MENGENAL KEBENARAN DENGAN AKURAT
SATE 25 November 2020 -
Bacalah terlebih dahulu: Efesus 6:17-19, Roma 15:16 Dahulu memang benar kita hamba dosa, tetapi sekarang karena kita menuruti pengajaran Kristus Yesus, maka kita tidak lagi hidup dalam hukum dosa dan hukum maut. Tetapi apabila sekarang kita masih menyerahkan tubuh kepada dosa, maka sesungguhnya kita masih ada di bawah hukum maut. Seharusnya kita tidak lagi menyerahkan diri kepada kecemaran, tetapi hidup di dalam kebenaran. Memang benar Yesus telah menebus kita supaya kita menjadi kudus, tapi dalam perjalanan hidup di dunia ini kita akan jatuh dan bangun, sehingga proses demi proses pengudusan tetap akan terjadi selama hidup kita. Kudus artinya kita dipisah dari dunia, karena dunia bisa membuat kita cemar dan menghalangi proses pengudusan. Kata “kudus” berasal dari kata “hagios” (Yunani), yang artinya suci, kudus dan atau terpisah dari dunia. Pengudusan yang sudah terjadi, memakai kata “hagiazo”, artinya proses pengudusan sudah selesai.
*#1. Proses seperti apa yang harus terjadi terus menerus dalam hidup kita? Mengapa proses itu penting kita alami?*
Proses yang harus kita alami adalah proses PERUBAHAN AKAL BUDI, karena akal budi yang baik, yang berakhlak baik akan MENOPANG kehidupan IMAN kita; MENGUDUSKAN SELURUH oleh karena TINDAKAN berasal dari KEPUTUSAN AKHIR yang diambil menurut akal budi di dalam HATI seseorang.
Kita tidak boleh membiarkan akal budi kita mengalami KEMEROSOTAN, men-demoralisasi spirit kita, merongrong kehidupan roh kita sendiri – sehingga kehilangan kesadaran akan realita Tuhan yang telah mengawali HIDUP kita yang baru. Biar Dia juga yang akan mengakhiri hidup kita, yakni oleh iman di dalam SETIAP PERKATAAN-NYA. Kita akan menjadi TETAP KUAT dan BERGAIRAH berjumpa Dia di garis akhir.
Tidak boleh adonan itu menjadi cemar sedikit pun oleh RAGI, yang masuk melalui AKAL BUDI kita, yakni pemikiran yang salah, yang mencemarkan keseluruhan unsur-unsur kehidupan kita. Itu adalah perbuatan bodoh; dan menjadikan ibadah kita sia-sia; menjadi orang yang munafik. Paradigma kita dalam membangun MANUSIA ROH kita harus benar, dengan perspektif yang mencakup seluruh keimanan kita di dalam Yesus Kristus: pikiran Kristus, karakter Kristus dan terutama dimensi kasih-Nya.
*#2. Apa yang dimaksud dengan menyerahkan tubuh kepada kecemaran?*
Menyerahkan tubuh kepada kecemaran adalah KECENDUNGAN HATI untuk MELAKUKAN DOSA; MENJAUH DARI KEKUDUSAN, MENJAUH DARI TUHAN. Hal ini bisa terjadi karena KUASA itu TIDAK DIIZINKAN BEKERJA di dalam HIDUP orang itu.
*Jika kita mengikatkan diri kepada Tuhan dengan Roh dan Firman; maka kita tinggal MEMANIFESTASIKAN iman, kekuatan dan kuasa dari Dia yang ada di dalam kita.* Namun, banyak orang gagal paham akan hal ini dan cenderung menggunakan pikiran dan kekuatannya sendiri, menggunakan TEKAD dan bukan iman. Ada orang yang tidak mengenal kebenaran dengan akurat dan mendirikan kebenaran sendiri; sehingga ia tidak mau takhluk kepada kebenaran (Rom 10:3).
*Orang itu tidak mungkin merasa nyaman dengan dosa karena ia telah mengenal kebenaran; tapi belum dapat memberikan kesaksian yang baik. Siapa yang memberikan kesaksian yang baik? IMAN yang ada di dalam kita. Iman ada di dalam ROH kita, bukan di pikiran atau di jiwa kita.*
_Ibrani 11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun *iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik*._
Jika kita HIDUP OLEH IMAN, maka kita tidak mungkin memiliki KECENDERUNGAN HATI yang berpihak kepada DAGING; sebab IMAN itu TELAH DATANG di dalam hati kita. Ibr 11:39 berbicara mengenai para pahlawan iman. Pada masa mereka hidup 2000 tahun yang lalu, iman belum datang; mereka hanya MELIHAT dari JAUH; janji tentang KESELAMATAN yang akan datang, janji tentang MESIAS, dan pencurahan ROH KUDUS, yang memberikan KUASA untuk HIDUP yang KEKAL. Sekali pun demikian mereka telah sedemikian KUAT dan TAAT sampai mati, sekali pun mereka tidak memperoleh apa yang dijanjikan.
Hidup yang kekal berarti telah terbebas dari melakukan perbuatan BODOH dan SIA-SIA, bukan hanya kecemaran. Kuasa itu telah ada di dalam kita; tinggal kita aktivasi terus kuasa itu, men-trigger kuasa itu dengan Firman-Nya, sehingga iman itu termanifestasi. Kita harus mengerti dan hidup di level Galatia 2:20 ini.
_Galatia 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku._
*#3. Apa yang dapat membuktikan kalau kita sudah alami proses perubahan akal budi?*
Kita tidak akan hidup serupa dengan dunia ini. Kecenderungan hati kita akan selalu pada Allah. Dia adalah Allah yang melakukan kebaikan-Nya dengan penuh kerelaan dan menurut kesenangan-Nya. Mereka yang dikuduskan-Nya telah dimeteraikan sebagai milik kepunyaan-Nya (aspek OWNERSHIP), kita diberikan rasa aman dengan damai sejahteranya (aspek SECURITY) dan DIJADIKAN sesuai TUJUAN PENCIPTAAN (aspek DESTINATION).
Kehendak, maksud kebaikan Allah harus kita sambut dan rangkul di dalam hidup kita setiap hari, setiap saat dengan iman.
_Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna._