SATE 22 Agustus 2020 - Sikap Iman dan Keputusan Yang Benar Membawa Kita Kepada Dimensi Kemenangan
Bacalah terlebih dahulu : Daniel 1:8-13 –
Roh Kudus akan melatih kita untuk mempergunakan kuasa pengambilan keputusan secara akurat sehingga selalu memposisikan kita menjadi anak yang taat di hadapan Bapa. Kuasa pengambilan keputusan adalah merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia di bumi ini yang dipulihkan saat manusia mengalami kelahiran baru. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan kepada manusia ciptaan baru untuk dapat mencintai Tuhan dari kecenderungan hatinya sendiri. Ketika pengambilan keputusan dilatih untuk membawa pola selalu mengejar apa yang benar dan memperkenan hati Tuhan, maka otomatis dalam kehidupan sehari-hari, setiap kali ada keputusan yang harus diambil, maka sebagai manusia kita akan cenderung memutuskan apapun juga berdasar pola kebenaran dan arahan yang memperkenan hati Tuhan. Seperti contohnya Daniel yang telah berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan makanan raja jauh sebelum makanan itu dihidangkan. Ia membuat keputusan untuk melakukan apa yang benar walau ada konsekwensi yang harus ia hadapi.
*#1. Keputusan Daniel memperkenan Allah, apa yang akhirnya Allah kerjakan pada pemimpin pegawai istana itu?*
Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu.
*Apa yang Daniel putuskan dan lakukan didasarkan atas sikap iman Daniel. Sikap iman, dalam pandangan Tuhan bukanlah hal yang kecil atau perkara yang enteng. Dimulai dengan sikap iman kita, maka kita menjamah hati Allah.* Dalam hal ini Daniel mendapatkan perkenanan Allah. *Ini yang harus kita kejar dengan sikap iman yang benar: perkenanan Allah.*
Jangan iman kita menjadi lemah oleh karena tidak punya sikap, tidak ada ketetapan hati untuk menggenapi kebenaran dan melakukan firman berdasarkan iman kita. Iman tanpa sikap dan perbuatan adalah mati.
*Perkenanan Allah adalah awal dan syarat untuk kita masuk kepada dimensi kemenangan.*
Yesus sebelum melakukan pelayanan-Nya diawali dengan memperoleh perkenanan Bapa, oleh karena sikap iman-Nya untuk selalu menggenapkan kehendak Bapa dan firman-Nya.
Semua pahlawan iman yang tercatat di Alkitab, selalu memulai perjalanan dan pekerjaan mereka oleh karena sikap iman mereka yang memperkenan hati Allah yang membuat mereka masuk ke dalam dimensi kemenangan, bukan kesuksesan.
#2. Keputusan yang tepat membuat Allah bertindak atas keputusan itu. Dan keputusan Daniel dibuktikan dengan hasil yang diperoleh atas mereka. Apa yang Allah buktikan dalam hidup mereka? Dan mengapa Allah harus membuktikan itu kepada orang luar?
*Yang Allah buktikan adalah penyertaan Tuhan dalam hidup mereka.*
_Dan 5:14 Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa *padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat* yang luar biasa._
*Orang dunia bisa melihat sesuatu yang sangat bernilai di dalam pribadi Daniel. Ada Pribadi yang lain yang sifatnya luhur, agung dan mulia; yang memancar keluar, sehingga mereka melihat kecerahan pada wajah Daniel, mendapati akal budi dan hikmat yang luar biasa yang diekpresikan oleh Daniel.*
Nebukadnezar menyodorkan kesuksesan, kehormatan dan kedudukan buat Daniel. Itu adalah *dimensi kemenangan Daniel.*
Ada Pribadi yang lain di dalam Daniel. Dan hal ini selalu orang luar, orang dunia terlebih dulu yang dapat menangkap apa yang ada di dalam mereka, karena terang itu bekerja lebih luarbiasa pada kegelapan.
*Ada Roh Kudus sebagai Pribadi, yang mendukung kita, memberikan dorongan, kekuatan dan suplaian.* Itu adalah kekuatan Roh yang memberikan amplitudo (amlified) kekuatan roh kita menjadi roh yang perkasa dan iman kita menjadi kedahsyatan.
*Karena roh yang perkasa itu berotoritas dan memerintah dalam pikiran, memperkuat kehendak untuk memuliakan Allah . Kita memiliki kecenderungan hati kepada Allah, karena kita hendak menggeser dari ukuran baik dan ukuran kesuksesan kepada ukuran kemenangan dalam Tuhan. Realita Tuhan harus menjadi nyata menyertai kita (Kel 33:16, Ul 30:4, Zef 3:17).*
Kita harus memiliki sikap iman yang membawa kita menyebrang. *Tidak perlu mencari kesuksesan, karena kesuksesan itu sementara; tapi berusahalah dengan benar untuk masuk kepada dimensi kemenangan. Jika kita sudah meraih dimensi kemenangan, dunia akan menyodorkan kesuksesan.*
Pikiran kita dulu yang harus menyeberang dari paradigma dan ukuran-ukuran sukses, kepada ukuran-ukuran, aspek-aspek dan perspektif dari pada dimensi kemenangan. Dan hal itu di dahului dengan sikap iman dan keputusan yang benar.