Membedakan Penampilan Rohani Palsu dan Keharuman yang Menyenangkan Tuhan
Pendahuluan
Khotbah ini melanjutkan pembahasan tentang Kitab Kidung Agung dari minggu sebelumnya untuk mengungkapkan apa yang Tuhan ingin kerjakan dalam hidup jemaat untuk memenuhi harapan-Nya. Kita memohon agar Tuhan menyelaraskan keinginan jemaat dengan keinginan, kebutuhan, dan rencana Tuhan, agar jemaat (gereja) bukan hanya menjadi umat Tuhan, tetapi sebagai kekasih Tuhan.
Kidung Agung 3:6 "Apakah itu yang membumbung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap, tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang?".
Sekarang wanita Sulam (si gadis Sunem) sudah berada di Yerusalem dan orang-orang di Yerusalem melihat ke arah padang gurun di luar kota. Mereka melihat rombongan orang yang menarik perhatian dan kekaguman, terlihat megah dan jelas.
Interpretasi Penampilan Salomo
Penampilan ini, yang nampaknya rohani, sebenarnya adalah strategi Raja Salomo untuk memikat si gadis Sulam agar mau menyambut pinangannya.
Kita harus berhati-hati terhadap tindakan yang nampaknya rohani. Yang perlu dipertanyakan adalah motivasi di balik tindakan yang terlihat rohani.
Motivasi Raja Salomo adalah untuk mendapatkan si gadis Sulam. Penampilan megah dan kehebohan yang terlihat di ayat 6 ini seolah-olah menunjukkan bahwa Raja Salomo mendapat tuntunan Tuhan, dikasihi Tuhan, mengasihi Tuhan, dan ada mujizat dalam kepemimpinannya.
Tindakan seperti ini banyak dilakukan di gereja oleh orang-orang munafik yang ingin mendapatkan sanjungan, pujian, dan perhatian.
Tuhan menyelidiki hati dan tahu motivasi serta tujuan hati seseorang.
Analisis Bau-bauan (Mur, Kemenyan, Serbuk Wangi)
Kedatangan Salomo bukan hanya dilihat (asap membumbung), tetapi juga tercium baunya. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang yang menyaksikan bahwa ini adalah “perbuatan Ilahi atau atraksi rohani dari Tuhan.”
Ada tiga sumber bau utama: mur, kemenyan, dan serbuk wangi dari pedagang.
Bau-bauan ini adalah manipulasi rohani yang menyerang.
Ini adalah pencobaan spiritual terberat bagi si gadis Sulam, seperti pencobaan spiritual yang dialami Yesus di padang gurun.
Si gadis Sulam menjadi contoh bagi gereja untuk memiliki ketangguhan terhadap serangan spiritual.
1. Mur (Myrrh)
Penggunaan I: Mur adalah campuran untuk minyak urapan Kudus. Keluaran 30:23-25 menyebutkan mur sebagai komponen utama dengan takaran 500 syikal, dominan di antara bahan lain.
Minyak urapan Kudus ini adalah perintah Tuhan, komposisinya tidak boleh diubah.
Minyak urapan Kudus ini hanya digunakan di dalam ruangan tertentu, bukan di padang gurun.
Keharuman minyak urapan Kudus hanya khusus untuk Tuhan yang hadir di Bait Suci. Keluaran 30:37-38 melarang siapapun membuat minyak serupa untuk diri sendiri atau menghirup baunya, ancamannya dilenyapkan. Tuhan memilih komposisi ini karena Dia ingin mencium bau harum mur yang dominan.
Penggunaan II: Mur adalah minyak oles pilihan Raja untuk kulit. Ester 2:12 menyebutkan penggunaan minyak mur selama 6 bulan dalam perawatan gadis-gadis yang akan menghadap Raja Ahasyweros. Ini menunjukkan bau mur spesifik disukai raja.
Aplikasi pada Salomo: Salomo datang dengan rombongannya tercium bau mur untuk menunjukkan kehadiran raja (dirinya). Tujuannya adalah untuk kepentingannya sendiri, yaitu mendapatkan si gadis Sulam. Mazmur 45:9 menguatkan bahwa pakaian raja berbau mur, gaharu, dan cendana, ini adalah minyak pilihan raja.
Perbandingan: Mur yang dipakai Salomo pasti tidak sama dengan minyak urapan Kudus yang ditentukan Tuhan, karena dicampur berbeda dan digunakan di tempat umum (padang gurun). Orang lain juga mencium bau mur Salomo, bukan hanya Tuhan.
Kesimpulan Mur Salomo: Penggunaan mur oleh Salomo adalah tanda untuk menyukakan Raja Salomo, bukan Tuhan.
2. Kemenyan (Frankincense)
Penggunaan I: Kemenyan adalah campuran untuk parfum dan ukupan Ilahi di Bait Suci. Keluaran 30:34-36 menyebutkan kemenyan tulen sebagai bagian dari ukupan yang dicampur dengan cermat.
Ukupan ini diletakkan di hadapan Tabut Hukum (Ruang Mahakudus) dan Maha Kudus bagi Tuhan.
Seperti minyak urapan, ukupan ini juga khusus untuk Tuhan dan dilarang dibuat untuk diri sendiri atau dihirup baunya (Keluaran 30:37-38 diulang). Kemenyan dibakar di mezbah ukupan, awalnya di Ruang Kudus, lalu berdekatan dengan Ruang Mahakudus.
Penggunaan II: Kemenyan dibubuhkan pada korban bakaran agar memberikan keharuman spesifik. Imamat 2:1 menyebutkan kemenyan di atas tepung terbaik korban sajian.
Keharuman asap kemenyan bersifat spesifik. Pengalaman pribadi pembicara terkait hutan kemenyan dijelaskan untuk memberi gambaran baunya.
Pengecualian: Kemenyan tidak dibubuhkan pada korban penghapus dosa orang miskin (Imamat 5:11). Ini menunjukkan bahwa keharuman kemenyan adalah untuk keharuman bagi Tuhan, bukan terkait penghapus dosa.
Penggunaan III: Kemenyan tulen dibubuhkan di atas roti sajian (Imamat 24:7).
Tujuannya adalah menjadi bagian ingat-ingatan (memorial), korban api-apian bagi Tuhan.
Kesimpulan Kemenyan: Keharuman kemenyan semerbak di Ruang Kudus dan Ruang Mahakudus, tempat kehadiran Allah, sebagai memorial dan penyukakan bagi Tuhan.
Penipuan Rohani dan Kebutuhan Kepekaan Spiritual
Rombongan Salomo datang untuk memikat, mencoba melakukan hal luar biasa yang mudah menipu orang yang tidak akurat indra rohaninya (mata, penciuman).
Ada perbedaan bau mur/kemenyan yang asli (untuk Tuhan) dengan yang dipakai Salomo.
Perbedaan ini hanya bisa dibedakan oleh orang yang setiap hari taat, berada di Bait Suci, mengenal Allah sehingga mereka tahu bau yang disukai Tuhan.
Aplikasi di Gereja: Banyak orang tidak bisa membedakan motivasi kesaksian (memegahkan Tuhan atau diri sendiri). Kesaksian yang memegahkan diri bisa menindas orang lain.
Bau yang dicium si gadis Sulam itu mirip, tetapi tidak sama. Mampu membedakan bahwa itu mirip adalah posisi rohani yang matang, sedangkan tertipu berarti menganggapnya sama.
Iblis menyerupai malaikat terang, serigala berbulu domba, singa yang mengaum (seperti Yesus singa Yehuda), atau Bintang Timur (seperti Yesus Bintang Fajar) – banyak kemiripan.
Diperlukan kedewasaan rohani dan hidup yang akurat dalam Tuhan untuk bisa memilah. Ini adalah harapan Tuhan bagi gereja-Nya (kekasih-Nya).
Hanya mereka yang tahu secara akurat apa yang diinginkan dan dibutuhkan Allah yang bisa membedakan penipuan rohani.
Asap dan Wangi-wangian Lain
Prosesi arak-arakan Salomo menggunakan asap yang membumbung. Asap ini juga dikenal sebagai tanda Ilahi (Kisah Para Rasul 2:18-20, Yoel 2:30 menyebutkan "gumpalan-gumpalan asap" sebagai tanda mukjizat). Orang Israel mengenali asap Ilahi.
Salomo menggabungkan asap dengan bau-bauan untuk menciptakan kesan spiritual yang palsu dan meyakinkan bahwa Allah berkenan kepadanya. Tujuannya adalah mengkonfirmasi penampilan spiritual yang palsu.
Mur dan Kemenyan dalam Perjanjian Baru
Orang Majus mempersembahkan mur dan kemenyan kepada Yesus (Matius 2). Ini dipahami sebagai penghormatan kepada raja, raja yang Ilahi.
Iblis tidak selalu mencobai dengan dosa terang-terangan (mencuri, merampok, berzina) tetapi dengan pencobaan spiritual. Allah mengizinkan ini untuk menguji keakuratan dan kedewasaan rohani jemaat.
Orang yang melihat penampilan dan mencium bau-bauan Salomo mendapat kesan bahwa itu sangat spiritual, Ilahi, dan perkenanan Tuhan. Betapa mengerikannya penipuan ini.
Keharuman Sejati yang Menyenangkan Tuhan
Mur dan kemenyan (dan bahan lain) yang ditetapkan Tuhan adalah persembahan harum yang menyenangkan Dia.
Kehidupan Orang Percaya sebagai Keharuman:
2 Kor 2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. 15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. 16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?
2 Korintus 2:14-16 menyebutkan bahwa Allah menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia melalui orang percaya. Orang percaya adalah bau yang harum dari Kristus bagi Allah, bau kehidupan bagi yang diselamatkan dan bau kematian bagi yang binasa. Paulus melakukannya dengan maksud murni, bukan mencari keuntungan.
Persembahan hidup orang percaya harus menjadi persembahan yang harum. Banyak orang hanya terlihat seperti bau-bauan harum dari Tuhan, tetapi sebenarnya menipu atau tertipu.
Doa sebagai Kemenyan: Wahyu 5:8 menyebutkan cawan emas penuh kemenyan sebagai doa orang-orang kudus. Doa orang kudus adalah keharuman yang menyukakan hati Tuhan. Kita perlu gigih berdoa, bukan hanya untuk kebutuhan diri sendiri, tetapi supaya kebutuhan Allah terjawab dalam hidup kita.
Motivasi yang Benar: Matius 7:15-16 menyebutkan nabi palsu dikenal dari buahnya. Penyamaran Salomo tujuannya adalah mendapatkan si gadis Sulam. Mengetahui keaslian bukan hanya dari melihat atau mencium, tetapi dari materi/bahan di dalamnya (buahnya).
Gembala yang Baik vs. Gembala yang Buruk
Perbuatan Salomo dibandingkan dengan gambaran gembala yang menggembalakan dirinya sendiri dalam Yehezkiel 34:2-12. Celakalah gembala yang makan susu dan memakai bulu domba, menyembelih domba gemuk, tetapi tidak merawat yang sakit, luka, tersesat, atau hilang. Mereka memerintah dengan kekerasan dan kejam, menyebabkan domba terserak.
Domba menjadi mangsa karena tidak ada gembala yang memperhatikan.Tuhan akan menjadi lawan gembala-gembala seperti itu dan menuntut domba-Nya kembali, menghentikan mereka menggembalakan diri sendiri.
Perbuatan menipu Salomo untuk keuntungannya sendiri bertentangan langsung dengan Tuhan. Penipuan ini banyak terjadi di gereja.
Menghindari Kemunafikan
Mazmur 26:4-5 (Daud): 4 Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul; 5 aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.
Tidak duduk dengan penipu dan orang munafik. Salomo disebut munafik di sini.
Matius 6:1-6 tentang kewajiban agama: Jangan melakukan kewajiban agama (sedekah, doa) di hadapan orang supaya dilihat. Melakukannya untuk dipuji orang adalah kemunafikan, dan mereka sudah mendapat upahnya dari manusia.
Doa seharusnya di tempat tersembunyi (in the Secret Place), dimana Bapa yang melihat di tempat tersembunyi akan membalas. Ini berarti Allah melihat motivasi di tempat rahasia hati.
Yesus mengecam ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik (Matius 23:13-29) – ini disebut "celaka" oleh Allah.
Motivasi hati yang buruk (penipuan, kemunafikan) menyeret pada kejahatan. Bau-bauan Salomo menyebar untuk mengkonfirmasi penampilan spiritual palsu, tetapi Allah melihat hati.
Apa yang Menyukakan Hati Tuhan?
Allah menyukai bau-bauan yang wangi.
Melakukan segalanya hanya bagi Tuhan di tempat rahasia. Allah menyelidiki hati. Tidak memegahkan diri supaya dilihat orang.
Iman: Ibrani 11:6 - Tanpa iman tidak mungkin berkenan kepada Allah. Iman berarti percaya Allah ada dan memberi upah kepada yang sungguh mencari Dia. Upah dari Tuhan di tempat rahasia (Matius 6). Upah utama adalah perkenanan Allah.
Kasih: Efesus 5:2 - Hidup dalam kasih seperti Kristus yang menyerahkan diri sebagai persembahan dan korban harum bagi Allah. Ketaatan kepada Allah dan hidup dalam kasih adalah bau yang harum. Hidup menjauhi kebenaran menjadi bau kematian.
Pemberian/Dukungan: Filipi 4:13-18 - Jemaat Filipi mendukung Paulus secara materi. Paulus mengutamakan buahnya (keuntungan rohani bagi yang memberi), bukan pemberian itu sendiri. Pemberian mereka adalah persembahan yang harum, korban yang disukai dan berkenan kepada Allah. Ini bukan tipuan rohani karena Allah menyelidiki motivasi kasih mereka.
Keharuman Sejati Sang Kekasih (Gembala)
Kidung Agung 1:3 - Si gadis Sulam mencintai kekasihnya karena keharuman namanya (nama bagaikan minyak yang tercurah) dan cintanya lebih nikmat dari anggur.
Nama yang bagaikan minyak tercurah berbicara tentang kepribadian, karakter, reputasi Sang Gembala.
Reputasinya sebagai gembala yang bersedia membela domba (seperti Daud) adalah keharuman yang memikat si gadis Sulam dan gadis-gadis lain.
Ini adalah keharuman sejati yang diharapkan Tuhan dari Sang Gembala (Yesus) dan dari gereja.
Kesimpulan
Penampilan Salomo dalam Kidung Agung 3:6 adalah kepalsuan rohani.
Kepalsuan ini berdampak pada "putri-putri Yerusalem" (orang-orang gereja/rohani lain) yang mudah disesatkan dan akhirnya mungkin melakukan penipuan dan kemunafikan yang sama.
Si gadis Sulam tidak tertipu karena dia tetap teguh, mampu membedakan yang mirip dari yang sebenarnya/benar. Dia mengenal minyak dan bau harum yang sebenarnya dari Sang Kekasihnya.
Mengenal Kristus dengan benar memungkinkan seseorang membedakan dan mengetahui apa yang disukakan Tuhan.