SATE 12 Juni 2025
BACA dan RENUNGKAN
Ibrani 4:14 Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. 15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
NKJV 15 For we do not have a High Priest who cannot SYMPATHIZE with our weaknesses, but was in ALL POINTS tempted as we are, yet without sin.
Matius 26:38 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku." 39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." 40 Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? 41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." 42 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" 43 Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. 44 Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.
Lukas 4:1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
Lukas 4:14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu.
### 1. Tetapi dia
telah dicobai dalam SETIAP ASPEK kehidupan manusia, tetapi tidak berdosa.
Apakah Yesus juga DICOBAI dalam setiap perbuatan daging seperti yang tertulis
dalam Galatia 5:19-21? Bagaimana Yesus menghadapi PENCOBAAN untuk memenuhi
keinginan dagingNya, tubuh dan jiwaNya? Apakah Yesus itu tidak mungkin gagal
dan jatuh dalam dosa, apakah Dia kebal terhadap dosa?
*#Ya, Ia dicobai dalam SETIAP ASPEK perbuatan daging (Galatia
5:19-21)?*
Galatia 5:19-21 berbicara tentang "perbuatan
daging" yang mencakup percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala (lebih mengasihi dunia), sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri,
percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.
Penting untuk dipahami bahwa "dicobai dalam segala aspek dan merasakan kelemahan"
(Ibrani 4:15) tidak berarti Yesus secara aktif melakukan atau terlibat dalam
perbuatan dosa tersebut melainkan BERSIMPATI (turut merasakan) atas pencobaan
yang kita alami.
Dia juga menghadapi godaan yang berakar pada keinginan-keinginan manusiawi tersebut
sebab Yesus adalah manusia sejati. Meskipun
Yesus tidak pernah melakukan percabulan, Dia mungkin mengalami godaan hawa
nafsu atau keinginan fisik yang, jika tidak dikendalikan, dapat mengarah pada
percabulan. Dia mungkin mengalami godaan untuk mencari kemuliaan diri sendiri,
godaan untuk marah secara emosional semata, godaan untuk kenyamanan fisik, dan
sebagainya. Titik kuncinya adalah bahwa Dia mengalami godaan-godaan ini *tanpa
pernah menyerah pada dosa*.
#*Bagaimana Yesus menghadapi pencobaan untuk memenuhi
keinginan daging-Nya, tubuh dan jiwa-Nya?*
Yesus menghadapi pencobaan dengan KETETAPAN HATI untuk taat sepenuhnya
kepada Bapa dan ketergantungan pada Roh Kudus. Yesus
selalu bersama Roh Kudus dalam menghadapi pencobaan (Lukas 4:1) dan di mana pun Ia mengandalkan Roh Kudus (Lukas 4:14). Kuasa Roh Kudus adalah faktor kunci dalam
kemampuan Yesus untuk menahan godaan.
Secara praktis, Yesus menghadapi keinginan daging-Nya
dengan: *Ketetapan hati, prioritas pada kehendak Bapa seperti pergumulan di
Getsemani, keinginan Yesus untuk melakukan kehendak Bapa melebihi keinginan
untuk menghindari penderitaan. Ini menjadi contoh nyata bagaimana Dia bergumul
dalam doa untuk tetap setia pada kehendak Bapa. Juga Yesus menguasai pengetahuan
akan Firman Allah: pada pencobaan di padang gurun (Matius 4), Yesus menjawab
Iblis dengan “ada tertulis”. Sebagai
manusia sejati, Yesus tekun berdoa dan bersekutu dengan Bapa.
*#Apakah Yesus itu tidak mungkin gagal dan jatuh dalam dosa,
apakah Dia kebal terhadap dosa?*
Umumnya orang
memandang * Yesus tidak mungkin gagal dan jatuh dalam dosa, karena implikasi
dari doktrin inkarnasi (bukan reinkarnasi) dan keilahian-Nya. Meskipun Dia dicobai secara riil, Dia tidak
memiliki natur dosa yang menurun dari Adam (dari buah Pengetahuan Baik dan
Jahat). Karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia, Dia tidak memiliki
kecenderungan bawaan untuk berdosa. Namun, pencobaan yang dialami-Nya adalah
nyata dan intens, bukan sekadar “kesaksian” pura-pura. Inti ada anggapan bahwa kesempurnaan-Nya
sebagai Anak Allah memastikan Dia tidak akan pernah berdosa.
Tapi walau pun Dia adalah inkarnasi dari Firman (Allah
sejati), dalam bentuk inkarnasi-Nya Dia secara sukarela membatasi diri-Nya (mengosongkan
diri-Nya dari keilahian-Nya). Dalam
keberadaan-Nya itu Dia sangat bisa berdosa, tetapi secara *moral* Dia memilih
untuk tidak melakukannya (Ibrani 4:15). Dia
tidak kebal dalam artian tidak merasakan godaan, tetapi Dia kebal dalam artian
tidak pernah tunduk pada godaan tersebut. Keilahian-Nya terjadi adalah faktor
Roh Kudus memberikan Dia kekuatan untuk menolak dosa.
## 2. Pencobaan apakah yang Yesus hadapi di TAMAN GETSEMANI?
Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Pernyataan Yesus yang sangat
jujur ini, membuktikan apa tentang diri Yesus? Berapa kali Dia berdoa kepada
Bapa di taman Getsemani? Apa isi doa PERMOHONAN Yesus kepada Bapa? Apakah Yesus
sedang mencoba menegosiasi Bapa untuk mengubah RENCANA dan KEHENDAK Nya?
*#Pencobaan apakah
yang Yesus hadapi di Taman Getsemani?* Pencobaan utama yang dihadapi Yesus di
Getsemani bukanlah pencobaan dosa moral biasa melainkan untuk menghindari
penderitaan salib: penderitaan emosi dan fisik yang mengerikan, lebih dari itu
adalah penderitaan spiritual yang tak terbayangkan: menanggung dosa seluruh
umat manusia dan mengalami keterpisahan dari Bapa.
*#Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Pernyataan Yesus yang sangat jujur ini, membuktikan apa tentang diri Yesus?*
Pernyataan ini membuktikan: kemanusiaan-Nya yang penuh:
sebagai manusia sejati, dengan emosi dan perasaan yang dalam dan murni. Dia
merasakan kesedihan, ketakutan, dan penderitaan jiwa yang luar biasa, sama
seperti manusia lainnya. Dia tidak menyembunyikan perasaan-Nya.
*#Berapa kali Dia
berdoa kepada Bapa di taman Getsemani?*
Menurut Matius 26, Yesus berdoa sebanyak **tiga kali** di taman
Getsemani, dengan isi doa yang serupa.
*#Apa isi doa PERMOHONAN Yesus kepada Bapa?* Isi doa permohonan Yesus adalah: "Ya
Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki." (Matius 26:39). "Cawan" di sini melambangkan
penderitaan yang mengerikan dan kematian yang harus Dia alami, termasuk
menanggung murka Allah atas dosa.
*#Apakah Yesus sedang mencoba menegosiasi Bapa untuk
mengubah RENCANA dan KEHENDAK-Nya?* Bukan bernegosiasi untuk mencoba mengubah
pikiran Bapa atau mencari alterntif, sebab Yesus pernah berkata: untuk itulah
Aku datang. Sebaliknya, ini adalah sebuah *permohonan yang tulus dari sisi
kemanusiaan-Nya*, yang sepenuhnya tunduk pada kedaulatan dan kehendak Bapa.
Yesus menyatakan keinginan manusiawi-Nya untuk menghindari penderitaan, tetapi
dengan tegas mengakhirinya dengan penyerahan diri total pada kehendak Bapa. Ini
menunjukkan pergumulan nyata dalam kemanusiaan-Nya, tetapi akhirnya dimenangkan
oleh ketaatan-Nya. Dia sekarang siap menerima dan menggenapi rencana tersebut.
### 3. Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki. Yesus sebagai Anak Manusia mempunyai KEINGINAN. Dari
doa-Nya, apa yang menjadi KEINGINAN Yesus? Apa yang menjadi KEHENDAK atau
KEINGINAN Bapa? Apakah Yesus TAHU apa yang menjadi KEHENDAK Bapa? Apa ARTINYA
ketika Yesus berkata, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan
seperti yang Engkau kehendaki?
*#Apa yang menjadi KEINGINAN Yesus (sebagai Anak Manusia)?*
Sebagai Anak Manusia, Yesus menyatakan
keinginan-Nya lewat doa-Nya, *menghindari
penderitaan yang akan datang*, yaitu cawan penderitaan dan kematian di kayu
salib. Ini adalah keinginan yang alami dan manusiawi untuk menghindari rasa
sakit dan kesengsaraan yang luar biasa.
*#Apa yang menjadi KEHENDAK atau KEINGINAN Bapa?* Kehendak
Bapa agar Yesus **meminum cawan penderitaan itu**, yaitu mengorbankan nyawa-Nya
di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Ini adalah bagian rencana keselamatan
Allah.
*#Apakah Yesus TAHU apa yang menjadi KEHENDAK Bapa?* Ya, Yesus tahu persis apa yang menjadi
kehendak Bapa. Dia telah berulang kali memberitahu murid-murid-Nya tentang
penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya (misalnya Matius 16:21, 17:22-23,
20:17-19). Doa di Getsemani bukan tentang kurangnya pengetahuan, melainkan
tentang perjuangan internal antara keinginan manusiawi-Nya dan penyerahan total
kepada kehendak Bapa.
*#Apa ARTINYA ketika Yesus berkata, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki?* Yesus di sini menegaskan bahwa kehendak Bapa
adalah yang terutama dan harus dipatuhi,
bahkan jika itu paling bertentangan dengan keinginan manusiawi-Nya sendiri. Itu
menunjukkan ketaatan sempurna Yesus. Dia dengan rela tunduk pada rencana Bapa,
meskipun itu berarti penderitaan yang tak terhingga. Ini perjuangan nyata sebagai
manusia. Pilihan untuk taat itu riil, bukan otomatis.
### 4. Apakah mungkin bagi Yesus untuk tidak melakukan kehendak
Bapa dan tidak jadi mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib? Apakah Bapa memaksa
dan mengharuskan Yesus untuk memenuhi rencana-Nya untuk menebus dosa manusia?
Apa yang membuat Yesus akhirnya rela mengorbankan nyawa-Nya, apa yang menjadi
KETETAPAN HATI Yesus?
*#Apakah mungkin bagi Yesus untuk tidak melakukan kehendak
Bapa dan tidak jadi mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib?* Dalam kemanusiaan-Nya, Yesus memiliki
kebebasan (kehendak bebas) untuk memilih. Jika Dia tidak memiliki kebebasan
itu, pencobaan-Nya tidak akan berarti apa-apa. Secara *kapasitas* Dia bisa
menolak, secara *karakter* Dia tidak
akan melakukannya.
*#Apakah Bapa memaksa dan mengharuskan Yesus untuk memenuhi
rencana-Nya untuk menebus dosa manusia?* Hubungan antara Bapa dan Anak adalah
hubungan kasih dan kesatuan yang sempurna. Jadi, tidak ada paksaan dalam
pengertian bahwa salah satu pihak tidak menginginkannya. Sebaliknya, ada
kesepakatan (ketetapan, perjanjian) ilahi antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus
sebelum penciptaan, di mana Anak dengan rela setuju untuk menjadi Penebus.
*#Apa yang membuat Yesus akhirnya rela mengorbankan
nyawa-Nya, apa yang menjadi KETETAPAN HATI Yesus?* Ketaatan Yesus adalah ketaatan yang
berdasarkan kasih dan kesatuan kehendak dengan Bapa, bukan karena paksaan. *Kasih-Nya
yang sempurna kepada Bapa membuat-Nya ingin melakukan kehendak Bapa di atas
segalanya dan kasih-Nya kepada manusia (Yoh 3:16). Ketaatan adalah ekspresi
kasih, menjadi bagian dari motivasi-Nya pada rencana keselamatan dan penebusan.
### 5. FAKTOR apa yang membuat Yesus bisa MENANG atas
PENCOBAAN dan atas iblis? (Lukas 4:1 dan 14)
Lukas 4:1 dan 4:14 secara eksplisit menyebutkan faktor kunci
yang membuat Yesus bisa menang atas pencobaan dan atas Iblis: karena Ia
dipenuni dan dipimpin oleh Roh Kudus, sehingga Ia memiliki otoritas “dalam Kuasa Roh” (Lukas 4:14). Ketetapan
hati-Nya untuk selalu taat kepada Bapa
adalah fondasi kemenangan-Nya. Juga faktor Firman Allah menjadi senjata untuk
menangkis serangan Iblis. Pengetahuan dan aplikasi Firman (power of knowledge)
adalah kunci kemenangan dan keperkasaan. Yesus memiliki pemahaman yang jelas
tentang misi-Nya untuk menebus dosa manusia. Tujuan (destiny) yang jelas ini
memberikan fokus dan ketekunan dalam menghadapi setiap rintangan.