Pra TLC 2025 SESI 1 ps. Djonny Tambunan:
Memahami Kehendak Ilahi: Roh, Jiwa dan Tubuh
Pembicara dalam sumber ini menjelaskan bahwa seminar "SESI 1 TLC 2025" akan membantu jemaat untuk memahami kehidupan roh mereka sendiri, yang berbeda dengan Roh Kudus. Fokus utamanya adalah membangun fondasi rohani yang kuat agar jemaat dapat hidup sesuai dengan potensi yang diberikan Tuhan, mirip dengan Yesus. Ia menekankan pentingnya mempercayai dan mengendalikan jiwa (percaya itu aspek jiwa), karena banyak masalah berasal dari pikiran internal, bukan dari faktor eksternal. Pembicara juga membahas perbedaan antara "kalimat" dan "kata" atau "istilah" dalam Alkitab untuk menjelaskan makna yang lebih dalam dan akurat, serta menegaskan bahwa pengurapan ilahi yang diterima setiap orang percaya memungkinkan mereka untuk mengetahui segala sesuatu tanpa harus diajari oleh orang lain, yang mendorong kehidupan yang dipimpin oleh roh.
Konsep Dasar Kehidupan Roh dan Jiwa:
Kehidupan Roh: Pembicara menjelaskan tentang "roh saudara," bukan Roh Kudus atau roh Tuhan, melainkan roh yang melekat pada diri individu.
Seringkali, orang berteriak kepada Tuhan meminta pewahyuan atau pengajaran yang sebenarnya sudah lengkap dan cukup di dalam Firman Tuhan.
Masalahnya adalah orang tidak mau hidup berdasarkan potensi yang Tuhan sudah berikan dalam diri mereka.
Roh (manusia) itu penurut rencana Allah dan setia (teguh), tidak pernah berubah. Ini sudah ada dalam diri orang yang lahir baru.
Fungsi roh mencakup: Ginosco (mengenal), hati nurani, intuisi, dan persekutuan (communion). Roh sudah mengenal Allah dan mengekspresikan-Nya.
Orang perlu belajar bagaimana hidup oleh Roh, di dalam roh, berjalan dalam roh, dan dipimpin oleh Roh.
Kehidupan Jiwa: Jiwa saudara adalah aspek penting yang harus dilatih, dikuasai, dan dikendalikan.
Jiwa bukanlah milik iblis, melainkan milik saudara.
Hati (kardia dalam bahasa Yunani, dari bahasa Ibrani) adalah suatu kepribadian yang terdiri dari beberapa komponen: hati nurani (salah satu fungsi roh), pikiran, perasaan, dan kehendak.
Percaya (iman) adalah aspek jiwa, bukan aspek roh. Percaya sangat didominasi oleh respons atau kekuatan pikiran.
Yesus mengatakan hati bermasalah apabila ada satu komponen bermasalah, dan biang keladinya seringkali adalah pikiran.
Pikiran berbeda dengan otak. Otak adalah bagian dari tubuh dan memanifestasikan akal budi, hasil dorongan pikiran.
Jiwa adalah "stumbling block" (batu sandungan) karena ia mendapatkan masukan dari luar (natural) dan menahan kemurnian, kedahsyatan, dan kebenaran Bapa untuk tampil.
Jiwa perlu ditempatkan dengan baik.
Penguasaan Diri dan Mengatasi "Gelombang" dari Dalam:
Masalah dalam diri sendiri: Banyak masalah muncul karena seseorang melawan dirinya sendiri dan pertumbuhan dalam hidupnya.
"Gelombang" dari dalam: Seperti Petrus yang takut dan tenggelam bukan karena gelombang di luar, melainkan karena gelombang ketakutan yang muncul dari dalam dirinya.
Jika gelombang (kebimbangan, ketakutan) muncul dari dalam diri, seseorang akan tidak berdaya dan tenggelam dalam masalahnya.
Seseorang tidak akan punya kekuatan jika ada gelombang dalam dirinya.
Solusinya adalah mematikan gelombang itu sendiri, karena "kau yang berkuasa atas gelombang itu, kau yang punya rohmu, kau yang punya jiwamu, kau yang punya tubuhmu, bukan iblis".
Ini adalah "the battle of your life inside you".
Pentingnya Mempercayai Orang yang Diutus Tuhan:
Yesus mengatakan, "Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaku" (Yohanes 14:1).
Sulit bagi banyak orang untuk percaya kepada "anak manusia" atau orang-orang yang diutus oleh Tuhan untuk hidup mereka.
Orang-orang ini mungkin memiliki kelemahan, tetapi seperti Elisa yang tidak mengambil kelemahan Elia, mereka akan memperoleh dimensi kekuatan Allah.
Apologet negatif yang menyinggung kepercayaan agama lain atau mengeluarkan kata-kata keji tidak disukai oleh pembicara. Seseorang harus mengambil dimensi Allah yang mengasihi semua manusia, bukan hanya sesama gereja atau satu keyakinan.
Penting untuk memiliki fondasi yang kuat agar bisa mengukur dengan akurat.
Pemahaman Ulang Ayat-ayat Alkitab:
"Pergi menyediakan tempat" (Yohanes 14:2-3):
Ini bukan berarti Yesus pergi ke surga dan membawa orang ke surga setelah mati.
Ini adalah istilah, bukan kalimat.
"Tempat" yang disediakan adalah posisi rohani yang layak bagi orang percaya di bumi ini, yaitu posisi Yesus yang duduk di takhta di sebelah kanan Bapa.
"Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatku" juga merupakan istilah, bukan kalimat. Yesus menjemput untuk urusan kehidupan, bukan kematian.
"Di rumah Bapaku banyak tempat tinggal" (Yohanes 14:2):
Ayat 23 Yohanes 14 (konteks yang lebih tepat) menjelaskan bahwa Bapa dan Kristus akan datang dan membuat "home" (tempat tinggal), bukan "house" (rumah fisik).
"Home" berarti kehidupan masih berlangsung. Ini berarti Bapa dan Kristus akan berdiam (tinggal dengan nyaman) dalam hidup orang percaya, menjadikan hidup orang percaya sebagai takhta-Nya.
Siapa penentunya untuk ini? Diri sendiri.
"Ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ" (Yohanes 14:4):
Ini bukan tentang Yesus pergi ke surga, melainkan sebuah istilah.
"Pergi" di sini berarti Yesus sedang mengurus (mengelola) kehidupan orang percaya.
Yesus menunjukkan patron (pola) kehidupan yang ditinggalkan-Nya. Jika hidup menurut patron ini, kemuliaan Tuhan akan nyata.
"Akulah jalan dan kebenaran dan kehidupan" (Yohanes 14:6):
Ini adalah satu paket lengkap, bukan berurutan.
"Zoe" (kehidupan) adalah paket keilahian.
Jika tidak mendapati jalan atau cara Allah, maka itu bukan kebenaran.
"Percayalah kepadaku bahwa aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku" (Yohanes 14:10):
Yesus mengatakan, "Aku identik dengan Bapa".
Perkataan Yesus adalah perkataan Bapa yang diam di dalam Dia. Ini juga terjadi pada orang percaya; Allah berbicara dari dalam diri.
"Barang siapa percaya kepadaku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu" (Yohanes 14:12):
Ini berarti orang percaya akan mengalami hal yang sama seperti Yesus, bahkan pekerjaan yang lebih besar.
"Sebab aku pergi kepada Bapa" mengindikasikan bahwa setelah Yesus "pergi", sesi orang percaya dimulai.
"Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala" (Matius 10:16) dan "Sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu" (Kisah Para Rasul 20:29):
Pembicara menekankan perbedaan antara "kalimat" dan "kata" atau "istilah" dalam Alkitab.
Jika kalimat ditafsirkan penggal demi penggal, akan kehilangan maksud Tuhan.
Pernyataan Yesus adalah istilah yang berarti "engkau akan disesah, engkau dianggap tidak benar". Ini adalah pekerjaan gila, namun domba tidak akan langsung diterkam, serigala akan bingung sejenak.
Pernyataan Paulus adalah kebalikannya, dan ini akan muncul dari tengah-tengah jemaat sendiri (dari pemikiran, sharing, dll.), bukan selalu dari luar. Ini adalah nabi-nabi palsu atau ajaran palsu.
Sangat sulit membedakan yang asli dengan yang palsu. Oleh karena itu, Tuhan mengutus orang-orang untuk memperbaiki.
Untuk menangkal kepalsuan, seseorang harus cerdik seperti ular (yang berbicara tentang aspek jiwa) dan tulus seperti merpati (yang berbicara tentang aspek roh, memiliki keakuratan, tidak pahit, monogami, setia).
Pengurapan dari Yang Kudus (1 Yohanes 2:20, 27):
1Yoh 2:20 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
1Yoh 2:27 Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu — dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta — dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Orang percaya telah beroleh pengurapan, yang berlaku untuk raja dan imam.
Pengurapan ini mengajar tentang segala sesuatu dan pengajarannya itu benar, tidak dusta.
Karena pengurapan ini, orang percaya tidak perlu diajar oleh orang lain (dari luar). Ini tidak berarti tidak perlu ke gereja atau baca Alkitab, melainkan bahwa Roh Bapa, Roh Kudus, dan Roh Kristus di dalam diri sudah mengetahui dan membukakan kebenaran.
Ketergantungan pada ini akan menghasilkan hikmat dari Allah.
Definisi "Daging":
Menurut pembicara, "daging" didefinisikan sebagai kehidupan dari jiwa dan tubuh tanpa mengundang dan melibatkan Roh (manusia). Ini terjadi ketika roh tidak dilibatkan karena roh ingin hidup benar dan "tidak pernah akur" dengan keinginan daging.
Tentang Doa:
Banyak permintaan doa tidak sampai ke surga ("gagal di kurir").
Doa seharusnya bukan untuk minta tolong atau meminta uang ke surga.
Di surga tidak ada mamon (uang), tetapi ada hal-hal ilahi, termasuk kuasa atau kemampuan untuk membuat kekayaan.
Doa yang benar adalah meminta Tuhan untuk memberi pengalaman bahwa Dia berbicara terus-menerus dari dalam batin.
Pengampunan Dosa:
Orang percaya diberi kuasa untuk mengampuni dosa.
Jika mengampuni dosa orang lain, maka dosa orang itu diampuni, dan Bapa di surga secara otomatis akan melakukannya bagi hidup orang yang mengampuni.
Perjalanan Rohani dan Pertumbuhan:
Pertumbuhan rohani bukan hanya tentang bertumbuh dalam pelayanan atau status gerejawi.
Tuhan menunggu orang percaya melakukan tindakan dan bereaksi sesuai dengan apa yang Allah harapkan, hidup dalam Roh.
Allah telah menyediakan semua ini sejak lama, dan Yesus telah memberikan pola keabadian yang tidak perlu diragukan.
Percaya tidak hanya dengan ucapan, tetapi harus dibuktikan apakah sinkron dengan roh.
Penting untuk akurat dalam Tuhan dan tidak melakukan generalisasi atau menyamakan pengertian seperti Yesus Kristus dan Kristus Yesus yang berbeda.