Mengaktifkan dan Menjamah Iman Dengan Roh Kita
SATE 9 December 2020 -
Bacalah terlebih dahulu: Ibrani 4:12-13
Cara bekerja firman di dalam hidup manusia, ketika mendengarkan tentang firman logos, bisa terjadi konflik di dalam diri manusia. Ketika manusia mendengarkan firman, bisa terjadi konflik karena adanya pertentangan antara firman yang dibagikan dengan pikiran manusia, pikiran tersebut bisa menolak atau tidak setuju. Tetapi sikap yang harus diambil adalah ketika kita tidak setuju akan suatu firman, kita harus mempunyai sikap untuk peka untuk melihat kemana roh kita, berarti aktivitas roh masih tertekang oleh jiwa kita.
Buat keputusan untuk memperdalam firman. Ketika kita sudah mempunyai sikap untuk peka tersebut sehingga kita mempunyai keputusan untuk memperdalam firman. Sehingga manusia mulai mengetahui garis pemisah antara aktivitas roh dengan aktivitas jiwa.
*#1. Menurutmu apa yang membuat pikiran kita tidak setuju dengan suatu firman?*
Setelah dilahirkan baru, kita menerima roh yang baru, tapi jiwa kita masih jiwa yang lama dan sangat dipengaruhi oleh kultur dari dunia. Dan target Tuhan adalah membuat hati baru. _Yehezkiel 36:26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat._
Firman-Nya itu sanggup MENJAUHKAN HATI yang keras dari KEHENDAK daging / tubuh pada saat kita mendengarkan firman yang hidup. Firman itu harus kita tangkap dengan TELINGA ROHANI yakni INTUISI di dalam HATI kita, BUKAN DIPROSES oleh PIKIRAN di jiwa. Telinga jasmani, tidak akan bisa menangkap KEBENARAN dan KUASA yang terkandung di dalam firman, sebab firman adalah Roh. Roh Kudus hanya berbicara dengan roh kita. Iman kita juga berada di dalam roh kita.
Jadi, dimulai dari firman, roh kita merespon, Roh Kudus berbicara kuat, meneruskan rhema menjadi kebenaran dan kuasa, dibawa kepada intuisi. Kuasa dari firman/rhema melakukan penetrasi kepada kesadaran menjadi kehendak yang kuat oleh karena rhema itu juga telah menjamah iman. Dan kehendak inilah yang akan dieksekusi oleh tindakan atau perbuatan oleh iman di dalam dan melalui tubuh kita. Ini adalah cara Allah dan alurnya.
Jika dari awal firman itu kita tangkap dengan telinga jasmani, akhirnya mungkin sampai kepada alam bawah sadar kita, tapi tanpa kuasa firman dan tidak menyentuh atau menjamah iman; sehingga tidak menjadi kehendak yang kuat dengan kuasa. Ia kembali berhadapan dengan pikiran dan kehendak tubuh, sehingga terjadilah konflik (batin). Tapi, kalau dipikir-pikir menguntungkan secara materi, menaikan reputasi, keuntungan jasmani, memuaskan jiwa dan batin; mungkin dilaksanakan juga, tapi dengan motivasi yang berbeda itu, bukan atas kehendak Tuhan. Dari sini bisa muncul roh kemunafikan dan kepalsuan.
*#2. Apa yang harus kalian lakukan ketika pikiran kita tidak setuju dengan Firman yang sedang dibagikan? Jelaskan langkah praktisnya.*
Kita harus melatih roh dan tubuh kita juga. Melatih roh menjadi peka dan menyadi satu dengan Roh Kudus: satu frekuensi, satu tujuan, satu iman; dalam ikatan damai-sejahtera. Iman itu Roh. Iman akan menjadi aktif dan bekerja dengan jamahan dari roh kita yang menjadi satu dengan Roh Kudus.
Langkah praktisnya: kita harus berdoa di dalam roh, menggunakan bahasa roh dan juga berdoa dengan akal-budi. (1 Kor 14:15-19). Kita juga melatih tubuh dengan kedisiplinan, dengan komitmen kepada kehendak Allah, dengan mengusahakan memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia bernubuat (membangun orang lain, 1 Kor 14:1), usahakan supaya mengerti kehendak Tuhan (Gal 5:17), usahakan memperkatakan kebenaran (2 Tim 2:15).
*#3. Apa dampak yang akan terjadi ketika kita membiarkan pikiran kita yang tidak setuju dengan firman?*