PAKAIAN IMAM: URIM DAN TUMIM

Pakaian para imam itu terdiri dari dua bagian, urim dan tumim.

Urim adalah terang.
Tumim yang membuat sempurna.
Arti seluruhnya menjadi:
Hanya persembahan yang dilakukan oleh imam bisa membawa persembahan menjadi korban yang sempurna.

Namun apakah benar yang dilakukan imam Harun pada menurut keimamatan Lewi itu sempurna?

Kita akan melihat dulu beberapa perbedaan mendasar antara keimamatan Harun dan Keimamatan Melkisedek:
KEIMAMATAN LEWI BERSIFAT SEMENTARA DAN HANYA UNTUK BANGSA ISRAEL; yaitu ketika bangsa Israel keluar dari Mesir setelah 430 tahun lamanya; bertujuan untuk menuntun mereka kembali kepada jalan-jalan Allah. Perjanjian Lama adalah tuntunan untuk sampai kepada Perjanjian Baru dan berjalan menurut Perjanjian Baru. Hukum-hukum Taurat adalah tuntunan  untuk masuk kepada PERJANJIAN (covenant) yang dibuat antara Allah dengan Abraham. Peraturan-peraturan yaitu hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan Tuhan yang disampaikan lewat Musa kepada bangsa Israel bertujuan untuk menghilangkan pengaruh, budaya dan pola pikir bangsa Mesir.

KEIMAMATAN MELKISEDEK  BERLAKU DARI AWAL-AKHIR ATAU BERSIFAT KEKAL; DAN JUGA BERLAKU UNIVERSAL UNTUK SEMUA KETURUNAN ABRAHAM. Ketika itu belum lahir bangsa Israel; Melkisedek, raja Salem – yaitu raja Damai Sejahtera dan Kebenaran – telah menjumpai bapa leluhur bangsa Israel dan semua yang menjadi keturunan Abraham sekarang ini. Imam Harun adalah cicit dari Abraham  yang berasal dari suku Lewi yang ditunjuk Allah untuk penyelenggaraan tugas –tugas sebagai imam. Keimamatan Lewi yang bersifat sementara ini berlaku sampai DIA yang kemudian datang menjadi IMAM BESAR bagi semua keturunan Abraham.


ABRAHAM MEMBERIKAN PERSEMBAHAN  PERPULUHAN KEPADA MELKISEDEK BUKAN BERDASARKAN ATURAN ATAU LEGALISME, TAPI KARENA PENGHORMATAN DAN TAKUT AKAN TUHAN. Bukan Melkisedek yang memungut persembahan itu seperti yang dilakukan menurut keimamatan Lewi, karena para imam tidak mempunyai penghasilan lain selain daripada yang dipungut  dari jemaat. Jadi persembahan yang diberikan menurut keimamatan Melkisedek itu tidak diatur menurut hukum-hukum yang digunakan menurut keimamatan Lewi / Harun. Persembahan yang  bukan berdasarkan legalisme, tetapi berdasarkan PENGHORMATAN kepada Tuhan.


Tuhan ingin membangun hidup kita sebagai imam-iman untuk tujuan-Nya. Imam-imam dalam kerajaan-Nya harus dengan kapasitas (iman dan roh) yang  bisa menyelamatkan bangsa-bangsa (1 Petrus 2:9,10).  Tetapi keimamatan Lewi atau Harus hanya bertujuan untuk mengatur tata-peribadatan yang bersifat internal. Keimamatan itu pola Allah, supaya sebagai imam kau kau mudah bertemu Tuhan, sebab imam kerajaan berada di seputar tahta.

APA SEBENARNYA YANG JADI PEMBEDA TERBESAR ANTARA KEIMAMATAN LEWI DAN KEIMAMATAN MELKISEDEK?

Perbedaannya adalah imam menurut keimamatan Lewi, masuk ke Ruang Maha Kudus untuk memberikan korban keselamatan; selain untuk jemaat juga untuk dirinya sendiri. Masih ada rasa berdosa dan tertuduh pada diri sang imam yang mempersembahkan korban. Masih ada rasa khawatir dan pergumulan yang amat sangat karena jika persembahan itu tidak diterima Tuhan di ruang maha kudus, maka Allah akan membunuh dia. Oleh karena itu para imam harus menguji dirinya sebelumnya. Jadi Harun harus bergumul. Tapi Melkisedek memastikan kemenangan dari Allah Yang Mahatinggi. Siapakah yang menyambut Abraham yang telah menang? Melkisedek, raja Salem dan juga Imam Allah Yang Mahatinggi.  Ia menyambut kemenangan Abraham dengan roti dan anggur.Kedua hal yang sangat dibutuhkan dalam peperangan. Perlambangan dari firman dan Roh yang sangat gereja butuhkan untuk peperangan spiritual dan mental. Dengan penyambutannya, Melkisedek memastikan kemenangan Abram menjadi Abraham.

Tetapi imam yang dimaksud menurut keimamatan Melkisedek – Adalah YESUS KRISTUS SUDAH MEMPERSEMBAHKAN DIRI-NYA SEBAGAI KORBAN SEMBELIHAN SECARA SEMPURNA SEKALI DAN UNTUK SELAMANYA. Dia adalah IMAM BESAR yang dipilih Allah untuk selamanya!

Para imam sesudah Yesus Kristus  TIDAK LAGI membawa persembahan berupa korban sembelihan – tapi sudah dianggap memberikannya – seperti Abraham yang mempersembahkan Ishak – dan diperhitungan sebagai kebenaran oleh karena imannya. Dengan demikian imam-imam menurut keimamatan Melkisedek tidak lagi menjadi tertuduh oleh karena dosa-dosanya.

Jadi HANYA IMAM-IMAM  DALAM KEIMAMATAN MELKISEDEK  YANG DAPAT MEMBERIKAN KORBAN YANG SEMPURNA.

BAGAIMANA IMAM-IMAN SETELAH YESUS KRISTUS BISA MEMBERIKAN PERSEMBAHAN ATAU KORBAN SECARA SEMPURNA?

Tabir Bait Suci terbelah dari atas ke bawah. Ruang Kudus dan Maha Kudus jadi satu bukan berarti Allah menurunkan standard-Nya, tapi untuk memudahkan kita menjangkau Kekudusan-Nya melalui kasih-karunia-Nya yang telah dicurahkan. Korban yang sempurna telah diberikan, yaitu darah-Nya telah dicurahkan. . Telah terjadi perubahan tatanan. Saudara bisa datang dengan keberanian, menyembah Nya dengan Roh dan Kebenaran.

Yang pertama berlaku sebagai imam adalah Abraham di susul oleh Ishak. Namun barulah Yakub setelah bertemu dengan El-Betel memberikan korban curahan dengan menuangkan minyak pada batu yang dia dirikan sebagai mezbah, sebagai peringatan perjumpaan dengan El-Betel. Yakub tau bagaimana  pola memberikan korban yang sempurna setelah mengalami perjumpaan ini. Pola ini diikuti dalam keimamatan Harun / Lewi. Mereka membawa semua korban dan persembahan untuk Tuhan dan semuanya disempurnakan dengan memberikan korban curahan yaitu curahan anggur. Korban curahan inilah yang membuat harum seluruh korban bakaran itu di hadapan Tuhan sebagai korban yang diterima dan diperkenan oleh-Nya.
Yang terpenting dari terbelahnya tabir Bait Suci adalah menjadikan Mezbah –  sudah ada di dalam.

PERBEDAAN  PERSEMBAHAN  YANG DIBERIKAN  ABRAHAM, ISHAK DAN  YAKUB

Abraham bertindak sebagai imam hanya mempersembahkan perpuluhan – sebagai penghormatan kepada Melkisedek. Itu adalah KORBAN SAJIAN.  Ini adalah persembahan kehormatan dari orang benar. Saat itu Abram belum memperoleh Ishak. Ini masih di Kejadian 14. Abraham memperoleh Ishak di Kejadian 21.
Ishak juga mempersembahkan korban kepada Allah. Dia juga seperti ayahnya, memberikan perpuluhan. Persembahan Ishak dengan SUDAH dibarengi KERELAAN BERKORBAN karena ia TELAH diberikan sebagai korban sembelihan. Jenis korban yang diberikan oleh Ishak adalah korban sembelihan. Korban sembelihan itu membawa DAMAI. Ishak memberikan KORBAN PENDAMAIAN.  Pada waktu memberikan persembahan, dia memberikannya sebagai orang yang sudah dibenarkan. Namun belum dapat dikatakan dilayakkan.

Yakub dijumpai Allah di Betel dan waktu dia bertemu dengan El-Betel, Dia memberikan petunjuk bagaimana mempersembahkan korban yang sempurna dan yang akan menjadi ingat-ingatan Allah setiap kali kita mempersembahkannya, adalah dengan mempersembahkan KORBAN CURAHAN dengan menuangkan MINYAK pada batu itu.

BEDA TANTANGAN MENURUT LEVEL IMAN
Menurut 1 Petrus 2:9,10
Ketika kita yang DULU masih dalam keadaan berdosa, kita dibawa oleh-Nya kepada terangNya yang ajaib menjadi umat-Nya. Lalu kita menjadi ORANG PERCAYA. Terang-Nya yang ajaib itu terus menuntun kita dan oleh Firman dan Roh-Nya kita sebagai orang percaya MENANGGALKAN MANUSIA LAMA.  Orang Percaya harus MEMBELI PAKAIAN PUTIH DAN MENGENAKANNYA. Itu adalah proses MENGENAKAN MANUSIA BARU. Itu merupakan pola pertobatan yang sejati dari orang percaya mulai menjadi gereja-Nya.

Tantangan kepada orang percaya adalah supaya menjadi Gereja-Nya. Bangsa yang terpilih adalah gereja-Nya, umat-Nya, kepunyaan Allah sendiri.  Orang-orang percaya dapat menjadi gereja-Nya HANYA dengan jalan menjadi BATU dari sebuah bangunan yaitu Bait Suci.  Batu tidak dianggap penting orang biasa dan hanya mereka yang sedang membangun rumah saja yang menganggap batu itu sangat penting.

Kemudian tantangan selanjutnya adalah bukan hanya dibawa kepada terang-Nya yang ajaib, tapi juga supaya gereja itu menjadi terang. Ini berbicara mengenai kuasa yang bekerja di dalam kita dan terus-menerus memperbarui akal budi kita, hikmat dan pengertian kita; iman kita terus bertumbuh sehingga kita menghasilkan buah-buah pertobatan. Itulah batu-batu yang hidup untuk pembangunan rumah rohani (1 Pet 2:5). Rumah rohani adalah rumah Tuhan, Bait Suci-Nya.


Tantangan bagi gereja adalah supaya dilayakkan sebagai IMAMAT  YANG  RAJANI;  imam  yang dapat mempersembahkan KORBAN YANG SEMPURNA di dalam Kerajaan-Nya. Persembahan kita menjadi sempurna apabila sudah terbukti sudah menjadi Bait Suci-Nya, yaitu apabila kita ada mezbah persembahan dan melakukan persembahan yang sempurna di dalam bait itu.

MENJADI IMAM-IMAM KERAJAAN
Ciri menjadi imam adalah dengan mengenakan pakaian imam. Sebab imam hanya dapat dibedakan dari pakaiannya dari antara jemaat lainnya.
Gereja harus MEMBELI dan MENGENAKAN pakaian imam supaya menjadi imam.
Mengapa harus mengenakan pakaian imam? Supaya kita bukan menjadi GEREJA BIASA, tapi MENJADI IMAM-IMAM DALAM KERAJAAN-NYA.

PAKAIAN  PARA  IMAM
Mengapa pakaian imam itu terdiri dari 2 potong: URIM dan TUMIM ?
URIM = terang.
Kamulah gereja. Kamulah bait suci. TERANG ITU SEKARANG MEMANCAR DARI DALAM. Bukan seperti terang yang ditampilkan pada wajah Musa.  Itu terang yang MEREFLEKSIKAN KEMULIAAN ALLAH, DARI LUAR.   Kemuliaan yang Musa terima dari Allah ketika dia selama 40 hari dan 40 malam lamanya berada di atas gunung, bertemu dengan Allah, muka dengan muka untuk menerima Taurat dan hukum-hukum Tuhan, termasuk firman Tuhan, HIS-STORY mengenai KEJADIAN yang dituangkan dalam Kitab Kejadian dan semua hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan Allah bagi orang Israel.

Kemuliaan yang dari luar itu sementara dan perlahan-lahan menjadi pudar pada wajah Musa. NAMUN KETIKA KITA TELAH DILAYAKKAN MENJADI BAIT SUCI NYA, MAKA TERANG ITU SUDAH ADA DI DALAM. Berasal dari dalam hati kita. MEMANCAR DARI DALAM, SEHINGGA DIKATAKAN KITA ADALAH PEMBAWA TERANG KEMULIAAN DARI ALLAH YANG ADA DI DALAM KITA. Dia yang ada di dalam kita adalah rohnya yang kudus.

TUMIM = SEMPURNA.
Korban yang kita berikan harus SEMPURNA.  Bagaimana kita bisa memberikan korban yang sempurna? Korban yang sempurna itu harus dari HATI. Pertimbangan atau TIMBANGANNYA BUKAN DI PIKIRAN, tapi DI HATI.

Karena kita tidak mungkin menyembelih diri sendiri – dan itu sudah dilakukan Yesus sekali untuk selamanya- maka korban itu haruslah korban yang terasa mengiris hati kita. Abraham tidak mempersembahkan Ishak, anak satu-satunya dan tumpuan pengharapannya, masa depan keturunannya, bukan tanpa pergumulan dan kesedihan. Allah menyayangkan Anak-Nya yang tunggal itu untuk dikorbankan.

PRINSIP DARI KORBAN YANG SEMPURNA MENURUT URUTANNYA ADALAH:
Korban yang pantas adalah korban sajian, seperti yang Abraham berikan kepada Melkisedek.
Korban yang layak adalah korban pendamaian seperti yang Ishak lakukan.
Korban yang sempurna adalah korban yang sampai kepada Elohim dengan curahan minyak  dan anggur di atasnya, seperti yang diberikan oleh Yakub.

LALU KAPAN KORBAN ITU MENJADI SEMPURNA?
KETIKA KITA BENAR-BENAR MENGORBANKANNYA DAN MEMBERIKANNYA DAN MELAKUKANNYA DALAM KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA DAN SUKACITA; MAKA PERSEMBAHAN ITU MENJADI SEMPURNA.  Ketiga faktor  yang juga menjadi karakter seorang yang berkerajaan itu menyempurnakan semua persembahan kita sebagai seorang imam yang berkerajaan.  Mengapa?

Yesus melakukan semua perintah dan kehendak Bapa di mana pun dan kapan pun, tapi belum menjadi sempurna sebelum mengorbankan diri-Nya sebagai KORBAN SEMBELIHAN yang menebus dosa seluruh dunia. Dengan jalan demikian, Dia menjadi ROH yang memberikan hidup dan terang kemuliaan. Oleh hanya karena iman kepada pengorbanan-Nya inilah persembahan yang kita berikan diperhitungkan sebagai KEBENARAN.



Karena bukan TIMBANGAN lagi yang kita pakai, tapi kita memakai HATI kita sebagai MEZBAH. Kita memberikannya bukan di atas timbangan, tapi di atas mezbah.  Mezbah itu sekarang ada di dalam hati kita. Tadinya kita merasa sayang dengan persembahan itu; tadinya kita merasa berat; tadinya kita bergumul. Persembahan itu amat berharga. Persembahan itu merupakan pengorbanan kita. Persembahan itu merupakan pengharapan saya, pengharapan keluarga, pengharapan Abraham untuk mendapat keturunan, pengharapan akan masa depan, pengharapan orang banyak. Bait Suci itu adalah tubuh-Nya sendiri yang mau dikorbankan. Persembahan itu adalah hidup Yesus sendiri, hidup saya sendiri. Setelah pergumulan yang berat; dengan tidak menyayangkannya lagi maka saya memberikannya juga.  Abraham tidak menahan-nahan Ishak, anaknya untuk dikorbankan, karena perintah Tuhan dan takutnya akan Tuhan.  Bapa tidak lagi menyayangkan Yesus, AnakNya yang tunggal untuk dikorbankan. Yesus tadinya bergumul di taman Getsemani sampai mencucurkan keringat darah.

Sekarang terbit DAMAI SEJAHTERA untuk mempersembahkan korban itu. Tidak ada rasa tertuduh, tidak ada keberatan lagi, tidak menahan-nahannya lagi, tidak ada pergumulan lagi, hati tidak terasa teriris lagi dan kita berikan semua korban itu. Hukum-hukum itu  sudah ada ditaruh di dalam hati kita. Jika sudah ada pemerintahan Tuhan dalam hati kita terbangun, maka tidak akan ada keberatan, karena percaya kepada hukum-hukum Tuhan. Tuhan menyelidiki setiap hati.


Ketika kita melewati semua pergumulan kita dan SUDAH MEMBERIKAN PERSEMBAHAN kita, yang ada adalah ungkapan rasa syukur yang mendalam. Ada SUKACITA DARI ROH KUDUS mengiringi persembahan dan korban kita. Semua kelegaan, kelepasan, rasa syukur yang mendalam itu TERCURAH di atas persembahan kita. Itu bagaikan curahan anggur dan minyak ke atas mezbah.  Setiap kali imam Harun memberikan korban,selalu diakhiri dengan menuangkan anggur sebagai korban curahan. Yesus selain memberikan tubuh dan daging-Nya sebagai korban sembelihan, juga  memberikan korban curahan dengan air dan darah-Nya sendiri yang tercurah ke atas tanah. Pengorbanan Yesus menjadi pengorbanan yang berkenan dan yang sempurna. Itulah sebabnya Ia mengatakan barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

Api Roh Kudus akan menyambar mezbah setelah korban curahan itu diberikan. Sambaran api Roh Kudus itulah yang membuat seluruh korban dan persembahan menjadi berbau harum di hadapan Allah.  Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Elohim. Korban itu menjadi sempurna oleh karena menyentuh seluruh pribadi Allah sebagai Elohim. Hanya karena ada faktor Allah yang  membuat korban dan persembahan kita menjadi sempurna.


DIMENSI KERAJAAN BERDASARKAN TINGKAT KEIMAMAN
Abraham sebagai gereja dan imam, sudah memiliki kapasitas untuk menjadi bapa rohani bagi semua orang yang ada di kemahnya. Dia menyunat mereka semua sebagai tanda ikat-janji dan melatih mereka menjadi orang-orang yang gagah perkasa.  Bandingkan dengan Lot sebagai orang benar – namun tidak memiliki kapasitas sebagai gereja-Nya.

Namun Abraham yang waktu Melkisedek menjumpainya masih belum menjadi GEREJA YANG DIPERHITUNGKAN MEMILIKI KEBENARAN, karena pada waktu itu dia belum memperoleh Ishak dan belum diuji oleh Allah mengenai pengorbanannya. Karena itulah pada level ini Abram masih belum bisa menyelamatkan kota. Dia sudah memiliki kapasitas yang besar  untuk menyelamatkan orang-orang yang terhubung dengannya dan melindungi mereka, termasuk Lot. Abraham sudah memiliki kapasitas mengalahkan 4 kerajaan yang kuat, karena persekutuan 4 kerajaan yang dipimpin oleh Kedorlaomer itu telah mengalahkan  5 kerajaan lainnya.
Dan pada kesempatan yang lain, oleh karena Allah mengingat Abraham, maka Lot dikeluarkan dari kota Sodom. Walau pun demikian doa syafaat Abraham belum mampu membuat Allah menyelamatkan kota Sodom dan Gomora.  Padahal saat itu Abraham melakukan negosiasi langsung dengan Elohim.  Mereka yang mengaku dirinya pendoa syafaat hendaklah menyadari sampai di mana kapasitas roh mereka, ketika berdoa untuk kota dan bangsa.

Ishak juga mendirikan mezbah bagi Tuhan di Bersyeba, di tempat di mana Tuhan menampakkan diri kepadanya untuk kedua kalinya. Ishak menerima janji yang sama dengan apa yang Tuhan katakan kepada Abraham dengan maksud meneguhkan ikat-janji itu kepada Ishak. Tuhan melihat apa yang telah Ishak lakukan pada waktu ayahnya, Abraham, hendak mengorbankan dirinya. Semua dilakukan dengan kesadaran, karena Ishak telah cukup umur untuk dapat mengerti apa yang sedang terjadi saat itu. Allah telah membenarkan Abraham, demikian pula Allah telah membenarkan Ishak karena ketaatannya kepada ayahnya. Patron ini diturunkan pula kepada Yakub.

Ishak adalah gambaran gereja yang taat dan setia dalam melakukan kebenaran dan terus membangun kehidupan spiritual. Ia juga hidup dalam dimensi rumah Tuhan yang sebenarnya. Ia menerima segala berkat, perlindungan dan penyertaan oleh karena ikat-janji Allah dengannya, seperti kepada Abraham.

Keimaman Ishak dengan tingkat iman yang stabil dan tidak tergoyahkan – karena taat untuk tidak ke Mesir pada waktu kelaparan melanda – mampu melindungi dan memberkati semua orang yang terhubung dengannya. Walau pun Esau memberontak dalam hal perkawinan dan menjaga benih, namun hubungan Ishak dengan anaknya tetap terjaga.  Ishak mampu memberikan berkat yang sepandan dengan iman dan kapasitas roh anak-anaknya. Esau walau pun jauh hubungannya dengan keturunan Israel atau keturunan Yakub, namun ia tidaklah menjadi musuh Tuhan dan bukan musuh bangsa Israel (Bilangan 20:14, Ulangan 23:7).  Ini  tidak lain adalah dampak dan pengaruh kekuatan benih spiritual yang Ishak berikan kepada generasi selanjutnya. Sampai hari ini Edom bukan merupakan musuh Israel walau pun keputusan Allah tentang berkat kesulungan itu tidak berobah. Dan Edom juga mendapatkan balasan dari Tuhan karena Esau dengan 400 orang upahan bersenjata pedang, mencoba mengejar Yakub, pada waktu ia kembali dari Padan-Aran, kembali ke rumah ayahnya, Ishak di Kanaan (Amos 1:11).
Sangat berbeda dengan keturunan Lot, yaitu bangsa Amon dan Moab yang menjadi musuh Allah dan Israel selamanya; bahkan menjadi musuh gereja-Nya sampai hari ini.

Apa yang dikerjakan Ishak adalah meneruskan benih kerajaan itu kepada Yakub, sehingga terjaga kemurniannya, tidak terkontaminasi. Dia menyiapkan fondasi dan pola ketaatan buat Yakub; juga dia yang mengerti betul bagaimana dimensi rumah rohani itu - sehingga Allah benar-benar tertarik kepada Yakub. Kita lihat betapa luarbiasa level iman dan kapasitas roh Ishak dalam menyiapkan fondasi kerajaan yang tidak tergoncangkan. Itulah level keimaman yang disandang oleh Ishak.

Namun sama dengan ayahnya, Ishak juga belum memiliki kapasitas untuk melahirkan bangsa-bangsa. Baru pada Yakub lah kapasitas roh dan level iman itu tercapai dan digenapi. Hal yang membuat kapasitas Yakub tidak terlepas dari warisan yang diterimanya dari Ishak dan Abraham, karena Yakub selama 15 tahun lamanya ada bersama mereka di dalam satu kemah. Semua hal yang telah disiapkan oleh Abraham dan Ishak menjadi terakumulasi pada Yakub.
Hal yang terutama  membuat Allah begitu tertarik kepada Yakub adalah ketaatannya kepada perintah ayahnya demi untuk menjalankan misi yang diembannya untuk menjagai benih kerajaan sehingga akan lahir sebuah bangsa pilihan Allah.
Ketaatan ini menuntun Yakub sampai ke Betel dan dia mendapati pintu gerbang sorga di sana sebagai pintu gerbang sorga yang menghubungkan antara sorga dan bumi. Betel artinya rumah Tuhan.  Yakub mendapati sorga terbuka atas hidupnya. Sekembalinya dari misinya – Allah menjumpainya sebagai El-Betel; pemilik dari rumah Tuhan atau Allah yang di Betel.  Abraham dan Ishak belum dapat menjamah Betel – belum secara akurat mengerti apa yang menjadi kehendak Allah dan belum maksimal merespon firmanNya – sehingga mereka belum bisa mencapai bangsa-bangsa. Abraham pernah mendirikan kemahnya di antara Betel dan Ai (Kejadian 12:8).  Sedangkan Ishak hanya sampai ke Bersyeba.

Pada kunjungan kedua kalinya ke Betel itu lah El Betel menjumpainya. Dan  seperti yang Allah firmankan kepadanya,  Yakub mendirikan mezbah di Betel dan mempersembahkan korban buat El-Betel. Allah memberkati Yakub dan memberikan peneguhan atas jatidirinya yang baru sebagai Israel. Setelah melakukan ikat-janji dengan Allah seperti kepada Abraham dan kepada Ishak,  lalu Allah melepaskan firman-Nya. Melalui firman yang dilepaskan Allah saat itu – Yakub dipastikan akan lahir satu bangsa, bahkan banyak bangsa daripadanya.  Sebagai tanda sukacita atas peneguhan ikat-janji  dan semua penyertaan, perlindungan selama 20 tahun misinya – berarti selama 20 tahun Yakub telah mengalami sorga terbuka - dan berkat bangsa-bangsa bagi Yakub; keesokkan harinya ia mendirikan tugu di tempat itu. Di atas mezbah dan batu yang dipakainya sebagai alas kepala Yakub menuang minyak ke atasnya sebagai korban curahan. Di mezbah itu Yakub telah melaksanakan nazarnya dengan memberikan sepersepuluh dari semua yang diterimanya kepada Allah.

Korban curahan dari Yakub inilah yang menjadi pola setelah memberikan persembahan dan korban (Kejadian 35:14). Dari mana Yakub belajar pola dalam memberikan korban ini? Persembahan yang pertama yang berbau Harum di Alkitab adalah mengenai persembahan yang diberikan oleh Nuh. Ingat, Nuh adalah petani anggur dan dialah yang pertama-tama membuat minuman anggur yang membuatnya mabuk. Boleh jadi, ketika itu Nuh menuangkan minuman anggur untuk membakar korban di atas mezbahnya, sehingga timbul bau yang harum. Maka setiap mempersembahkan korban, maka disertai dengan korban curahan dengan minyak dan anggur (Kel 29:40). Korban curahan ini yang menyempurnakan persembahan korban dari Yakub.
Kapasitas keimaman Yakub – kapasitas roh dan level iman -  dalam memberikan persembahan korban yang sempurna ini membuatnya bisa melahirkan bangsa-bangsa dan raja-raja.

SEKARANG APA?  Tantangannya sekarang adalah BAGAIMANA MENGENAKAN BAJU IMAM ITU?
Tidak lain, sekarang kita harus dilatih mengenakan pakaian imam di dalam rumah. Anak kecil belum bisa mengenakan pakaiannya sendiri. Ia harus dilatih untuk mengenakan pakaiannya. Melkisedek membawa roti dan anggur. Yang bisa mengubah mentalitas (pikiran dan hati) kita menjadi imamat yang rajani adalah firman dan Roh.
Sermon notes  berdasarkan input  “Pekerjaan Allah Dalam Hidup Kita”  - ps. Djonny Tambunan 23 Feb 2020 - point 5 Dimensi imam dan raja.


In His Love, Grace and Mercy.
24 February 2020

AGENDA MANUSIA ATAU KEHENDAK TUHAN - BAGIAN PERTAMA

KEHIDUPAN ZOE Kehidupan Yang Berkelimpahan

Apa Maksudnya dengan CIPTAAN BARU DALAM KRISTUS?

ROMA 15:1-7

EIDO dan GINOSKO

KETEGUHAN HATI

GALATIA 1:10-24 KELUAR DARI HIDUP YANG SIA-SIA

MENJADI SERUPA DENGAN YESUS KRISTUS

TUJUAN UTAMA GEREJA

Pelajaran Alkitab Galatia 4:21-31

Manusia Dibenarkan Karena Iman