Sesi MKS13 ini membahas rencana kekal Allah yang menetapkan manusia sebagai pewaris bumi dengan strata yang lebih tinggi daripada seluruh makhluk ciptaan lainnya. Ditegaskan bahwa iblis telah kehilangan hikmat Ilahi dan hanya menjadi entitas buangan yang posisinya jauh di bawah otoritas manusia yang hidup dalam kebenaran. Melalui kisah pengusiran roh jahat di Gerasa, dijelaskan bahwa Yesus memulihkan potensi manusia agar mampu menaklukkan kuasa kegelapan yang sering kali menipu melalui logika duniawi. Kehidupan yang berlandaskan pada firman dan hikmat Allah akan membuat segala upaya musuh menjadi sia-sia dan tidak berdaya. Manusia dipanggil untuk menyadari kemuliaan mereka sebagai agen penggenap kehendak Bapa yang bertugas menjaga kekudusan di bumi. Kesimpulannya, ketaatan penuh pada instruksi Tuhan adalah kunci utama bagi setiap orang beriman untuk memerintah sebagai raja atas segala tantangan hidup.
Berikut adalah catatan lengkap mengenai rencana Allah, kedudukan manusia, dan hakikat iblis:
1. Rencana Kekal Allah bagi Manusia
Keterlibatan Manusia: Allah menyingkapkan diri-Nya karena Ia ingin manusia terlibat langsung dalam penggenapan rencana dan kehendak-Nya yang telah ditetapkan sebelum dunia dijadikan.
Kehormatan Melebihi Malaikat: Meskipun manusia adalah makhluk ciptaan, Allah memberikan kehormatan dan kemuliaan yang jauh melebihi para malaikat,.
Strata Kehidupan: Manusia pada awalnya berada di strata yang sama dengan makhluk ciptaan lain (hewan, tumbuhan, benda penerang). Namun, rencana Allah adalah mengangkat manusia ke strata yang lebih tinggi, bukan sekadar menjadi makhluk ciptaan biasa,.
Asa vs Bara: Dalam Kejadian 1:26, digunakan kata Ibrani asa (menjadikan/membentuk) untuk menunjukkan proses Allah meningkatkan strata manusia, berbeda dengan bara (menciptakan dari ketiadaan) yang merujuk pada penciptaan awal,,.
2. Hakikat dan Kekalahan Iblis
Hanya Makhluk Ciptaan: Berbeda dengan manusia yang "dijadikan" (anak/ahli waris), iblis hanya diciptakan (bara) sebagai makhluk roh dan tidak pernah dijadikan sebagai anak,,.
Kehilangan Hikmat Allah: Sebelum jatuh dalam dosa karena kesombongan, iblis memiliki hikmat Allah. Namun, setelah berdosa, iblis kehilangan total hikmat Allah dan hanya memiliki hikmatnya sendiri atau hikmat penguasa dunia,,,.
Bumi Sebagai Tempat Buangan: Bumi bukanlah warisan bagi iblis. Allah melempar iblis ke bumi karena bumi saat itu menjadi "tempat pembuangan sampah" atau tempat bagi sesuatu yang menjijikkan (syalak),,,.
Tontonan bagi Raja-raja: Iblis ditetapkan untuk menjadi tontonan bagi "raja-raja," yaitu manusia yang telah dipulihkan dan berjalan dalam hikmat Allah,,.
3. Hikmat Allah dan Otoritas Manusia
Pewaris Bumi: Allah telah menetapkan bahwa bumi diwariskan kepada manusia. Manusia diberi kuasa untuk menaklukkan dan berkuasa atas seluruh bumi dan segala isinya,,.
Membangun di Atas Batu Karang: Hikmat Allah diperoleh dengan mendengar dan melakukan firman-Nya. Orang yang melakukannya seperti membangun rumah di atas batu karang yang tidak akan rubuh oleh badai (serangan iblis),,.
Kemenangan Mutlak: Jika manusia hidup dalam hikmat Allah, iblis tidak akan pernah bisa menang, dan segala upayanya terhadap hidup manusia akan menjadi sia-sia,.
4. Studi Kasus: Yesus di Gerasa (Roh Legion)
Kebodohan Roh Jahat: Roh-roh jahat (Legion) mengira Yesus datang untuk menyiksa mereka sebelum waktunya (menggenapi Wahyu 20:10). Ini membuktikan bahwa mereka tidak memiliki hikmat Allah dan tidak tahu rencana Bapa yang sebenarnya pada saat itu,,,.
Potensi yang Tersembunyi: Tujuan utama Yesus pergi ke Gerasa bukan untuk menghukum iblis, melainkan untuk membebaskan satu orang yang memiliki potensi besar bagi kerajaan Allah,,.
Bisnis Babi dan Ketidaktaatan: Keberadaan peternakan babi di daerah Yahudi menunjukkan adanya orang-orang yang lebih mengutamakan keuntungan materi (hikmat dunia) daripada menaati hukum Allah,,.
5. Panggilan untuk "Bebersih"
Tugas Manusia: Karena bumi adalah tempat di mana iblis dibuang, maka manusia sebagai pewaris sah bertugas untuk "bebersih" atau menyingkirkan pengaruh iblis dari bumi,.
Menyelaraskan Bumi dan Surga: Doa "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga" menunjukkan kerinduan Allah agar bumi memiliki kualitas kehidupan yang sama dengan surga melalui peran manusia,.
Analogi Sederhana: Bayangkan bumi sebagai sebuah rumah mewah yang telah diwariskan kepada Anda, namun saat ini penuh dengan sampah dan kotoran (iblis dan pengaruhnya). Anda bukan pemilik sampah tersebut, tetapi sebagai pemilik rumah yang sah, Anda memiliki otoritas dan peralatan (hikmat Allah) untuk membersihkan rumah itu agar kembali indah sesuai rencana sang Arsitek (Allah).