AKAR DAN BAHAYA KONTAMINASI

Kita bersyukur berada di rumah yang mendapatkan suplai air yang murni, yang menjagai kebenaran. Bukan sedikit orang-orang penting, para tokoh, para senior tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.  Mereka memprotes tentang pola pembapaan (fathering, mentoring) dan tentang perpuluhan (tithes, storehouse).  Mereka hanya mengutip-ngutip firman Tuhan demi pembenaran dan tujuan mereka. Kebenaran itu tidak bisa berbicara di  hati mereka lagi. Sebenarnya mereka melakukan hal-hal yang lebih buruk dari orang-orang dunia yang belum mengerti kebenaran.


Maz 137
Pemcemaran ini berbahaya sekali. Jika ada sumber air yang kena limbah beracun, zat kimia beracun, maka apa saja yang keluar dari air itu maka akan tercemar. Jika air itu dipakai / dikonsumsi maka akan berbahaya. Orang bisa keguguran, gatal-gatal, merusak lambung. Ikan akan tercemar. Jika dikonsumsi akan meracuni orang yang memakannya. Jadi produk (output) dari sungai itu semua akan tercemar. Jika hidupmu tercemar: maka perbuatan apa pun (produk) darimu berupa pikiran, perkataan, perasaan, keputusan semua sudah tercemar juga.
Jika ada percampuran antara nilai-nilai kebenaran dengan filosofi dunia ini maka itu sudah tidak murni lagi. Jika demikian, maka  berikutnya yang tejadi adalah saudara tidak bisa bedakan mana yang benar dari yang tidak benar.
Orang bisa melihat yang baik, tapi tidak bisa membedakan yang benar atau bukan. Mereka bisa menliai hal-hal yang humanis dan sosialis. Tapi itu bukan kebenaran.  Banyak orang yang baik. Banyak orangtua yang baik. Apa saja yang anaknya inginkan dia berikan. Dia tidak pernah marah. Bagi si anak, orangtuanya luarbiasa baik. Tapi apakah itu benar?
Banyak orang suka yang baik. Tapi sedikit orang yang suka orang benar. Seringkali orang benar tidak disukai karena prinsip hidupnya. Orang baik banyak pengikutnya. Tapi orang benar sedikit  pengikutnya. Yohanes Pembaptis menegur orang. Yesus menegur orang. Mereka memiliki sedikit pengikut.
Jangan hidup untuk tujuan menjadi orang baik saja. Baik-baik saja. Itu berarti hidup kita sudah terkontaminasi. Dia tidak lagi bisa membedakan yang benar. Orang ini akan membenarkan tindakan sikap orang walau pun tidak benar, tapi karena menguntungkan dirinya, maka dia anggap itu benar.  Ini sikap yang parah, karena dia tetap menilai, memilih dan berpihak karena suatu keuntungan bukan karena kebenaran.
Tapi dia akan menentang orang yang melakukan kebenaran, tapi merugikan dia. Dia akan bilang itu sesat. Itu menusuk hati dia, membuka ketidakbenaran hidupnya, mengancam poisisinya. Maka dia memiliki pandangan kebenaran sendiri menurut situasinya.
Kita bersyukur berada di rumah yang mendapatkan suplai air yang murni, yang menjagai kebenaran. Bukan sedikit orang-orang penting, para tokoh, para senior tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.  Mereka memprotes tentang pola pembapaan dan tentang perpuluhan.  Mereka hanya mengutip-ngutip firman Tuhan demi pembenaran dan tujuan mereka. Kebenaran itu tidak bisa berbicara di  hati mereka lagi. Sebenarnya mereka melakukan hal-hal yang lebih buruk dari orang-orang dunia yang belum mengerti kebenaran.
Psa 137:1  Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
Orang Israel kala itu sedang dalam pembuangan, berada di Babel. Mereka ada di tepi sungai  berarti berada diposisi yang strategis. Tetapi, mereka ada dalam kehidupan mereka di Babel.
Maz 1:1 Adalah kelompok orang yang di tanam ditepi sungai aliran kehidupan, sungainya Tuhan. Yang menghasilkan buahnya, tidak layu daunnya.
Umat Tuhan di Israel sayangnya berada di tepi sungai Babel.
Babel = chaos = kekacauan = pencampuran = kontaminasi = bingung = confuse.
Jika kita ada dalam kondisi demikian, maka kita tidak bisa membedakan lagi warna putih dan warna hitam. Mana yang benar dan yang tidak benar.
Kita harus memiliki standar: kebenaran firman Tuhan yang tidak pernah berobah. Standarnya tidak pernah turun. Tidak tergantung budaya. Tidak peduli semua yang lain melakukan budaya yang mereka jalankan sejak dulu: budaya kawin-cerai, budaya free sex, budaya barat, budaya timur, dll. Pembandingnya adalah standar firman Tuhan, bukan pikiran, perasaan dan acuan sendiri. Kebanyakan oang menganggap yang minoritas itu sesat,  yang mayoritas itu benar.
Psa 137:2  Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.
Orang Israel itu tidak lagi bisa main kecapi untuk memuji Tuhan. Daud menyelaraskan kecapinya dengan rohnya untuk menyembah, memuja dan bermazmur bagi Tuhan. Kecapi itu digantung berarti posisi hidupnya sudah salah. Berdiri salah, duduk salah, bertindak apa saja salah, karena tidak menyadari di posisi mana dia berada.
Di sebuah kota ada yang banyak keguguran, bibir sumbing, keterbelakangan-mental dan cacat lainnya. Ternyata sumber air di kota itu tercemar. Banyak yang tidak mengetahui di mana mereka berada posisinya.
Banyak keluarga yang menganggap semua baik-baik saja. Bisnis maju. Anak-anak kuliah dan maju. Semua beribadah ke gereja. Tapi tidak tau mereka berada di mana sekarang. Mereka mungkin miliki sukacita, tapi bukan sukacita dari Tuhan.
Psa 137:3  Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"
Kita tidak bisa menyanyikan lagu untuk Tuhan di negeri asing. Pada saat kekacauan, kebingungan dlsb tidak bisa kita menyanyikan nyanyian untuk Tuhan. Tuhan hanya berada di Zion, kita hanya bisa menyanyi dan memuji Tuhan di Zion. Tidak bisa kita menyanyikan nyanyian Tuhan di Babel.
Orang bisa saja menyanyikan lagu TENTANG Tuhan di Babel. Semua bisa menyanyikan lagu tentang Tuhan di mana saja. Dalam kondisi terbelenggu kita tidak bisa menyentuh hatinya Tuhan. Tidak bisa menjamah Tuhan.
Di gereja yang sama, jika posisi kita ada di Babel, terbelenggu, ditawan oleh kekacauan, ditawan oleh kebingungan, maka kita tidak bisa menyembah dan menjamah Tuhan.
Jika kita kecewa dengan pemimpin, dengan saudaramu, dengan Tuhan atau dengan diri sendiri, maka kita tidak bisa menjamah Tuhan.
Psa 137:4  Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?
Psa 137:5  Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!
Wah 21:9 Yerusalem itu mempelainya Tuhan.
Gereja adalah mempelai wanita Kritus, mengambil wujud seperti kota yaitu Yerusalem yang baru. Yang turun dari sorga. Tidak ada pencampuran, tidak ada dari unsur bumi.
Wahyu 17:1& 5 Babel juga berwujud wanita. Wanita pelacur (system agama) yang duduk di tempat yang banyak airnya (air = doktrin).  Ada air yang keluar dari Babel (system agama, denominasi).  Wahyu 12:13-15. Gereja  itu berusaha dihanyutkan pengajaran yang dari ular/setan.
Ada air yang keluar Bait Allah yang murni.
Pencampuran terjadi ketika kita mencampur apa yang dari sorga dan apa yang dari sorga. Tidak boleh kita mencampurnya. Tiada kasih kepada Bapa kalo kita mengasihi dunia. Itulah akar kontaminasi.
BAHAYA KONTAMINASI
Alam roh itu terbuka lebar. Kita bisa mengakses apa saja yang ada di dalam perpustakaan roh.
Kolese 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Cari perkara di atas, artinya terhubung dengan tujuan dan kegerakan Tuhan saat ini; menjadi uptodate dengan kebenaran terkini. Iman kita diletakkan di mana Kristus ada saat ini, bukan terpaku di masa lampau. Manusia senang dengan tugu-tugu peringatan; tapi Roh Tuhan aktif dan dinamis mencapai tujuan KerajaanNya.

Milikilah pikiran Kristus.
Fil 2:5 Hendaklah kau menaruh apa yang ada dalam pikiran dan perasaan Kristus.
Spirit roh orang yang mati (bukan rohnya gentayangan tapi spirit kejahatannya) itu melayang-layang. Spirit kecemburuan dan irihati Kain melayang-layang di udara. Spirit kebaikan dan kebenaran Yusuf juga ada dalam perbendaharaan alam roh. Semua itu tersedia dan bisa diakses.  Kepahitan, kekecewaan bisa menyebabkan kita mengambil spirit-spirit yang jelel-jelek itu.
Tangan kananku: adalah kemampuan/skill untuk mengampuni, menjadi berkat, menjadi sukacita.
Hilang kemampuan itu kita menjadi puas dengan Babel. Jika kita tidak membangun Yerusalem. Jika kita sudah terpikat dan tertawan di Babel, maka kita tidak bisa lagi makan makanan rohani, tidak bisa menyampaikan firman lagi, karena lidah kita melekat pada langit-langit.
Psa 137:6  Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!
Psa 137:7  Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan: "Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!"
Psa 137:8  Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami!
Psa 137:9  Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu!
Orang yang hidupnya tertawan di Babel, penuh kepahitan dan dendam, maka doanya juga tercemar, penuh dengan rasa dendam dan pembalasan dalam doanya.
Yang perlu kita ketahui adalah Tuhan sedang membentuk kita dan menjadikan kita, sedang berurusan dengan hidup kita. Tidak perlu kita kecil hati dan bingung.
Baca Maz 73. Daud nyaris tergelincir karena dia pikir Tuhan membiarkan orang fasik. Tidak ada keadilan. Hati-hati. Hati saudara harus murni supaya tidak tergelincir.
Orang-orang yang sembarangan lebih diberkati secara rohani, tapi hidup kita makin susah. Tapi itulah kenyataan yang akan terjadi seperti dinubuatkan papa Djonny. Itu karena apa? Tuhan ingin mendapatkan hati kita menjadi murni. Banyak kesakitan dan penderitaan dalam hidup kita, karena Tuhan sedang mencari mutiara dalam hati kita.
Tuhan ingin hidup kita kekal. Walau pun kita sudah mati, spirit kebenaran kita tetap hidup mencapai generasi-generasi berikutnya. Maz 73:15 Your generation. Kita hidup dalam kemurnian dan kekudusan bukan untuk diri sendiri saja, tapi menurun kepada generasi-generasi berikutnya.
Tuhan tidak berurusan dengan orang fasik, tapi dengan Daud yang hampir tergelincir. Demikian juga Tuhan sedang berurusan dengan hidup kita, bagaimana akhir hidup kita secara rohani. Tuhan tidak sedang berurusan dengan orang-orang lain. Dia memiliki standar yang ingin Dia terapkan kepada kita. Dari generasi inilah saudaralah yang menjadi harapan Tuhan.  Saudara itu sangat berharga di mata Tuhan. Ia ingin menjadikan menjadi teladan, menjadi model buat generasi-generasi berikutnya. Hidup dalam kemurnian dan kekudusan.
Daud tadinya melihat takdir orang fasik. Sekarang dia melihat takdir hidupnya ketika di masuk dalam tempat kudus Tuhan.
Psa 73:24  Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Psa 73:25  Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
PR: BACA KITAB GALATIA.


AGENDA MANUSIA ATAU KEHENDAK TUHAN - BAGIAN PERTAMA

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

ROMA 15:1-7

EIDO dan GINOSKO

KETEGUHAN HATI

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

TUJUAN UTAMA GEREJA

Pelajaran Alkitab Galatia 4:21-31

Manusia Dibenarkan Karena Iman