Prinsip-Prinsip Kesejahteraan, Kekayaan Dan Uang Terkait Dengan Perpuluhan dan Hukum Tabur-tuai

Banyak orang Kristen bingung dan dibingungkan dengan pemberian perpuluhan yang dikaitkan dengan belalang pelahap. Belalang pelahap adalah salah satu tulah yang menjadi pemusnah hasil pertanian di Mesir ketika Israel terus ditahan oleh Firaun. Belalang pelahap menandaka kutuk dan hukuman bagi orang yang tidak percaya Tuhan yang hidup, Allah Israel.

Pertanyaannya adalah apakah orang Kristen jika tidak membayar perpuluhan akan mengalami nasib serupa dengan yang Allah timpakan kepada orang Mesir? Lalu di mana perbedaan umat yang percaya Tuhan dan berlindung di balik kuasa darah Yesus dengan mereka yang tidak percaya Tuhan? Bukankah Malaikat Maut akan melalukan rumah-rumah mereka yang kedapatan palang pintunya telah dilumuri darah anak domba itu? Artinya, bukan hanya kutuk, tulah dan bencana, bahkan maut pun lalu dari mereka. Bukankah Dia Bapa yang mengasihi kita? Apakah kurang kasih-Nya, kasih-Nya tidak lebih besar daripada kutuk itu, karena tidak memberikan perpuluhan? 

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas berarti ada kebenaran yang sengaja dibelokkan dan belum disingkapkan kepada jemaat Tuhan.  Mengapa? Kita tidak menuduh tanpa bukti, tapi pengajaran dan kebenaran harus disingkapkan.

Namun sebelum itu kita harus mendapatkan pengertian dan perbedaan tentang kesejahteraan (well-being) atau kemakmuran (prosperity), kekayaan dan uang. Jika kita memakai terjemahan dari Google translate pun tidak tepat. Wealth diterjemahkan sebagai kekayaan (riches), bukan kemakmuran atau kesejahteraan; padahal arti kesejahteraan itu lebih daripada sekedar kemakmuran dan kekayaan. Setan itu penipu dan ia ingin membuat kebingungan di antara orang percaya, tentang siapa Tuhan kita Yesus Kristus. Dialah yang menyatakan siapa Bapa terhadap anak-anak-Nya.

Siapakah Allah Bapa sebagai Allah yang menyediakan (Jehovah-jireh)?

Kej 22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan" (Jehovah-jireh); sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

Ini menjadi keyakinan Abraham dan harus menjadi keyakinan kita, bahwa Dia tidak menuntut kematian Ishak, Dia TELAH MENYEDIAKAN Putra-Nya yang tunggal sendiri, yakni Yesus untuk mati bagi dosa, bagi maut, bagi pekerjaan dosa dan maut, bagi semua kutuk termasuk kutuk kemiskinan. Ini bukan tentang teologi kemakmuran, tapi bagaimana Allah TELAH MENYEDIAKAN bagi mereka yang beriman dan percaya di dalam nama Yesus Kristus, akan diselamatkan dari dosa dan maut dan akan dimerdekakan dari segala kutuk. Segala kutuk artinya semua kutuk, tulah dan bencana yang telah terjadi dan terlepas di Taman Eden mau pun di Mesir.

Mari kita mulai membahas tentang pengertian dan perbedaan antara kesejahteraan (well-being) atau kemakmuran (prosperity), kekayaan dan uang. Lalu kita akan bergerak kepada pengertian dan bagaimana tentang perpuluhan dan kaitannya dengan hukum tabur tuai.

 

Ya kesejahteraan itu memang lebih tepat diterjemahkan sebagai well-being atau welfare, artinya kita dalam keadaan yag sangat baik. Namun kita tidak akan meninjau makna kata-kata ini dari kamus, tapi berdasarkan pengertian Alkitabiah.

Walau pun kemakmuran (prosperity) dan kesejahteraan (wealth, well-being) memiliki arti yang hampir sama, tetapi saya lebih suka menggunakan kata kesejahteraan. Mengapa? Karena kosa kata damai sejahtera (peace) lebih umum disebutkan di dalam Alkitab. Sebenarnya “peace” diterjemahkan sebagai damai sejahtera itu mengandung arti yang luarbiasa. Mengapa? Karena damai sejahtera itu bentuk keadaan yang sangat sempurna, bahkan tanpa melihat kondisi kekayaan dan keuangan orang itu. Kenapa begitu? Apakah tanpa kekayaan orang bisa dikatakan dan bukan hanya merasa dalam keadaan yang sangat sempurna? Bisa, jika kita sudah mendapatkan pengertian dan makna dari kesejahteraan (wealth), kekayaan (riches) dan uang (money). Serta kita sudah mengerti apa artinya Allah yang SUDAH menyediakan segala yang kita perlukan, tanpa ada kutuk, tapi tetap ada dalam damai sejahterah (peace) Tuhan. 

1.     Kesejahteraan (wealth) itu Allah yang memberikan dan menyediakan, sebab Dia adalah Bapa yang menyediakan.

Di mana dan kapan dan kepada siapa, Allah telah memberikan dan menyediakan Kesejahteraan?

Abraham, bapa orang beriman di Kej 22:14b, mengatakan:  "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."

Di atas gunung Tuhan itulah tersedia kesejahteraan, damai sejahtera Tuhan dan semua berkat-berkat-Nya.

Mzm 24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" 4  "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

5  Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.

Berkat apa yang kita terima dari Tuhan, yang Tuhan sediakan di gunung Tuhan?

Mzm 133:3 Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Berkat itu sifatnya seperti embun, yang datang pada pagi-pagi sekali dan akan menguap. Jika kita dapat mengambil berkat itu akan cukup untuk kehidupan untuk selama-selamanya, artinya seumur hidup kita, bahkan terus dapat diturunkan ke anak, cucu kita.

Orang-orang Israel mengumpulkan manna. Mereka makan manna selama 40 tahun. Angka 40 adalah angka generasi. Lalu  Tuhan memerintahkan untuk mengambil manna itu dan menyimpannya untuk turun-temurun. Ajaibnya ketika Allah memberikan manna dan burung puyuh, selalu disertai dengan embun dan mereka tidak pernah berkekurangan seumur hidup mereka. Kel 16:13-18.

Itulah artinya Allah menyediakan. Dan di Perjanjian Baru, Yesus lebih menegaskan lagi, apa artinya Allah menyediakan.

Mat 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Lihatlah contoh dan model yang Yesus pakai untuk menjelaskan Allah yang menyediakan (Jehovah-Jireh). Apakah belum cukup penjelasan dari Yesus ini untuk meyakinkan kita?

Jika kita masih memiliki kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang kita makan dan kita pakai, maka artinya kita masih tidak yakin dan tidak percaya apa yang Yesus katakan tentang Allah menyediakan.

Mengapa? Pada semua kasus tentang kekhawatiran dan ketakutan itu pastilah berasal dari indoktrinasi si Setan? Mengapa? Karena si jahat itu adalah raja pembohong yang ingin mencuri KESEJAHTERAAN dan DAMAI SEJAHTERA yang dari Tuhan itu.

Sekarang perhatikan baik-baik sekali lagi kata-kata pada ayat Mat 6:26 yang diberi garis tebal saja menjadi:  Burung yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung. Apa artinya?

Selama ini pengertian kita telah dibuat bingung dan iblis terus mencoba membuat bingung orang-orang Kristen, orang-orang yang percaya Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan dengan mencampur-adukkan antara PENYEDIAAN ALLAH dengan HUKUM TABUR TUAI.

Khotbah-khotbah yang hampir seumur hidup kita dengar TELAH MEMBUAT KABUR PENGERTIAN orang-orang Kristen AKAN KASIH ALLAH sebagai BAPA SORGAWI. Kita dibuat menjadi bingung selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, mengapa? Sebab SEBENARNYA PENYEDIAAN DARI ALLAH itu TIDAK TERKAIT DENGAN PERPULUHAN. TIDAK TERKAIT DENGAN HUKUM TABUR DAN TUAI, TIDAK TERKAIT dengan LUMBUNG (storehouse). Lihat ayat firman-Nya sekali lagi yang diperkatakan Yesus sendiri, Putra Tunggal Allah yang duduk dipangkuan Bapa: YANG TIDAK MENGABUR dan YANG TIDAK MENUAI dan YANG TIDAK MENGUMPULKAN BEKAL DALAM LUMBUNG.

Artinya kalau pun kita TIDAK MEMBERIKAN PERPULUHAN dan TIDAK MEMILIKI TABUNGAN oleh karena memang kita tidak bisa menabung demi mencukupi kehidupan sehari-hari, TUHAN TETAP MENYEDIAKAN MAKANAN BAGI KITA.

Itu yang Yesus sedang jelaskan dan mencoba meyakinkan kita, bahwa PENYEDIAAN ALLAH dan DIA SEBAGAI JEHOVA-JIREH TIDAK TERGANTUNG PADA HUKUM TABUR TUAI.

Apa artinya Dia sebagai BAPA?

Bapa dalam bahasa aslinya adalah Abba, yang artinya adalah SUMBER (source) dan PENOPANG HIDUP (sustainer) kita.

Dialah sebagai SUMBER, sebagai BAPA YANG MENYEDIAKAN oleh KARENA KITA ADALAH ANAK-ANAKNYA. DIA MENYEDIAKAN itu TANPA DIEMBEL-EMBELI dengan ANCAMAN KUTUK atau TULAH BELALANG PELAHAP.

ALLAH MENYEDIAKAN karena MURNI MENGASIHI ANAK-ANAK-NYA.

Mat 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 10  atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 11  Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Yesus menuntaskan perkataan tentang penyediaan Allah oleh Bapamu yang di sorga!

Yak 3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10  dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. 11  Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

 

2.     Kesejahteraan (wealth) itu bisa ditransfer menjadi kekayaan (riches) dan uang (money).

Ingatlah prinsip di atas, tapi uang dan kekayaanmu tidak akan bisa MEMBELI atau DITRANSFER menjadi KESEJAHTERAAN atau DAMAI SEJAHTERA.

Uang dan kekayaan bisa membeli KEBAHAGIAAN sementara, tapi tidak bisa membeli DAMAI SEJAHTERA dan SUKACITA. Itu haya dapat dikaruniakan dan diberikan oleh Tuhan melalui Roh Kudus-Nya.

Kapan dan bagaimana terjadinya tranfer atau transaksi ini?

Kita harus bisa MELIHAT apa yang Tuhan sudah sediakan dalam hidup kita.

Semua Tuhan sudah sediakan, tapi mereka yang menjadi makmur dan kaya adalah mereka yang berhasil MELIHAT dan MENGUSAHAKANNYA.

Mengusahakan di sini bukan menciptakan, tapi mengambil atau mendapatkan dari ada yang ada dan mengelolanya. Ada unsur manajemen terkait di dalamnya.

Kekayaan (riches) bisa berbentuk rumah, kendaraan dan properti lainnya. Kekayaan bukanlah ciptaan Allah dan bisa diturunkan atau diwariskan.

Uang (money) hanyalah alat tukar. Seperti juga kekayaan, uang bukanlah ciptaan Allah, tapi hanya buatan manusia.

Kekayaan (riches) dan uang (money) bisa saling ditransaksikan, diperjual-belikan; tapi Kesejahteraan (wealth) itu tidak bisa diperjual-belikan. Sekali Kekayaan (wealth) itu ditransaksikan, bukan dalam artian jual-beli, hanya bisa berlaku 1 arah. Kesejahteraan (wealth) itu hanya bisa ditransaksikan (dimaterialisasikan) menjadi kekayaan (riches) dan uang (money), tapi tidak bisa kembali.

 

 

3.     Kuasa untuk menciptakan KESEJAHTERAAN (Power to make wealth) hanya ada pada Allah, karena itu Dia sebenarnya SUDAH MENYEDIAKAN dari Taman Eden semua PERSEDIAAN, BAIK  KESEJAHTERAAN (WEALTH) dan juga KEKAYAAN (RICHES) itu.

Semua yang sudah disediakan Allah di Taman Eden untuk Adam dapat mengusahakannya.

Kej 2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Mengusahakan di sini berarti  mengelola dan membudidayakannya (cultivate) dari semua yang ada di dalam taman itu. Mengelola itu berarti juga melakukan pekerjaan manajemen (to manage, kelola). Itu tidak seperti labor atau buruh. Hubungan antara Adam dengan Allah bukanlah seperti majikan dengan buruh (labor). Tidak ada kontrak kerja (laboring) seperti itu. Allah tetaplah Allah Penyedia (Jehovah-Jireh). Adam tidak menciptakan kekayaan atau persediaan dan tidak bekerja untuk itu, tapi hanya mengelola atau sebagai pengelola Taman Eden. 

Namun selain KESEJAHTERAA (wealth) Allah, Allah juga SUDAH MENCIPTAKAN KEKAYAAN (riches) bagi manusia dan bagi bangsa-bangsa.

Kej 2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. 11  Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. 12  Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. 13  Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. 14  Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.

Kekayaan (riches) yang Allah telah ciptakan yakni kekayaan alam, yang menjadi sumber kedua bagi manusia untuk menopang Kesejahteraan (wealth) manusia. Yang pertama adalah PENYEDIAAN. Yang kedua adalah KEKAYAAN. Kekayaan alam itu dikatakan seperti emas, damar bedolah dan batu kirospras. Ini adalah barang-barang tambang, yang tidak mengalir, tapi ada di dalamnya. Di samping barang-barang tambang yang tidak mengalir seperti emas dan batu-batu berharga, ada pula kekayaan yang mengalir, yang pertama: mengeliling tanah Kush yakni sungai Gihon. Dan sungai yang kedua juga mengandung kekayaan yang mengalir, yakni sungai Tigris di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat adalah sungai Efrat. Tidak dikatakan ke mana sungai Efrat ini mengalir dan kekayaan apa yang dibawa oleh aliran sungai itu, tapi Efrat berarti kesuburan.

Di sini kita melihat Allah tidak hanya memberikan kekayaan itu secara eksklusive kepada suatu bangsa, tapi Dia memberikan kekayaan itu kepada bangsa-bangsa. Tetapi Dia juga berkuasa untuk MENGALIRKAN KEKAYAAN (RICHES) itu kepada bangsa mana yang Dia kehendaki.

Itu untuk kekayaan yang Tuhan alirkan atau kekayaan yang mengalir. Tapi bagaimana jika kita tidak mendapatkan aliran kekayaan itu? Kepada siapa kekayaan itu mengalir? Ingat, aliran kekayaan itu tidak eksklusive.  Bagaimana kita bisa tau jika kekayaan kita sekarang ini ada pada mereka?

Ams 13:22 Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.

Sekarang kita bisa pelajari tentang aliran kekayaan ini dari ayat Amsal 13:22 di atas.

Pertama, aliran kekayaan secara umum pada orang baik, bukan hanya orang Kristen, terjadi di dalam keluarga, yakni orang baik mewarisi kekayaannya kepada anak cucunya. Ingat hanya kepada anak dan cucunya. Bukan sampai ke cicit atau keturunan sesudahnya. Kekayaan orang baik itu hanya sampai kepada cucu, atau generasi ke-3. Tuhan tidak menghendaki manusia seumur hidupnya mencari harta sampai cicit atau 7 turunan. Itu pasti bukan orang baik, tidak termasuk kriteria orang baik. Itu menurut falsafah dunia. Bagaimana seorang bapa yang baik menghabiskan waktunya hanya untuk mencari uang dan harta, tidak mempedulikan keluarganya dan ingin disebut sebagai orang baik?

Kedua, ada porsi kekayaan yang seharusnya mengalir kepada orang benar. Ini orang Kristen yang benar, bukan sekedar orang baik. Tapi mengapa kekayaan yang seharusnya kita terima dan menjadi bagian kita itu masih tersimpan oleh orang berdosa?  Mengapa kekayaan itu tidak mengalir kepada orang benar, malahan mengalir kepada orang berdosa? 

Masalahnya bukan pada orang berdosa, tetapi orang-orang benar belum dipercaya Tuhan untuk memegang kekayaan itu.  Mereka orang-orang berdosa sangat giat untuk mencari harta. Harta itu hanya di dapat dengan bekerja giat dan bekerja sangat keras. Mereka harus menggali harta itu dan mencarinya siang dan malam.  Jadi, sebenarnya Allah tidak menghendaki orang Kristen itu seperti orang dunia yang terus-menerus bekerja keras siang dan malam untuk mencari kekayaan. Itu bukan mentalitas jenis pekerja yang Tuhan inginkan.

Namun ada saatnya Tuhan akan mengalirkan kekayaan orang-orang berdosa kepada orang-orang benar?

Mi 6:10 Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan di rumah orang fasik dan takaran efa yang kurang dan terkutuk itu?

Sekarang kita lupakan kekayaan yang masih disimpan orang berdosa itu, sebab akan ada waktunya Tuhan mengalirkan kekayaan bangsa-bangsa kepada satu bangsa, yakni bangsa yang kudus, imamat yang rajani.

Apakah tidak ada orang Kristen atau orang benar yang kaya? Banyak sekali, tetapi tidak sebanyak orang berdosa.  

1Kor 1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.

Orang dunia memandang harta, tidak terpandang berarti mereka bukanlah orang-orang yang kaya.

Sekarang apa yang harus kita mengerti, siapkan dan lakukan, supaya kita memperoleh kuasa untuk mendapatkan kekayaan. Ingat bukan menciptakan kekayaan, tapi mendapatkan.

Kita butuh hikmat untuk mendapat kekayaan yang mengalir. Kekayaan itu mengalir. Dari mana kita mendapat kekayaan itu?

Ef 1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.

Sekarang demi nama Yesus Kristus, Bapa telah mengalirkan kekayaan dari sorga ke dalam hati kita berupa berkat rohani. Itu adalah Kesejahteraan (wealth) , berkat rohani kita. Kesejahteraan (wealth) adalah sumber kekayaan kita. Kekayaan itu ada di dalam kita dalam bentuk Kesejahteraan (wealth) dan ditandai dengan damai sejahtera (peace) dari Roh Kudus.

Dia memberikan kita HIKMAT untuk kita dapat membuat terjadinya transaksi dari KESEJAHTERAAN (WEALTH) kepada KEKAYAAN (RICHES) dan  UANG (money).   Hanya dengan hikmat kita dapat melihat dan memiliki kemampuan mentransfer Kesejahteraan kita menjadi kekayaan (riches) dan uang (money).

Tidak ada yang boleh berubah ketika terjadi transfer itu, baik damai sejahtera dan sukacita kita. Keadaan itu tidak boleh berubah, karena itulah yang sebenarnya dicari bangsa-bangsa yang tidak memiliki damai sejahtera Tuhan.

Kita melihat perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Mereka tadinya diperbudak di Mesir, statusnya adalah budak. Mereka sebelum menjadi budak, status mereka adalah para pekerja atau para buruh. Profesi orang Israel di Gosyen adalah penggembala ternak , pertanian, bidan, perawat, tabib, perajin, dan lain sebagainya. Tetapi di luar Gosyen umumnya mereka menjadi buruh, tapi perempuan-perempuan juga bekerja sebagai bidan dan perawat. Mungkin para lelaki mereka menjadi buruh bangunan dan buruh di ladang. Tetapi setelah Firaun yang tidak pernah mendengar tentang Yusuf,  mereka orang Israel mulai dipaksa untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat di ladang. Salah satunya adalah membuat batu bata dengan bahan jerami dan tanah liat di ladang. Itu merupakan pekerjaan yang berat dan memilukan hati mereka, karena disertai dengan penganiayaan dan penindasan dan mereka tidak mendapatkan upah (Ulangan 26:6). Mereka diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya, tetapi akhirnya mereka memperoleh juga upah mereka yang selama 400 tahun itu dengan harta benda yang banyak oleh karena Tuhan yang bertindak (Kej 15:13-14).

Ketika akhirnya mereka masuk ke Kanaan yang merupakan Tanah Perjanjian mereka mendapatkan begitu banyak tanah-tanah, kota-kota, perkebunan , rumah-rumah yang sudah terisi, harta-benda, sumur-sumur dan seterusnya. Mereka bukan lagi budak, tapi orang merdeka di atas dasar perjanjian yang dibuat Allah kepada bapak-bapak moyang mereka, Abraham, Ishak dan Yakub (Ulangan 6:10-11). Itu adalah ikat-janji yang Allah perbuat dengan pihak keduanya yang diwakili Abraham, Ishak dan Yakub.

Kej 15:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."

Mungkin belum begitu jelas maksudnya upahmu di sini, tetapi jelas ini bukan perjanjian antara seorang bapa dan anak, tapi seorang tuan kepada hambanya yang setia (Kej 26:5).

Kej 26:3 Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.

Kej 26:3 berbicara tentang pernyertaan dan berkat secara jasmani kepada Yakub, sebagai upahnya jika ia taat.

Kej 26:4 Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, 5  karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."

Ini adalah berkat secara rohani, sebab tidak langsung dinikmati oleh Yakub sendiri dan tidak juga oleh Abraham, melainkan oleh keturunannya.

Kej 26:6  Jadi tinggallah Ishak di Gerar.

Ayat Kej 26:6 ini khusus berbicara tentang ketaatan Ishak kepada Tuhan atas instruksi-Nya.

 Kej 26:12 Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Kej 26:13 Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.

Kisah perjanjian yang dilakukan Allah kepada Ishak lebih jelas lagi memberikan arti dari upah yang secara jasmani, selain upah secara rohani.

Ishak menjadi kaya setelah terjadinya transfer atau transaksi. Ternyata transaksi itu adalah karena adanya ikat-janji dan adanya ketaatan, juga ketekunan Ishak mengelola tanah dan ternaknya, yang menyebabkan dia menjadi kaya dan berpengaruh.

Jadi, apa bedanya orang Kristen yang kaya dengan orang Kristen yang seumur hidupnya tidak pernah kaya?  Saya pikir, ia tidak dapat melihat apa yang Tuhan sediakan, tidak melihat kesempatan dan tidak mengusahakannya dengan baik.

 

4.     Kemakmuran, Uang dan Mamon.

Mari kita lihat apa dan siapa itu Mamon.

1.       Mamon itu tidak jujur:

Luk 16:9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi."

Tidak jujur artinya pembohong. Itu sifat asli daripada Mamon. Raja segala dusta adalah Setan.

2.       Mamon itu seperti tuhan:

Mat 6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

3.       Mamon bersaing dengan Tuhan:

Luk 16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Jadi jelas, Mamon itu bertentangan dengan Allah. Mamon itu bukan uang. Tidak bisa Mamon diterjemahkan sebagai uang dan uang sebagai Mamon. Mamon itu spirit dan roh. Mamon adalah dewa kemakmuran yang disembah orang-orang Kanaan di zaman dulu, sebelum Israel menduduki Kanaan. Namun spirit itu tidak pernah mati, bahkan terus menguasai manusia, khususnya menguasai keuangan. Iblis tau di mana ia harus menempatkan dirinya di antara manusia, sekali pun di antara orang-orang kudus.

Yudas salah seorang murid telah tertawan oleh Mamon, menjadi tidak jujur dan penipu. Ia bahkan telah menjual Yesus demi 30 keping perak. untuk apa uang bukan kekayaan dengan cara koin koin uang.

Kenapa Dia harus dijual demi uang? Ini  karena spirit Mamon akan mencoba berbicara terus tentang  menghargai orang untuk sejumlah nilai uang. Itu sebabnya orang-orang lebih menghargai orang-orang kaya daripada orang benar dan jujur. Itu sebabnya terjadi perbudakan dan human trafficking. Spirit Mamon inilah yang ada dibelakang semuanya itu.

Bagaimana mengetahui sesorang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual Mamon? Jika anda suka menilai orang dengan uang: oh dia mah sudah milyuner. Itu tandanya anda masih memegang prinsip-prinsip dunia yang sudah dihantui spirit Mamon.

Peristiwa yang jelas orang tertangkap dan dikuasai spirit Mamon terjadi pada Ananias dan Safira.

Kis 5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. 2  Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. 3  Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? 4  Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah." 5  Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi di sini? Sebelumnya ada orang bernama Barnabas yang artinya anak penghiburan.

Kis 4:37 Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Jadi orang-orang memberikan ke dalam pelayanan itu bukan hal yang buruk. Barnabas menjual sebagian tanah dan memberikan seluruh uangnya ke dalam pelayanan. Dan jadi di sini pasangan suami-istri, Ananias dan Safira ini termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Mereka bersemangat akan hal itu. Mereka bermaksud menyerahkannya kepada pelayanan, tetapi yang terjadi adalah saat mereka menerjemahkan kekayaan mereka yang berupa tanah itu menjadi uang sesuatu berubah dalam hati mereka. Sesuatu mencengkeram mereka. Sesuatu yang tidak mereka duga dan tidak mereka siapkan.  Dan roh Mamon itu mencengkeram hati mereka.

Mereka sebenarnya tidak mencintai Kekayaan (riches), oleh karena itu mereka bersedia menjual tanah mereka dan memberikannya kepada pelayanan.  Berapa banyak yang mereka mau berikan? Jawabannya adalah seratus persen dan mereka tidak punya masalah sampai titik itu. Kami akan memberikan semuanya ke dalam pelayanan seratus persen. Sekarang ketika mereka menjual tanah mereka, saat mereka mengubahnya menjadi uang, sesuatu berubah dalam diri mereka. Kita tidak tau persis bagaimana, tapi kecurigaan saya mungkin terjadi seperti ini.  Mungkin mereka punya tanah yang strategis yang mereka pikir, katakanlah mereka pikir itu bernilai lima ratus juta rupiah. Dan semua itu berjalan dengan baik. Kita akan berikan saja seluruh jumlah itu ke dalam pelayanan. Ternyata tanah itu laku dengan harga 800 juta rupiah. Jauh dari perkiraan mereka. Ketika itu terjadi mereka berpikir dengan baik: Mari kita berikan 500 juga seperti yang sudah kita niatkan. Simpan 300 juta untuk sesuatu nanti. Tidak ada yang tahu.  Jadi apa yang mereka lakukan adalah mereka mengambil apa yang merupakan tanah kekayaan mereka, mengubahnya menjadi uang dan saat itu spirit Mamon memukul hati mereka dan sekarang mereka tidak bersedia untuk menghormati komitmen mereka.  Karena berapa banyak hasil penjualan tanah yang didedikasikan sebelumnya untuk dipersembahkan kepada Tuhan mereka tetap memperlakukannya sebagai milik mereka.

Meskipun itu masih milik mereka, ketika mereka memberikannya mereka memberikannya saat masih berupa tanah. Tetapi ketika mereka mengubahnya menjadi uang mereka mengambil sebagian dari apa yang telah dipersembahkan kepada Tuhan dan memutuskan demikian. Mereka mati sebagai akibat dari menyentuh apa yang didedikasikan untuk Tuhan.

Kita lihat di sini adalah saat Anda mentraksasikan antara kekayaan (mungkin berupa properti) menjadi uang(money) Anda perlu memahami itu berpotensi buat roh Mamon, yang berpotensi berhubungan dengan hati Anda. Sebelum terjadi transaksi pastikan Anda robohkan dulu altar dari spirit Mamon itu dari hati dan pikiran Anda untuk memastikan bahwa apa yang Anda lakukan ada di hadiri oleh Roh Kudus dan bukan oleh roh Mamon, sehingga anda dapat mencapai maksud dan tujuan Kerajaan.  

Jadi apa kemakmuran? Kemakmuran dengan cara ini adalah memiliki persediaan (wealth and riches) dari Tuhan yang cukup untuk melaksanakan instruksi Tuhan. Apa itu uang? Uang adalah alat yang kita gunakan untuk mencapai instruksi Tuhan. Nilai uang itu sebenarnya tidak ada. Tapi, melihat itu semua uang itu dengan dipengaruhi oleh spirit Mamon, maka hati orang berubah dan mereka menyimpang dari iman mereka.

Dan inilah yang sangat menarik.

1Tim 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Jadi tidak salah menjadi kaya, hanya jangan cinta uang. Kekayaan itu Allah yang menciptakan, tapi ada spirit Mamon yang melekat pada uang.

Uang itu dinilai dari seberapa tinggi nilainya dibandingkan dengan kekayaan (emas). Uang juga dinilai dibandingkan dengan barang atau jasa, membentuk sebuah harga dan biaya. Jadi nilai uang itu relative. Uang itu sebenarnya tidak bernilai jika tidak dibandingkan dengan emas (kekayaan). Tapi berapa banyak negara-negara yang seenaknya mencetak uang tanpa dijamin dengan cadangan emas yang mereka miliki, termasuk Amerika Serikat dengan dollar mereka? Artinya semua uang itu telah terkena spirit kebohongan atau spirit Mamon.

 

5.     Makna Perpuluhan dan korelasinya dengan orang Kristen

Perpuluhan terbagi menjadi dua macam tergantung darimana kita memandang dan apa yang kita percaya:

1.       Perpuluhan menurut Keimamatan Melkisedek.

2.       Perpuluhan menurut Keimamatan Lewi atau Harun.

Mengapa harus terbagi dua? Karena tujuan perpuluhan menurut kedua keimamatan itu juga berbeda. Tetapi yang pada umumnya di gereja-gereja terjadi kesimpang-siuran dan juga kebingungan selama ribuan tahun tentang perpuluhan ini. Mengapa? Karena ada faktor Mamon yang bermain. Mengapa faktor Mamon bisa ikut bermain dalam perpuluhan? Ketidakjelasan, kurang pengertian, kurang hikmat atau kesengajaan. Itulah faktor Mamon yang membuat orang-orang di dalam gereja menjadi tidak jujur dan bahkan menjadi serakah dan bertentangan dengan aturan keimamatan, baik menurut aturan Melkisedek, mau pun menurut keimamatan Lewi. Artinya Gereja belum seluruhnya dimerdekakan dari faktor Mamon seperti yang dijelaskan sebelumnya.

 

Perpuluhan Menurut Keimamatan Melkisedek

Kej 14:17 Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja.Kej 14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. 19  Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,Kej 14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.

Tujuan persepuluhan berkaitan dengan kepentingan Kerajaan (Kingship). Dan perpuluhan tidak terkait dengan penyediaan (provision) Tuhan di rumah-rumah, kebutuhan keluarga atau kebutuhan pribadi, tapi terkait erat dengan kehidupan berkerajaan.

Dikatakan Abraham mempersembahkan sepersepuluh dari rampasan kepada raja Salem, seorang imam besar Allah Yang Mahatinggi, maka Abraham mengakui kedaulatan Kerajaan Allah Yang Mahatinggi yang telah memberikan kemenangan baginya.

Dapatkah saudara bayangkan berapa besar rampasan perang yang diperoleh Abraham dengan mengalahkan Kedarlaomer  dan para sekutunya, yang semuanya adalah 4 kerajaan. Jelas hasil rampasan itu bukan hanya untuk keperluan keluarga Abraham saja yang bahkan ia belum memiliki anak.

Jika banyak pengkhotbah mengaitkan perpuluhan yang ada di kitab Malaekhi mau pun kitab Ulangan itu sangat tidak relevan, karena relevansi dari kitab ulangan dan Malaekhi adalah dengan orang Israel dan keimamatan Lewi. Sebab pada waktu itu belum ada keimamatan Lewi.

Barulah berlaku keimamatan Lewi di kitab Keluaran. Di dalam kedua kitab itu baik Ulangan mau pun Malaekhi ada berkat dan kutuk yang terkait dengan ketidakjujuran dalam memberikan persepuluhan.  Mengapa ada berkat tapi juga ada kutuk?

Karena pada dasarnya keimamatan Lewi dan orang Israel pada masa itu masih hidup menurut hukum Taurat dan demikian pula sampai sekarang ini, yang tidak lain masih berada di bawah hukum dosa dan maut. Jadi masih belum dibebaskan dari kutuk.

Yesus disalib karena menanggung semua kutukan. Apakah kita yang sudah percaya Yesus dan beriman di dalam nama-Nya masih harus menanggung kutuk karena kita lalai tidak membayar perpuluhan?  Apakah kita masih hidup menurut keimamatan Lewi atau Harun? Bukankah kita adalah dimaksudkan adalah bangsa yang kudus, milik kepunyaan Allah sendiri, bangsa yang berkerajaan, imamat yang rajani? Tidak lain yang dimaksud itu adalah  Gereja.

1Ptr 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10  kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Apakah patut belas kasihan disandingkan dengan kutuk dan bukannya hanya berkat?

Apakah orang Kristen yang selama ini setia membayar perpuluhan hanya karena dengan alasan takut belalang pelahap atau karena memang takut akan Tuhan?  Ketahuilah belalang pelahap tidak menyerang pertanian di Gosyen, tempat orang Israel tinggal, tapi hanya di Mesir di luar Gosyen. Ada perlindungan Tuhan kepada umat-Nya.

Apakah hukum tabur tuai itu yang menjadi penentu bagi penyediaan Allah untuk anak-anaknya? Atau Tuhan menyediakan karena Ia adalah Bapa yang mengasihi anak-anaknya?

Apakah penyediaan Tuhan sebagai Bapa sorgawi itu bersyarat? Apakah kasih Bapa buat anak-anak-Nya itu bersyarat?

Kita ulangi lagi penjelasan sebelumnya.

Matius 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Lihat! Burung-burung itu tidak menabur dan tidak menuai, bahkan juga tidak pernah menabung! Tapi diberi makan oleh Bapa di sorga? Burung-burung itu tidak pernah menabung kenapa? Apakah ada hewan-hewan yang mengumpulkan makanannya? Banyak, seperti semut, lebah. Bukan berarti kita tidak perlu menabung, tapi harus bijak bagaimana menggunakan uang. Dalam Kerajaan penekanannya bukan bagaimana kita menyimpan dan menabung, tapi bagaimana kita mendapatkan akses dari sumber-sumber yang Tuhan sediakan, yang tidak terbatas! Ketika kita membutuhkan itu ada.

Mana itu datang setiap pagi dan orang Israel harus mengambilnya secukupnya, tidak perlu menyimpannya, karena akan busuk dan berulat pada keesokkan harinya (Kel 16:16-20). Doa yang Yesus ajarkan, berikanlah makanan kami yang secukupnya (Mat 6:11). Tuhan hendak mengajarkan kita, supaya jangan menjadi orang yang serakah dan rakus. Ia membenci orang rakus (Bilangan 11:4, 33-34).

Yesus memakai burung-burung sebagai contoh, karena mereka tidak khawatir. Mereka percaya ada penyediaan Allah.

Jadi apakah kita sebagai anak-anak Bapa harus khawatir kalau tidak menabur? Tidak menuai? Tidak punya tabungan? Apakah Bapa tidak memberikan makanan? Apakah kita akan dikutuki-Nya jika tidak menabur? Bukan berarti kita tidak harus mengusahakan, sebab itu adalah perintah pertama yang diberikan kepada Adam untuk mengusahakan apa yang sudah diberikannya di Taman Eden. Tuhan sudah memberikan penyediaan-Nya dan berkat-berkat-Nya dalam bentuk yang harus kita bisa melihatnya misalkan bakat, kecerdasan, tenaga, kesehatan. Itu semua harus diusahaka, supaya berkat-berkat rohani yang diberikan diterjemahkan menjadi berkat jasmani atau kekayaan. Itu adalah kuasa untuk memperoleh kekayaan, karena ada faktor penyertaan dan berkat Tuhan.

Mat 6:26 menjelaskan kita tidak perlu menabur dan karenanya jangan pusingkan juga tentang tuaian hanya sekedar untuk mendapatkan makanan dan roti dari Bapa. Dan bagaimana ada belalang pelahap beroperasi jika tidak ada tuaian? Bahkan tidak tersedia makanan di gudang (storehouse)?

Artinya penyediaan Allah itu tidak terkait sama sekali dengan hukum tabur tuai, namun hanya karena Dia adalah Bapa sorgawi kita.  Betul-betul murni karena kasih-Nya dan tanggung-jawab-Nya.

Bapa itu dalam bahasa ibraninya: abba yang berarti  sumber, penyedia.  Father  bahasa Yunaninya  “pater” atau  sustainer, artinya  pelindung, penjaga, pengayom.

Lantas mengapa kita harus mengikuti teladan Abraham dalam memberikan perpuluhan? Karena itu terkait dengan keimamatan yang menurut peraturan Melkisedek. Karena Allah turut berperang yang menyebabkan Abraham menang. Mengapa Allah turut berperang? Itu dikatakan seorang imam Allah Yang Mahatinggi dan Abraham dipakai Allah bukan hanya untuk merebut kembali Lot dan keluarganya, tapi untuk menunjukkan keperkasaan Allah melalui hidupnya Abraham. Ada benih Kerajaan dan akan lahir seorang Raja segala raja melalui keturunan Abraham.

Jadi ini bicara tentang Kerajaan dan Kerajaan-Nya adalah Kerajaan Terang dan Kerajaan Damai Sejahtera.  Imam besar Allah Yang Mahatinggi itu adalah raja Salem, raja damai sejahtera. Ia menjadi imam besar menurut aturan Melkisedek.

Apa yang kita tabur di dalam Kerajaan juga akan dituai oleh Kerajaan, di dalam Kerajaan. Tuaian ini bukan hanya tuaian secara lahiriah atau harta atau kekayaan (riches), tapi damai sejahtera (wealth) Tuhan, untuk pekerjaan Tuhan di bumi ini.

Perpuluhan bertujuan mengembangkan kerajaan-Nya. Perpuluhan adalah buah dari ketaatan bukan ketakutan dan ancaman, tapi buah dari kemenangan.

 

                Perpuluhan Menurut Keimamatan Lewi Atau Harun

Bangsa Israel memilih sendiri keimamatan Lewi sejak mereka keluar dari Mesir, padahal Allah telah menyediakan keimamatan yang lebih tinggi yang sudah ada sebelumnya. Sejak suku Lewi terpilih untuk melayani Tuhan, maka orang Israel membayar perpuluhan menurut keimamatan Lewi. Sejak awal Tuhan telah mengatakan bahwa memberikan perpuluhan di dasarkan atas konsep penatalayanan dan hubungan sosial. Bukan satu golongan saja yang berhak atas persembahan perpuluhan (orang Lewi) tetapi juga janda, yatim piatu, dan orang asing (mereka yang tidak mempunyai tanah atau penghasilan tetap). Ternyata, sejak awal Tuhan telah menekankan bahwa persembahan perpuluhan tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga berdimensi sosial.

Jadi perpuluhan menurut keimamatan Lewi sentralnya adalah untuk penatalayan di rumah Tuhan dan terkait dengan keadilan sosial di dalam komunitas, yakni mereka yang tidak mampu mendapatkan penghasilan. Lewi mendapatkan jatah khusus oleh karena mereka secara khusus ditugaskan untuk hanya melayani Tuhan dan tidak memiliki penghasilan, bahkan mereka tidak berhak atas pembagian tanah-tanah yang adalah sumber penghasilan. Yesus mengkritik mereka yang menuruti perintah persepuluhan dengan kaku, tetapi melupakan hal-hal yang lebih utama: keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan (Mat. 23:23).

Mat 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Jadi jelas, perpuluhan menurut keimamatan Lewi masih terkait dengan hukum Taurat dimana peranan perpuluhan itu hanya sebatas urusan di dalam rumah Tuhan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang tidak punya penghasilan dan dengan memperhatikan keadaan sekitar.

Pada keimamatan Harun atau Lewi, tidak terlihat kaitan dengan kepentingan Kerajaan Allah. Bisnis Kerajaan adalah tentang kemajuan Kerajaan, bukan sekedar penatalayanan dan aspek sosial.

Kis 6:1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Kis 6:2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Kis 6:3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 4  dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman."

Lagi-lagi orang Yahudi. Di antara mereka telah melekat begitu kuat keimamatan Harun. Dan begitu kentara karakter yang mudah bersungut-sungut, mirip dengan yang terjadi di padang gurun. Tetapi para rasul menyadari hal itu tidaklah boleh menghambat pekerjaan memperluas Kerajaan Allah di bumi ini.

Apa hasil dari keputusan strategis para rasul?

Kis 6:7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Kerajaan Allah diperluas karena Firman Allah makin tersebar.

 

 

6.     Prinsip Hukum Tabur-Tuai.

 

Apa yang sebenarnya terjadi pada ishak di Gerar, tanah Filistin? Allah sedang mengajari Ishak prinsip tabur-tuai. Apa tujuan menabur dan menuai?  Untuk mencapai tujuan Kerajaan.

Kej 26:1 Maka timbullah kelaparan di negeri itu.  —  Ini bukan kelaparan yang pertama, yang telah terjadi dalam zaman Abraham. Sebab itu Ishak pergi ke Gerar, kepada Abimelekh, raja orang Filistin. 2  Lalu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman: "Janganlah pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang akan Kukatakan kepadamu. 3  Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.

Apakah di sini Tuhan sedang berbicara tentang keluarga Abraham atau tentang bangsa-bangsa kepada Ishak? Apakah fokus Tuhan hanya kepada keluarga Abraham, Ishak dan Yakub? Jelas tidak. Tuhan sedang membicarakan sebuah bangsa yang berasal dari keturunan Abraham dan Ishak untuk mendiami negeri itu. Tuhan mengatakan agar Ishak tidak usah takut karena bencana kelaparan yang terjadi pada masa itu. Abraham dulu ke Mesir pada saat terjadi masa kelaparan di masa dulu. Tetapi sekarang Tuhan menginstruksikan Ishak, supaya jangan ke Mesir, sebab Dia akan turut bekerja dan memberikan berkat-Nya. Tuhan sedang mengalihkan fokus dari pikiran Ishak, supaya tidak fokus kepada masalah kelaparan, tapi fokus pada tujuan dan rencana Tuhan, yakni membentuk sebuah bangsa yang akan menurunkan seorang Mesias.

Kej 26:12  Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN.

Jika kita berpikir itu mengatakan apa fokus kita.  Fokus kita mungkin bagaimana Tuhan memberkati keluarga saya untuk memenuhi kebutuhan saya dan keluarga saya. Tapi lihat di sini, bagaimana Tuhan telah mengalihkan fokus Ishak dan supaya mengalihkan juga fokus kita dari sekedar  mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidup, tapi menjadi untuk dapat memenuhi tujuan Tuhan dan rencana Tuhan dalam hidup. Kita ada di sini untuk melayani-Nya.  Kita  di sini untuk menjadi duta besar Kerajaan. Apa artinya? Hidup kita bukan tentang Tuhan yang menyediakan, tapi  hidup kita adalah tentang nama-Nya, kemuliaan-Nya, kehormatan-Nya, tujuan-Nya. Apa tujuan Tuhan? Supaya Kerajaan-Nya turun ke bumi ini, menjadi nyata, menjadi realita.

Lihat bagaimana melalui hidup Ishak, Tuhan memperluas pengaruh dan dampak Ishak kepada kehidupan di mana ia berada. Kita lihat bagaimana fungsi tabur-tuai dalam Kerajaan yang hendak dibangun melalui hidup Abraham, Ishak dan Yakub.  Ketika kita sudah memahami dan menempatkan kita di mana pun di situlah kita masuk, menabur dan menuai.

Kita lihat hasil daripada tabur-tuai yang dikerjakan Ishak adalah 100x lipat. Ini bukan bisnis biasa, tapi bisnis Kerajaan.  Di dalam bisnis dalam sistem dunia usaha, orang sangat senang dengan persentase keuntungan atau pengembalian. Oh saya mendapat keuntungan bersih delapan persen, saya mendapat 15 persen, bahkan 50 persen. Tapi dalam ekonomi Kerajaan yang ditunjukkan Tuhan,  kita tidak berurusan dengan persentase, kita berurusan dengan lipat, pelipat gandaan.  Hasilnya Ishak menuai 100x lipat, berarti 10,000 persen. Hasilnya perkalian banyak kali lipat,  30 kali lipat, 60 kali lipat dan 100 kali lipat.  Seratus kali lipat itu bukan hasil yang maksimum,  masih banyak lagi perkalian yang bisa dilakukan selain seratus kali, tapi inilah konsepnya. Suatu hasil yang tidak mungkin di dalam bisnis ekonomi dunia, menjadi hal yang biasa dalam ekonomi bisnis Kerajaan.

Tuhan harus menguji dulu hidup dan iman kita, terutama ketika kita berada di altar . Dengan setiap kemenangan berturut-turut, dan fokus pada panggilan tertinggi hidup kita (Kej 1:26) untuk melayani Dia di dalam Kerajaan-Nya kita akan ditempatkan sebagai ambassador  yang dipercaya  untuk memegang kunci Kerajaan.  

 

 

 

PENUTUP

Tuhan memberimu kekuatan untuk mendapatkan kekayaan (the power to get wealth), tetapi bukan agar kamu dapat mengkonsumsinya karena keserakahan atau keinginan egois, melainkan agar perjanjian-Nya ditegakkan di bumi.

Satu-satunya peringatan adalah, ketika kamu diberkati dan kenyang, bahwa kamu mengingat semua hal yang telah Tuhan berikan kepadamu, semua bantuan dan kebutuhan yang telah Tuhan berikan sementara kamu belajar bahwa adalah dengan Firman-Nya kamu hidup dan bukan dengan hal-hal itu.  Adalah dengan sukacita KAMU menerima pemenuhan doa-doa Anda;  kesehatan, kekayaan, pemulihan, rekonsiliasi keluarga, dan segala sesuatu di antaranya. Tetaplah berpaut pada tujuan dan rencana Tuhan dalam panggilan-Nya yang tertinggi. Kamu dapat menumpuk di bumi dengan kekuatan Anda sendiri. Tuhan telah menyediakan bagimu seluruh hidupmu dan akan terus begitu, tidak peduli apa kebutuhanmu, sampai akhirnya kau bersama-Nya untuk selama-lamanya.

Amin

AGENDA MANUSIA ATAU KEHENDAK TUHAN - BAGIAN PERTAMA

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

ROMA 15:1-7

EIDO dan GINOSKO

KETEGUHAN HATI

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

TUJUAN UTAMA GEREJA

Pelajaran Alkitab Galatia 4:21-31

Manusia Dibenarkan Karena Iman