruniakan kasih sayang dan perkenanan Daniel di mata pemimpin istana.
Penting: Ketetapan hati ini sudah terbangun di dalam hati mereka dan tidak bisa diubah oleh dunia.
Yusuf (Kejadian 39)
Yusuf dibawa ke Mesir dan bekerja di rumah Potifar. Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia berhasil. Apa yang sudah terbangun dalam diri Yusuf (dan Daniel) itulah yang menentukan ketika pencobaan datang.
Yusuf mendapat perkenanan dan kekuasaan atas rumah Potifar. Melalui Yusuf, rumah Potifar diberkati. Ini menunjukkan dunia bisa diberkati melalui orang terbaik Tuhan yang bekerja di dalamnya.
Pencobaan: Istri Potifar membujuk Yusuf setiap hari untuk tidur dengannya.
Yusuf menolak. Penolakannya didasari kesadaran bahwa itu adalah kejahatan besar dan dosa terhadap Allah.
Ketetapan hati Yusuf tidak mendengarkan bujukan harian istri Potifar (kata "mendengar" di sini berarti menuruti/taat).
Ketetapan hati dan prinsip kebenaran ini terbangun oleh Allah dalam diri Yusuf. Ketetapan hati ini kokoh seperti menara yang kuat.
Pencobaan yang Lebih Besar di Yerusalem (Kidung Agung 3:6-11)
Gadis Sunem kini sudah berada di Yerusalem bersama putri-putri Yerusalem.
Dia ikut menyaksikan perjalanan atau ritual Raja Salomo dari perkemahan di padang gurun kembali ke istana dalam parade kemegahan dan kekuatan. Ini digambarkan seperti "tiang-tiang asap megah" dan "tanduk perjalanan/kendaraan pengantin" yang dikelilingi 60 pahlawan yang gagah berani bersenjata lengkap.
Ini adalah pertunjukan keagungan, kehormatan, dan kemegahan Salomo. Dia datang dengan kekuatan militer dan mengenakan mahkota yang dikenakan ibunya pada hari pernikahannya sebelumnya, sebagai pertanda persiapan pernikahan baru.
Tujuannya adalah mendemonstrasikan dan membujuk untuk meminang cinta gadis Sunem, agar mau menjadi istri ke-61 Salomo.
Salomo digambarkan sebagai guru besar atau sumber doktrin dalam "membangkitkan dan menggerakkan Cinta Sebelum diinginkan" yang dipegang putri-putri Yerusalem. Dia menggunakan berbagai cara yang mungkin dan sudah berhasil pada 60 istri sebelumnya.
Salomo tidak memaksa atau mengancam, melainkan menunjukkan kemegahan yang memiliki dasar firman / Alkitabiah / rohaniah (seperti pernikahan). Ini membuat pencobaan ini lebih berat.
Pencobaan Terberat: Pencobaan Menggunakan Firman Tuhan
Situasi di Yerusalem bagi gadis Sunem dibandingkan dengan pencobaan Yesus oleh Iblis.
Iblis menunjukkan semua kerajaan dunia dan kemuliaannya kepada Yesus. Ini mirip dengan kemegahan Salomo.
Yang membuat pencobaan ini paling berat bukanlah ancaman hukuman fisik.
Pencobaan terberat adalah ketika Iblis menggunakan atau mengutip Alkitab/Firman Tuhan. Seperti Iblis mengutip Mazmur 91:11-12 kepada Yesus untuk meloncat dari bubungan Bait Allah.
Mzm 91:11 sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. 12 Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Bahayanya: Kita bisa dengan mudah terbujuk karena dasarnya terlihat seperti firman Tuhan. Iblis mengutip tulisan dalam Alkitab, tetapi ini tidak diilhamkan oleh Allah dalam konteks pencobaan tersebut.
Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta; di dalam dia tidak ada kebenaran. Ia tidak hidup dalam kebenaran dan tidak bisa hidup di dalam alam kebenaran.
Memiliki ayat firman Tuhan di kepala saja tidak cukup; harus ada Roh Kebenaran yang memimpin pada seluruh kebenaran. Jika hanya memiliki ayat tanpa kebenaran, seseorang bisa menjadi mangsa Iblis.
Banyak orang keluar dari gereja karena memegang satu ayat atau melihat kelemahan pemimpin, padahal itu adalah keinginan Iblis.
Bagaimana Mengatasi Pencobaan Terberat
Seperti gadis Sunem, yang membuat dia bisa bertahan dan melewati pencobaan terberat Salomo adalah karena ada kebenaran di dalam hatinya.
Iblis tidak bisa hidup di dalam alam kebenaran dan tidak bisa menjamah hidup seseorang selama hidup dalam kebenaran. Iblis hanya bisa menggoda dan membujuk dari luar pagar kebenaran agar kita beralih ke pemikiran sendiri.
Gereja yang diharapkan Tuhan adalah gereja yang berdiri teguh.
Ini bukan sekadar berpegang pada ayat-ayat Alkitab/tulisan, tetapi berpegang pada kebenaran. Kebenaran dialirkan Tuhan melalui pemimpin dan diilhamkan oleh pekerjaan Roh.
Meskipun gadis Sunem melihat kemegahan Salomo (kekuatan militer, keagungan raja, mahkota), pada akhirnya Salomo tidak berhasil memenangkan hatinya karena kebenaran ada di dalamnya. Bayangan kekasihnya, Sang Gembala, tetap di hatinya.
Gereja yang Diharapkan Tuhan sebagai Kekasih-Nya
Gereja ini disiapkan, dicintai, dan diharapkan oleh Tuhan.
Gereja ini seperti wanita Sunem: memiliki ketetapan hati dan prinsip kebenaran yang dibangun berdasarkan kepribadian kekasihnya (Sang Gembala).
Mampu menghadapi dan menang atas semua bujukan dan godaan dunia yang berusaha meminang cinta kita kepada dunia.
Berdiri teguh, berakar dalam kebenaran, dipimpin oleh Roh, dan mampu bertahan menghadapi pencobaan terberat sekalipun yang menggunakan firman Tuhan secara manipulatif.
Jadi disini perlu ditekankan pentingnya membangun karakter dan prinsip yang kuat (ketetapan hati dan prinsip kebenaran) dalam diri orang percaya sebelum menghadapi pencobaan yang lebih besar. Pencobaan terberat bukanlah ancaman fisik, melainkan bujukan yang kelihatannya baik, spiritual, atau bahkan menggunakan firman Tuhan tanpa bimbingan Roh Kebenaran. Kekuatan untuk bertahan datang dari kebenaran yang sudah berakar di dalam hati.